Oleh:
Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com.
DEPUTI BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
KEBIJAKAN:
Meningkatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan
berkualitas
STRATEGI:
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan dalam sistem SJSN Kesehatan
(kemudahan akses terhadap fasilitas pelayanan KB di setiap tingkatan
wilayah);
2. Penggerakan pelayanan MKJP serta KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran;
3. Peningkatan jaminan ketersediaan alokon & sarana pelayanan KB;
4. Peningkatan pelayanan KB secara statis dan bergerak di DTPK;
5. Peningkatan kapasitas tenaga medis dan penguatan kapasitas tenaga
lapangan untuk mendukung penggerakan dan penyuluhan KB;
6. Promosi dan konseling kesehatan dan hak-hak reproduksi;
7. Penguatan kemandirian ber-KB.
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG KB DAN KR
TAHUN 2015-2019
Sasaran Strategis:
1. Meningkatnya jumlah PA tambahan
2. Meningkatnya persentase kesertaan ber KB di daerah tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan terluar (DTPK)
20 17
80 63.3
57.4 60.3 61.4 61.9 15.3
49.7 54.7 15 13.6 13.2 13.1
60 11.4 10.6
40 10
20 5
0
0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017 1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017
SDKI 1991 – 2012, PMA 205 SDKI 1991 – 2017
TOTAL FERTILITY RATE (TFR) PER PROVINSI
NTT 3.4
Papua 3.3
Maluku 3.3
Papua Barat 3.2
Maluku Utara 2.9
Riau 2.9
Sumatera Utara 2.9
Sulawesi Tenggara 2.8
Kalimantan Utara 2.8
Nas
Unmet need Prov < Unmet need
Kalimantan… 4 6.2 10.2 15 Prov
Kepulauan… 3.7 6.3 10.1 Target Renstra 2015-2019
Kalimantan… 5.3 4.5 9.8
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Banten 4.2 5.7 9.8
Persentase kebutuhan ber-KB 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91
Sulawesi… 3.1 6.3 9.4
yang tidak terpenuhi (unmet
Sumatara… 2.9 6.2 9.1 need)(%)
Sumatera… 2.7 5.9 8.6
Kalimantan… 2.5 6 8.5
Lampung 3.2 5.2 8.4
Jawa Timur 2.7 5 7.8
Bengkulu 2.8 4.1 6.9
Jambi 2.9 3.9 6.8 Penjarangan
Kalimantan… 2.1 4.2 6.3 Pembatasan
D.I… 1.8 4.4 6.3 Total Unmet Need
Bangka… 1.5 4.1 5.6
0 10 20 30 40 50
PA MKJP DAN NON MKJP TERHADAP CPR CARA MODERN (%)
MKJP
non-MKJP
900
797
800
700 602
TAHUN 2016 Total : 4,912
600 534
500
400
300 253 240
182 169 156
200 142139 130 108
103 97 96 95 94 92 92 86 74 73 73
100 61 59 54 50 49 47 46 41 39
24 15
0
Infeksi HIV:
WUS
90% pada usia
reproduksi AKI 305 hipertensi
21,3%
(15-49 th) /100.00
0 KH
Ca Nikah Kehamila
Ca Kekerasan: remaja n remaja
cervix 1 dari 3
payudar 12,8% (15-19 th) (15-19 th)
a 28,7% perempua 23,9% 48/1000
n
Ketidaksetaraan Gender:
Keterbatasan Persepsi Budaya Kondisi Geografis Diskriminasi, Subordinasi, Rentan
Sosial-Ekonomi Mengalami Kekerasan,
Peran Ganda
Riskesdas 2013 SUPAS 2015 Laporan HIV AIDS Triwulan IV/2016
KB DAN KEMATIAN IBU DAN ANAK
FKTP 21.474
Sinkronisasi data faskes yang
FKRTL 2.500
melayani KB dan berikan K/0/KB
TOTAL 23.974
Jumlah Faskes KB yang Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
dan Teregister di SIM BKKBN
12.000
10.428 10.709
10.000
55,51% 8.358 8.203
8.000
44,49% 56,63%
6.000
43,37%
4.000
2.000
-
SEMESTER 2 2017 SEMESTER 1 2018
Keterangan:
• Jumlah yang bekerjasama dengan BPJS mengalami peningkatan
Sumber : Data Potensi Klinik Semester 2 tahun 2017 dan Semester 1 tahun 2018
Jenis faskes yang teregistrasi dalam SIM BKKBN 2018
20,000 18,912
18,000
16,000
14,000
12,000
9,746
10,000
8,000
5,808
6,000
4,000
1,809
2,000
748 632
157 12
-
Nasional Puskesmas Lainnya RS RS bersalin Pustu Praktik dokter Praktik Bidan
Mandiri
catatan:
Pustu dan praktik bidan mandiri harusnya tidak berdiri sebagai Faskes KB karena merupakan
jejaring/jaringan Faskes KB; Faskes lainnya terlalu banyak dan harus didentifikasi lagi lebih
lanjut. Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 tahun 2018
Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kes
GORONTALO 8.92 91.08
SUL. BARAT 0.76 99.24
BENGKULU 7.34 92.66
BALI 19.56 80.44
DIY 18.52 81.48
JATIM 29.43 70.57
RIAU 33.47 66.53
SULSEL 24.20 75.80
SUMSEL 15.83 84.17
KALTARA 2.04 97.96
JAMBI 30.69 69.31
BABEL 27.27 72.73
JABAR 38.82 61.18
BANTEN 41.41 58.59
KALSEL 44.41 55.59
LAMPUNG 17.55 82.45
JATENG 43.94 56.06 tidak
NASIONAL 43.37 56.63
NAD 47.46 52.54
bekerjasama
NTT 56.87 43.13 bekerjasama
SUMUT 40.50 59.50
KALTIM 14.83 85.17
KEP. RIAU 41.17 58.83
NTB 61.53 38.47
DKI 60.60 39.40
KALBAR 62.01 37.99
SULTENG 37.79 62.21
SULTERA 59.59 40.41
SUMBAR 70.18 29.82
SULUT 74.26 25.74
KALTENG 58.90 41.10
MALUT 85.41 14.59
PAPUA BARAT 91.74 8.26
MALUKU 99.21 0.79
PAPUA 94.71 5.29
12.000
10.709
10.000
8.203
8.000
6.000
Catatan:
4.000 jumlah faskes pemerintah yang teregistrasi 14.502
2.000
dan yang tercatat bekerjasama dengan BPJS
kesehatan hanya 9,885 Faskes
-
SEMESTER 1 2018 Berdasarkan Perpres nomor 19 tahun 2016 (pasal
36):
Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan
wajib bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 tahun 2018
PENAMBAHAN PA TAHUN 2017
Tahun Bulan Jumlah PA Penambahan PA dibandingkan Des
2016
Berdasarkan tabel diatas, PA per November 2017 (data terakhir ) berkurang (483.148)
dibandingkan PA per Desember 2016, disisi lain target PA tambahan 2017 yang harus
dicapai sebesar 1.150.000, sehingga PA tambahan 2017 tidak tercapai
sebesar 1.633.148 atau - 142,01 % dari target yg diharapkan.
ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KEGIATAN STRATEGIS
Isu&strategis
Isu strategis tantangan & tantangan (1)
No Isu strategis Tantangan
1. Kesertaan ber KB 1. KB modern mengalami penurunan (57,2%) meskipun KB all method
meningkat menjadi 63,6%, karena adanya peningkatan metode KB
tradisional menjadi 6,4% (laporan Sementara SDKI 2017)
2. Disparitas Kesertaan Ber KB antar provinsi belum merata (25,8% di
Papua Barat sampai 35,59% di Kalimantan Tengah 69,4% (laporan
sementara SDKI 2017)
3. Unmet Need masih Tinggi sebesar 10,46 (Laporan sementara SDKI
2017)
4. Angka Putus Pakai masih Tinggi Pil sebesar 46,1% dan Suntik
sebesar 28,7% (laporan sementara SDKI 2017)
5. Capaian peserta KB baru (PB) tidak berdampak terhadap
penambahan Peserta KB aktif (PA) modern bahkan mengalami
minus (laporan umpan balik Dallap 2017)
6. Kontribusi KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran terhadap
capaian PB masih rendah hanya sebesar 22,4% (Laporan umpan
balik Pelkon 2017)
7. KB MKJP mengalami peningkatan, namun angka putus pakai MKJP
masih cukup tinggi (IUD 9%, Implan 6,4%) (laporan sementara SDKI
2017)
Isu&strategis
Isu strategis tantangan & tantangan (2)
No Isu strategis Tantangan
2. Faskes yang memperoleh 1. Jumlah Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kes masih
sarana dan alokon rendah (56%);
2. Penetapan klasifikasi Faskes KB dalam K/0/KB masih belum
sesuai dengan definisi (93% dominasi Faskes KB
SEDERHANA=hanya mampu melayani pil, suntik dan
kondom..??) ;
3. Kebijakan distribusi alokon nasional terkait penyesuaian
lingkungan strategis masih dalam proses revisi;
4. Utilisasi laparoskopi masih belum optimal
3. Faskes & jejaring dengan 1. Kebijakan sertifikasi dan kompetensi serta penyelenggara
nakes terlatih pelatihan (terkait lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh
PPSDM Kemenkes RI);
2. Retensi pelayanan KB MKJP pasca pelatihan;
3. Bidan yang terlatih belum berjejaring dengan FKTP
4. Kab galciltas dan kota 1. Kebijakan pelayanan bergerak dengan memperhatikan sistem
(miskot) yang difasilitasi rujukan pasca pelayanan dan pengawasan mutu pelayanan
kesertaan ber KB dan pembiayaan masih dalam proses;
2. Penggarapan wilayah unmet need belum optimal.
Isu strategis & tantangan (3)
No Isu strategis Tantangan
5. Faskes KB dengan tenaga 1. Standarisasi tenaga pelayanan untuk promosi dan konseling
pelayanan yang terstandar hak-hak reproduksi di faskes KB;
& melakukan promosi & 2. Bahan promosi dan konseling hak-hak reproduksi;
konseling hak-hak 3. Mekanisme promosi dan konseling hak-hak reproduksi di
reproduksi Faskes;
4. Alat ukur kegiatan promosi dan konseling hak-hak reproduksi
di Faskes jika telah/belum dilakukan.
6. Kelompok sasaran yang 1. Standarisasi tenaga pelayanan untuk promosi dan konseling
mendapatkan promosi dan hak-hak reproduksi di kelompok sasarana;
konseling hak-hak 2. Bahan promosi dan konseling hak-hak reproduksi;
reproduksi 3. Mekanisme promosi dan konseling hak-hak reproduksi di
kelompok sasaran;
4. Alat ukur kegiatan promosi dan konseling hak-hak reproduksi
di kelompok sasaran jika telah/belum dilakukan.
Isu strategis & tantangan (4)
No Isu strategis Tantangan
7. Sistem rujukan horisontal 1. Belum berjalannya sistem rujukan horisontal
antar FKTP untuk pelayanan KB yang
terkendala dari aspek SDM atau sarana;
2. Belum tersedia sistem informasi /kerjasama
(termasuk sistem klaim) antar FKTP yang
merujuk/menerima rujukan.
8. Pelayanan KB rumah sakit 1. Batasan pelayanan KB di Rumah Sakit;
2. Rendahnya cakupan pelayanan KB pasca
persalinan/pasca keguguran di RS;
3. Multi persepsi sistem klaim antar dokter,
koder, verifikator RS dan verifikator BPJS Kes.
4. Bergesernya pola fee for service menjadi pola
asuransi bagi nakes;
5. Sistem pembiayaan berbasis grouping
KEGIATAN STRATEGIS KEDEPUTIAN KBKR (1)
1. Peningkatan CPR terutama MKJP
Pemenuhan kebutuhan alokon sistem cafetaria (khususnya MKJP) dan sarana di faskes
Perluasan dan peningkatan pelayanan KB MKJP di fasilitas kesehatan dan jejaringnya
Peningkatan penggerakan dan pelayanan KB termasuk KB pasca persalinan dan pasca
keguguran
Pelatihan teknis medis pelayanan KB dan kualifikasi pasca pelatihan bagi tenaga kesehatan
Perpres No. 19 / 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Perpres No. 12/2013
tentang Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 99/ 2015 Tentang Perubahan atas Permenkes No 71 / 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 52 / 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 64 / 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
UU NO 40 TAHUN 2004 TENTANG SJSN
Pasal 22
(1) Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan
yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk obat dan
bahan medis habis pakai yang diperlukan
Penjelasan
Yang dimaksud pelayanan kesehatan dalam pasal ini meliputi pelayanan dan penyuluhan
kesehatan, imunisasi, pelayanan keluarga berencana, rawat jalan, rawat inap,
pelayanan gawat darurat dan tindakan medis lainnya…………..
Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 21
(4). Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
meliputi konseling, pelayanan kontrasepsi termasuk vasektomi dan
tubektomi, bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional
(4a) Ketentuan mengenai pemenuhan kebutuhan alat dan obat
kontrasepsi bagi peserta jaminan kesehatan di fasilitas kesehatan diatur
dengan Peraturan Kepala Badan kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
(5). Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4a) disediakan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PERMENKES RI NO. 52 TAHUN 2016 TENTANG
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Tarif Pelayanan KB :
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) : kapitasi & non kapitasi
a. Tarif Kapitasi: Pil dan Kondom
b. Tarif non kapitasi
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
• Dalam Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas memiliki jaringan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Bidan di desa, dan
Puskemas Keliling (Pusling)
• Bidan Praktik Mandiri dapat menjadi jejaring dari puskesmas atau FKTP lainnya yang telah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.
Klasifikasi Pelayanan KB di Faskes
Konseling
Faskes
tingkat a. Faskes yang Pemberian pil, suntik dan kondom
pertama melayani KB Penanggulangan efek samping & komplikasi
(FKTP) Sederhana sesuai dengan kemampuan
- Puskesmas Upaya rujukan
1.
- Klinik
Pratama
b. Faskes yang Pelayanan KB sederhana Plus pemasangan
- Praktik
dokter melayani KB IUD/implan
- RS Tipe D
pratama
Lengkap Dan atau pelayanan vasektomi
Sarana Penunjang
GYNECOLOGY BED
Terima
Kasih