• RUTHANA PRISCILA Field Manualseperti definisi kepemimpinan yang merupakan sebuah proses mempengaruhi orang lain dengan memberikan mereka sebuah tujuan, arahan, dan motivasi sementara pemimpin menyelesaikan misi dan mengembangkan organisasi, maka kepemimpinan militer merupakan proses mempengaruhi orang untuk menyelesaikan tugas. Hersey & Blanchardmendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi tertentu. Sehingga dalam kepemimpinan militer, pemimpin bertugas untuk memotivasi bawahan mereka di dalam maupun diluar rantai komando untuk melakukan sebuah tindakan, berfikir fokus, dan membuat keputusan demi kepentingan organisasi yang ia pimpin. Provoding Purpose and Vision Providing Direction Providing Motivation professional training agar terlatih secara teknik dan mengusasi taktik interpersonal competence
memperlakukan semua orang sebagai individual
secara equal dan melatih unit yang dibawahi sebagai sebuah tim self-understandingguna
mengenali diri sendiri dan pentingnya self-
improvement garis otoritas yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami. penugasan individu sesuai dengan kemampuan mereka. kendali administratif yang bervariasi sesuai kompleksitas pekerjaan mereka, tanggung jawab yang terlibat, dan kapabilitas pengawas. pendelegasian wewenang sesuai tanggung jawab. •Kepemimpinan sebagai sebuah perspektif. Membahas lebih dalam fungsi fungsi melekat yang di miliki oleh seorang Perwira sebagai pemimpin dan komandan, karena pada dasarnya Perwira dapat menjadi seorang pemimpin dan sekaligus komandan apabila ia mempunyai otoritas formal karena jabatan yang sedang diembannya. Pada hakekatnya Perwira adalah pemimpin bagi anak buahnya, sehingga harus mempunyai kedudukan sebagai : komandan, pemimpin, guru, pembina, bapak dan teman. Karakter adalah struktur ideal pada jiwa dan raga yang membedakan seseorang dengan yang lain, dengan demikian maka Pemimpin yang berkarakter adalah seorangpemimpin yang memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat sehingga memiliki keunggulan dalam segala hal. Dalam hal ini dibutuhkan kompetensi berupa etika dan akhlak yang tinggi. Dalam membentuk Karakter Kepemimpinan terdapat adanya "proses membangun karakter" yaitu suatu mekanisme yang berkesinambungan dan transparan melalui pendidikan, latihan dan penugasan yang sistematis dan berkelanjutan, yang dimulai dari pencarian gagasan, dilanjutkan dengan Pembentukan dan pembinaan kejiwaan. • Gaya Otoriter. Gaya kepemimpinan ini dilakukan dalam rangka untuk melakukan apa yang perintahkan dan bawahan wajib melaksanakan apa yang menjadi dengan tugas pokok organisasi. Seorang komandan menggunakan kepemimpinan otoriter memutuskan suatu keputusan tanpa meminta saran dari bawah bersifat Top Down, Bila komandan membutuhkan saran sah sah saja, namun pada umumnya pemimpin memutuskan sendiri. • Gaya Partisipatif. Gaya kepemimpinan ini akan meminta saran dan pendapat bawahan atau melakukan rapat (Round Table), khususnya dalam menentukan sesuatu sasaran dan tujuannnya serta tahap tahap pelaksannanya. Pada gaya kepemimpinan ini biasanya pemimpin masih tetap mempertahankan otoritasnya dalam membuat keputusan akhir. Sebagai contoh Kepala staf angkatan akan meminta nasehat kepada para asistennya sebelum diputuskanya sesuatu yang keputusan yang bersifat stategis. • Gaya Delegatif. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin mendelegasikan kewenangannya kepada bawahan untuk memberikan keputusan yang penting, namun pemimpin masih tetap bertanggung jawab atas hasil keputusan akhir yang diambil oleh bawahannya. Pemimpin militer pada umumnya dapat mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan bila mana bawahan itu dapat dipercaya, akan tetapi bukan berarti melempar tanggung jawab contoh : Panglima TNI melaksanakan tugas yang sifatnya eksternal untuk yang internal diserahkan kepada wakilnya atau stafnya.