Nama : Ny. DJ
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Usia : 31-12-1942 / 75 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis-Makassar
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 28 Oktober 2018
No. RM : 51.55.13
Jenis operasi/alasan op : Radical excision of skin lession
Jenis anestesi : Anestesi lokal
Anamnesis
Keluhan Utama : Benjolan pada daerah rahang
bawah kiri.
Anamnesis Terpimpin : Pasien Perempuan 75 tahun, masuk
RSUD Syekh Yusuf dengan keluhan adanya benjolan pada
daerah rahang kiri sejak ± 3 bulan yang yang lalu. Awalnya
berupa benjolan seperti tahi lalat sebesar biji jagung. Benjolan
awalnya kecil, berwarna hitam, bulat, tidak nyeri dan tidak
gatal. Namun benjolan tersebut semakin lama semakin
bertambah besar, terasa nyeri dan gatal sehingga pasien sering
menggaruknya. Riwayat asma (-), alergi (-), penyakit jantung (-),
riwayat hipertensi (+), riwayat DM (-).
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis GCS 15 (E4M6V5)
Status Gizi : Baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 88x/menit, reguler
Suhu : 36,3 0C
Pernapasan : 22x/menit
VAS :2
Kepala : Normocephali, rambut berwarna hitam, distribusi merata,
tidak mudah dicabut, tidak rontok.
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax
Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler,murmur (-),gallop(-)
Abdomen : Ikut gerak napas, peristaltik (+) kesan normal
Ektremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Terpasang kateter : Tidak terpasang
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 147 cm
Status Lokalis
Regio Mandibula sinistra: tampak benjolan dengan diameter ± 2,3 cm, Konsistensi
lunak, dan terasa nyeri (+).
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 26/10/2018
Hematologi
WBC 6,9 x 103/µL
RBC 3,98 x 106/µL
HGB 11,9 g/dL
HCT 36,1 %
PLT 182 x 103/µL
Kimia Darah
GDS 77 mg/dL
SGOT/SGPT 17/16 U/L
Ureum/Kreatinin 22 / 0,4 mg/dL
Hemostasis
CT 9’
BT 2’15’’
PT 15,4 detik
APTT :33,2 detik
Serologis
HbsAg Non-Reaktif
Kesan Anestesi
Pasien perempuan berusia 75 tahun dengan diagnosis
Basalioma, klasifikasi ASA PS II.
TINDAKAN ANESTESI
Anestesi lokal
PENATALAKSANAAN ANESTESI
Memastikan alat-alat dan medikasi yang dibutuhkan selama proses
anestesi sudah lengkap seperti:
Kasa steril.
Povidon Iodine.
Plester.
Spuit 10 cc.
Lampu.
Alat-alat resusitasi.
PASCA OPERATIF
Pasien masuk diruang pemulihan.
Monitoring tanda-tanda vital post operasi.
Evaluasi keluhan post operasi.
Pasien dipindahkan ke ruang perawatan V RSUD Syekh
Yusuf.
Pembahasan
Pasien Perempuan, 75 Tahun Masuk RSUD Syekh Yusuf.
Dari Bedah di diagnosis Basalioma dan direncanakan
untuk dilakukan eksisi pada lesi.
Visite pre-operatif anestesi, pasien memiliki riwayat
hipertensi terkontrol sehingga termasuk dalam
klasifikasi ASA II ( pasien dengan penyakit sistemik
ringan)
Pada pasien ini, pasien dipuasakan sebelum operasi,
tujuannya untuk pengosongan lambung sebelum anestesi
penting untuk mencegah aspirasi isi lambung karena
regurgitasi dan muntah pada pembedahan elektif.
Pilihan Anestesi pada kasus ini adalah anestesi lokal
dengan infiltrasi, dimana berdasarkan referensi
mengenai eksisi pada basalioma dilakukan anestesi
lokal dengan menggunakan lidokain Hcl 2% sebagai
blok saraf.
Pada pasien ini diberikan obat premedikasi yaitu
injeksi fentanyl dan midazolam.
Setelah operasi selesai pasien dipindahkan keruang
pemulihan dan dievaluasi tanda-tanda vital dan
kesadaran serta keluhan jika ada, kemudian pasien
dipindahkan ke perawatan.
Tinjauan Pustaka
Anestesi lokal didefinisikan sebagai suatu tindakan
yang menyebabkan hilangnya sensasi rasa nyeri
pada sebagian tubuh secara sementara yang
disebabkan adanya depresi eksitasi di ujung saraf
atau penghambatan proses konduksi pada saraf
perifer. Anestesi lokal menghilangkan sensasi rasa
nyeri tanpa hilangnya kesadaran yang
menyebabkan anestesi lokal berbeda dari anestesi
umum
Golongan obat anestesi lokal
ESTER
• Metabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase di
plasma
• Turunan dari pamino-benzoic acid memiliki frekuensi
kecenderungan alergi lebih besar
AMIDE
• Melalui degradasi enzimatis di hati
• Kecenderungan alergi kurang
Mekanisme dari anestesi lokal adalah memblok kanal
natrium (voltage gated channel sodium)
Membran
sel
Memblok Depolarisasi
konduksi terganggu
potensial aksi
Mencegah Ca
depolarisasi ekstraseluler
normal meningkat
membran
Kokain Artikain
Dibukain
Benzokain
Ropivakain
Kloroprokain
Etidokain
Levobupivakain
Potensi dan lama kerja