Anda di halaman 1dari 31

Case report

MIOMA UTERI DAN KISTA OVARIUM

Disusun Oleh:

Adityo Muhamad Farid

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM JENDRAL AHMAD YANI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

KOTA METRO

2015
Identitas pasien
Identitas Pasien Suami
Nama Ny. S Tn.In
Umur 42 tahun -
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan Pedagang Pedagang
Suku/Agama Jawa/Islam Jawa/Islam
Status Menikah Menikah
Alamat Jl. 22 Hadimulyo timur Jl. 22 Hadimulyo timur
Tanggal masuk RS 14 Juni 2015 -
No. MR 268179 -
• Keluhan utama
Terdapat benjolan yang semakin membesar di sekitar perut bagian
bawah
• Riwayat penyakit sekarang
Ny.S 42 thn datang pada tanggal 14 Juni 2015 dengan keluhan
benjolan yang semakin lama semakin membesar di sekitar perut
bagian bawah. Pasien memiliki keluhan pembesaran perut bagian
bawah sejak 4 tahun yang lalu. Pasien berobat ke dr. Wahdi Sdj.
Sp.OG. Dan dilakukan USG , didapatkan masa ukuran 3 cm dan
disarankan untuk operasi, namun pasien menolak. Sejak 4 tahun
SMRS pasien juga mengeluhkan nyeri hebat saat menstruasi.
Selama 4 tahun SMRS pasien hanya berobat ke mantri. Tanggal 3
Juni 2015 pasien berobat dan dilakukan USG di dapatkan massa
dengan ukuran 12,88 cm dan 13,03cm dan direncanakan untuk
operasi pada tanggal 16 juni 2015.
Status ginekologis
• Pemeriksaan luar
Terdapat benjolan disekitar perut bawah, Rambut pubis +, vulva
tidak ada kelainan, perineum normal, introitus vagina normal,
orifisium uretra normal
• Pemeriksaan dalam
Inspekulo : tidak dilakukan
Vaginal toucher : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN • Ultrasonografi
PENUNJANG Transabdominal
Laboratorium Terdapat massa dengan ukuran
• Hb : 11,8gr/dl 12,88 cm dan 13,03 cm
• Kesan: Mioma Uteri + Kistoma
• HT : 38,2 %
Ovarium
• Leukosit : 5.200/uL
• Eritrosit : 5.110.000/uL
• Trombosit : 375.000/uL
• MCV : 74,8 fl
• MCH : 23,1 pg
• MCHC : 30,9 g/dl
• RESUME
Ny.S 42 thn datang dengan keluhan benjolan yang semakin lama semakin
membesar di sekitar perut bagian bawah. Pasien memiliki keluhan
pembesaran perut bagian bawah sejak 4 tahun yang lalu. Pasien berobat ke
dr. Wahdi Sdj. Sp.OG. Dan dilakukan USG , didapatkan masa ukuran 3 cm
dan disarankan untuk operasi, namun pasien menolak. Sejak 4 tahun
SMRS pasien juga mengeluhkan nyeri hebat saat menstruasi. Selama 4
tahun SMRS pasien hanya berobat ke mantri. 3 Juni 2015 pasien berobat
dan dilakukan USG di dapatkan massa dengan ukuran 12,88 cm dan
13,03cm dan direncanakan untuk operasi pada tanggal 16 juni 2015.
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 14 juni 2015.

• Diagnosis awal : Mioma Uteri + Kista Ovarium


Penatalaksanaan
Medikamentosa
• IVFD RL xx gtt/ mnt
• Ceftriaxone 3x1
• Metronidazol 3x1
• Ketoprofen 3x1

Operatif
• R/ Laparotomi
No 14.06.2015 Ny.sri/42/268179

1 S/ merasa tidak nyaman di perut bagian bawah

O/ St.present

KU: Tampak sakit sedang -observasi TTV, KU

K : Compos Mentis -IVFD RL xx gtt/ mnt

TD: 120/70 mmHg

RR: 16 x/menit

N: 68 x/menit

T: 36,5o C

St.generalis :

Mata : Conjunctiva anemis -

St.ginekologi :

Abdomen cembung, nyeri tekan +, massa +

A/ myoma uteri + kista ovarii


2 15.06.2015

S/ merasa tidak nyaman di perut bagian bawah

O/ St present - observasi TTV, KU

KU: Tampak sakit sedang - Infus RL xx tetes/ mnt

K : Compos Mentis

TD: 120/70 mmHg

N: 70 x/menit

RR: 21 x/menit

T : 37o C

St.generalis

Mata : conjunctiva anemis -

St.ginekoloigis

Abdomen cembung, nyeri tekan +, massa +

A/ myoma uteri + kista ovarii


3 16.05.2015

S/ merasa tidak nyaman di perut bagian bawah

O/ St present - Observasi TTV, KU

KU: Tampak sakit sedang - Infus RL xx tetes/ mnt

K: Compos mentis - Operasi dimulai pukul 12.00 WIB

TD:110/80 mmHg selesai Pukul 13.30 WIB

N: 78 x/mnt - Ceftriaxone 3 x 1

RR: 24 x/mnt - Metronidazol 3x1

T : 36,1oC - Ketoprofen 3x1

A/ post op histerektomi suprasrvikal,

Salphingooforektomi Bilateral, adhesiolisis a.i

Myoma Uteri
4 17.06.2015

S/ post op myoma uteri + kista ovarii - observasi TTV, KU

O/ St present - Infus RL 20 tetes/ mnt

KU: Tampak sakit sedang - Ceftriaxone 3x1

K: Compos Mentis - Metronidazol 3x1

TD:160/80 mmHg - Ketoprofen 3x1

N: 70 x/menit

RR: 20 x/menit

T : 36,5o C

A/ post op histerektomi suprasrvikal,

Salphingooforektomi Bilateral, adhesiolisis a.i

Myoma Uteri
5 18.06.2015

S/ post op myoma uteri + kista ovarii - Observasi TTV, KU

O/ St present - Infus RL 20 tetes/ mnt

KU: Tampak sakit sedang - Ceftriaxone 3x1

K: Compos Mentis - Metronidazol 3x1

TD:140/100 mmHg - Ketoprofen 3x1

N: 88 x/menit - Ranitidin 2x1

RR: 20 x/menit

T : 36,5o C

A/ post op histerektomi suprasrvikal,

Salphingooforektomi Bilateral, adhesiolisis a.i

Myoma Uteri
6 19.06.2015

S/ post op myoma uteri + kista ovarii - Observasi TTV, KU

O/ St present - Infus RL 20 tetes/ mnt

KU: Tampak sakit sedang - R/ Pulang

K: Compos Mentis

TD:130/70 mmHg

N: 92 x/menit

RR: 20 x/menit

T : 36,5o C

A/ post op histerektomi suprasrvikal,

Salphingooforektomi Bilateral, adhesiolisis a.i

Myoma Uteri
Laporan Operasi (16 Juni 2015)
Pukul 12.00 WIB Operasi dimulai
Diagnosis pra bedah :
myoma uteri + kista ovarii
Intraoperatif :
Dilakukan eksplorasi organ genitalia interna dan sekitarnya,
didapatkan uterus sebesar dua kepalan tangan orang dewasa,
warna merah muda permukaan berbenjol-benjol konsistensi
kenyal padat, kemudian dilakukan eksplorasi lebih lanjut
dijumpai perlengketan uterus dengan jaringan sekitarnya.
Kemudian diputuskan dilakukan histerektomi supraservikal dan
dan salpingooforektomi bilateral, dan seluruh jaringan dikirim ke
PA.
Diagnosis pasca bedah :
post histerektomi suprasrvikal, Salphingooforektomi Bilateral,
adhesiolisis a.i Myoma Uteri
Tindakan :
Histerektomi supraservikal
Salphingooforektomi Bilateral
Myoma Uteri
• Definisi
neoplasma jinak yang struktur utamanya adalah otot polos
uterus dan jaringan ikat yang menopangnya dan sering
juga disebut sebagai fibromioma, leiomioma atau fibroid
Klasifikasi Myoma Uteri
1. Subserosa
2. Submukosa
3. Intramural
Manifestasi Klinis
• Asimtomatik
• Simtomatik
• Perdarahan
• Nyeri panggul
• Massa panggul
• Penekanan mioma ke organ lain
• Infertilitas
• Keganasan
Penegakan Diagnosis
• Pemeriksaan Panggul
• USG
• BNO/IVP
• Histeroskopi
• Laparoskopi
Penatalaksanaan
• Medikamentosa
• Progestrogen  Levonogestrel - IUD
• As. Traneksamat (anti fibrinolitik)
• NSAID
• Analog GnRH  mengecilkan myoma
• Leuproreline
• Triptoreline
• Antagonis GnRH  mengecilkan uterus
• Operatif
• Enukleasi Myoma
• Histerektomi
• Radioterapi  pada pasien yang tidak dapat
dilakukan tindakan operatif (Bad Risk Patient)
atau pada wanita muda (menyebabkan
menopause)
KISTA OVARIUM
Definisi : kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong
abnormal yang berisi cairan.
1. Kista fisiologis
• Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi
dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan
akan hilang
2. Kista patologis
• Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid
dan dapat bersifat ganas.
klasifikasi
• Tumor Non Neoplastik • Tumor Neoplastik Jinak
• Kista akibat radang • Kistik
• Kista folikel • Kistoma ovarii simpleks
• Kista korpus lutein • Kistadenoma ovarii musinosum
• Kistadenoma ovarii serosum
• Kista teka lutein
(coklat)
• Kista inklusi germinal
• Kista endometroid
• Kista endometrium • Kista dermoid
• Solid
• Fibroma ovarii
• Tumor banner
• Maskulinovoblastoma
Etiologi & faktor resiko
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium
itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi
selama siklus menstruasi.

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.


• Riwayat kista ovarium sebelumnya
• Siklus menstruasi yang tidak teratur
• Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
• Menstruasi dini
• Tingkat kesuburan
• Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
• Terapi tamosifen pada kanker mamma
Tanda dan Gejala
• Gangguan haid
• Jika sudah menekan rectum atau Vesica Urinary mungkin
terjadi konstipasi atau sering berkemih.
• Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah
panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit
diperut.
• Nyeri saat bersenggama.
Diagnosis
• Ultrasonografi (USG)

• Pemeriksaan Labhcg, darah lengkap, urinalisis


• Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses
operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop.
Penatalaksanaan
• Observasi dan Manajemen Gejala
• Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup
dimonitor (dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista
fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah
satu atau dua siklus haid. Pemberian nsaid apabila
terdapat nyeri.
• Operasi
• Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu
screening USG umumnya dilakukan apabila besar
tumor melebihi 5cm baik dengan gejala maupun tanpa
gejala.
Analisis Kasus
1) Apakah diagnosis sudah tepat ?
Berdasarkan anamnesis dan pemriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang, diagnosa mioma uteri dan
kistoma ovarium pada pasien ini sudah tepat. Dari hasil
anamnesis didapatkan rasa tidak nyaman di perut
bagian bawah, haid perdarahan lebih banyak pada hari
pertama, serta adanya riwayat keputihan, belum
mempunyai anak, dan menikah pada usia muda. Dari
pada pemeriksaan fisik di dapatkan benjolan pada
bagian bawah perut, dengan batas yang tegas dan
solid. Pada pemeriksaan USG diadapatkan massa
berukuran 12,88 cm dan 13,03 cm dan dapat
menunjukkan adanya Mioma Uteri dan Kista Ovarium.
2) Apakah penatalaksanaan sudah tepat
Penatalaksanakan awal yang dilakukan sudah tepat
yaitu dengan perbaikkan keadaan umum pasien maka
yang harus dilakukan adalah menstabilkan
hemodinamik dengan infus RL, Pada pasien
direncanakan terapi pembedahan, terapi pembedahan
dilakukan dengan indikasi: Perdarahan pervaginam
abnormal yang memberat, ukuran tumor yang besar,
dan ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan
terutama jika bertambah ukuran tumor setelah
menopause.
3) Apakah faktor penyebab atau faktor predisposisi?
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik kemungkinan
penyebab Mioma Uteri dan Kistoma Ovarium sulit diketahui secara
pasti tetapi kemungkinan penyebabnya adalah diduga ada peranan
hormon esterogen. Tumor ini tumbuh secara perlahan dan tidak
diketahui oleh penderitanya. Tumor biasa diketahui setelah berusia
akhir 30an dan 40 tahun. Hormone progesteron juga mengaktifkan
proses perbanyakan sel tumor. Faktor risiko terjadinya mioma uteri
Adalah umur, riwayat keluarga, ras dan etnik, obesitas, pola makan

Adapun faktor risiko predisposisi kistoma ovarium dapat dikarenakan


• siklus menstruasi yang tidak teratur
• meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
• menstruasi dini
• tingkat kesuburan
• hipotiroid atau hormone yang tidak seimbang
Daftar Pustaka
1. AAGL (Advancing Minimally Invasive Gynecology Worldwide), 2012.
Practice Report: Practice Guidelines For The Diagnosis and Management
of Submucous Leiomyomas. The Journal of Minimally Invasive
Gynecology, Elsevier. Page: 152-71.
2. Akin, MA. 2010. Fetal-Neonatal Ovarian Cysts-Their Monitoring and
Management: Retrospective Evaluation of 20 Cases and Review of the
Literature. J of Clin Res Pediatr Endocrinol. 2010 Mar; 2(1): 28–33
3. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD.1981. Kelainan haid dalam
Ginekologi. Bandung. Elstar Offset.
4. Cunningham, F., Gant, N., Leveno, K., et al. 2001. Uterin myoma. In:
Williams Obstetri 22st ed, prentice Hall International Inc. Appleton and
Lange, Connecticut.
5. Edward E. Wallach, MD, and Nikos F. Vlahos, MD (Obstet Gynecol
2004;104:393–406. © 2004 by The American College of Obstetricians and
Gynecologists.)
6. F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko
S.(et al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. p1036-1037.
7. Glueck CJ. 2013. Effects of metformin-diet intervention before and
throughout pregnancy on obstetric and neonatal outcomes in patients with
polycystic ovary syndrome. J of Curr Med Res Opin. 2013 Jan;29(1):55-62.
8. Glueck CJ. 2013. Effects of metformin-diet intervention before and
throughout pregnancy on obstetric and neonatal outcomes in
patients with polycystic ovary syndrome. J of Curr Med Res
Opin. 2013 Jan;29(1):55-62.
9. Marret, H., Fritel, X., Ouldamer, L., et al. 2012. Therapeutic
management of uterine fibroid tumors: updated French guidelines.
European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive
Biology (165): 156–164
10. Moroni, R., Vieira, C., Ferriani, R., et al. 2014. Pharmacological
Treatment of Uterine Fibroids. Ann Med Health Sci Res. 4 (Suppl
3): S185–92
11. Sabry, M and Hendy, A., 2012. Medical Treatment of Uterine
Leiomyoma. Reproductive Sciences. 19(4): 339-3
12. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. 2008. Ilmu
Kandungan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. p.346365.
13. Zimmermann et al.: Prevalence, symptoms and management of
uterine fibroids: an international internet-based survey of 21,746
women. BMC Women’s Health 2012 12:6.

Anda mungkin juga menyukai