Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Indriani
406172103
Pembimbing:
dr. Ity Sulawati, Sp.A, M.Kes
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dan lahir pada tanggal 29 Desember 2018 di puskesmas.
Pasien lahir di puskesmas dengan ditolong oleh bidan (pervaginam). Saat lahir usia kandungan sudah
cukup bulan (>37 minggu). Ibu mengatakan saat lahir pasien langsung menangis dengan kencang (apgar
8-9). Berat badan lahir pasien adalah 3200g (bbln) dan panjang badan pasien adalah 49cm.
(klasifikasi bayi menurut lubchenko: bayi cukup bulan – sesuai masa kehamilan)
Riwayat ASI
Pasien mendapat asi eksklusif pada usia 6 bulan pertama. Ibu mengatakan pasien terus mendapat asi
hingga sekarang disertai bubur dan terkadang nasi tim kasar.
Riwayat Imunisasi:
Usia 3 bulan : (DPT+HiB+HB)2, Polio 2 (+)
Os melakukan imunisasi dasar lengkap di posyandu
Usia 4 bulan : (DPT+HiB+HB)3, Polio 3 (+)
dekat rumah
Usia 9 bulan : Campak (+)
Usia 0 bulan : HBO (+)
Usia 1 bulan : BCG, polio 0(+)
Usia 2 bulan : (DPT+HiB+HB)1, Polio 1 (+)
• Telah diperiksa pasien laki-laki usia 10 bulan yang dibawa oleh ibunya ke RSUD Ciawi pada tangal
29/10/18 (senin sore) dengan keluhan kejang pada jam 5 sore. Kejang terjadi 1x dalam frekuensi 24
jam, lama kejang kurang lebih 1 menit dan pasien kelonjotan kedua tangan dan kakinya pada saat
kejang dan mata mendelik kearah atas. Kejang didahului oleh demam 38C, demam dirasakan sejak
2 hari SMRS. Pasien memiliki riwayat pilek kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu dengan ingus
kuning kental. Keluhan BAB cair, muntah dan nyeri pada telinga disangkal oleh ibu pasien. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 37.8 o C, sekret pada hidung (+/+). Pada pemeriksaan
penunjang dalam batas normal.
DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN
A. Clinical reasoning :
Diagnosis kerja :
- Kejang didahului demam tinggi 38 C
• Kejang demam simpleks e.c virus infection
- Kejang frekuensi 1x dalam 24 jam, lama kejang
Diagnosis Banding : <15menit, kelonjotan kedua tangan dan kaki
• Kejang demam simpleks e.c bacterial - Terdapat riwayat pilek kurang lebih 1 minggu yang
infection lalu
- PF : sekret hidung (+/+)
B. Diagnosis banding:
- Kejang demam simpleks e.c bacterial infection
• C. Rencana Terapi Farmakologis
Kebutuhan Cairan : 1050 ml
Kaen 3B 12 tpm
PCT Syr 3 x 5 ml
Ampicilin 4 x 300mg
Parenteral diazepam 3.3mg IV bila kejang
• D. Rencana Terapi non-Farmakologis
Tirah baring
Cairan yang cukup
• E. Rencana Evaluasi
- Evaluasi TTV berupa suhu tubuh pasien .
• F. Edukasi
• Cara penanganan kejang
• Jangan memasukkan benda apapun kedalam mulut pasien
saat kejang
• Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang
• Jangan berikan anak makanan atau minuman sebelum anak
sadar penuh
• Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5
menit atau lebih
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
• Ad functionam : bonam
Kejang Demam Sederhana
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
• Bangkitan kejang yang terjadi pada anak • Kejang demam terjadi pada 2-5%
berumur 6 bulan - 5 tahun yang mengalami anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 C,
• KD terjadi lebih sering pada
dengan metode pengukuran suhu apa pun)
populasi Asia, mempengaruhi 3,4%
yang tidak disebabkan oleh proses - 9,3% dari anak-anak Asia
intrakranial. Tenggara
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
• Prevalensi kejang demam
sederhana dan kompleks adalah
masing-masing 69,3% dan 28,3%.
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroensefalografi (EEG) Pencitraan
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Adanya kejang , jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/saat
kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam diluar susunan
saraf pusat.
• Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam
keluarga.
• Singkirkan penyebab kejang lainnya.
Pemeriksaan fisik:
• Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsal meningeal, tanda peningkatan tekanan
intrakranial, tanda infeksi di luar SSP.
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang: • Elektroensefalografi (EEG)
Dapat dilakukan pada keadaan kejang demam
• Laboratorium: tidak khas misalnya kejang demam kompleks
pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang
mengevaluasi sumber infeksi demam fokal.
penyebab demam, atau keadaan lain
• Pencitraan
Misalnya: gastroenteritis dehidrasi
• Dilakukan atas indikasi seperti ;
disertai demam. Pemeriksaan
kelainan neurologik fokal yang menetap
laboratorium yang dapat dikerjakan
(hemiparesis), paresis nervus VI, papil
misalnya darah perifer, elektrolit dan
edema.
gula darah.
• Pungsi Lumbal:
Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
• Antipiretik
• Dosis Paracetamol 10-15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih
dari 5 kali.
• Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4
kali sehari.
• Antikonvulsan
• Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8
jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang pada 30%-
60% kasus,
• Diazepam rektal dosis 0,5 mg/ kg
setiap 8 jam pada suhu > 38,5 C
Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto
Db, Wulandari HF, et al, Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2011. h. 193-203.
OBAT RUMATAN
INDIKASI: Pengobatan rumat
• Kejang lama > 15 menit
dipertimbangkan bila:
• Kejang berulang 2x atau lebih
• Adanya kelainan neurologis yang
nyata sebelum atau sesudah dalam 24 jam
kejang, mislanya hemiparesis, • Kejang demam terjadi pada bayi
paresis Todd, cerebral palsy, kurang dari 12 bulan
retardasi mental, hidrosefalus • Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
• Kejang fokal
Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto Db, Wulandari HF, et al,
Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. h. 193-203.
OBAT RUMATAN
• Fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan resiko
berulangnya kejang.
• Dosis:
• Fenobarbital: 3-4 mg/kg/ hari dalam 1 -2 dosis
• Asam valrpoat: 15-40 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 dosis
Lama pengobatan diberikan selama 1 tahun, tidak perlu tappering off, namun dilakukakn pada
saat anak tidak sedang demam.
Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto Db, Wulandari HF, et al,
Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. h. 193-203.
KOMPLIKASI
• Komplikasi kejang demam yang
paling banyak terjadi adalah:
• Kejang demam berulang
• Epilepsi.
PROGNOSIS
• Prognosis baik bila ditangani
dengan penanggulangan yang
tepat dan cepat.
• Kelainan neurologis terjadi
pada kasus dengan kejang lama
atau kejang berulang baik umum
atau fokal
American Family Physician. Febrile seizures: Risks, evaluation and
prognosis. 2012 Jan 15;85(2):149-153.
TERIMAKASIH