Anda di halaman 1dari 45

Product Roadmap

Himawat Aryadita
Introduction

Petajalan produk adalah sebuah dokumen


strategis yang digunakan untuk menentukan
jalur yang akan diambil dalam rangka memenuhi
visi produk yang telah ditentukan sebelumnya

Sebuah petajalan produk haruslah sederhana dan


difokuskan pada hal-hal yang menggambarkan
gambaran besar sebuah produk.
Introduction

• Bukanlah sebuah dokumen yang berisi spesifikasi atau


rencana jadwal peluncuran sebuah produk.

• Bukanlah sebuah dokumen yang berisi daftar fitur-fitur


dan komponen-komponen produk.

• Bukanlah sebuah dokumen yang berisi tugas-tugas yang


akan dilakukan oleh tim maupun user stories.

• Bukanlah berisi satu jalur perencanaan (Model tree,


bukan road)
Introduction

Sebuah petajalan produk didesain untuk melakukan :

• Mengatur pengembangan produk, sehingga tim


pengembang mempunyai arah tujuan yang sama
terkait dengan fitur-fitur yang akan dibuat dimasa
yang akan datang.

• Membuat bahasa yang sama antar tim


pengembang, sehingga mudah dimengerti oleh
seluruh tim pengembang produk. Dibuat secara
spesifik tetapi tidak terlalu detail (Agile)
Introduction

Sebuah petajalan produk didesain untuk melakukan :

• Fokus kepada hasil luaran, sebuah petajalan


tersebut sesuai dengan hasil yang diharapkan
berdasarkan strategi produk.

• Menggambarkan evolusi produk, para stakeholder


masih dapat mendiskusikan perubahan-perubahan
yang ada berdasarkan “iterative learning” seiring
dengan berjalannya waktu.
Introduction

Sebuah petajalan produk didesain untuk melakukan :

• Meng-inspirasi tim, sehingga tim pengembang


percaya diri dengan arah perkembangan produk di
masa yang akan datang.
• Menentukan ukuran-ukuran kesuksesan sebuah
produk, petajalan produk haruslah fokus kepada
hasil luaran yang telah direncanakan sebelumnya.
• Mencegah tim melakukan kesalahan, dengan cara
menghindari pembuatan fitur yang tidak sesuai.
Introduction

Beberapa fungsi petajalan menurut stakeholder adalah :

• Manajer Produk : Alat komunikasi dengan seluruh stakeholder


dalam perencanaan produk kedepannya.
• Tim Desain : Alat untuk memahami arah tujuan dan fokus kepada
kepuasan pengguna.
• Tim Pengembang : Alat untuk membantu meng-alokasi-kan
sumber daya yang ada dan mempercepat pengembangan produk di
masa yang akan datang.
• Tim Penjualan dan Pemasaran : Alat yang digunakan untuk
memikat pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.
Introduction

Beberapa fungsi petajalan menurut stakeholder adalah :

• Pengguna : Alat untuk memahami nilai-nilai produk dan


harapan pengguna terkait pengembangan produk di
masa datang.
• Eksekutif dan Pemilik Perusahaan : Alat untuk menilai
apakah perkembangan produk sesuai dengan yang
direncanakan dalam memenuhi tujuan bisnis.
• Rekanan : Alat untuk meningkatkan hubungan di masa
yang akan datang dengan saling bersinergi.
Proses Pembuatan Petajalan Produk

Tentukan secara jelas Masalah dan Solusi-nya

• Masalah : Wisatawan ingin mendapatkan informasi


makanan yang enak selama melakukan perjalanan.

• Solusi : Sebuah fitur rekomendasi restoran dan dapat


melakukan pemesanan tempat. Dimana fitur pemesanan
tempat mengikuti fitur pemesanan tempat yang
digunakan pada fasilitas hotel.
Proses Pembuatan Petajalan Produk

Mengembangkan Persona, lebih memahami kebutuhan


pengguna

Masukan dari pengguna dan calon pengguna,


bagaimana mereka melakukan sesuatu, apa masalah
mereka, apa kebutuhan mereka dan apa yang membuat
mereka frustasi atau tidak suka.

Menentukan Visi Produk, Kapan, Apa, Bagaimana,


Siapa, Dimana dan Mengapa produk itu dibuat.
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Membuat skala prioritas merupakan tugas utama seorang


Manajer Produk.

• Apakah kita melakukan prioritas produk tanpa menggunakan


strategi yang kuat dan penentuan kriteria-kriteria prioritas ?
• Apakah kita hanya mendengarkan suara terbanyak ketika tim
memutuskan prioritas produk ?
• Apakah kita hanya mengejar dan meniru fitur-fitur yang ada
pada produk pesaing kita ?
• Apakah kita hanya mengejar trend-trend terkini ?
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Kuatitatif atau kualitatif, kuantitatif lebih menitikberatkan pada


pengukuran yang terukur dalam melihat suatu fenomena,
sedangkan kualitaitf lebih menitikberatkan kepada nilai-nilai dan
menekankan pada sisi pemahaman secara mendalam .

Eksternal atau Internal, dilihat dari seberapa jauh keterlibatan


eksternal dalam proses pembuatan prioritas produk.
• Pendekatan eksternal lebih baik untuk membuat prioritas
produk dengan keluaran yang abstrak
• Pendekatan internal lebih baik untuk membuat prioritas
produk dengan keluaran solusi-solusi yang nyata.
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Teknik Kuantitatif dan Eksternal

• Kano Model
• Quality Function Deployment (QFD)
• Opportunity Scoring
• Buy a Feature
• A side-note for Project Managers
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Teknik Kualitatif dan Eksternal

• Story Mapping
• MoSCoW
• Prune the Product Tree
• Speed Boat
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Teknik Kuantitatif dan Internal

• Financial analysis
• Ian McAllister’s Framework
• Impact on Business Goal
• Value vs. Risk
• Value vs. Cost
• Scorecard
• Theme Screening
Teknik Prioritas Pengembangan Produk

Teknik Kualitatif dan Internal

• Classification Ranking
• Systemico Model
• Stacked Ranking
• Feature Buckets
• KJ Method
Kano Model

Menghubungkan antara pengembangan produk dengan


kepuasan pengguna melalui tiga dasar pemikiran, yaitu :

• Kepuasan pengguna terhadap fitur-fitur yang ada pada produk kita


tergantung pada fungsi tiap-tiap fitur tersebut. Seberapa banyak
atau seberapa baik fitur-fitur tersebut diimplementasikan pada
produk kita.
• Fitur-fitur yang ada pada produk kita diklasifikasikan kedalam lima
kategori
• Kita dapat menentukan bagaimana pengguna merasakan fitur-
fitur yang ada pada produk kita melalui penggunaan kuisioner.
Kano Model - Kepuasan Pengguna

Sisi fungsionalitas juga perlu


diperhatikan.

• Sejauh mana fitur-fitur tersebut


berdampak terhadap kepuasan
pengguna?
• Berapa banyak fitur-fitur yang
dibutuhkan ?
• Seberapa baik fitur-fitur tersebut
diimplementasikan ?
• Berapa besar sumber daya yang
dibutuhkan ?
Kano Model - Kategori

Kategori-kategori yang ada pada


Kano Model adalah :

• Kebutuhan Performansi
(Performance Requirements)
• Kebutuhan Dasar (Basic
Requirements)
• Kebutuhan Kesenangan
(Excitement Requirements)
• Kebutuhan Biasa (Indifferent
Requirements)
• Kebutuhan Perusak (Reverse
Requirements)
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Performansi

Kebutuhan performansi merupaka kebutuhan yang berdampak langsung


dengan kepuasan pengguna. Kebutuhan ini biasa disebut kebutuhan
“more are better” atau “less are better”.

Semakin besar penyimpanan (storage) pada e-mail, semakin baik.


Semakin cepat loading time website akan semakin baik.

Semakin kecil / sunyi suara yang dihasilkan produk kita, semakin baik.
semakin murah harga produk kita, semakin baik.

Kebutuhan ini mudah untuk didapatkan, tetapi kenyataannya, dalam


pengimplementasiannya membutuhkan sumber daya yang besar.
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Dasar (Basic Requirements)

Kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna, atau dengan


kata lain, apabila fitur-fitur ini tidak ada dalam produk kita, maka produk
kita dianggap belum lengkap dikatakan sebagai produk.

Apabila eksekusi pada fitur-fitur ini lemah, maka kepuasan pengguna akan
langsung menjadi rendah atau sangat kecewa. Tetapi ketika kita
mengeksekusi fitur-fitur ini dengan baik, maka dampak kepada
kepuasan pengguna tidak banyak berpengaruh, atau netral.

Mengapa hal ini terjadi ? Karena fitur-fitur dalam kategori Kebutuhan


Dasar pastinya juga akan dipenuhi oleh produk-produk pesaing kita.
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Dasar (Basic Requirements)

Kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna, atau dengan


kata lain, apabila fitur-fitur ini tidak ada dalam produk kita, maka produk
kita dianggap belum lengkap dikatakan sebagai produk.

Apabila eksekusi pada fitur-fitur ini lemah, maka kepuasan pengguna akan
langsung menjadi rendah atau sangat kecewa. Tetapi ketika kita
mengeksekusi fitur-fitur ini dengan baik, maka dampak kepada
kepuasan pengguna tidak banyak berpengaruh, atau netral.

Mengapa hal ini terjadi ? Karena fitur-fitur dalam kategori Kebutuhan


Dasar pastinya juga akan dipenuhi oleh produk-produk pesaing kita.
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Kesenangan (Excitement Requirements)

Kebutuhan yang dapat membuat pengguna sangat tertarik dengan produk


kita. Hal ini merupakan kebalikan dari Kebutuhan Dasar.

Merupakan fitur utama pada produk kita. Fitur-fitur yang membutuhkan


inovasi dalam membuatnya. USP’s (Unique Selling Propositions).
Apabila fitur ini tidak ada pada produk kita, maka pengguna tidak akan
merasa kecewa.

Fitur parkir otomatis yang ada pada mobil Mercedez Benz


Fitur layar sentuh pada iPhone ketika pertama kali dimunculkan.

Fitur yang masuk kedalam kategori kebutuhan kesenangan, harus


mempuyai faktor “WOW” dalam kepuasan pengguna.
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Biasa (Indifferent Requirements)

Kebutuhan yang tidak berpengaruh sama sekali terhadap kepuasan


pengguna dan terhadap fungsionalitas produk kita.

Fitur-fitur yang masuk kedalam kategori kebutuhan biasa akan diabaikan


oleh pengguna.

Hindari untuk mengembangkan dan mengimplementasikan fitur-fitur


tersebut.

Mengapa demikian ? Karena investasi sumber daya yang kita keluarkan


untuk mengembangkan fitur tersebut akan sia-sia belaka.
Kano Model - Kategori

Kebutuhan Perusak (Reverse Requirements)

Kebutuhan yang sama sekali tidak diinginkan oleh pengguna. Pada


kategori kebutuhan perusak, fitur-fitur yang ada pada kategori ini
seharusnya dibuang atau dihindari.

Salah satu tanda bahwa fitur tersebut masuk kedalam kategori kebutuhan
perusak adalah ketika pengguna mengeluarkan pernyataan, “Saya
sangat tidak suka ketika ada “fitur ini” didalam produk mereka”.

Fitur-fitur yang masuk ke dalam kategori ini sebaiknya diminimalkan


seminimal mungkin apabila memang dirasa tidak dimungkinkan untuk
dihilangkan.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam peng-aplikasi-an Kano


Model, yaitu :

• Menentukan Fitur-fitur yang akan dianalisa dan target


pengguna

• Mendapatkan data dari pengguna

• Melakukan analisa data


Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 1 : Menentukan Fitur-fitur yang akan dianalisa dan target


pengguna

Menentukan ruang lingkup (scope) yang akan dianalisa, baik dari sisi fitur-
fiturnya mapun dari sisi target pengguna.

Pemilihan Fitur.
Fitur-fitur yang jelas dan nyata (tangible), atau dengan kata lain, fitur-fitur
yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh pengguna.
Fitur-fitur yang tidak nyata (intangible), atau fitur-fitur yang masuk kedalam
kebutuhan non-fungsional, sebaiknya tidak dilakukan.
Fitur-fitur yang dianalisa sebaiknya tidak terlalu banyak untuk reponden
yang sama. Semakin sedikit fitur yang dianalisa, responden akan
semakin fokus terhadap fitur tersebut.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 1 : Menentukan Fitur-fitur yang akan dianalisa dan target


pengguna

Pemilihan Target Pengguna.


Dilakukan pemilihan dan pengelompokan berdasarkan demografi dan
persona agar data yang dihasilkan tidak terlalu banyak variasinya.

Penelitian Jan Moorman. Sebagian pengguna mengatakan bahwa fitur


tersebut masuk kedalam ketagori kebutuhan Dasar, sedangkan yang
lain memasukkan kedalam kategori kebutuhan Kesenangan.

Segmentasi pengguna berdasarkan demografi dan persona perlu


diperhatikan dalam pengujian kepuasan pengguna .
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 1 : Menentukan Fitur-fitur yang akan dianalisa dan target


pengguna

Pemilihan Target Pengguna.


Dilakukan pemilihan dan pengelompokan berdasarkan demografi dan
persona agar data yang dihasilkan tidak terlalu banyak variasinya.

Penelitian Jan Moorman. Sebagian pengguna mengatakan bahwa fitur


tersebut masuk kedalam ketagori kebutuhan Dasar, sedangkan yang
lain memasukkan kedalam kategori kebutuhan Kesenangan.

Segmentasi pengguna berdasarkan demografi dan persona perlu


diperhatikan dalam pengujian kepuasan pengguna .
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 2 : Mendapatkan data dari pengguna (Materi Customer


Reasearch) Performance, Must, Attractive, Indifferent, Reverse
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 2 : Mendapatkan data dari pengguna (Materi Customer


Reasearch) Performance, Must, Attractive, Indifferent, Reverse
Menurut Fred Pouliot
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Langkah 3 : Melakukan analisa data

Tujuan utama dari fase analisa data adalah merubah data menjadi
informasi

Dalam melakukan analisa data, terdapat dua cara yang bisa dilakukan,
yaitu

• Pendekatan diskrit (discrete)


• Pendekatan kontinyu (continous).
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Analisa Diskrit
Dalam pendekatan diskrit, cara termudah yang dapat kita lakukan dalam
Model Kano adalah :
1. Membagi responden berdasarkan demografis atau kriteria persona
2. Mengkategorikan setiap jawaban menggunakan Tabel Evaluasi.
3. Melakukan perhitungan jumlah total respon
4. Setiap peng-kategorian fitur-fitur berdasarkan respon dari responden
yang paling sering muncul. (Dalam statistik biasa disebut mode)
5. Bila hasil yang didapat berdekatan antar kategori, kebutuhan dasar >
Kebutuhan performansi > kebutuhan Kesenangan > kebutuhan biasa.
6. Jika kita meminta pengguna untuk menentukan sendiri terkait
pentingnya fitur-fitur yang akan dikembangkan, maka dapat dilakukan
pendekatan rata-rata untuk setiap fitur-fiturnya.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Analisa Diskrit
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Analisa Kontinyu

Pendekatan analisa diskrit menghasilkan informasi kebutuhan pengguna


yang masih kasar. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam,
maka dibutuhkan pendekatan yang lainnya.

Salah satu yang bisa memberikan informasi-informasi yang lebih


mendalam adalah Pendekatan kontinyu, seperti yang disampaikan
William DuMouchel dalam jurnalnya yang berjudul Thoughts on
Graphical and Continuous Analysis.

Terdapat dua hal yang dilakukan dalam menggunakan pendekatan


kontinyu, yaitu Pembobotan jawaban dan Peng-kategori-an Fitur-
fitur.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Analisa Kontinyu

Pendekatan analisa diskrit menghasilkan informasi kebutuhan pengguna


yang masih kasar. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam,
maka dibutuhkan pendekatan yang lainnya.

Salah satu yang bisa memberikan informasi-informasi yang lebih


mendalam adalah Pendekatan kontinyu, seperti yang disampaikan
William DuMouchel dalam jurnalnya yang berjudul Thoughts on
Graphical and Continuous Analysis.

Terdapat dua hal yang dilakukan dalam menggunakan pendekatan


kontinyu, yaitu Pembobotan jawaban dan Peng-kategori-an Fitur-
fitur.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Pembobotan Jawaban

Fungsional : -2 (Tidak suka), -1 (Tahan), 0 (Netral), 2 (Mengharapkan), 4


(Sangat Membantu)
Disfungsional : -2 (Sangat Membantu), -1 (Mengharapkan), 0 (Netral), 2
(Tahan), 4 (Tidak Suka)

Nilai bobot yang tidak simetris, mulai dari -2 hingga 4, tidak -4 hingga 4,
DuMouchel beranggapan bahwa kategori-kategori yang
menghasilkan nilai negatif lebih lemah dibandingkan dengan
kategori-kategori yang menghasilkan nilai positif. Sehingga Du Mouchel
memutuskan untuk lebih menekankan pada kategori-kategori yang
menghasilkan nilai positif.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Pembobotan Jawaban

Fungsional : -2 (Tidak suka), -1 (Tahan), 0 (Netral), 2 (Mengharapkan), 4


(Sangat Membantu)
Disfungsional : -2 (Sangat Membantu), -1 (Mengharapkan), 0 (Netral), 2
(Tahan), 4 (Tidak Suka)

Nilai bobot yang tidak simetris, mulai dari -2 hingga 4, tidak -4 hingga 4,
DuMouchel beranggapan bahwa kategori-kategori yang
menghasilkan nilai negatif lebih lemah dibandingkan dengan
kategori-kategori yang menghasilkan nilai positif. Sehingga Du Mouchel
memutuskan untuk lebih menekankan pada kategori-kategori yang
menghasilkan nilai positif.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Pembobotan Jawaban
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Peng-kategori-an Fitur-fitur

Didalam peng-kategorian fitur, yang menjadi dasar adalah nilai-nilai yang


ada pada jawaban yang diberikan oleh responden. Setiap nilai yang
ada tersebut dapat kita hitung nilai rata-ratanya. Oleh karena itu, untuk
setiap fitur-fitur yang ada, dilakukan perhitungan sebagai berikut :

• Nilai rata-rata Fungsional, Disfungsional dan Importance untuk


seluruh jawaban.
• Nilai standart deviasi untuk Fungsional, Disfungsional dan
Importance.
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Peng-kategori-an Fitur-fitur
Peng-aplikasian Kano Model pada
Pengguna

Dalam melakukan skala prioritas untuk


setiap fitur-fitur dapat menggunakan
aturan sebagai berikut ;

kebutuhan dasar > Kebutuhan


performansi > kebutuhan
Kesenangan > kebutuhan biasa.
Referensi
[1] George L. Morrisey, Morrisey on Planning, A Guide to Tactical Planning: Producing Your Short-Term
Results, 1995, Jossey-Bass
[2] Daniel Zacarias, 20 Product Prioritization techniques, 2016
[3] Dave Verduyn, Discovering the Kano Model, 2014. http://www.kanomodel.com/discovering-the-kano-
model/
[4] Diane Shen, “Developing and Administering Kano Questionnaires” on “Kano’s Methods for
Understanding Customer-defined Quality”, Center for Quality of Management Journal, Fall 1993
[5] Jan Moorman, “Measuring User Delight using the Kano Methodology” Interaction13 conference,
Toronto, January 2013
[6] Robert Blauth, Reinhart Richter and Allan Rubinoff, “Experience in the Use of Kano’s Methods in the
Specification of BBN RS/1 Release 5.0” on “Kano’s Methods for Understanding Customer-defined
Quality”, Center for Quality of Management Journal, Fall 1993
[7] Pouliot, Fred, “Theoretical Issues of Kano’s Methods” on “Kano’s Methods for Understanding
Customer-defined Quality”, Center for Quality of Management Journal, Fall 1993
[8] William DuMouchel, “Thoughts on Graphical and Continuous Analysis” on “Kano’s Methods for
Understanding Customer-defined Quality”, Center for Quality of Management Journal, Fall 1993
[9] Mike Timko, “An Experiment in Continuous Analysis” on “Kano’s Methods for Understanding
Customer-defined Quality”, Center for Quality of Management Journal, Fall 1993
Tugas Kelompok

Buatlah sebuah makalah terkait dengan Teknik Prioritas


Pengembangan Produk

Minimal 20 halaman

Dikumpulkan softcopy, MS Word 97-2003 dan pdf

Deadline minggu ke 15
Tugas Kelompok

1. Quality Function Deployment 1. Financial analysis


(QFD) 2. Ian McAllister’s
2. Opportunity Scoring Framework
3. Buy a Feature 3. Impact on Business Goal
4. A side-note for Project 4. Value vs. Risk
Managers 5. Value vs. Cost
5. Story Mapping 6. Scorecard
6. MoSCoW 7. Theme Screening
7. Prune the Product Tree 8. Classification Ranking
8. Speed Boat 9. Systemico Model
9. Feature Buckets 10. Stacked Ranking
10. KJ Method

Anda mungkin juga menyukai