Invest in indonesia Invest in indonesia © 2017 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved
DASAR HUKUM: PTSP PUSAT–BKPM
PTSP PUSAT
PERPRES. No. 97 Tahun 2014
Official in
Charge monev
Monitoring dan Evaluasi
Tukar data dan 1. Mengkaji
informasi dalam pelaksanaan Nota
mendukung Kesepahaman dan
keamanan investasi Pedoman Kerja;
dengan cara tertulis, Langkah Person in 2. Melakukan supervisi
ke kewilayahan;
lisan (mendesak),
menjaga kerahasiaan,
Pengamanan Sosialisasi Charge 3. Rapat koordinasi
antara BKPM dan
menggunakan sarana Sosialisasi dilakukan POLRI untuk
Identifikasi terhadap Pejabat yang
komunikasi yang ada. melalui membahas hasil
ancaman dan bertanggung jawab:
ceramah/investor monitoring dan
BKPM: gangguan keamanan BKPM: Dir. Wilayah I, evaluasi yang
Ka. Pusdatin, Direktur
proyek investasi. forum, FGD, Diskusi II, III dan IV.
Wilayah I, II, III, IV. dilakukan baik secara
POLRI: Panel atau metode terpusat maupun
Tingkat Pusat: lainnya. POLRI:
Apabila diperlukan, kewilayahan, dengan
• Dir. Ekon., Baintelkam Tingkat Pusat pelaksanaan rapat
• Dir. Ti. Pid. Ekon. maka POLRI atas
Sosialisasi ditujukan Kepala Biro minimal 2 kali dalam
Khusus, Bareskrim permintaan BKPM
• Karo Bin. Ops., kepada ASN BKPM, Pembinaan 1 tahun;
dapat melakukan
Baharkam BKPMD, POLRI serta Operasional; 4. Hasil evaluasi
Tingkat Daerah: pengerahan petugas sebagai bahan
• Karo Ops., Polda mempertimbangkan pihak lain. Tingkat Kewilayahan masukan kepada
• Dir. Intelkam., Polda kondisi/ • Karoops Polda; pimpinan dalam
• Dir. Reskrimsus., Polda
• Kapolres perkembangan di • Kabagops Polres; mengambil kebijakan.
lapangan.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
Fasilitas Importasi Barang
Melalui Percepatan Jalur Hijau
Tujuan :
Memberikan layanan percepatan pemasukan barang modal bagi investor untuk mendorong
percepatan realisasi investasi.
• BKPM akan memberikan rekomendasi pada Direktorat Jenderal Bea Cukai , bagi
investor yang layak mendapatkan percepatan jalur hijau setelah lolos verifikasi dari
BKPM.
• BKPM dan Ditjen Bea Cukai akan tetap melakukan pengawasan yang ketat, misalnya
dengan melakukan pemeriksaan sampling ke lapangan untuk mencocokkan kesesuaian
mesin/peralatan yang diimpor baik dari spesifikasi dan kuantitas dengan dokumen
impor dan Izin Prinsip Penanaman Modal
PEMBATALAN PENUTUPAN
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PM DAN KPPA, KP3A,
(Perka BKPM No. 17 Tahun 2015) PENCABUTAN DAN KANTOR
PERIZINAN CABANG
(Pasal 24-25) (Pasal 26)
VI.
I. II. III.
SANKSI
(Pasal 28-35)
KEGIATAN PENGENDALIAN
PEMANTAUAN PEMBINAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PM TH. 2015
VII.
PELAKSANAAN PM PELAKSANAAN PM PELAKSANAAN PM
(Pasal 11-17) (Pasal 18-20) (Pasal 21-23)
Ket: Klik gambar untuk menuju penjelasan terkait
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
9
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 1, pengendalian adalah kegiatan
pemantauan, pembinaan, dan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan penanaman modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
PROGRAM KEGIATAN
OUTPUT • Memetakan proyek besar
PMA/PMDN dikabupaten/kota
Data perkembangan realisasi • Memetakan proyek - proyek
PEMANTAUAN penanaman modal dan mendapatkan fasilitas Pabean
(Masterlist)
informasi masalah dan • Membandingkan data IP 2013
hambatan yang dihadapi – 2017 (Stock Net) dengan data
perusahaan. yang telah melaporkan LKPM
• Memetakan perusahaan yang SASARAN
belum men dapatkan hak akses PENGENDALIAN:
Pemahaman ketentuan • Bimbingan sosialisasi Tercapainya
pelaksanaan penanaman ketentuan pelaksanaan PM realisasi
modal oleh investor dan • Konsultasi pelaksanaan PM penanaman
PENGENDALIAN PEMBINAAN aparatur daerah dan (konsultasi permonohonan modal sesuai
penyelesaian masalah dan hak akses dan tata cara dengan
hambatan yang dihadapi pengsian LKPM Online) ketentuan
• Fasilitasi penyelesaian
oleh perusahaan. peraturan
masalah/hambatan
perundang-
undangan.
Pelaksanaan penanaman • Melakukan pengawasan ke lokasi
modal dan penggunaan proyek :
oEvaluasi pelaksanaan PM
fasilitas penanaman modal
oIndikasi penyimpangan
sesuai dengan ketentuan
PENGAWASAN ketentuan PM
perundang-undangan oPenggunaan fasilitas (Importasi
Mesin) pembebasan bea masuk
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan
pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat Perizinan penanaman modal.
Kepala BKPM dapat melimpahkan pelaksanaan kegiatan pemantauan yang menjadi kewenangan
Pemerintah kepada Gubernur melalui Dekonsentrasi.
• Memetakan proyek PMA/PMDN
dikabupaten/kota
• Memetakan proyek - proyek
Data mendapatkan fasilitas Pabean
PENGUMPULAN
Investasi (Masterlist)
LKPM • Membandingkan data IP 2013 –
PERKEMBANGAN 2017 (Stock Net) dengan data
yang telah melaporkan LKPM
VERIFIKASI DAN REALISASI
EVALUASI • Memetakan perusahaan yang
INVESTASI belum men dapatkan hak akses
LKPM Serapan
Tenaga
KOMPILASI DATA Kerja - Tenaga Kerja Indonesia
- Tenaga Kerja Asing
300
250
200
150
100
50
0
TW I 2016 TW II 2016 Jan - Jun 2016 TW I 2017 TW II 2017 Jan - Jun 2017 Target 2017*) Capaian**)
TOTAL 146.5 151.6 298.1 165.8 170.9 336.7 678.8 49.6%
PMA 96.1 99.4 195.5 97.0 109.9 206.9 429.0 48.2%
PMDN 50.4 52.2 102.6 68.8 61.0 129.8 249.8 52.0%
PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri *) Target Penanaman Modal 2017 Renstra BKPM 2015 – 2019
PMA : Penanaman Modal Asing **) Terhadap target 2017
Nilai investasi Triwulan II 2017 merupakan realisasi investasi langsung yang dilakukan Triwulan II 2017 y-o-y q-o-q
selama 3 bulan periode laporan (April-Juni 2017) berdasarkan Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) yang diterima BKPM dari perusahaan PMA dan PMDN. PMDN 16,9% -11,3%
Di luar investasi Migas, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa PMA 10,6% 13,3%
Guna Usaha, dan Industri Rumah Tangga. TOTAL 12,7% 3,1%
Nilai investasi dalam Rp Triliun (T) dan kurs US$ 1 = Rp 13.300 sesuai dengan APBN
2017.
Jan - Jun 2017 y-o-y
Realisasi investasi pada Triwulan II 2017: Rp 170,9 T meningkat 3,1% dari Triwulan I
2017 (Rp 165,8 T) atau meningkat 12,7% dari Triwulan II 2016 (Rp 151,6 T) PMDN 26,5%
Realisasi Investasi pada Januari – Juni 2017 : Rp 336,7 T, meningkat 12,9% dari tahun PMA 5,8%
sebelumnya yaitu Januari – Juni 2016 (Rp 298,1 T)
TOTAL 12,9%
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
Triwulan II 2017: Sektor, Lokasi, Negara Asal, dan Wilayah
Realisasi Triwulan II 2017: Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
INVESTASI INVESTASI
NO LOKASI PROYEK NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar) (US$ Juta)
1 Jawa Timur 15.561,4 730 1 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1.098,8 4.644
2 Jawa Barat 11.797,4 478 2 Jawa Barat 977,2 2.273
3 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10.181,8 355 3 Sulawesi Tengah 709,8 89
4 Kalimantan Timur 3.292,8 109 4 Banten 708,8 1.157
5 Jawa Tengah 2.816,5 544 5 Sumatera Selatan 664,2 99
6 Banten 2.035,6 282 6 Bali 467,6 663
7 Lampung 1.800,4 25 7 Kalimantan Timur 447,7 170
8 Sumatera Selatan 1.734,7 83 8 Jawa Tengah 432,0 499
9 Kalimantan Tengah 1.462,9 57 9 Jawa Timur 431,7 830
10 Sumatera Utara 1.440,3 145 10 Sumatera Utara 397,3 313
11 Nusa Tenggara Barat 1.244,2 27 11 Sulawesi Selatan 289,1 109
12 Riau 1.227,1 117 12 Papua 274,1 65
13 Kalimantan Barat 1.124,2 111 13 Kepulauan Riau 217,4 311
14 Sulawesi Tenggara 1.063,1 38 14 Riau 192,6 173
15 Sulawesi Tengah 982,5 33 15 Kalimantan Barat 167,7 185
16 Sulawesi Selatan 805,1 91 16 Sulawesi Tenggara 167,4 50
17 Gorontalo 358,7 5 17 Kalimantan Tengah 128,2 110
18 Kalimantan Selatan 279,4 77 18 Maluku Utara 82,8 20
19 Sulawesi Barat 270,9 5 19 Kalimantan Selatan 71,1 60
20 Kepulauan Bangka Belitung 255,3 29 20 Bengkulu 62,9 15
21 Sumatera Barat 237,7 102 21 Kalimantan Utara 45,5 36
22 Jambi 226,9 29 22 Sulawesi Utara 39,6 52
23 Kepulauan Riau 183,2 53 23 Nusa Tenggara Timur 34,3 82
24 Nusa Tenggara Timur 168,5 17 24 Gorontalo 32,9 24
25 Daerah Istimewa Yogyakarta 131,2 47 25 Maluku 29,1 17
26 Kalimantan Utara 83,0 45 26 Papua Barat 25,2 30
27 Sulawesi Utara 61,5 26 27 Nusa Tenggara Barat 20,7 289
28 Aceh 61,1 11 28 Lampung 11,6 51
29 Bali 54,8 41 29 Daerah Istimewa Yogyakarta 10,8 113
30 Papua 31,8 12 30 Sumatera Barat 7,1 63
31 Bengkulu 22,7 10 31 Aceh 5,5 39
32 Maluku 8,6 2 32 Kepulauan Bangka Belitung 5,1 36
33 Maluku Utara 0,0 2 33 Jambi 3,9 33
34 Papua Barat 0,0 9 34 Sulawesi Barat 0,0 10
TOTAL 61.005,4 3.747 TOTAL 8.259,7 12.710
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
Januari – Juni 2017: Sektor, Lokasi, Negara Asal, dan Wilayah
Realisasi Januari – Juni 2017: Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
INVESTASI INVESTASI
NO LOKASI PROYEK NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar) (US$ Juta)
1 Jawa Timur 24.952,0 1.023 1 Jawa Barat 2.497,4 2924
2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 21.989,3 487 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2.033,6 6022
3 Jawa Barat 20.899,7 658 3 Banten 1.224,0 1525
4 Jawa Tengah 7.790,2 768 4 Sulawesi Tengah 979,1 146
5 Banten 7.524,1 393 5 Jawa Tengah 950,9 667
6 Kalimantan Timur 6.490,0 162 6 Sumatera Selatan 867,8 182
7 Sumatera Utara 5.751,8 209 7 Papua 863,8 122
8 Sumatera Selatan 4.366,2 158 8 Kalimantan Timur 747,8 275
9 Riau 4.228,7 191 9 Jawa Timur 674,1 1128
10 Kalimantan Barat 3.563,5 187 10 Bali 602,9 964
11 Nusa Tenggara Barat 3.444,2 48 11 Sumatera Utara 592,6 465
12 Lampung 3.390,3 34 12 Kepulauan Riau 493,1 470
13 Sulawesi Tenggara 2.469,3 63 13 Sulawesi Selatan 490,9 177
14 Kalimantan Selatan 2.130,0 105 14 Sulawesi Tenggara 439,6 88
15 Kalimantan Tengah 1.779,0 83 15 Kalimantan Barat 358,3 332
16 Kepulauan Bangka Belitung 1.514,0 44 16 Kalimantan Tengah 337,1 197
17 Sulawesi Tengah 1.239,7 60 17 Riau 306,7 244
18 Sulawesi Selatan 1.056,8 151 18 Sulawesi Utara 191,1 106
19 Sumatera Barat 808,3 169 19 Kalimantan Selatan 146,5 84
20 Jambi 612,1 61 20 Maluku 121,0 27
21 Aceh 564,5 54 21 Maluku Utara 115,0 35
22 Nusa Tenggara Timur 531,3 40 22 Bengkulu 76,6 30
23 Gorontalo 441,1 11 23 Kalimantan Utara 69,9 63
24 Papua 384,9 29 24 Nusa Tenggara Timur 63,2 136
25 Sulawesi Barat 375,8 8 25 Kepulauan Bangka Belitung 53,4 65
26 Maluku Utara 344,1 4 26 Nusa Tenggara Barat 51,2 486
27 Sulawesi Utara 319,1 46 27 Papua Barat 49,7 55
28 Kepulauan Riau 286,7 98 28 Lampung 46,6 85
29 Daerah Istimewa Yogyakarta 203,5 71 29 Gorontalo 35,0 38
30 Kalimantan Utara 145,0 55 30 Jambi 31,8 54
31 Bali 133,9 58 31 Daerah Istimewa Yogyakarta 14,6 139
32 Bengkulu 22,7 16 32 Sumatera Barat 12,7 98
33 Maluku 18,6 5 33 Sulawesi Barat 8,8 19
34 Papua Barat - 9 34 Aceh 6,5 62
TOTAL 129.770,2 5.558 TOTAL 15.553,4 17.510
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
Capaian Target Realisasi Investasi 2016 dan Target Investasi 2017
DIREKTORAT WILAYAH III
Capaian Hingga TW
Target 2016 Capaian 2016 Target 2017
II 2017
No Lokasi
Nilai %N Nilai %N Nilai %N Nilai % Capaian
4 Sulawesi Utara 2.5 0.4 10.3 1.7 3.9 0.6 2.9 73.3
5 Sulawesi Tengah 14.5 2.5 22.9 3.8 21.0 3.1 14.3 67.9
Metodologi
Mengadakan pertemuan Output
dengan mengundang Terfasilitasinya permasalahan
perusahaan dan instansi yang dihadapi penanam modal
terkait untuk mendapatkan dalam merealisasikan rencana
Fasilitasi Penyelesaian Masalah penjelasan dan informasi
Penanaman Modal investasinya
lebih lanjut serta alternatif
penyelesaian permasalahan
Metodologi
Output
Melakukan evaluasi kepada
aparatur BPMPTSP yang Pemanfaatan sistem LKPM online
mengikuti kegiatan yang lebih maksimal agar output
Supervisi Pelaksanaan
workshop LKPM online kegiatan workhop LKPM online
Implementasi Pelaksanaan
LKPM Online di BPMPTSP dapat tercapai dikarenakan terkait
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia dengan realisasi investasi
17
PENGAWASAN PENANAMAN MODAL
• Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan PM, BKPM
dapat berkoordinasi dengan instansi lain.
• Pemberitahuan pengawasan ke lokasi proyek kepada
Pengawasan PM
perusahaan dilakukan paling lambat 5 hari kerja
sebelum pelaksanaan pengawasan.
Indikasi Penyimpangan
atas Ketentuan PM
Pelaksanaan Ketentuan Penggunaan Fasilitas
atau tidak dipenuhinya
PM Penanaman Modal
kewajiban dan
tanggung jawab
Catatan :
Perusahaan yang mengajukan Izin Usaha sebelum periode
pelaporan, wajib menyampaikan LKPM dengan posisi realisasi
akhir penanaman modal sesuai tanggal pengajuan Izin Usaha.
Tahap Produksi/Telah ada Izin Usaha→ 6 bulanan (Semester) :
LKPM Semester I → paling lambat tanggal 10 bulan Juli tahun
yang bersangkutan;
LKPM Semester II → paling lambat tanggal 10 bulan Januari
tahun berikutnya.
Sesuai Perka 17 Tahun 2015, dalam aturan sebelumnya Perka 3
Tahun 2012, paling lambat tanggal 10 tersebut adalah tanggal 5
DAN PADA TANGGAL 1 (SATU) PADA BULAN PENYAMPAIAN LKPM AKAN DIEMAIL BLAST KE EMAIL SEMUA PMA/PMDN
PRINSIP DASAR
Masa produksi percobaan (trial production) adalah tahapan produksi selama satu turn
over yang dilakukan oleh perusahaan sebelum produksi komersial untuk mengevaluasi
produk dan proses produksi secara keseluruhan.
Untuk bidang usaha industri, satu turn over umumnya berlangsung selama tiga bulan
produksi.
Setelah produksi
komersial/mempunyai IU, tidak
ada lagi tambahan modal tetap
kecuali ada
Investasi penambahan/pergantian mesin
yang tidak mengakibatkan
tambahan kapasitas produksi atau
*) Modal Kerja pada tahap pembangunan
hanya diisi sekali pada LKPM periode terakhir
Pembukuan renovasi bangunan. Tambahan
pada saat siap berproduksi komersial /Accounting modal kerja cukup dicatat di
ketika perusahaan akan mengajukan IU pembukuan/accounting
Investasi → Pertumbuhan Ekonomi Modal Kerja→ Pergerakan Ekonomi
Uang ditanam Uang diputar
Jangka waktu bervariasi rata-rata antara 1 – 5 tahun Selama perusahaan beroperasi
Tiap Triwulan Tiap Semester
Tahap Pembangunan/Konstruksi Tahap Produksi
(Izin Prinsip, IMB, Izin Lokasi) (Telah Ada Izin Usaha/IUT)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
31
Tahap Produksi
Contoh :
Masih adanya peraturan yang belum terkoordinasi antar Kementerian/Lembaga di Pusat maupun
Daerah
Pelayanan Proses Perizinan di Daerah dirasakan masih kurang transparan
Mister Jaya
Direktur
atau
Email ke:
lkpm@bkpm.go.id
Tembusan ke email instansi penanaman modal daerah
https://lkpmonline.bkpm.go.id/
Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 5292 1334
f . +62 21 5264 211
e . info@bkpm.go.id
www.bkpm.go.id