Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KASUS NIFAS

PATOLOGI
OLEH
KELOMPOK I :

ASNIAR
ASNIWATI
ASNUR SAID
DAISY TARAMPAK
DEWI SASMITA
DEWI ULTRIANI
FITRAYANI
FITRY
HARDIYANTI RUKMANA
HARTINI
MASA NIFAS

Definisi
Masa nifas atau masa yang disebut juga
masa post partum atau puerperium adalah
dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang berlangsung selama enam minggu
(Suherni, 2008). Masa puerperium atau
masa nifas dimulai setelah satu jam
lahirnya plasenta sampai dengan enam
minggu atau 42 hari (Saifuddin, 2008).
Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologiknya.
 Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang
sehat.
 Memberikan pelayanan KB.
 Mempercepat involusi alat kandung.
 Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi
puerperium.
 Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan
 Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
BENDUNGAN ASI

A. Definisi
Bendungan air susu adalah terjadinya
pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga
menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. (Prawirohardjo,
2005:700
B. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
bendungan ASI, yaitu:
• Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan.
apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI
tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
• Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap,
maka akan menimbulkan bendungan ASI).
• Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau
menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
• Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi
dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi
tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
• Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya
ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI).
C. Penatalaksanaan
Upaya pencegahan untuk bendungan ASI adalah
 Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit)
setelah dilahirkan
 Susui bayi tanpa jadwal atau ondemand
 Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi
melebihi kebutuhan bayi
 Perawatan payudara pasca persalinan

pengobatan untuk bendungan ASI adalah :


 Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek
 Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap
dan dihisap oleh bayi.
 Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
 Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres
dingin
 Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening
lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin
kearah korpus.(Sastrawinata, 2004)

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS
PADA NY. “A” P1A0 POST PARTUM HARI KE TIGA
DENGAN BENDUNGAN ASI
DI RSUD KOTA KENDARI

A. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Identitas
Istri suami
Nama : Ny. A Tn. A
Umur : 31 tahun 37 tahun
Suku : tolaki tolaki
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMU SMP
Pekerjaan : IRT karyawan
Alamat : Jl. H. Lamuse kel.lepo-lepo
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan terasa bengkak dan nyeri pada
payudaranya sejak tadi pagi tanggal 29 Agustus 2018
2. Riwayat kehamilan ini
Riwayat menstruasi
 Menarche : 12 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lama : 7 hari
 Dismenorhea: tidak ada
 Sifat darah : encer,sedikit menggumpal
 Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
 HPHT : 14 – 11 – 2017
 HPL : 21 – 8 – 2018
 G.P.A : G1P0A0
3. Riwayat perkawinan
Sah, kawin 1 kali pada umur 29 tahun, dengan
suami umur 35 tahun, lama perkawinan 2 tahun.
4. Riwayat KB
Ibu mengatakan dia belum pernah menggunakan
alat kontrasepsi.
5. Riwayat imunisasi
Imunisasi TT1 dilakukan pada saat usia kehamilan
20 minggu dan TT2 pada usia kehamilan 24 minggu, ibu
tidak mengalami penyulit dalam kehamilannya.
6. Bayi
Jenis kelamin laki - laki, berat badan 3500 gram,
panjang badan 48cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
33 cm,LLA 12 cm, jam partus 11.10 wib, 27 agustus
2018.
B. DATA OBJEKTIF
• Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Cemas
Kesadaran : Composmentis
TB : 140 cm
BB : 81 kg ,
BB sebelum hamil : 68 kg
LILA : 25 cm
Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg, N : 84x/mnt
R : 18x/mnt, T : 360 C
 Inspeksi

Kepala
• Rambut
• Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
• Warna : Hitam
• Kekuatan : Kuat, tidak rontok
Mata
• Kelopak mata : Tidak oedema
• Konjungtiva : Tidak anemis
• Sclera : Tidak ikterik
Hidung : Bersih
Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran
Mulut dan gigi
• Bibir : Normal
• Lidah : Bersih
• Gigi : ada caries
• Gusi : Tidak ada stomatitis
Leher
• Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembengkakan
• Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
• Payudara
1) Pembesaran : Ada
2) Putting susu : Menonjol
3) Pengeluaran ASI : Sudah ada berupa colostrum
4) Simetris : Ya
5) Benjolan : ada
6) Rasa nyeri : ada
7) Hyperpigmentasi : Ada
• Abdomen : ada bekas operasi, TFU 3 jari bawah pusat.
• Ekstermitas atas : lengkap kiri dan akanan, fungsi pergerakan
baik, tidak ada oedema, keadaan bersih.
• Ekstermitas bawah : tungkai tidak ada oedema, fungsi pergerakan
baik, tidakada cacat, tidak ada varises, lengkap kanan kiri, reflek patella
baik.
• Genetalia : tidak ada oedema dan varises pada vulva, ada
pengeluaran darah nifas warna merah.
• Punggung : tulang sedikit lordosis.
• Rectum : tidak ada hemoroid.
• Anogenital : perineum normal tidak ada laserasi jalan lahir,
tidak ada pembengkakan pada vulva, anus normal
II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN
KEBUTUHAN
• Diagnosa : Ny.A P1A0 AH1 post partum hari ke 2
dengan bendungan ASI
• Dasar :
– Ibu mengatakan payudara terasa nyeri, dan bengkak,
– Ibu mengatakan melahirkan anaknya 2 hari yang
lalu pada tanggal 27 Agustus 2018.
– Ibu mengatakan belum pernah keguguran
– Pengeluaran pervaginam berupa lochea rubra
– Kontraksi uterus baik
• Masalah : Payudara nyeri dan bengkak
• Kebutuhan : Penanganan bendungan ASI, KIE
tentang menyusui
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Mastitis

IV. TINDAKAN SEGERA


Penanganan bendungan ASI, KIE tentang menyusui.

V. PERENCANAAN
Tanggal/pukul : 29 maret 2018
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya berdasarkan pemeriksaan
yang telah dilakukan
3. jelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami
4. beritahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini
5. Beritahu ibu cara mengatasi keluhan yang ibu rasakan,
6. Ajarkan kepada ibu cara perawatan/masase payudara,
7. Ajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik
8. Ajarkan ibu cara memeras ASI untuk mengosongkan payudara
9. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau
10. Anjurkan ibu banyak beristirahat
VI. PELAKSANAAN
Tanggal/pukul : 29 Agustus 2018
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya berdasarkan pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa ibu mengalami bendungan ASI
2. Menjelaskan tentang bendungan ASI yang ibu alami yaitu ASI yang tidak
keluar karena adanya sumbatan saluran ASI sehingga kelenjar ASI
membesar/membengkak dan menyebabkan rasa nyeri serta ASI tidak keluar
3. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini adalah
pengaruh dari sumbatan ASI tersebut dan ibu akan diberikan pengobatan
untuk megurangi keluhan yang ibu rasakan.
4. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhan yang ibu rasakan, yaitu:
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian
perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area
yang mengeras.
5. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi
dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan
menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa
mengeringkannya dengan efektif
 Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali
selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi
payudara yang sakit tersebut.
 Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat
pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi
dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan
lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar
susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu.
 Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
 Pakai bra yang dapat menyangga payudara
6. Mengajarkan kepada ibu cara perawatan/masase
payudara, yaitu:
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan
minyak lakukan pengurutan 3 macam cara :
• Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2
payudara kemudian urut keatas, terus kesamping,
kebawah dan melintang hingga tangan menyangga
payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
• Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-
jari tangan saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking
tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke
arah puting, demikian pula payudara kanan.
• Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2
kemudian jari tangan kanan dikepalkan kemudian
buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal
ke arah puting.
7. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik, yaitu:
• Usahakan pada saat menyusui ibu dalam keadaan tenang. Hindari
menyusui pada saat keadaan haus dan lapar oleh karena itu
dianjurkan untuk minum segelas air /secukupnya sebelum menyusui
• Memasukkan semua areola mamae kedalam mulut bayi
• Ibu dapat menyusui dengan cara duduk atau berbaring dengan santai
dan dapat menggunakan sandaran pada punggung
• Sebelum menyusui usahakan tangan dan payudara dalam keadaan
bersih
• Payudara dipegang dengan ibu jari di atas, jari yang lain menopang di
bawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk
dan jari tengah (bentuk gunting) dibelakang areola
• Berikan ASI pada bayi secara teratur dengan selang waktu 2-3 jam atau
tanpa jadwal (on demand) selama 15 menit. Setelah salah satu
payudara mulai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada
payudara yang satunya
• Setelah selesai menyusui oleskan ASI ke payudara, biarkan kering
sebelum kembali memakai bra, langkah ini berguna untuk mencegah
lecet pada putting
• Sendawakan bayi tiap kali habis menyusui untuk mengeluarkan udara
dari lambung bayi supaya bayi tidak kembung dan muntah
8. Mengajarkan ibu cara memeras ASI untuk mengosongkan payudara,
yaitu :
• Ibu mencuci tangan hingga bersih
• Duduk atau berdiri dengan nyaman dan pegang cangkir atau mangkok
bersih dan dekatkan pada payudara
• Letakan ibu jari diatas puting dan areola dan jari telunjuk pada bagian
bawah puting dan areola bersamaan dengan ibu jari dan jari lain
menopang payudara
• Tekan ibu jari dan telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar
tidak menyumbat aliran susu
• Kemudain tekan sampai berada di sinus laktiferus yaitu tenpat
tampungan ASI dibawah areola
• Tekan dan lepas, kemudian tekan dan lepas kembali. Kalau teraba sakit
berarti tekniknya salah. ASI akan mengalir terutama bila refleks
oksitosinnya aktif.
9. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan
makanan yang bergizi untuk memperbanyak dan memperlancar
ASI, misalnya daun katuk, bayam dan lain-lain
10. Menganjurkan ibu banyak beristirahat, ibu dapat beristirahat dan
tidur pada saat bayi tidur. Selain itu ibu juga jangan terlalu bekerja
berat. Serta, mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan
diri, terutama di da.erah payudara.
VII. EVALUASI
Tanggal/pukul : 28 Agustus 2018
 Ibu mengerti dirinya sedang mengalami bendungan ASI
 Jelaskan pada ibu tentang kondisinya berdasarkan pemeriksaan yang
telah dilakukan
 Ibu mengerti tentang bendungan ASI yang ibu alami
 Ibu mengerti bahwa keluhan yang ibu rasakan sekarang ini
 Ibu mengerti cara mengatasi keluhan yang ibu rasakan,
 Ibu mengerti cara perawatan/masase payudara,
 Ibu mengerti dan dapat mmpratkan teknik dan posisi menyusui yang
baik
 Ibu mengerti dan dapat memeras ASI untuk mengosongkan payudara
 Ibu bersedia untuk mengkonsumsi sayuran hijau
 Ibu bersedia untuk beristirahat


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai