Adhesive Small Bowel Obstruction (ASBO) 2017 Definition • Peritoneal Adhesi atau Simple Adhesi adalah jaringan fibrous yang menghubungkan permukaan atau organ di dalam cavum peritoneum yang normalnya terpisah. • Adhesi tersebut adalah akibat dari respon penyembuhan yang patologis dari peritoneum yang mengalami trauma. Adhesive Small Bowel Obstruction • Obstruksi usus halus adalah keadaan gawat darurat bedah, dimana terjadi obstruksi pada usus halus yang mengganggu pasase feses. • Gejala obstruksi usus halus : Nyeri abdominal, Distensi, Muntah, dan konstipasi. • Adhesi adalah penyebab tersering dari obstruksi usus halus. • Metode untuk mengkonfirmasi penyebab Adhesi dari usus halus adalah dengan pemeriksaan imaging, yang paling sering digunakan CT Scan. Klasifikasi Adhesions menurut Zuhlke et al: • Grade 0 : No Adhesions atau Adhesif tidak signifikan • Grade 1 : Adhesi yang dapat dilihat dan dipisahkan dengan mudah dengan diseksi tumpul • Grade 2 : Adhesi dimana diseksi tumpul mungkin untuk dilakukan namun dibutuhkan diseksi tajam. • Grade 3 : Hanya bisa dipisahkan dengan diseksi tajam, Vaskularisasi jelas. • Grade 4 : Hanya bisa dipisahkan dengan diseksi tajam, terdapat adhesif kuat dari organ sekitar, kemungkinan cidera organ saat Adhesiolisis. Adhesiolysis • Definisi : Membebaskan adhesi bisa dengan diseksi tumpul dan tajam selama pembedahan. • Trauma selama melakukan prosedur Adhesiolisis sering terjadi pada usus, diklasifikasikan sebagai : • Seromuscular Injury • Enterotomy • Delayed diagnosis perforation Peritoneal Adhesion Index (PAI) Approach to patient with ASBO • Primary Goal dalam evaluasi awal pada pasien yang dicurigai Adhesi Small Bowel Obstruksi adalah : • Membedakan penyebab antara ASBO dan penyebab lainnya • Mengetahui apakah dibutuhkan terapi surgical emergensi • Indentifikasi dan mencegah komplikasi dari obstruksi usus History Taking ASBO • Untuk mendiagnosa ASBO secara umum dapat ditemukan pada anamnesis dengan gejala – gejala seperti berikut : • Nyeri perut kolik yang intermiten • Distensi • Mual (dengan atau tanpa muntah) • Bisa BAB atau tidak bisa BAB Laboratory • Darah Lengkap (Leukosit>10.000) • Laktat • Elektrolit • CRP CT Scan Abdomen • CT Scan memiliki akurasi 90% dalam memprediksi Strangulasi dan kebutuhan untuk Pembedahan emergency • CT Scan dapat sebagai patokan untuk Terapi • Sering Radiologis dan Klinis Sebagai pertimbangan untuk operasi Manajemen Non Operatif • Pemasangan NGT dekompresi • Manajemen non operatif efektif dalam mengobati ASBO, pada kurang lebih 70-90% pasien. • Secara umum, manajemen konservatif efektif, kecuali jika terdapat tanda – tanda Iskemia, Peritonitis, maupun Strangulata. • Menurut Bologna Guidelines : Rekomendasi Terapi ASBO adalah konservatif selama 72 jam Manajemen Operatif • Secara umum, Eksplorasi Abdominal merupakan standard dalam terapi ASBO • Laparoskopik merupakan pilihan utama sekarang karena Minimal Invasif Surgery Resiko Cedera pada Usus halus. Conclusions • ASBO adalah penyebab yang tersering pada operasi emergensi • Menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. • Sebagian besar kasus ASBO dapat diterapi dengan konservatif selama 72 jam. • Jika operasi dibutuhkan, Laparoskopik lebih digemari karena minimal invasif injury.