Anda di halaman 1dari 31

PRESENTASI KASUS

KEJANG DEMAM SEDERHANA

Oleh:
Indriani
406172103
Pembimbing:
dr. Ity Sulawati, Sp.A, M.Kes

Kepaniteraan Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Ciawi
IDENTITAS PASIEN

• Nama lengkap : An. MAS


• Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 29 Desember 2017
• Alamat : Kp. Pasir Pogor RT 001/RW 004 Kel Cilember, Bogor
• Pekerjaan :-
• Status perkawinan : Belum menikah
• Suku Bangsa : Sunda
• Umur : 10 bulan 29 hari
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pendidikan :-
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS Ciawi : 29 Oktober 2018
ANAMNESIS

• Tanggal 30-10-2018 jam 08.00. dilakukan secara aloanamnesis pada ibu


pasien.
• Keluhan Utama : kejang sejak 1 hari SMRS
• Keluhan tambahan : demam dan pilek
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa oleh ibunya ke RSUD Ciawi pada tangal 29/10/18 (senin sore)
dengan keluhan kejang pada jam 5 sore. Kejang dirasakan baru 1x dalam
frekuensi 24 jam, lama kejang kurang lebih 1 menit dan pasien kelonjotan kedua
tangan dan kakinya pada saat kejang dan mata mendelik kearah atas. Kejang
didahului oleh demam 38C, demam dirasakan sejak 2 hari SMRS. Pasien
memiliki riwayat pilek kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu dengan ingus
kuning kental. Keluhan BAB cair, muntah dan nyeri pada telinga disangkal oleh
ibu pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa, riwayat alergi makanan maupun obat-obatan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:


Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat keluhan serupa, riwayat alergi disangkal.
Riwayat Perinatal
Selama ibu pasien mengandung, ibu menyangkal pernah sakit atau dirawat di RS. ibu memeriksakan
kondisi kehamilannya di bidan dan Ibu juga mengatakan selama kehamilan hanya mengkonsumsi vitamin
dan obat penambah darah. Tidak ada penyulit sewaktu kehamilan dan proses persalinan. Ibu menyangkal
pernah mengkonsumsi obat-obatan lainnya. Ibu juga tidak merokok maupun minum alkohol.

Kesimpulan: riwayat perinatal dalam batas normal


Riwayat Persalinan

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dan lahir pada tanggal 29 Desember 2018 di puskesmas.
Pasien lahir di puskesmas dengan ditolong oleh bidan (pervaginam). Saat lahir usia kandungan sudah
cukup bulan (>37 minggu). Ibu mengatakan saat lahir pasien langsung menangis dengan kencang (apgar
8-9). Berat badan lahir pasien adalah 3200g (bbln) dan panjang badan pasien adalah 49cm.

(klasifikasi bayi menurut lubchenko: bayi cukup bulan – sesuai masa kehamilan)
Riwayat ASI
Pasien mendapat asi eksklusif pada usia 6 bulan pertama. Ibu mengatakan pasien terus mendapat asi
hingga sekarang disertai bubur dan terkadang nasi tim kasar.

Riwayat Imunisasi:
Usia 3 bulan : (DPT+HiB+HB)2, Polio 2 (+)
Os melakukan imunisasi dasar lengkap di posyandu
Usia 4 bulan : (DPT+HiB+HB)3, Polio 3 (+)
dekat rumah
Usia 9 bulan : Campak (+)
Usia 0 bulan : HBO (+)
Usia 1 bulan : BCG, polio 0(+)
Usia 2 bulan : (DPT+HiB+HB)1, Polio 1 (+)

Kesimpulan : riwayat imunisasi lengkap sesuai usia


Riwayat tumbuh kembang
Os dapat mengangkat kepala usia 2 bulan, tengkurap dan terlentang sendiri usia 4 bulan, duduk
usia 6 bulan, berdiri berpegangan dan merespon jika dipanggil namanya pada usia 10 bulan
Kesimpulan : perkembangan os dalam batas normal sesuai usia
Status gizi

•BB: 11 kg ; TB: 74cm; Usia 10


bulan Berdasarkan kurva WHO
untuk anak sampai 2 tahun —>
1-2 SD (gizi baik)
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 30-10-2018 , Jam : 08.15
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, kesadaran Compos mentis (GCS 15)
Tanda Vital
Tekanan Darah :-
Frekuensi nadi : 128x/m, regular, isi cukup
Frekuensi napas : 25x/menit regular,
Saturasi oksigen : 98%
Suhu tubuh : 37,8o C
Data antropometri : BB: 11 kg ; TB: 74 cm; Berdasarkan kurva WHO untuk anak sampai 2 tahun —>
gizi baik
Pemeriksaan Sistem
Pemeriksaan Sistem
• Kepala :
Normocephali, tidak ada deformitas, UUB baik, sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), mata cekung(-)/(-), sekret
pada hidung (+/+), napas cuping hidung (-), dinding faring posterior hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tidak hiperemis
• Leher :
Tidak teraba pembesaran KGB
• Thoraks :
Paru :
Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
Retraksi dinding dada suprasternal (-), interkostal (-)
Tidak teraba benjolan
Suara napas vesikuler (+/+), rhonki(-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Sistem
• Jantung :
Ictus cordis tidak terlihat
Ictus cordis teraba
Batas jantung tidak melebar
Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen :
Datar, supel
Nyeri tekan abdomen (-), hepar dan limpa tidak teraba membesar
Bising usus (+) normal
Turgor abdomen baik
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2 detik
• Tulang Belakang : Skoliosis (-), opistotonus (-)
• Kulit : sianosis (-), ikterik (-)
• Neurologis : pupil mata isokor +/+, kaku kuduk (-),
Pemeriksaan Laboratorium
Indikator 29/10 Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.3 g/dL 11.5 - 13.5 g/dL

Hematokrit 45.75% 45 - 52%

Leukosit 13ribu/UL 4 -13.5ribu/UL

Trombosit 501 ribu/UL 150 - 440ribu/UL

GDS 109mg/dL 80-120mg/dL


Resume

• Telah diperiksa pasien laki-laki usia 10 bulan yang dibawa oleh ibunya ke RSUD Ciawi pada tangal
29/10/18 (senin sore) dengan keluhan kejang pada jam 5 sore. Kejang terjadi 1x dalam frekuensi 24
jam, lama kejang kurang lebih 1 menit dan pasien kelonjotan kedua tangan dan kakinya pada saat
kejang dan mata mendelik kearah atas. Kejang didahului oleh demam 38C, demam dirasakan sejak
2 hari SMRS. Pasien memiliki riwayat pilek kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu dengan ingus
kuning kental. Keluhan BAB cair, muntah dan nyeri pada telinga disangkal oleh ibu pasien. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 37.8 o C, sekret pada hidung (+/+). Pada pemeriksaan
penunjang dalam batas normal.
DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN
A. Clinical reasoning :
Diagnosis kerja :
- Kejang didahului demam tinggi 38 C
• Kejang demam simpleks e.c virus infection
- Kejang frekuensi 1x dalam 24 jam, lama kejang
Diagnosis Banding : <15menit, kelonjotan kedua tangan dan kaki
• Kejang demam simpleks e.c bacterial - Terdapat riwayat pilek kurang lebih 1 minggu yang
infection lalu
- PF : sekret hidung (+/+)
B. Diagnosis banding:
- Kejang demam simpleks e.c bacterial infection
• C. Rencana Terapi Farmakologis
Kebutuhan Cairan : 1050 ml
Kaen 3B 12 tpm
PCT Syr 3 x 5 ml
Ampicilin 4 x 300mg
Parenteral diazepam 3.3mg IV bila kejang
• D. Rencana Terapi non-Farmakologis
Tirah baring
Cairan yang cukup
• E. Rencana Evaluasi
- Evaluasi TTV berupa suhu tubuh pasien .

• F. Edukasi
• Cara penanganan kejang
• Jangan memasukkan benda apapun kedalam mulut pasien
saat kejang
• Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang
• Jangan berikan anak makanan atau minuman sebelum anak
sadar penuh
• Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5
menit atau lebih
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad Sanationam : dubia ad bonam
• Ad functionam : bonam
Kejang Demam Sederhana
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

• Bangkitan kejang yang terjadi pada anak • Kejang demam terjadi pada 2-5%
berumur 6 bulan - 5 tahun yang mengalami anak berumur 6 bulan – 5 tahun.
kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 C,
• KD terjadi lebih sering pada
dengan metode pengukuran suhu apa pun)
populasi Asia, mempengaruhi 3,4%
yang tidak disebabkan oleh proses - 9,3% dari anak-anak Asia
intrakranial. Tenggara
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
• Prevalensi kejang demam
sederhana dan kompleks adalah
masing-masing 69,3% dan 28,3%.

American Family Physician. Febrile seizures: Risks, evaluation and


prognosis. 2012 Jan 15;85(2):149-153.
Kejang Demam Sederhana
ETIOLOGI FAKTOR RESIKO

• Imaturitas otak • Meta analisis menyatakan bahwa


penyebab kejang demam tertinggi
• Predisposisi genetik yaitu:
• Infeksi saluran pernapasan atas 42,3%,
• Demam yang dikarenakan infeksi • Gastroenteritis 21,5%
bakteri atau virus (kebutuhan akan • Infeksi otitis media 15,2%,
oksigen meningkat) • Pneumonia 8,7%,
Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
• Infeksi saluran kencing 3,2% .
• Sebagian besar penyebab kejang demam
adalah multifaktorial, dengan dua atau
lebih genetik dan berkontribusi faktor
lingkungan.
Delpisheh A, Veisani Y, Sayehmiri K, Fayyazi A. Febrile Seizures: Etiology, Prevalence,
and Geographical Variation. Iran J Child Neurol. 2014 Summer; 8(3):30-37
KLASIFIKASI &
MANIFESTASI KLINIS PATOGENESIS

American Family Physician. Febrile seizures: Risks, evaluation and


prognosis. 2012 Jan 15;85(2):149-153.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium Pungsi Lumbal

• tidak rutin dikerjakan pada kejang • Pungsi lumbal di rekomendasikan


demam, tetapi dapat dikerjakan  pada anak-anak dengan kejang
demam sederhana pertama kali
ingin mencari sumber infeksi dengan:4
penyebab demam. • Bayi usia <12 bulan: sangat dianjurkan
• Pemeriksaan laboratorium yang • Bayi usia 12-18 bulan: dianjurkan
dapat dikerjakan atas indikasi • Bayi usia > 18 bulan: tidak rutin dianjurkan
• Dipertimbangkan pada anak dengan
misalnya darah perifer, elektrolit, kejang disertai demam yang sebelumnya
dan gula darah. telah mendapat antibiotik dan pemberian
antibiotik tersebut dapat mengaburkan
tanda dan gejala meningitis.

Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektroensefalografi (EEG) Pencitraan

• Pemeriksaan EEG tidak diperlukan • Pemeriksaan neuroimaging (CT


untuk kejang demam, KECUALI scan atau MRI kepala) tidak rutin
apabila bangkitan kejang bersifat dilakukan pada anak dengan
fokal untuk menentukan adanya kejang demam sederhana
fokus kejang di otak yang • Dilakukan bila terdapat indikasi,
membutuhkan evaluasi lebih lanjut. seperti kelainan neurologis fokal
yang menetap, misalnya
hemiparesis atau paresis nervus
kranialis.2

Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Adanya kejang , jenis kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/saat
kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam diluar susunan
saraf pusat.
• Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam
keluarga.
• Singkirkan penyebab kejang lainnya.
Pemeriksaan fisik:
• Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsal meningeal, tanda peningkatan tekanan
intrakranial, tanda infeksi di luar SSP.

Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang: • Elektroensefalografi (EEG)
 Dapat dilakukan pada keadaan kejang demam
• Laboratorium: tidak khas misalnya kejang demam kompleks
pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang
mengevaluasi sumber infeksi demam fokal.
penyebab demam, atau keadaan lain
• Pencitraan
Misalnya: gastroenteritis dehidrasi
• Dilakukan atas indikasi seperti ;
disertai demam. Pemeriksaan
kelainan neurologik fokal yang menetap
laboratorium yang dapat dikerjakan
(hemiparesis), paresis nervus VI, papil
misalnya darah perifer, elektrolit dan
edema.
gula darah.
• Pungsi Lumbal:
 Menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis

Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2005. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan penerbit IDAI. Jakarta
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
• Antipiretik
• Dosis Paracetamol 10-15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih
dari 5 kali.
• Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4
kali sehari.
• Antikonvulsan
• Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8
jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang pada 30%-
60% kasus,
• Diazepam rektal dosis 0,5 mg/ kg
setiap 8 jam pada suhu > 38,5 C

Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto
Db, Wulandari HF, et al, Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia;
2011. h. 193-203.
OBAT RUMATAN
INDIKASI: Pengobatan rumat
• Kejang lama > 15 menit
dipertimbangkan bila:
• Kejang berulang 2x atau lebih
• Adanya kelainan neurologis yang
nyata sebelum atau sesudah dalam 24 jam
kejang, mislanya hemiparesis, • Kejang demam terjadi pada bayi
paresis Todd, cerebral palsy, kurang dari 12 bulan
retardasi mental, hidrosefalus • Kejang demam ≥ 4 kali per tahun
• Kejang fokal

Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto Db, Wulandari HF, et al,
Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. h. 193-203.
OBAT RUMATAN
• Fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan resiko
berulangnya kejang.
• Dosis:
• Fenobarbital: 3-4 mg/kg/ hari dalam 1 -2 dosis
• Asam valrpoat: 15-40 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 dosis

Lama pengobatan diberikan selama 1 tahun, tidak perlu tappering off, namun dilakukakn pada
saat anak tidak sedang demam.

Widodo DP. Konsensus tatalaksana kejang demam. Dalam Gunardi H, Tehuteru ES, Kurniati N, Advani N, Setyanto Db, Wulandari HF, et al,
Penyunting. Kumpulan tips pediatri. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. h. 193-203.
KOMPLIKASI
• Komplikasi kejang demam yang
paling banyak terjadi adalah:
• Kejang demam berulang
• Epilepsi.

PROGNOSIS
• Prognosis baik bila ditangani
dengan penanggulangan yang
tepat dan cepat.
• Kelainan neurologis  terjadi
pada kasus dengan kejang lama
atau kejang berulang baik umum
atau fokal
American Family Physician. Febrile seizures: Risks, evaluation and
prognosis. 2012 Jan 15;85(2):149-153.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai