KU : onset : KP:
-lekas lelah -2 miggu -nyeri perut,
-lemah -pucat -mual, diare
-wajah bertambah - Nafsu
pucat makan turun
Gangguan
hemopoetik
Pemeriksaan penunjan Anamnesis dan pf
DD
Terapi
Hipotesis
Perempuan usia 40th diduga terdiagnosis anemia
defisiensi zat besi et causa hoowom berdasarkan
manifestasi klinis dengan KU lemah, wajah semakin
pucat dan diperkuat dengan PP
Pertanyan terjaring
Interpretasi data tambahan
Anamnesis :
1. Riwayat penyakit dahulu
Baru pertama kali menderita
Hipertensi(-)
Diabetes mellitus (-)
2. Riwayat penyakit keluarga (-)
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TB : 160 cm; BB : 45 kg -> IMT = 17.57 kg/m2
Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,9 c
Nadi : 75x/menit
RR : 18x/menit
Kepala : Konjungtiva anemis (+), Sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
Thorax : Paru dan Jantung dbn
Abdomen
Inspeksi : datar, lemas/supel
auskultasi : BU meningkat
palpasi : nyeri tekan epigastrium; hepar, lien, ginjal tidak teraba
perkusi : timpani
Ekstremitas atas dan bawah : akral hangat, edem (-)
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Feses
Makroskopik : coklat, lembek, darah (+), lendir (-), pus (-)
Mikroskopik : telur hookworm (+), eritrosit 3-5/lpb,
leukosit 1-2/lpb
2. Hematologi
Hb : 4,5 g/dl (N: 12-15.8 )
Ht : 14,5% (N: 35.4-44.4 )
Eritrosit : 2,14 juta/ul (N: 4-5.2 )
Leukosit : 6.800/ul
Trombosit : 395.000/ul
MCV : 68 fl (N: 79-93.3)
MCH : 21 pg (N: 26.7-31.9)
MCHC : 31 g/dl (N: 32.3-35.9)
Hitung jenis : 1/6/2/60/27/4
Serum iron : 6 ug/dl (N: 59-158)
Total iron binding capacity : 405 ug/dl (N: 259-388)
Retikulosit : 1,1% (N: 0.5-1.5)
Feritin : 3 ng/ml (N: wanita 18-240)
3. Urinalisis
Makroskopik : warna kuning, jernih, pH 6,5
Mikroskopik : protein (-), glukosa (-), keton (-), bilirubin (-),
nitrit (-)
Sedimen urine : eritrosit (-), bakteri (-), kristal (-), epitel
(+), leukosit 0-1/lpb
Berat jenis : 1,015
Urobilinogen : 0,2 EU
2. Tabel diagnosis
banding
Anemia defisiensi besi Thalasemia Ankilostomiasis
Definisi Anemia yang timbul akibat suatu penyakit keturunan yang Ankilostomiasis
berkurangnya penyediaan besi diakibatkan oleh
kegagalan adalah penyakit cacing
untuk eritropoesis, karena pembentukan salah satu dari
tambang yang
cadangan besi kosong empat rantai asam amino yang
disebabkan
(depleted iron store) yang membentuk hemoglobin,
olehAncylostoma
pada akhirnya mengakibatkan sehingga hemoglobin tidak
pembentukan hemoglobin terbentuk sempurna
duodenale
berkurang
Anemia defisiensi besi Thalasemia Ankilostomiasis
etio Pada orang dewasa, anemia Faktor genetik yaitu Terdapat tiga spesies
defisiensi besi yang dijumpai perkawinan antara 2 cacing tambang yang
di klinik hampir identik heterozigot (carier) menyebabkan penyakit,
dengan perdarahan yang menghasilkan yaitu Necator americanus,
menahun.. Penyebab keturunan thalasemia Ancylostoma duodenale,
perdarahan paling sering (homozigot) dan Ancylostoma
pada laki-laki ialah ceylonicum. Dua spesies
perdarahan gastrointestinal, yang pertama banyak
di negara tropik paling sering ditemukan di banyak
karena infeksi cacing ditemukan di Indonesia
tambang. Sementara itu, pada dari pada spesies lainnya.
wanita paling sering karena
menormetrorhagia
Tanda dan gejala Badan lemah, lesu, Anemia,tampak perubahan kulit yang
cepat lelah, mata pucat.,Perut terlihat buncit disebut grown itch, anemia ,
berkunang-kunang, karena, kulit kehitaman daya tahan tubuh
serta telinga ,ikterus ,Gagal jantung menurunRasa tidak enak
mendenging. ,deformitas tulang , pada perut, kembung,
retrakdasi pertumbuhan, sering mengeluarkan gas
penuaan dini (flatus), mencret-mencret
merupakan gejala iritasi
cacing terhadap usus halus
Pemeriksaan Tes darah : Pemeriksaan darah lengkap, Pada • eosinofilia (1.000-
• hemoglobin dan indeks pasien thalassemiaα maupun 4.000 sel/ml),
Penunjang
eritrosit
thalassemia-β menunjukan nilai • feses normal,
• MCV dan MCH menurun,
MCV dan MCH yang rendah infiltrat patchy pada foto
MCHC
(Mikrositer hipokrom) sediaan toraks dan
• Kadar besi serum menurun,
• TIBC meningkat, dan saturasi hapusan darah tepi, badan inklusi • peningkatan kadar IgE.
transferin < 15 % Kadar HbH serta analisa hemoglobin • Pemeriksaan feses
serum feritinin < 20 g/dl. basah dengan fiksasi
• Protoforfirin eritrosit formalin 10%
meningkat
• Pemeriksaan feses
diagnosis Kriteria diagnosis 1. Anamnesa : Secara klinis dengan
anemia defisiensi Riwayat pucat mengamati
besi menurut Gangguan pertumbuhan gejala klinis yang terjadi
WHO adalah: (1) Riwayat keluarga pada penderita.
kadar hemoglobin Pemeriksaan penunjang
kurang dari normal 2. Pemeriksaan Fisik8 saat awal infeksi (fase
sesuai usia, (2) Pucat migrasi larva)
konsentrasi Facies Cooley pada anak yang lebih mendapatkan:
hemoglobin besar a) eosinofilia (1.000-4.000
eritrosit rata-rata Gangguan pertumbuhan sel/ml), b) feses normal, c)
konsentrasi Ikterik ringan infiltrat patchy pada foto
hemoglobin Hepatosplenomegali tanpa toraks dan d) peningkatan
eritrosit rata-rata limfadenopati kadar IgE.
< 31% (nilai Diagnosis pasti penyakit
normal : 32%-35%), 3. Pemeriksaan Laboratorium3 ini adalah dengan
(3)kadar Fe Serum Pada Thalassemia mayor terdapat ditemukannya telur cacing
<50 µg/dL (nilai tanda-tanda berikut pada pemeriksaan tambang di dalam tinja
normal80-180 laboratoriumnya ; pasien. Selain tinja, larva
µg/dL) dan (4) Darah tepi : juga bisa ditemukan dalam
saturasi transferin hipokrom mikrositer sputum. Kadang-kadang
<15% (nilai normal anisositosis terdapat darah dalam tinja
: 20%-25%) poikilositosis
sel target
retikulosit meninggi
sel normoblas
etio Etiologi
ANEMIA SIDEROBLASTIK Anemia sideroblastik secara etiologi
dibagi dalam :
Definisi Anemia sideroblastik adalah Kongenital :
- Herediter, X-linked
anemia hipokromik-mikrositik
- Autosomal (sangat jarang)
yang ditandai dengan adanya sel- Didapat :
a. Idiopatik
sel darah imatur (sideroblast)
Responsif terhadap piridoksin
dalam sirkulasi dan sumsum Tidak responsif terhadap piridoksin
b. Disebabkan obat-obatan dan toksin
tulang.
Antituberkulosis (INH, sikloserin,
pirazinamid)
Kloramfenikol, etanol.
Tanda Kulit pucat, kelelahan, Pemeri Peningkatan kadar feritin
dan pusing dan pembesaran ksaan Penurunan total kapasitas mengikat besi
gejala limpa dan hati. Penyakit Penunja
Peningkatan hematokrit sekitar 20-30%
jantung,kerusakan hati ng
Serum Iron: Tinggi
dan gagal ginjal dapat
Saturasi transferin meningkat
disebabkan oleh
penumpukan besi pada Sel hidup rata-rata volume atau MCV biasanya
normal atau sedikit meningkat,walaupun
organ-organ ini mungkin kadang-kadang rendah, yang
menyebabkan kebingungan dengankekurangan
zat besi.
Kehilanga
n zat besi
Kebutuha
Faktor n Besi
Nutrisi meningka
t
Ganggua
n
absorbsi
besi
Sumber : Bakta, I Made et al. 2014. Anemia Defisiensi Besi dalam “Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Jilid II”. Jakarta : Interna Publishing
Epidemiologi
Cacing tambang diperkirakan menginfeksi lebih dari 130
juta orang di seluruh dunia (WHO 2002). Infeksi cacing
tambang yang terjadi meliputi populasi yang hidup di
daerah tropis dan subtropis terutama pada iklim dan
higiene lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan cacing
tambang yang sesuai dengan daur hidupnya. Di negara-
negara maju, infeksi cacing tambang jarang terjadi. Infeksi
biasanya dibawa oleh pengunjung atau imigran yang datang
dari negara-negara berkembang maupun negara miskin.
Affrika Amerika Latin Indonesia
Laki-laki 6% 3% 16-50 %
Saturasi
↑ kadar transferr Anemia
Defisiens Eritropo
photopor in ↓, Hipokro
i esis
piryn TIBC ↑ , mik
eritropo tergangg
dalam reseptor mikrositi
esis u Hb ↓
eritrosit transferi k
serum ↑
Tanda dan gejala
Gejala umum anemia
Disebut juga sebagai sindrom anemia ( anemic syndrome )
dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar
hemoglobin kurang dari 7 - 8 g/dl. Gejala ini berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang - kunang, serta
telinga mendenging
2. Gejala khas defisiensi besi
Koilonychia Atrofi papil lidah
Stomatitis angularis Disfagia
(cheilosis) adanya Nyeri menelan karena
peradangan pada sudut kerusakan epitel
mulut sehingga tampak hipofaring
sebagai bercak pucat
keputihan
Pro : y ( 40th)
Alamat : jln keminting No 234
Pencegahan
Pencegahan Infeksi Cacing Tambang :
• Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki cara dan sarana
pembuangan feses
• mencegah kontaminasi tangan dan juga makanan dengan tanah
yaitu dengan cara cuci bersih tangan sebelum makan dan sesudah
makan
• mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan yang ingin dimakan
• menghindari pemakaian feses sebagai pupuk dan mengobati
penderita