Pada hari Jumat tanggal 06 Desember 2013 sekitar pukul 11.00 WIB. Bertempat di
apotek Makutodewo Jln. Dr. Rajiman Dusun Ngemplak Caban, Desa Tridadi,
Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman D.I.Yogyakarta pelaku dengan sengaja memiliki
atau menjual persediaan obat keras daftar G beserta alat-alat kesehatan kepada
masyarakat secara bebas tanpa resep dokter. Bahwa seharusnya obat keras jenis daftar G
tersebut harus diperoleh di Apotek yang memiliki izin resmi, diberikan oleh seorang
tenaga ahli kesehatan atau apoteker atau melalui resep dokter.
Zelona 100 tablet Obat keras daftar G
Obat impor yang masuk secara ilegal, tanpa kordinasi dengan pihak BPOM
Pasal 106
(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat
diedarkan setelah mendapat izin edar.
Pasal 108
(1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pelanggaran Pasal 31
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dapat dikenai sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan; dan
c. pencabutan SIA.
Pelanggaran yang dilakukan
Pasal 19 ayat (1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan.
Sanksi Administratif
Pasal 60
(1) Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi
administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (1) dan ayat
(3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 26.
(2) Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).
Sekian dan terima kasih