Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS GERONTIK

OLEH
HAFIZH ILMAN ASVITO
LATAR BELAKANG
Berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 prevalensi
penyakit stroke di Indonesia semakn meningkat seiring
bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis
tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun ke atas (43,1 %),
prevalensi ternyak pasien stroke terbanyak adalah laki-laki
(7,1%).
Penyakit Stroke sering dianggap sebagai penyakit orang
tua. Lama perawatan pasen stroke dihitung sejak tanggal
masuk perawatan sampai pasien diperbolehkan pulang yaitu
5-12 hari tergantung dari tingkat keparahan Strokenya
(sherly, 2014). Pasien stroke yang diperbolehkan pulang
dikaenakan progresf status kesehatannya atau atas permintaan
keluarga sendiri
Pasien stroke yang dirawat dirumah biasanya tetap terpasang
infus dan DC katether terutama pada pasien stroke yang
mengalami penurunan kesadaran. Pada tahap ini adalah peluang
perawat untuk menjadi perawat homecare dan edukato keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Kendala yang dialami keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit adalah ketika tidak memiliki bekal
keterampilan merawat anggota keluarga tersebut.
Ringkasan Kasus
Tn.P usia 72 tahun, mengidap stroke hemorhagic
setelah terjatuh dhalaman rumahnya. Sudah beberapa bulan
ini Tn.P dirawat di rumah setelah mendapatan perawatan 2
minggu di RS PKU MUHAMMADIYAH Gombong. Tn.P
mengalami penurunan kesadaran hinga searang, terpasang
infus di tangan kanan, terpasang DC kateter, mengalami
kekakuan anggota badan sebelah kiri.
Pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2018, 22.00 salah
satu anggota keluarga Tn.P meminta bantuan ke posko
Mahasiswa KKN STIKes Muhammadiyah Gombong dengan
keluhan infus Tn.P tidak menetes atau macet. Setelah dilauan
observasi ada darah yang menggumpal pada infus catheter
dengan selang infus.
Mahasiswa Ners membantu melancarkan kembali selang
infus Tn.P dengan peralatan seadanya dan tanpa APD,
menggunakan jarum jahit yang dibakar terlebih dahulu untuk
mengeluarkan gumpalan darah. Dan kantong kresek sebagai
pengganti bengkok.
REFLEKS KASUS

Tindakan yang dilakukan mahasiswa ners tersebut


mencakup nilai etik legal beneficience yaitu memberi manfat
kepada orang lain (klien). Meski dalam tindakannya
mahasiswa ners melanggar SOP dan tidak memakai APD
Solusi/Tindak Lanjut
Dalam kasus yang masuk dalam ranah di luar rumah
sakit (komunitas/desa) perlu dibangun sistem yang
terintegrasi antara desa, bidan/mantri desa dan Puskesmas
untuk membuat peraturan dan mensurvei warganya yang
tengah dirawat di rumah dan membutuhkan perawatan yang
berkelanjutan. Sehingga bila klien atau keluarga klien
mengalami masalah atau kesulitan dalam perawatan bisa dapat
menghubungi pihak terkait untuk mendapatkan bantuan
kapanpun

Anda mungkin juga menyukai