Anda di halaman 1dari 36

Skizofrenia Paranoid

oleh :

Luzi Intan Aprianda A, S.Ked


Nike Vidya Putri, S.Ked
Dinda Putra, S.Ked
Pembimbing : dr. VICTOR ELIEZER,
Sp.KJ
 Skizofrenia yang menyerang kurang lebih
1% populasi, biasanya bermula di bawah
usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup,
dan mengenai orang dari semua kalangan
sosial. Baik pasien maupun keluarga
sering mendapatkan pelayanan yang
buruk dan pengasingan sosial karena
ketidaktahuan yang meluas akan
gangguan ini.2

Skizofrenia
 Identitas Pasien (Autoanamnesis)
 Nama : Ny. H
 Tanggal Lahir/Umur : 3 Mei 1988
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : RT 01 RW 01 Kampung
baru, Kecamatan Muara Tembesi
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Menikah
 Pekerjaan : Tidak Bekerja
 Pendidikan : SMA

LAPORAN KASUS
 Identitas Ayah Pasien (Alloanamnesis)
 Nama : Tn. S
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 58 tahun
 Alamat : RT 01 RW 01 Kampung
Baru, Kecamatan Muaro Tembesi
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Pensiunan Tentra
 Agama : Islam
 pasien datang ke fasilitas kesehatan ini
atas keinginan : keluarga

 sebab utama pasien dibawa ke RSJ : Os


Mengamuk sejak 2 hari sebelum di
bawa ke RS

Keluhan utama : Os mengoceh sendiri


dan gelisah
 Os mengamuk setelah menjalani operasi
sectio caesaria. Os mengoceh dan
memukul keluarganya. Os mendengar ada
yang membisikkan untuk bunuh diri,
kemudian melihat hantu. Tapi Os merasa
takut mati, dan tidak mau mati. Os juga
mengeluhkan sulit tidur, sering mondar-
mandir dan sering merasa bahwa orang
ingin mencelelakai anaknya

Riwayat Penyakit Sekarang


 Os sudah mengalami keluhan yang sama sejak SMA
pada tahun 2004. Sebelumnya pada tahun 2004 Os
hendak bunuh diri dengan loncat dari atas gedung
pesantren tempat os bersekolah SMA. Sejak itu Os
diam dan tidak mau bicara. Keluarga membawa Os ke
orang pintar, setelah itu Os mau bicara tapi tidak
terkontrol. Kemudian keluarga membawa Os ke RS
Palembang dan dirawat selama 1 bulan. Kemudian
setelah keluar dari RS, Os pindah sekolah ke SMA di
Palembang. Kemudian pada tahun 2006 Os kembali
mencoba bunuh diri dengan loncat kedalam sumur.
Pada tahun 2010 Os menikah di Muara Enim, dan
satu tahun kemudian Os kambuh lagi dan dirawat 2
bulan di RS Palembang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


 Kemudian Os keluar dari Rumah Sakit dan
pindah ke Tembesi, setelah itu Os bercerai
dan menikah lagi pada tahun 2016. Pada
bulan ketiga setelah pernikahan Os
kambuh lagi ketika hamil 2 bulan.
Kemudian Os melakukan persalinan sectio
caesaria, setelah persalinan tersebut Os
kambuh lagi dan dibawa ke RS oleh
keluarga hingga saat ini.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


A. Riwayat pranatal
 Os lahir tidak cukup bulan( 8 bulan) dengan
proses kelahiran di vacum dan Ibu Os tidak
ada masalah kesehatan fisik dan psikis
ketika mengandung Os, berat badan Os
ketika lahir 2500 gram, tidak ada masalah
tumbuh kembang Os, Os anak yang
diinginkan oleh orang tuanya.

B. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3


tahun)
 Os mendapatkan ASI dari ibunya

RIWAYAT PERKEMBANGAN
C. Riwayat masa kanak pertengahan
(3-11 tahun)
 Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa ini normal. Os mudah bergaul
D. Riwayat masa remaja
 Saat remaja Os suka bergaul pendidikan
terakhir os SMA, os tidak pernah
bertengkar dengan guru sewaktu sekolah,
os mengalami kesulitan menerima
pelajaran bahasa arab
E. Riwayat dewasa muda
Os suka bergaul pendidikan terakhir os SMA,
os tidak pernah bertengkar dengan guru
sewaktu sekolah. Os mulai menyukai lawan
jenis pada saat SMP kelas 1, os tidak tertarik
sesama jenis.

F. Riwayat pendidikan : Os tamat SMA

G. Riwayat pekerjaan : Os tidak bekerja


H. Riwayat pernikahan : Os 2 kali menikah.
Os sudah menikah pada usia 21 tahun dan kemudian
bercerai. Lalu beberapa tahun kemudian Os menikah
I. Riwayat kehidupan beragama : Os beragama
Islam
J. Riwayat Psikoseksual : os mulai menyukai lawan
jenis pada saat SMP kelas 1, os tidak tertarik sesama
jenis.

K. Riwayat pelanggaran hukum : Os tidak pernah


melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam
masalah hukum.
L. Aktivitas sosial : Os masih bisa bergaul dengan
lingkungan.
Riwayat keluarga
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Os tampilannya kurang
rapi, kooperatif,Tampak sehat, ketakutan,
kebingungan
2. Kesadaran : Kompos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor : Os
gelisah saat datang ke IGD.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
LEBIH LANJUT
4. Pembicaraan
Kuantitas : Os menjawab pertanyaan namun
tidak sesuai konteks pertanyaan.
Kualitas : Os memberikan respon dengan
menjawab pertanyaan secara cepat, volume
bicara keras namun cenderung kurang jelas,
intonasi os berbicara agak tinggi.

5. Sikap terhadap pemeriksa : Os kooperatif,


kontak mata kurang. Os tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan baik.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : disforik
2. Afek : inappropriate
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi auditorik dan visual ada
2. Depersonalisasi tidak ada
3. Derealisasi tidak ada
4. Ilusi tidak ada
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Psikosis
2. Arus pikir
a. Produktivitas : Pasien tidak terarah dalam
menjawab pertanyaan saat diajukan
b. Kontinuitas : Inkoheren
c. adanya Flight of Ideas
3. Isi pikiran : Waham kebesaran ada, waham
curiga ada, waham kejar ada
E. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum
dan kecerdasan
 Pasien lulusan Sekolah Dasar (SD)
 Pengetahuan Umum
Tidak baik, pasien tidak dapat menjawab
dengan tepat siapa presiden Indonesia
dan sistem jaminan kesehatan di
Indonesia sekarang.
2. Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien tidak baik, pasien tidak
dapat berfikir 100 dihitung mundur ke 80,
pasien juga kurang mampu mengalikan
angka seperti 4x5 atau 5x10. Perhatian
pasien mudah teralihkan, pasien tidak
bisa bisa menyebutkan benda-benda yang
berawalan huruf A atau J.
3. Orientasi
 Waktu : Baik, pasien mengetahui saat
wawancara di sore hari
 Tempat : Terganggu, pasien tidak
mengetahui dia sedang berada di rumah
sakit jiwa jambi
 Orang : Terganggu, pasien tidak mengetahui
siapa saja saudaranya, siapa saja yang
tinggal serumah dengannya, dan mengetahui
sedang diwawancara oleh siapa..
4. Daya Ingat
 Daya ingat jangka panjang
Terganggu, pasien tidak ingat siapa nama orang tuanya.
 Daya ingat jangka menengah
Terganggu, pasien tidak dapat mengingat apa yang dilakukan
pada bulan lalu
 Daya ingat jangka pendek
Terganggu, pasien tidak dapat mengingat makan apa
kemaren.
 Daya ingat segera
Terganggu, pasien tidak dapat mengingat nama
pemeriksa dan dapat mengulang 5 kata yang disebutkan
oleh pemeriksa seperti kursi, gunting, meja, batu, dan
sepatu.
5. Kemampuan baca tulis: Baik
6. Berpikir abstrak : Terganggu, pasien
dapat menjelaskan persamaan apel dan
pir.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik,
pasien dapat melakukan perawatan diri
sehari- hari secara mandiri seperti mandi,
makan, minum, dan melakukan pekerjaan
rumah sendiri.
F. Daya Nilai
Daya nilai sosial pasien baik. Uji daya nilai
realitas pasien juga terganggu.
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien terganggu, selama
wawancara pasien tidak dapat mengontrol
emosinya dengan baik.
H. Tilikan
Tilikan derajat 1, karena pasien tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami sakit
dan pasien tidak memerlukan pengobatan.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya
kurang dapat dipercaya. Namun dalam
wawancara, orang tua Os kemampuan
dipercayanya dapat dipercaya.
Gambaran Umum:
 TD : 110/70 mmHg
 Nadi : 82x/menit
 RR: 20x/menit
 Suhu: 36.5oC
 TB: 168 cm
 BB: 51 kg
 Pemeriksaan Neurologis: tidak dilakukan
pemeriksaan
 pemeriksaan psikometrik: tidak dilakukan
pemeriksaan
 Pemeriksaan laboratorium: tidak dilakukan
pemeriksaan
 Pemeriksaan Penunjang Lainnya: tidak
dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK
 Aksis I : F20.1 Skizofrenia Paranoid
 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : -
 Aksis IV : Masalah lingkungan
 Aksis V : GAF Scale 50-41 (gejala berat,
disabilitas berat)

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
V

DEFENISI
Skizofrenia ditandai dengan penyimpanan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran
yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara. Walaupun
kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.1
EPIDEMIOLO
GI
Prevalensi seumur hidup pada skizofrenia sekitar
0,3% -0,7%, meskipun telah dilaporkan terdapat
variasi dalam ras/etnik, lintas negara, dan oleh
Tinjauan Pustaka
geografis untuk imigran dan anak-anak imigran.
Awitan lebih dini pada pria dibanding wanita. Usia
puncak awitan adalah 8 sampai 25 tahun untuk pria
dan 25 sampai 35 tahun untuk wanita.
ETIOLOGI

Ada beberapa teori yang menyangkut


tentang etiologi dari penyakit ini, seperti :
1. Teori Neurotransmitter
2. Teori Genetik
3. Teori Predisposisi Genetika
4. Abnormalitas Perkembangan Saraf
5. Abnormalitas Struktur dan Aktivitas
Otak
6. Ketidakseimbangan Neurokimia
Menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III),:
 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut
ini yang amat jelas (biasanya dua lebih
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang
jelas):
a. Thought echo atau Thought insertion or
withdrawal; atau Thought broadcasting
b. Waham (delusion of control); (delusion of
influence); (delusion of passivity); (delusion
of perception).
c. Halusinasi auditorik yang terus menerus.
d. Waham-waham jenis lain yang menetap dan
Penegakan Diagnosa
dianggap tidak wajar oleh budaya setempat.
 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini
yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca
indera apa saja.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau
yang mengalami sisipan (interpolation)
yang mengakibatkan pembicaraan tidak
relevan.
g. Perilaku-perilaku katatonik (seperti
gelisah, posturing, stupor)
h. Gejala-gejala negatif, seperti sikap
sangat apatis, jarang bicara, dan respon
emosional yang menumpul.
 Gejala-gejala khas seperti yang di atas
telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodromal).
 Harus ada perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam kualitas keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavioral), yang mengarah pada
hilangnya minat, hidup yang tanpa
tujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap yang
larut dalam dirinya sendiri, dan penarikan
diri dari lingkungan sosial.
F 20.1 Skizofrenia Paranoid dengan kriteria3:
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
 Sebagai tambahan :
 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan ras, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of influence), atau
”passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas;
SKIZOFRENIA PARANOID
 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
tidak nyata/tidak menonjol.
PROGNOSIS
 Qua ad vitam : ad bonam
 Qua ad functional : ad malam

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi :
 Risperidon 2 mg 2x1
 Tryhexylpenydin 2 mg 2x1
 Clozapine 25 mg 1x1
Farmakoterapi dan efek
samping
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
tersebut pasien didiagnosa sebagai
skizofrenia paranoid karena didapatkan
tanda dan gejala yang memenuhi kriteria

Berbicara sendiri seperti ada lawan bicara


Keluyuran pada siang hari
Merasa dirinya seorang malaikat
Orang membawa pedang mengajaknya
pergi menyendiri.
ia dapat memunculkan bayi di tangannya
merasa tetangganya iri dan tidak suka
Analisis
padanya Kasus
sering diajak dan disuruh untuk mengikuti
perang
Tatalaksana Os berupa farmakoterapi
berdasarkan keluhan yang disampaikan
oleh Os. Adapun terapi yang diberikan
pada Os yaitu:
 Risperidon 2 mg 2x1
 Tryhexylpenydin 2 mg 2x1
 Clozapine 25 mg 1x1
 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Skizofrenia
dalam synopsis psikiatri. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher; 2010. Hal. 737-
743
 Diagnostic and statistical manual of mental
disorders edisi ke-V . APA. 2013
 Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan
jiwa, rujukan ringkasan PPDGJ-III dan DSM-
5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
Unika Atmajaya; 2001
 McIntyre JS, Charles SC, Anzia DJ,
dkk.Treatment of Patient with Schizophrenia.
2010. American Psychiatric Association.
Gelder MG, Lopez-Ibor JJ, Andreasen N.

DAFTAR therapy
Cognitive-behaviour PUSTAKA for
schizophrenia on new oxford textbook of
psychiatry

Anda mungkin juga menyukai