Makanan
tambahan
diperlukan bagi
seluruh ibu hamil
RISIKO IBU HAMIL KEK
Melahirkan BBLR: Kemenkes (2003) menyebutkan
bahwa BBLR berisiko mengalami kematian bayi 17
kali lebih besar dalam usia 1 tahun dibandingkan
bayi tidak BBLR
Mengalami Perdarahan: Ibu hamil KEK cenderung
mengalami anemia gizi. Anemia dapat
menyebabkan perdarahan saat persalinan yang
merupakan penyebab utama kematian ibu di
Indonesia.
Kesulitan persalinan
Kematian janin/bayi
Hubungan Kenaikan BB Ibu Hamil dengan
Risiko Kematian Perinatal
Rekomendasi
Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil
menurut IMT Prahamil
27%
10% Asphyxia
LBW/BBLR
Tetanus
6% Infections
Haematologic dis
Feeding problems
5%
BBLR Others
10%
29%
10
Sumber: SKRT 2001
KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA
Lain-lain
12%
Perdarahan
30%
Kompl masa
puerpureum
8%
Emboli obst
3%
P. lama/macet
5%
Abortus
5%
Infeksi
12%
Eklamsia
25%
11
Sumber: Surkesnas 2001
12
Kemenkes RI, 2015
Dampak KEK pada Ibu Menyusui
Kecukupan asupan gizi pada saat kehamilan juga akan
bermanfaat untuk mendukung keberhasilan menyusui.
2114.4 Kal/hari
2100
Exclusive
Energi
breastfed
2000
1900
1911.8 Kal/hari
1800
0 1 2 3 4 5 6
Bulan
Konsumsi harian ibu laktasi terus menurun dari 0-6 bulan
Sumber:
18
* Disertasi S3, Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKMUI, 2013; ** Thesis S2, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, FKMUI, 2016; *** Malaysian Journal of Nutrition, Vol 23 (1) 2017, ****
Belum dipublikasi
19 ASI Eksklusif dan Stunting
• Stunting pada bayi usia <6 bulan bukan disebabkan asupan gizi yang
rendah pada masa janin, karena stunting 0 bulan hanya 4,9% dan
persentase BBLR (cerminan asupan gizi rendah saat janin) hanya 10,2%.
• Meningkatnya kasus stunting lebih disebabkan oleh kondisi pasca lahir.
Distribusi
21 Kejadian Stunting pada
Bayi Usia 6-23 Bulan
(Analisis Data Riskesdas 2013)
Status Stunting
ASI Ekslusif Stunting Normal
Total
n % N %
6 Bulan 66 29,7 156 70,3 222
>6 Bulan 1451 33,6 2868 66,4 4319
Total 1517 3024 4541
55.0
50.0
45.0
Stunting
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
ASI Eksklusif
40.0
Stunting
35.0
30.0
25.0
20.0
20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0 65.0
Pemberian MPASI DIni
(Sumber, Syafiq, 2016)
29 Analisis
45.0
40.0
Stunting
35.0
30.0
25.0
20.0
20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Imunisasi Lengkap
(Sumber, Syafiq, 2016)
31 Analisis
1. IMD
2. ASI Eksklusif 0-6 Bulan
3. Pengenalan MPASI
4. Frekuensi makan minimal
5. Keragaman pangan minimal
6. Asupan makan minimal
7. Pemberian ASI sampai usia 2 tahun
35
36 4. Frekuensi Makan Minimal
Indikator: Persentase anak usia 6-23 bulan
yang diberi makan dengan frekuensi minimal
yang dianjurkan (hidangan utama/selingan)
di hari sebelumnya.
Catatan: Frekuensi minimal makan hidangan
utama/selingan per hari:
2x untuk bayi 6–8 bulan yang masih disusui;
3x untuk anak usia 9–23 bulan;
4 kali untuk anak usia 6–23 bulan yang tidak
mendapatkan ASI (dan dapat termasuk
susu/makanan formula bagi anak yang tidak
disusui).
37 5. Keragaman Pangan Minimal
Indikator: Persentase anak usia 6-23 bulan yang
diberi makan setidaknya 4 (dari 7) kelompok
pangan di hari sebelumnya.
7 Kelompok Pangan:
(1)Padi-padian, akar, umbi;
(2)Buah dan sayur kaya vitamin A;
(3)Daging seperti daging merah, ikan, dan unggas;
(4)Legum, kacang-kacangan dan biji-bijian;
(5)Telur;
(6)Buah dan sayur lainnya
(7)Susu dan olahannya
38 6. Minimum Acceptable Diet
Indikator: Persentase anak usia 6-23 bulan yang
mendapatkan makanan dengan frekuensi
minimal yang dianjurkan dan setidaknya 4
kelompok pangan di hari sebelumnya.
Sebagai indikator komposit, MAD:
Dalam hal frekuensi minimal, bagi anak yang tidak disusui
harus mendapatkan susu setidaknya 2 kali per hari.
Karbohidrat
Tahu Tempe Kacang-kacangan
MAKRO
Margarin Minyak goreng Lemak
42
ZAT GIZI MAKRO
ZAT GIZI
MIKRO
MANFAAT SUSU BAGI IBU HAMIL DAN LAKTASI
Susu ibu hamil dapat menjadi alternatif yang baik
untuk membantu ibu memenuhi kebutuhan zat
gizinya sehingga terhindar dari kekurangan gizi
pada masa kehamilan.
Dalam 1 gelas susu terdapat sekitar 150 kalori.
Disarankan ibu hamil untuk mengonsumsi minimal 1
gelas per hari, dan untuk optimalnya 2 gelas per
hari.
Di samping memiliki fungsi gizi dasar pangan, susu
merupakan asupan yang relatif lengkap untuk
membantu menyediakan segala kandungan yang
dibutuhkan manusia setiap hari.
MANFAAT SUSU BAGI IBU HAMIL DAN LAKTASI
Per Sajian
½ porsi Nasi Merah (51 gr)
40 gr Daging Ayam Suwir
5 ptg Mentimun
3 ptg Tomat
Per Sajian
½ porsi Nasi Putih
1 sdg Telur Dadar
30 gr Cap Cay
n intervensi = 104
n kontrol = 100
• Rata2 ASI eksklusif kelompok suplementasi susu paling tinggi yaitu 170 hari.
• Sebanyak 90% ibu di kelompok suplementasi susu memberikan ASI
eksklusif 6 bulan
• Kelompok suplementasi susu memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar
untuk tetap memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan kontrol.
Kesimpulan
1. Di Indonesia, asupan gizi ibu hamil kurang yang ditandai
dengan tingginya prevalensi bumil KEK dan anemia
2. Asupan energi dan zat gizi ibu menyusui bahkan lebih rendah
3. Perlu adanya upaya signifikan peningkatan gizi ibu hamil dan
menyusui, terutama bila prevalensi bayi/anak stunting ingin
diturunkan
4. Untuk menjamin kehamilan yang sehat, menyusui yang
berhasil dan pertumbuhan bayi yang optimal, maka
kecukupan zat gizi ibu harus diperhatikan.
5. Susu dengan kandungan zat gizi yang lengkap, mudah
dikonsumsi dan diserap, serta praktis disiapkan sangat
disarankan untuk diminum oleh ibu hamil dan manyusui
6. Konsumsi susu harus terus berlanjut sejak hamil sampai masa
menyusui berakhir
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.