Anda di halaman 1dari 57

Kelompok 1

Fasilitator : dr.Indria Agustina,M.Si


Anggota :
Dea alfani nandjan FAA 116 001
Dinda amelia dewi FAA 116 008
Reza kurnia rahmawati FAA 116 014
Rahmat Bima S A FAA 116 022
Lentina FAA 116 031
Wayan sinta FAA 116 038
Ide yudis tiyo FAA 116 045
Bella chrysthya utamy FAA 115 006
Jurean triabdi FAA 115 022
Azhar putra pratama FAA 155 047
Pemicu 2
seorang perempuan berusia 40 tahun mempunyai
pekerjaan sebagai petani datang ke puskesmas dengan
keluhan merasa lemah, lekas lelah dan wajah semakin pucat
sejak 2 minggu sebelum masuk ke puskesmas. Penderita juga
mengeluh nyeri perut, mual, diare dan nafsu makan menurun.
Penderita tidak mengeluh demam dan BAK normal
Kata kunci:
 Identitas : perempuan usia 40 tahun
 Pekerjaan : petani
 Ku : merasa lemah, lekas lelah, dan wajah semakin pucat
 Onset : 2 minggu
 Keluahan penyerta : nyeri perut, mual, diare, nafsu makan
menurun
 Keterangan tambahan : demam(-) dan BAK normal
Identifikasi masalah :
pasien perempuan usia 40th merupakan seorang
petani datang dengan keluhan merasa lemah, lekas lelah dan
wajah semakin pucat yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu
disertai nyeri perut, mual, diare, dan nafsu makan turun.
Perempuan
40 thn

KU : onset : KP:
-lekas lelah -2 miggu -nyeri perut,
-lemah -pucat -mual, diare
-wajah bertambah - Nafsu
pucat makan turun
Gangguan
hemopoetik
Pemeriksaan penunjan Anamnesis dan pf

DD

- Anemia defisiensi besi (DX)


- Thalasemia
- Anemia sideroblastik
- ankilostomiasis

Terapi
Hipotesis
Perempuan usia 40th diduga terdiagnosis anemia
defisiensi zat besi et causa hoowom berdasarkan
manifestasi klinis dengan KU lemah, wajah semakin
pucat dan diperkuat dengan PP
Pertanyan terjaring
Interpretasi data tambahan
Anamnesis :
1. Riwayat penyakit dahulu
 Baru pertama kali menderita
 Hipertensi(-)
 Diabetes mellitus (-)
2. Riwayat penyakit keluarga (-)
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : compos mentis
 TB : 160 cm; BB : 45 kg -> IMT = 17.57 kg/m2
 Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,9 c
Nadi : 75x/menit
RR : 18x/menit
 Kepala : Konjungtiva anemis (+), Sklera ikterik (-)
 Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
 Thorax : Paru dan Jantung dbn
 Abdomen
Inspeksi : datar, lemas/supel
auskultasi : BU meningkat
palpasi : nyeri tekan epigastrium; hepar, lien, ginjal tidak teraba
perkusi : timpani
 Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat, edem (-)
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Feses
 Makroskopik : coklat, lembek, darah (+), lendir (-), pus (-)
 Mikroskopik : telur hookworm (+), eritrosit 3-5/lpb,
leukosit 1-2/lpb
2. Hematologi
 Hb : 4,5 g/dl (N: 12-15.8 )
 Ht : 14,5% (N: 35.4-44.4 )
 Eritrosit : 2,14 juta/ul (N: 4-5.2 )
 Leukosit : 6.800/ul
 Trombosit : 395.000/ul
 MCV : 68 fl (N: 79-93.3)
 MCH : 21 pg (N: 26.7-31.9)
 MCHC : 31 g/dl (N: 32.3-35.9)
 Hitung jenis : 1/6/2/60/27/4
 Serum iron : 6 ug/dl (N: 59-158)
 Total iron binding capacity : 405 ug/dl (N: 259-388)
 Retikulosit : 1,1% (N: 0.5-1.5)
 Feritin : 3 ng/ml (N: wanita 18-240)
3. Urinalisis
 Makroskopik : warna kuning, jernih, pH 6,5
 Mikroskopik : protein (-), glukosa (-), keton (-), bilirubin (-),
nitrit (-)
 Sedimen urine : eritrosit (-), bakteri (-), kristal (-), epitel
(+), leukosit 0-1/lpb
 Berat jenis : 1,015
 Urobilinogen : 0,2 EU
2. Tabel diagnosis
banding
Anemia defisiensi besi Thalasemia Ankilostomiasis

Definisi Anemia yang timbul akibat suatu penyakit keturunan yang Ankilostomiasis
berkurangnya penyediaan besi diakibatkan oleh
kegagalan adalah penyakit cacing
untuk eritropoesis, karena pembentukan salah satu dari
tambang yang
cadangan besi kosong empat rantai asam amino yang
disebabkan
(depleted iron store) yang membentuk hemoglobin,
olehAncylostoma
pada akhirnya mengakibatkan sehingga hemoglobin tidak
pembentukan hemoglobin terbentuk sempurna
duodenale

berkurang
Anemia defisiensi besi Thalasemia Ankilostomiasis

etio Pada orang dewasa, anemia Faktor genetik yaitu Terdapat tiga spesies
defisiensi besi yang dijumpai perkawinan antara 2 cacing tambang yang
di klinik hampir identik heterozigot (carier) menyebabkan penyakit,
dengan perdarahan yang menghasilkan yaitu Necator americanus,
menahun.. Penyebab keturunan thalasemia Ancylostoma duodenale,
perdarahan paling sering (homozigot) dan Ancylostoma
pada laki-laki ialah ceylonicum. Dua spesies
perdarahan gastrointestinal, yang pertama banyak
di negara tropik paling sering ditemukan di banyak
karena infeksi cacing ditemukan di Indonesia
tambang. Sementara itu, pada dari pada spesies lainnya.
wanita paling sering karena
menormetrorhagia
Tanda dan gejala Badan lemah, lesu, Anemia,tampak perubahan kulit yang
cepat lelah, mata pucat.,Perut terlihat buncit disebut grown itch, anemia ,
berkunang-kunang, karena, kulit kehitaman daya tahan tubuh
serta telinga ,ikterus ,Gagal jantung menurunRasa tidak enak
mendenging. ,deformitas tulang , pada perut, kembung,
retrakdasi pertumbuhan, sering mengeluarkan gas
penuaan dini (flatus), mencret-mencret
merupakan gejala iritasi
cacing terhadap usus halus
Pemeriksaan Tes darah : Pemeriksaan darah lengkap, Pada • eosinofilia (1.000-
• hemoglobin dan indeks pasien thalassemiaα maupun 4.000 sel/ml),
Penunjang
eritrosit
thalassemia-β menunjukan nilai • feses normal,
• MCV dan MCH menurun,
MCV dan MCH yang rendah infiltrat patchy pada foto
MCHC
(Mikrositer hipokrom) sediaan toraks dan
• Kadar besi serum menurun,
• TIBC meningkat, dan saturasi hapusan darah tepi, badan inklusi • peningkatan kadar IgE.
transferin < 15 % Kadar HbH serta analisa hemoglobin • Pemeriksaan feses
serum feritinin < 20 g/dl. basah dengan fiksasi
• Protoforfirin eritrosit formalin 10%
meningkat
• Pemeriksaan feses
diagnosis Kriteria diagnosis 1. Anamnesa : Secara klinis dengan
anemia defisiensi Riwayat pucat mengamati
besi menurut Gangguan pertumbuhan gejala klinis yang terjadi
WHO adalah: (1) Riwayat keluarga pada penderita.
kadar hemoglobin Pemeriksaan penunjang
kurang dari normal 2. Pemeriksaan Fisik8 saat awal infeksi (fase
sesuai usia, (2) Pucat migrasi larva)
konsentrasi Facies Cooley pada anak yang lebih mendapatkan:
hemoglobin besar a) eosinofilia (1.000-4.000
eritrosit rata-rata Gangguan pertumbuhan sel/ml), b) feses normal, c)
konsentrasi Ikterik ringan infiltrat patchy pada foto
hemoglobin Hepatosplenomegali tanpa toraks dan d) peningkatan
eritrosit rata-rata limfadenopati kadar IgE.
< 31% (nilai Diagnosis pasti penyakit
normal : 32%-35%), 3. Pemeriksaan Laboratorium3 ini adalah dengan
(3)kadar Fe Serum Pada Thalassemia mayor terdapat ditemukannya telur cacing
<50 µg/dL (nilai tanda-tanda berikut pada pemeriksaan tambang di dalam tinja
normal80-180 laboratoriumnya ; pasien. Selain tinja, larva
µg/dL) dan (4) Darah tepi : juga bisa ditemukan dalam
saturasi transferin hipokrom mikrositer sputum. Kadang-kadang
<15% (nilai normal anisositosis terdapat darah dalam tinja
: 20%-25%) poikilositosis
sel target
retikulosit meninggi
sel normoblas
etio Etiologi
ANEMIA SIDEROBLASTIK Anemia sideroblastik secara etiologi
dibagi dalam :
Definisi Anemia sideroblastik adalah Kongenital :
- Herediter, X-linked
anemia hipokromik-mikrositik
- Autosomal (sangat jarang)
yang ditandai dengan adanya sel- Didapat :
a. Idiopatik
sel darah imatur (sideroblast)
Responsif terhadap piridoksin
dalam sirkulasi dan sumsum Tidak responsif terhadap piridoksin
b. Disebabkan obat-obatan dan toksin
tulang.
Antituberkulosis (INH, sikloserin,
pirazinamid)
Kloramfenikol, etanol.
Tanda Kulit pucat, kelelahan, Pemeri Peningkatan kadar feritin

dan pusing dan pembesaran ksaan Penurunan total kapasitas mengikat besi
gejala limpa dan hati. Penyakit Penunja
Peningkatan hematokrit sekitar 20-30%
jantung,kerusakan hati ng
Serum Iron: Tinggi
dan gagal ginjal dapat
Saturasi transferin meningkat
disebabkan oleh
penumpukan besi pada Sel hidup rata-rata volume atau MCV biasanya
normal atau sedikit meningkat,walaupun
organ-organ ini mungkin kadang-kadang rendah, yang
menyebabkan kebingungan dengankekurangan
zat besi.

Pada keracunan timbal, ditemukan bintik kasar


basophil pada sel darah merah

Spesifik test: pewarnaan Prusian Blue di


sumsum tulang . Menunjukkan cincin
yangmengelilingi sideroblasts.
diagnosis Aspirasi sumsum tulang: ditemukan
cincin sideroblasts mengelilingi
sideroblaststerlihat dalam tulang
sumsum ditandai dengan adanya
anisocytosis dan poikilocytosis,
Lebih dari 40% dari eritrosit
berkembang adalah dikelilingi
sideroblasts. Besi
serum, persentasi dan saturasi feriti
n meningkat.
Morfologi dan Siklus Hidup Parasit
Hookworm
Morfologi telur Hookworm

 Telur kedua spesies tidak dapat dibedakan


 Berdinding tipis, jernih, tampak transparan
 Ukuran 60x40 μ
Morfologi larva Hookworm
a. Larva rhabditiform
 Berbentuk agak gemuk dan pendek
 Ukuran 300x20 μ
 Mulut sempit dan panjang, esophagus pendek seperti tabung, panjang
esophagus = ¼ panjang tubuh
 Tidak mempunyai selubung (sheath)
 Merupakan stadium feeding
b. Larva filariform
 Berbentuk langsing, panjang dan berekor runcing
 Ukuran 600x25 μ
 Panjang esophagus = 1/3 panjang tubuh
 Mempunyai selubung (sheath)
 Merupakan stadium non feeding dan stadium infektif bagi manusia
Morfologi cacing dewasa Hookworm
 Habitat lumen usus halus
Ancylostoma duodenale
 Bentuk tubuh menyerupai huruf C
 Jantan : panjang 8-11 mm, diameter 0,4-0,5 mm
 Betina 10-13 mm, diameter 0,6 mm
 Pada rongga mulut terdapat dua pasang gigi ventral
 Cabang bursal rays pada bursa copulatrix bercelah tidak dalam
Necator americanus
 Bentuk tubuh menyerupai huruf S
 Jantan : panjang 7-9 mm, diameter 0,3 mm
 Betina 9-11 mm, diameter 10 mm
 Pada rongga mulut terdapat cutting plates berbentuk semilunar gigi
ventral
 Cabang bursal rays pada bursa copulatrix bercelah dalam
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
Definisi
 Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena
cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan
pembentukan hemoglobin berkurang. Ditandai oleh
anemia hipokromik mikrositer, besi serum menurun, TIBC
meningkat, saturasi transferin.
 Ankilostomiasis adalah penyakit cacing tambang yang
disebabkan oleh Ancylostoma duodenale. Infeksi paling
sering ditemukan di daerah yang hangat dan lembab,
dengan tingkat kebersihan yang buruk.
Anemia Defisiensi
Etiologi Besi

Kehilanga
n zat besi
Kebutuha
Faktor n Besi
Nutrisi meningka
t

Ganggua
n
absorbsi
besi
Sumber : Bakta, I Made et al. 2014. Anemia Defisiensi Besi dalam “Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Jilid II”. Jakarta : Interna Publishing
Epidemiologi
 Cacing tambang diperkirakan menginfeksi lebih dari 130
juta orang di seluruh dunia (WHO 2002). Infeksi cacing
tambang yang terjadi meliputi populasi yang hidup di
daerah tropis dan subtropis terutama pada iklim dan
higiene lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan cacing
tambang yang sesuai dengan daur hidupnya. Di negara-
negara maju, infeksi cacing tambang jarang terjadi. Infeksi
biasanya dibawa oleh pengunjung atau imigran yang datang
dari negara-negara berkembang maupun negara miskin.
Affrika Amerika Latin Indonesia

Laki-laki 6% 3% 16-50 %

Wanita tidak hamil 20 % 17-21 % 25-48 %

Wanita hamil 60 % 39-46 % 46-92 %


Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah dan menghambat absorbsi zat besi
dalam tubuh. Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C sangat berperan
dalam absorbsi besi dengan jalan meningkatkan absorpsi zat besi heme. Sedangkan
faktor yang menghambat adalah tannin dalam teh, fitat, fosfat, dan serat dalam bahan
makanan.

Faktor risiko lainnya :


 Adanya penyakit infeksi
 Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
 Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
 Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk
 Penyakit cacingan
Patofisiologi
menembus
kulit (N.
americanus
dan
A.duodenale)
atau tertelan
(untuk
A.duodenale).
memfasilitasi invasi pada jaringan mukosa
dan submukosa usus, cacing tambang
dewasa mengeluarkan beberapa hidrolase
jaringan ikat termasuk metaloprotease,
protease cysteinyl, protease aspartat, dan
hyaluronidase.
menembus mengeluarkan hidrolase jaringan ikat
kulit (N.
americanus
termasuk metaloprotease, protease
dan cysteinyl, protease aspartat, dan
A.duodenale) Cacing dewasa di hyaluronidase.
atau tertelan memfasilitasi invasi pada jaringan mukosa
(untuk mukosa dan
A.duodenale). submukosa usus dan submukosa
Saluran usus,tambang
usus cacing cacing tambang
cacing
halus dewasa
tambang dewasa dilapisi oleh beberapa
mengeluarkan
berbagai molekul, enzim proteolitik termasuk MEP-1,
yang mengganggu Metaloprotease zinc dari kelas neprilysin,
beberapa proses protease aspartat APR-2, dan sistein
dari host. protease. berfungsi untuk mendegradasi
hemoglobin
mensekresi peptida yang memfasilitasi
untuknya memakan darah, novel serine
protease inhibitor , yang mempunyai efek
antikoagulan darah dengan menghambat
faktor Xa dan faktor VIIa (tissue factor).
Selain antikoagulan, Ancylostoma juga
mengeluarkan inhibitor platelet yang
mengikat reseptor integrin glikoprotein
IIb/IIIa dan GPIa/IIA.
A proteolytic cascade
In mammals, gastric digestion of
proteins derived from food
involves a cascade of
mechanistically distinct proteolytic
enzymes including pepsin, trypsin
and gastricsin. Similarly, the major
food source of blood-feeding
parasites, Hb, is degraded by a
cascade of proteases in the
intestine that cleave the intact Hb
tetramer into successively
smaller fragments; these are used
to provide nutrients for growth
and maturation. In Plasmodium, an
ordered pathway of Hb digestion
has been revealed and includes
members of at least three different
mechanistic classes of
enzyme. It has been postulated
that host Hb is attacked initially by
aspartic proteases and degraded to
smaller peptides by cysteine
proteases and then
metalloproteases.Finally, parasite
exopeptidases complete the
digestion to
constituent amino acids. Recent
evidence shows that homologous
pendarahan
menahun
menyebabkan
kehilangan besi
sehingga
cadangan besi
dalam tubuh Pertama besi menghilang
makin menurun dari sumsum tulang dan
distribusi sel darah merah
menjadi abnormal. Juga
ditandai dengan penurunan
kadar feritin
serum,peningkatan absorpsi
besi dalam usus, serta
pengecatan besi dalam
sumsum tulang negatif.
Keadaan ini disebut iron
depleted state.
Kemudian dilanjutkan dengan menurunnya transportasi besi,
direfleksikan dengan menurunnya kadar besi serum. Penyediaan besi
untuk
eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk
eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut
iron
deficient erythropoiesis1-5 .

Pada fase ini yang pertama dijumpai adalah free protophorphyrin


atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit meningkat. Saturasi
transferin menurun
dan TIBC meningkat. Selanjutnya timbul anemia hipokromik
mikrositik
sehingga disebut iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi
kehilangan besinpada epitel serta beberapa enzim yang dapat
menimbulkan gejala pada kuku,
epitel mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya1-5
.
 Hookworm Disease ,Updated: Jul 31, 2018 , Author: David R Haburchak, MD,FACP;
https://emedicine.medscape.com/article/218805-overview#a3
 Loukas A, Prociv P. Immune Responses in Hookworm Infections. Clin Microbiol
Rev.2001; 14(4): 689–703.
 Brooker S, Bethony J, Hotez PJ. Human Hookworm Infection in the 21st Century.
Adv Parasitol. 2004; 58: 197–288.

 Digestive proteases of blood-feeding


 nematodes , Angela L. Williamson1 , 2003

 DIAGNOSIS LABORATORIK ANEMIA DEFISIENSI BESI


 1Dina Sophia Margina, Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
 2Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
Patogenesis
Perdara Penurun
han an Penurunan
lama, cadanga Gangguan
kadar Eritropoesis
bentuk
kehilang n besi ferritin terganggu
eritrosit
serum
an zat (Deplesi
besi Iron)

Saturasi
↑ kadar transferr Anemia
Defisiens Eritropo
photopor in ↓, Hipokro
i esis
piryn TIBC ↑ , mik
eritropo tergangg
dalam reseptor mikrositi
esis u Hb ↓
eritrosit transferi k
serum ↑
Tanda dan gejala
 Gejala umum anemia
Disebut juga sebagai sindrom anemia ( anemic syndrome )
dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar
hemoglobin kurang dari 7 - 8 g/dl. Gejala ini berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang - kunang, serta
telinga mendenging
2. Gejala khas defisiensi besi
 Koilonychia  Atrofi papil lidah
 Stomatitis angularis  Disfagia
 (cheilosis) adanya  Nyeri menelan karena
peradangan pada sudut kerusakan epitel
mulut sehingga tampak hipofaring
sebagai bercak pucat
keputihan

 3. gejala penyakit dasar


Klasifikasi
1.Deplesi besi ( iron depleted state ) : Cadangan Besi
Menurun ,penuediaan besi untuk eritropoiesis belum
terganggu .
2.Eritropoiesis Defisiensi Besi ( iron deficient
erythropoiesis) : Cadangan besi kosong,penyediaan besi untuk
eritropoiesis terganggu ,belum muncul anemia secara
laboratoris.
3. Anemia Defisiensi Besi : Cadangan Besi Kosong,Sudah
muncul anemia defisiensi besi.
Tata laksana
 Tujuan pengobatan pada infeksi cacing tambang antara lain
1.Membasmi keberadaan cacing tambang yang berada di
dalam tubuh manusia
 2.Memperbaiki keadaan umum penderita yang diakibatkan
oleh infeksi cacingtambang yang terjadi, misalnya dengan
memperbaiki anemia yangditimbulkan dan pemberian
multivitamin.
1.Antelmintik
 Obat pilihan pertama untuk infeksi cacing tambang ialah
mebendazol. Selain mebendazol, terapi pilihanyang juga
dapat diberikan ialah pirantel pamoat. Antelmintik lain
yang juga dapat diberikan pada infeksi cacing tambang
ialah albendazol.
 Mebendazol : dewasa :2 x 100 mg selama 3 hari
 Albendazol : dewasa : 400 mg dosis tunggal
2.Terapi anemia
 Ferro sulfat : 200 mg x3 sehari selama 2 bulan
 Transfusi darah
Transfusi Darah
Indikasi : 1. Darah Utuh (Whole Blood)
 anemia kritikal (hb<7g/dl)Deskripsi :
 Anemia kronik Volume 350 Ml darah mengandung :
 Pendarahan aktif  350 mL darah donor
 63 mL larutan pengawet antikoagulant
 Hb ± 12g/dL ; Hct 35-45%
Indikasi :
 Perdarahan akut dengan hipovolemia
 Transfusi tukar
 Pengganti sel darah merah endap
CI :
 Risiko overload cairan  anemia
kronik dan gagal jantung
2. Darah Endap (Packed Red 3. Darah Merah Cuci (Washed
Cell) Eryrthrocyte)
Deskripsi : Deskripsi :
 Volume 150-250 mL  Volume 260 mL
eritrosi  Hct 0,57 L/L
 Hb± 20g/100 dL (45 g/unit)  Plasma <0,2 Ml
 Hct 55-75% Indikasi :
Indikasi :  Transfusi masif pada neonatus
 Pengganti sel darah merah sampai usia <1 tahun
pada anemia  Transfusi intrauterin
 Anemia karena perdarahan  Riwayat transfusi berat yang tidak
aku membaik dengan premedikasi
CI :
 Defisiensi IgA
 Belum diketahui memiliki antibodi
IgA
TC (thrombocyte
concentrate) 4. Fresh Frozen Plasma (FFP)
Deskripsi :
Indikasi :
 Terdiri dari faktor
 Perdarahan akibat
pembekuan stabil, albumin
trombositopenia atau ggn dan imunoglobulin; F VIII
fungsi trombosit minimal 70% dari kadar
 Pencegahan perdarahan plasman segar normal
akibat trombositopenia  Volume 60-180 mL
 Profilaksis perdarahan pre-
Indikasi :
operatif dengan trombosit
 Defisiensi faktor koagulasi
≤ 100 ribu micro liter
 DIC
CI :
 TTP
 DIC yang tidak diterapi
 Trombositopenia terkait
sepsis
5. cryoprecipitate
 Deskripsi :
 – Presepitasi dari FFP saat thawing 4°C dan dicampur 10-20 ml
plasma
 – Berisi setengah FVIII dan fibrinogen darah utuh (FVIII80-
100iu/kantong; fibrinogen 150-300 mg/kantong)
 Indikasi :
 – Alternatif terapi FVIII konsentrat pada defisiensi:
 Faktor von Willebrand (von Willebrand’s disease)
 Faktor VIII (hemofilia A)
 Faktor XIII
 – SumberfibrinogenpadagangguankoagulopatidapatanmisalnyaDIC
 Perhatian :
 – Berikan segera setelah thawing,dengan set transfusi darah
standar,maksimal 30 menit setelah thawing (pencairan)
dr O
SIP FAA 116 031
JL P Samudera 60 B . Telp 08123456768
Jadwal (Praktik) Senin – Rabu . Pukul 17.00-21.00 WIB
Palangkaraya , 25 oktober 2018
R/Mebendazole 100 mg tablet No.VI
s.b.dd I tab
R/Ferrous Sulfat 200 mg tablet No. LXIII
s.t.dd I tab
R/ Vitamin C 100 mg tablet No. IX
S.t.dd I tab

Pro : y ( 40th)
Alamat : jln keminting No 234
Pencegahan
Pencegahan Infeksi Cacing Tambang :
• Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses
• mencegah kontaminasi tangan dan juga makanan dengan tanah
yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan sesudah
makan
• mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan yang ingin dimakan
• menghindari pemakaian feses sebagai pupuk dan mengobati
penderita

Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi :


• Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani dan
dari bahan nabati.
• Banyak makan makanan sumber vitamin c
• Minum 1 tablet penambah darah setiap hari
Pemeriksaan penunjang
1. Pengukuran kadar hemoglobin dan indeks eritrosit didapatkan
anemia hipokromik mikrositer
2. Kadar besi serum menurun, TIBC meningkat, dan saturasi
transferin < 15%
3. Kadar serum feritinin menurun
4. Protoforfin eritrosit meningkat
5. Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik
6. Kadar reseptor transferin meningkat
7. Pengecatan besi sumsum tulang menunjukkan cadangan besi
negatif
8. Pemeriksaan penyebab ADB :
 Pemeriksaan feses
 Pemeriksaan darah samar feses, endoskopi, barium intake, dan
barium inloop.
Komplikasi
 Hipoksia
 Kematian
 Gangguan fungsi kognitif
 Gangguan tumbuh kembang
 Gangguan imunitas tubuh
Prognosis
 Prognosa baik bila penyebab anemianya hanya kekurangan
besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian
dilakukan penanganan yang adekuat. Gejala anemia dan
manifestasi klinisnya akan membaik dengan pemberian
preparat besi.
 Prognosis dari penyakit ankilostomiasis adalah baik,
walaupun pasien datang dengan komplikasi ankilostoma
dapat disembuhkan asalkan dengan pengobatan yang
adekuat.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai