Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan Dalam Diagnosa Dan

Perawatan Benign Paroxysmal Positional


Vertigo

BEDAH JURNAL

Dhana Rosy Astika, S.Ked


Eunike H. Fanggidae, S.ked

Pembimbing
dr. Fransiska Tricia da Lopez, Sp. THT-KL

SMF/ BAGIAN THT KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD DR. T.C. HILLERS
MAUMERE
2018
Abstrak

Benign paroxysmal Vertigo terkait


17-20% vertigo
positional vertigo perubahan posisi
periferal
(BPPV) yang paling umum

terjadi di usia Penderita usia 50 mayoritas


lanjut sampai 70 tahun perempuan
Abstrak
2,27% Manual reduction Reposisi
Anterior canal
BPPV (AC-BPPV)
86,36% Medikamentosa
Posterior canal
BPPV
BPPV (PC-BPPV) Untuk mengurangi
angka kejadian
11,37% Psikologi
BPPV, berbagai
Horizontal canal metode baru
BPPV (HC-BPPV) sedang
dikembangkan dan
Bedah dirancang.
Pengantar
BPPV → sindrom vertigo yang terjadi karena perubahan
postural/posisi dan ditandai dengan nystagmus.

Barany; Wanita 27 th, vertigo dihubungkan dengan perubahan posisi


kepala → kambuh pd posisi bangun, berbaring, menoleh, terjadi < 1
mnt dan berulang → dikaitkan dengan membran otolitihic

Dix dan Hallpike; sisi telinga menghadap kebawah → sisi terjadinya


vertigo, nystagmus terjadi cepat, berputar, geotropic, dan apogeotropic.
Nystagmus kembali terjadi pada saat kepala kembali ke posisi semula.
McClure(1985)→ 7 pasien BPPV + nystagmus
horisontal dipicu perpindahan posisi
Baloh et al (1993) &Lempert (1994) →posisi pemicu dan
jenis nystagmus HC-BPPV berbeda daripada PC-BPPV

Brandt (1994) →manifestasi klinis PC-BPPV


Herdman→ karakteristik nystagmus berbeda: dipicu
gerakan vertikal, geotropik, dan berputar→ tipe baru
vertigo posisional.
Diagnosis
Gangguan Otolith kanalis semisirkularis posterior → posisi
bangun/berbaring.
Dix dan Hallpike; vertigo dan nistagmus pada pasien PC-BPPV →
tes Dix-Hallpike (Nylen Barany test)
i) pasien duduk di tempat tidur, memutar kepala 45˚,
ii) pasien mengubah posisi dari duduk ke berbaring, dengan
kepala terkulai sampai 30˚, selama pemeriksaan, dinilai ada
atau tidaknya nystagmus. Jika vertigo dan nystagmus terjadi,
pasien dianggap positif.
iii) Pasien kembali ke posisi duduk, kemudian vertigo dan
nistagmus dinilai lagi selama proses ini, setelah itu dinilai lagi
terjadinya nystagmus pada arah sebaliknya, dan
iv) kepala diputar ke sisi lain dan langkah 1-3 diulangi kembali.
Derajat vertigo dan tipe serta intensitas nystagmus
dibandingkan untuk menentukan apakah kondisi tersebut
adalah PC-BPPV atau BPPV kanalis anterior (AC-BPPV), dan
untuk mengidentifikasi sisi yang terkena.
• Vertigo signifikan + nystagmus berputar,
apogeotropik, geotropik terjadi setelah kepala di
rotasikan 45˚ ke kanan→ PC-BPPV kanan
• Gejala muncul setelah kepala di rotasikan 45˚ ke kiri
→ PC-BPPV kiri
• Vertigo signifikan + nystagmus berputar,
apogeotropik, geotropik terjadi setelah kepala
diputar ke kedua sisi → bilateral PC-BPPV
• Bo et al; nystagmus kearah yang sakit saat kepala
tergantung dalam posisi terlentang dan ke sisi yang
sehat ketika pasien berada dalam posisi duduk →
interkonvertibility of nystagmus
Pasien cervical spondylosis atau cervical injury, leher tidak
boleh diregangkan terlalu lama → side-lying tes, (Cohen)
i) Pasien duduk di tempat tidur dengan kepala diputar
ke sisi yang tidak diuji pada sudut 45˚
ii) Sambil mempertahankan posisi kepala, pasien
berbaring ke arah samping untuk diuji, dengan bahu
dari sisi yang diuji di tempat tidur. Kemudian diobservasi
adanya vertigo dan nystagmus.
iii) Sambil mempertahankan posisi kepala, pasien
kemudian kembali ke posisi duduk sementara
munculnya vertigo dan nystagmus diamati untuk
mendiagnosis PC-BPPV dan SC-BPPV.
Xie ; batasan gerak tulang cervical →modified lateral
decubitus position test:
i. subjek menggunakan cervical gear duduk di tempat
tidur dan diminta untuk mempertahankan posisi kepala
dan lehernya,
ii. tubuh kemudian diputar ke kiri pada sudut 45˚ sambil
mempertahankan posisi kepala, dan pasien secara
cepat dibaringkan ke sisi kanan untuk pemeriksaan
kanalis semisirkularis posterior kanan dan
iii. setelah kembali ke posisi duduk dan beristirahat selama
1 menit, prosedur ini diulang untuk penilaian kanalis
semisirkularis posterior kiri.
Gangguan Otolith di kanalis semisirkularis horizontal
diinduksi oleh gerakan rotasi dan membalik kepala di tempat
tidur.
Penegakkan diagnosis → supine roll test (juga disebut
maneuver Pagnini-McClure) (gold standard diagnosis HC-BPPV) :
i. pasien dalam posisi duduk,
ii. pasien bergerak dengan cepat dari posisi duduk ke posisi
telentang,
iii. iii) kepala diputar 90˚ ke satu sisi dan nystagmus di kedua
mata diperiksa dan
iv. kepala diputar 90˚ ke sisi sebaliknya dan adanya vertigo dan
nystagmus diperiksa.
Menginduksi dua bentuk nystagmus yang mewakili berbagai
jenis HC-BPPV
a. Kepala diputar 90˚ ke kanan → terjadi vertigo signifikan /
nistagmus horizontal dan geotropik terinduksi → gangguan
otolith kanalis horizontalis kanan
b. Jika tidak → gangguan otolith kanalis horizontalis kiri.
Etiologi dari kedua gangguan ini adl. terpengaruhnya kanalis
semisirkularis. Namun, jika etiologi adalah lesi di cupula cristae
ampullaris, nystagmus horisontal dan apogeotropic akan terjadi,
dan sisi yang terkena adalah sisi di mana tidak terjadi nistagmus
yang signifikan.
Supine roll test dilarang untuk pasien yang memiliki leher pendek
dengan mobilitas yang buruk, obesitas morbid, dan kyphosis
berat
Mei → modified supine roll test: Pasien dalam posisi terlentang,
kepala diposisikan pada sudut 30˚. Semua langkah lain identik
dengan convensional supine roll test.
Xie →modified supine positioning test (pasien dengan mobilitas
yang buruk):
• Posisi kepala dan leher pasien dipertahankan.
• Baik kepala dan tubuh diputar 90˚ ke satu sisi, dinilai terjadinya
vertigo dan nystagmus, dan pasien kembali ke posisi duduk.
• Setelah 2 menit, kepala dan badan diputar 90˚ ke sisi lain dan
dinilai kejadian vertigo dan horizontal nystagmus.
• Kanalis semisirkularis yang terkena dampak ditentukan
berdasarkan kejadian dan jenis nystagmus.
Rahko dan Kotti; walk-rotate-walk test :
• Pasien diputar 180˚ dengan tumit diposisikan
sebagai poros saat berjalan cepat, lalu kembali ke
posisi asal pada kecepatan yang sama.
• Siklus ini diulang tiga kali tanpa jeda.
• Astasia, koreksi keseimbangan secara manual, dan
jangka waktu hingga pasien meminta jeda diamati
• HC-BPPV bisa didiagnosis ketika tindakan ini dinilai
berulang kali, dan sisi dimana pasien dirotasi
merupakan sisi yang terkena.
Nuti dkk →the head yaw test (diagnosis HC-BPPV):
Pasien dalam posisi telentang dan dengan cepat
diputar kepalanya 90˚ ke sisi telinga yang diuji.
Gerakan bola mata cepat ke bawah mengarah ke
nystagmus, atau disebut nistagmus geotropik, dan
yang sebaliknya,disebut nistagmus apogeotropic.
The seated supine positioning test → kepala pasien
diposisikan 30˚ sementara pasien diubah dari posisi
duduk ke posisi terlentang →menginduksi seated
supine positioning nystagmus. Pasien HC-BPPV
dengan nistagmus geotropik mengarah ke sisi sehat,
sedangkan pasien HC-BPPV dengan nistagmus
apogeotropic mengarah ke sisi yang sakit.
Choung dkk → bow and lean test (diagnosis HC-BPPV):
i) HC-BPPV merupakan bile duct HC-BPPV atau crest stone HC-
BPPV,
ii) pasien dalam posisi duduk dan menundukkan kepala lebih
dari 45˚, dan arah nystagmus diamati (spesifik untuk bile duct
HC-BPPV) dan
iii) ipasien kemudian mengangkat kepala kearah sebaliknya
dengan sudut lebih besar dari 45˚ dan diamati arah
nystagmus (spesifik untuk crest stone HC-BPPV).
Ketika pasien dengan bile duct HC-BPPV membungkukkan
kepala mereka, nystagmusdiinduksi ke arah kanalis semisirkularis
yang terkena. Ketika pasien dengan crest stone HC-BPPV
mengangkat kepala kearah sebaliknya, nystagmus diinduksi ke
arah kanalis semisirkularis yang terkena.
AC-BPPV diinduksi saat pasien bangun dan berbaring, dengan
metode diagnosis sama dengan PC-BPPV.
• Vertigo dan geotropic nystagmus terjadi saat tes pada posisi
yang diinduksi→ AC-BPPV.
• Nistagmus apogeotropic → AC-BPPV kontralateral,
• Nistagmus geotropik → AC-BPPV homolateral.
Rahko → metode diagnosis yang lain untuk AC-BPPV:
• Pasien, berdiritegak, menutup mata dan membungkuk ke sudut
60˚
• Dengan cepat berdiri tegak lagi.
• Jika pasien terjatuh ke sisi manapun, maka akan didiagnosis
dengan AC-BPPV.
Kekurangan kedua metode ini adalah adanya false positif

Meng → Morbiditas sebenarnya dari AC-BPPV jauh lebih tinggi dari


yang disajikan dalam statistik sebelumnya karena diagnosa yang
salah dalam deteksi konvensional
Perkembangan metode diagnosis BPPV
• Pemeriksaan fungsi vestibular : The autorotation
vestibular test
menentukan fungsi kanalis semisirkularis horisontal dan vertikal)
• Pemeriksaan radiologis
Hasil positive dari MRI kranial pada pasien BPPV menunjukkan
terkenanya kanalis semisirkularis dan tulang telinga yang terkena,
serta otolith detachment . Magnetic resonance imaging dari telinga
bagian dalam dapat dengan jelas menunjukkan struktur meatus
akustikus internus dan memungkinkan observasi secara menyeluruh
dari telinga dalam
Yan → Heavily T2-weighted magnetic resonance imaging dari ossa
temporale pada 48 orang pasien BPPV → MRI pada telinga bagian
dalam dapat memberikan temuan yang cukup bagi penegakkan
diagnosis BPPV

Anda mungkin juga menyukai