Anda di halaman 1dari 19

Klasifikasi Jalan

BENNY HAMDI RHOMA PUTRA, ST, MT


UMUM

Perencanaan penyelenggaraan pergerakan


antar moda harus dalam suatu perencanaan
yang sinergis dan integral, di indonesia
sistem perencanaan transportasi tersebut
tertuang dalam SISTRANAS.

Perencanaan transportasi didetilkan lagi


dalam tatranas (nasional), tatrawil (provinsi),
dan tatralok (kabupaten). Berdasarkan
tatralok ini disusun master plan transportasi
kota.
Pada SISTRANAS untuk moda darat
pendetilannya dimuat dalam;
1. Rencana umum jaringan jalan nasional jangka
panjang,
2. Rencana pengembangan prasarana di bidang
perkotaan, dan
3. Kebijakan pembangunan transportasi darat,
Berlandaskan perencanaan ini dan rencana
pengembangan kota (RUTRK, tatralok, dan
masterplan transportasi) maka bisa disusun
kebijakan-kebijakan transportasi darat untuk
mengatasi permasalahan–permasalahan yang
berkembang saat ini.
Pada saat ini permasalahan transportasi
darat terkonsentrasi pada permasalahan
transportasi perkotaan.
Tingginya nilai urbanisasi, pertumbuhan
arus lalu lintas yang tidak terimbangi
pertumbuhan infrastruktur, dan pesatnya
pertumbuhan kepemilikan kendaraan
pribadi menjadi penyebab permasalahan
transportasi di perkotaan.
Pengembangan jaringan jalan akan mendukung
pengembangan wilayah suatu daerah, yang
kemudian diharapkan dapat memeratakan
kepadatan penduduk, mengurangi urbanisasi dan
akhirnya mengurangi permasalahan transportasi
darat di perkotaan.

Salah satu program pengembangan jaringan jalan


adalah pembuatan jalan baru, dimana pada tahap
ini diperlukan materi perancangan geometri jalan
meliputi perencanaan alinemen jalan (horisontal
dan vertikal) dan perencanaan tebal perkerasan
jalan.
Klasifikasi dan Spesifikasi Jalan
Berdasarkan Perundangan di Indonesia
Payung Hukum Jalan

 UU No. 13/1980 tentang Jalan


 PP No.26/1985 tentang Jalan
 UU No. 38/2004 tentang Jalan
 PP No. 34/2006 tentang Jalan
 PerMen PU No 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan
 PP No. 15/2005 tentang Jalan Tol
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 6 - 10 UU No. 38/2004 tentang Jalan

1. Jalan Umum
Diperuntukkan bagi lalulintas umum
2. Jalan Khusus
Tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum, dalam rangka distribusi
barang dan jasa yang dibutuhkan secara khusus
 jalan di dalam kawasan pelabuhan
 jalan kehutanan
 jalan perkebunan
 jalan inspeksi pengairan
 jalan di kawasan industri, dan
 jalan di kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada pemerintah
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 6 - 10 UU No. 38/2004 tentang Jalan

Jalan umum dikelompokkan menurut:


 SISTEM JARINGAN, yang terdiri atas:
1. Sistem jaringan jalan primer (antar kota)
2. Sistem jaringan jalan sekunder (kawasan perkotaan)
 FUNGSI JALAN, yang dikelompokkan menjadi:
1. Jalan arteri
2. Jalan kolektor
3. Jalan lokal
4. Jalan lingkungan
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 6 - 10 UU No. 38/2004 tentang Jalan

Jalan umum dikelompokkan... lanjutan:


 STATUS JALAN, yang dikelompokkan menjadi:
1. Jalan Nasional
2. Jalan Provinsi
3. Jalan Kabupaten
4. Jalan Kota
5. Jalan Desa
 KELAS JALAN, yang dikelompokan menjadi:
1. jalan bebas hambatan
2. jalan raya
3. jalan sedang
4. jalan kecil
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 7 dan 8 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Klasifikasi Jalan di Indonesia
Pasal 9 dan 10 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Kriteria Teknis Jalan Primer
Pasal 13 dan 16 UU No. 38/2004 tentang Jalan
Kriteria Teknis Jalan Sekunder
Pasal 17 dan 20 UU No. 38/2004 tentang Jalan
PERUBAHAN STATUS JALAN
1. PENINGKATAN STATUS, JIKA:

• Peranan ruas jalan tersebut meningkat


terhadap wilayah yang lebih luas daripada
wilayah semula
• Ruas jalan tersebut makin dibutuhkan
masyarakat dalam rangka pengembangan
sistem transportasi
• Peralihan status diusulkan oleh Pembina
status yang lebih tinggi kepada pembina
status yang lebih rendah
2. PENURUNAN STATUS, JIKA:
• Peranan ruas jalan menjadi kurang
penting
• Ruas jalan tersebut lebih banyak
melayani masyarakat dalam
wilayah wewenang Pembina jalan
yang baru
• Peralihan status diusulkan oleh
Pembina status yang lebih tinggi
kepada Pembina status yang lebih
rendah
Klasifikasi Medan
dalam perencanaan
geometrik jalan
Klasifikasi Medan (1/2)

Medan (terrain) perlu diklasifikasikan untuk membedakan


persyaratan geometrik demi alasan ekonomis.
Kecepatan rencana perlu dikaitkan dengan klasifikasi medan
Demi keseragaman operasi lalu lintas, kecepatan rencana
dikaitkan dengan klasifikasi medan.
Medan diklasifikasikan sebagai Datar, Bukit, atau Gunung
berdasarkan kelandaian permukaan tanah atau medan di
sekitar jalan, yang diukur dalam arah tegak lurus sumbu jalan.
Klasifikasi Medan (2/2)*

* Digunakan dalam perencanaan geometrik jalan


di Indonesia yang diambil dari AASHTO

BedaTinggi  Elevasi n  Elevasi n  1  


Beda tinggi
Kemiringan  x 100 %
jarak

Anda mungkin juga menyukai