Anda di halaman 1dari 29

Tehnik Pengolahan

Limbah Padat

Endang Sri Lestari, M.Si


Email : lestarirahadian@ymail.com
LIMBAH PADAT adalah
hasil buangan berupa
padatan,lumpur ataupun
bubur yang berasal dari
proses pengolahan
yang berasal dari
kegiatan industri dan
juga domestik
LIMBAH DOMESTIK berupa : limbah padat rumah
tangga, kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian, dan dari tempat-
tempat umum

CONTOH: kertas, kayu, kain, plastik, gelas/kaca,


organik, bakteri dan lain-lain

LIMBAH INDUSTRI adalah hasil buangan industri

CONTOH : industri kertas, pulp, gula, rayon, plywood,


limbah nuklir, pengawetan buah/ikan/daging,
dan lain-lain
SIFAT PENGOLAHAN LIMBAH PADAT :

1) Limbah padat tanpa pengolahan, merupakan


limbah padat yang tidak mengandung B3 
dapat langsung dibuang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir)

1) Limbah padat dengan pengolahan, merupakan


limbah padat yang mengandung B3 harus
diolah terlebih dahulu atau diserahkan ke pihak
lain
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
SEBELUM PENGOLAHAN :
1. Jumlah limbah
2. Sifat fisik dan kimia
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
4. Tujuan akhir dari pengolahan, yaitu bersifat
ekonomis dan non ekonomis
* Bersifat ekonomis  meningkatkan efisiensi
pabrik secara menyeluruh dan mengambil
kembali bahan yang berguna untuk didaur
ulang atau pemanfaatan yang lain
* Bersifat non ekonomis  mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan
BEBERAPA CARA YANG DAPAT
DILAKUKAN SEBAGAI BENTUK
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT ANTARA
LAIN :

1. Penimbunan terbuka (open


dumping)
2. Sanitary landfill
3. Insenerasi
4. Membuat kompos padat
5. Daur ulang
Bentuk pengolahan
“PENIMBUNAN TERBUKA”
limbah padat
1. Lahan terbuka
2. Berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit
dapat berkembang biak menyerang lingkungan
sekitar, mengakibatkan gatal-gatal, gangguan
pernafasan, diare, dll
3. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan
sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar,
menimbulkan bau busuk, serta mudah terbakar
4. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat
merembes ke tanah, mencemari tanah serta air
dan mengganggu ekosistem
5. Sampah sulit terdegradasi, sehingga sampah tidak
berkurang dan tetap berada dalam timbunan,
sehingga dibutuhkan lahan yang luas
Penimbunan Terbuka
Sanitary Landfill adalah sistem pengolahan
sampah dengan cara membuang dan
menumpuk sampah di lokasi cekung,
memadatkannya, dan kemudian
menimbunnya dengan tanah

Contoh : TPA Bantar Gebang, Bekasi


Elemen-elemen sistem sanitary landfill :

1. Lining system : bagian terbawah yang bersentuhan


dengan tanah, terbuat dari campuran tanah dan
bentonit, agar cairan pembusukan sampah tidak
merembes ke tanah dan mencemari air tanah

2. Leachate collection system : lapisan di atas lining


system , berfungsi mengumpulkan lindi agar
tidak menggenang dan merembes ke dalam
tanah. Leachate/lindi adalah cairan yang keluar
dari pembusukan sampah dan terkontaminasi
oleh berbagai bahan kimia atau bakteri
3. Cover or cap system : gunanya untuk
mengurangi air, seperti hujan yang masuk ke
dalam tumpukan sampah, agar jumlah lindi
tidak semakin banyak

4. Ventilation system : pembusukan sampah akan


menghasilkan gas metana yang apabila tidak
disalurkan, akan menimbulkan ledakan

4. Monitor system : untuk mengawasi dan


memberi peringatan dini jika terjadi
kebocoran dalam sistem, yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan
Keuntungan sanitary landfill :
1. Murah : tidak memerlukan investasi besar dalam
bentuk peralatan, hanya memerlukan lahan yang
luas dan jauh dari pemukiman penduduk
2. Dapat menampung berbagai jenis sampah
3. Dapat dipersiapkan dalam waktu yang singkat
4. Gas metana yang dihasilkan dapat dirubah
menjadi energi listrik
5. Mengurangi polusi udara karena sampah-
sampah tersebut berada di dalam tanah
Kerugian sanitary landfill :
1. Pencemaran air : sampah-sampah terutama
bahan organik atau kimia sering menghasilkan
cairan yang dapat merembes ke dalam tanah
dan bisa mencemari tanah dan air
2. Gas metana bila tidak dialirkan dapat
menimbulkan ledakan
3. Membutuhkan lahan yang luas
4. Menimbulkan masalah sosial, karena lokasi
yang tadinya jauh dari pemukiman menjadi
dekat akibat berkembangnya pemukiman
5. Biaya transportasi yang mahal
6. Polusi udara
Bentuk pengolahan
limbah padat
“INsENERAsI” :
merupakan sistem pembakaran sampah/
limbah padat menggunakan alat insenerator
Manfaat/ keuntungan insenerasi :
1. Pembakaran dapat dilakukan pada semua jenis
sampah, kecuali batu atau logam
2. Volume sampah berkurang sangat banyak bisa
sampai 90%
3. Tidak memerlukan ruang yang luas
4. Pelaksanaanya tidak dipengaruhi iklim
5. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai
sumber uap dan dapat dirubah menjadi energi
listrik
6. Pengolahan dapat dilakukan terpusat dengan
jadwal kerja yang dapat diatur dengan
kebutuhan
Kerugian insenerasi :
1. Biaya operasi yang mahal
2. Menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi
pencemar udara
3. Menghasilkan abu hasil pembakaran yang
kemungkinan mengandung senyawa berbahaya
4. Sulitnya mencari lokasi karena keberatan
penduduk sekitar
Bentuk pengolahan
limbah padat
“KoMPos” :
• merupakan hasil perombakan bahan organik oleh
mikroba dengan hasil akhir berupa kompos
dengan ratio C/N rendah

• Bahan baku C/N sekitar 30, hasil akhir C/N <20

• Bahan baku dengan C/N >30, terombak dalam


waktu yang lama

• Bahan baku dengan C/N rendah menyebabkan


menguapnya N selama masa perombakan
METode pembuatan kompos
1. Wind Row System
2. Aerated Static Pile System
3. In Vessel System
Wind Row System
• Proses pembuatan kompos yang paling murah dan
sederhana. Bahan baku ditumpuk memanjang dengan
tinggi 0,6 – 1 m, lebar 2 – 5 m, dan panjang 40 – 50 m
• Tumpukan dipengaruhi keadaan bahan baku,
kelembaban, ruang pori, sirkulasi udara untuk
mencapai bagian tengah tumpukan
• Proses ini memanfaatkan sirkulasi udara secara alami
• Harus dapat melepaskan panas, mengimbangi panas
yang timbul akibat proses dekomposisi
• Untuk mengatur suhu, kelembaban dan oksigen,
dilakukan proses pembalikan secara berkala
• Kelemahannya adalah memerlukan lahan yang cukup
luas
Aerated Static Pile system

• Hampir sama dengan wind row system hana


dipasang pipa untuk mengalirkan dan mengatur
udara menggunakan blower, sehingga tinggi
tumpukan bisa >1m

• Apabila temperatur terlalu tinggi, maka oksigen


dihentikan dan sebaliknya
In Vessel system
Menggunakan sistem kontainer untuk mengurangi
bau dengan pengaturan udara seperti aerated static
pile system
Bentuk pengolahan
limbah padat

“DAUR UlANg” :
• Proses untuk menjadikan suatu bahan bekas
menjadi bahan baru
• Salah satu strategi pengolahan limbah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian,
dan pembuatan produk/ material bekas pakai
Material-material yang dapat didaur
ulang diantaranya:

1. Bahan bangunan
bahan bangunan bekas dikumpulkan dan
dihancurkan dengan mesin penghancur bersama
aspal, batu bata, tanah atau batu. Hasil yang
kasar dipakai pelapis jalan semacam aspal, yang
lebih halus dibuat bahan bangunan baru seperti
bata

2. Besi dan baja


dipilah dan dipisahkan dengan menggunakan
magnet, kemudian dilebur dan dicetak kembali
tanpa mengurangi kualitas logam tersebut
3. Kaca
dibersihkan dari bahan kontaminan, kemudian
dilelehkan bersama kaca baru, kemudian
digunakan sebagai pelapis jalan dan bahan
bangunan dan perhiasan

4. Kertas
mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan
pulp dengan materail kertas baru, namun akan
mengalami penurunan kualitas. Atau dapat juga
dibuat menjadi kerajinan tangan

5. Plastik
didaur ulang seperti mendaur ulang logam,
mengalami penurunan kualitas. Atau dibuat
menjadi kerajinan tangan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai