Anda di halaman 1dari 48

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ATAS IZIN INVESTASI

Invest in Indonesia Invest in Indonesia


indonesia Invest in Indonesia Invest in Kasubdit Wilayah Jawa Barat
Invest in Indonesia Invest in Indonesia
Invest in Indonesia Invest in Indonesia
Direktorat Wilayah III
ndonesia Invest in Indonesia Invest in Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal
Invest in Indonesia Invest in Indonesia
indonesia Invest in Indonesia Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
est in Indonesia Inve
Kota Bogor, 4 Oktober 2017
invest in

Invest in indonesia Invest in indonesia © 2017 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved
DASAR HUKUM: PTSP PUSAT–BKPM

Pemerintahan Penanaman Pelayanan


Daerah Modal Publik

UU No. 23 Tahun 2014 UU No. 25 Tahun 2007 UU No. 25 Tahun 2009


“Pasal 250”

PTSP PUSAT
PERPRES. No. 97 Tahun 2014

TAMBAHIN GAMBAR BAHWA ADA PERKA-PERKA BKPM SETELAH PERPRES 97


The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
2
Upaya Percepatan Pencapaian Target Realisasi

1. Izin Investasi 3 Jam


2. Izin Investasi Langsung Konstruksi
3. Jaminan Keamanan Investasi
(MOU BKPM-POLRI)
4. Percepatan Jalur Hijau
5. Peningkatan Kolektifitas Pelaporan LKPM;
6. Fasilitasi Permasalahan
Dalam Tahapan Realisai Investasi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


3
IZIN INVESTASI 3 JAM ‘8+1’

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


4
Layanan Langsung Tidak ada Persyaratan
Konstruksi • Tidak ada minimum nilai investasi dan minimum jumlah
tenaga kerja
Invesor dapat langsung memulai masa konstruksi
proyeknya tanpa harus Izin Mendirikan Bangunan (IMB), • Hanya berlaku untuk Kawasan Industri Tertentu.
Izin Lingkungan (UKL/UPL, AMDAL), dan perizinan • Izin Konstruksi dapat dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan daerah lainnya. Layanan ini didukung penuh masa konstruksi.
oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Dapatkan Izin Prinsip • Survei ketersediaan • Mulai konstruksi proyek tidak


Penanaman Modal di PTSP lahan di kawasan ada izin lain yang diperlukan untuk
Pusat BKPM Jakarta industri yang dipilih memulai masa konstruksi.
dalam program KLIK • Ajukan aplikasi permohonan izin
• Akuisisi lahan untuk konstruksi dan izin lingkungan
industri bersamaan dengan masa konstruksi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia proyek.
5
Bentuk Koordinasi BKPM – KEPOLISIAN RI : Pengamanan Investasi

Official in
Charge monev
Monitoring dan Evaluasi
Tukar data dan 1. Mengkaji
informasi dalam pelaksanaan Nota
mendukung Kesepahaman dan
keamanan investasi Pedoman Kerja;
dengan cara tertulis, Langkah Person in 2. Melakukan supervisi
ke kewilayahan;
lisan (mendesak),
menjaga kerahasiaan,
Pengamanan Sosialisasi Charge 3. Rapat koordinasi
antara BKPM dan
menggunakan sarana Sosialisasi dilakukan POLRI untuk
Identifikasi terhadap Pejabat yang
komunikasi yang ada. melalui membahas hasil
ancaman dan bertanggung jawab:
ceramah/investor monitoring dan
BKPM: gangguan keamanan BKPM: Dir. Wilayah I, evaluasi yang
Ka. Pusdatin, Direktur
proyek investasi. forum, FGD, Diskusi II, III dan IV.
Wilayah I, II, III, IV. dilakukan baik secara
POLRI: Panel atau metode terpusat maupun
Tingkat Pusat: lainnya. POLRI:
Apabila diperlukan, kewilayahan, dengan
• Dir. Ekon., Baintelkam Tingkat Pusat pelaksanaan rapat
• Dir. Ti. Pid. Ekon. maka POLRI atas
Sosialisasi ditujukan Kepala Biro minimal 2 kali dalam
Khusus, Bareskrim permintaan BKPM
• Karo Bin. Ops., kepada ASN BKPM, Pembinaan 1 tahun;
dapat melakukan
Baharkam BKPMD, POLRI serta Operasional; 4. Hasil evaluasi
Tingkat Daerah: pengerahan petugas sebagai bahan
• Karo Ops., Polda mempertimbangkan pihak lain. Tingkat Kewilayahan masukan kepada
• Dir. Intelkam., Polda kondisi/ • Karoops Polda; pimpinan dalam
• Dir. Reskrimsus., Polda
• Kapolres perkembangan di • Kabagops Polres; mengambil kebijakan.
lapangan.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
Fasilitas Importasi Barang
Melalui Percepatan Jalur Hijau
Tujuan :
Memberikan layanan percepatan pemasukan barang modal bagi investor untuk mendorong
percepatan realisasi investasi.

• Berdasarkan Peraturan DJBC No. P-42/BC/2008 importir baru dikategorikan sebagai


importir high risk sehingga profiling perusahaannya akan masuk dalam importir jalur
merah.

• BKPM akan memberikan rekomendasi pada Direktorat Jenderal Bea Cukai , bagi
investor yang layak mendapatkan percepatan jalur hijau setelah lolos verifikasi dari
BKPM.

• BKPM dan Ditjen Bea Cukai akan tetap melakukan pengawasan yang ketat, misalnya
dengan melakukan pemeriksaan sampling ke lapangan untuk mencocokkan kesesuaian
mesin/peralatan yang diimpor baik dari spesifikasi dan kuantitas dengan dokumen
impor dan Izin Prinsip Penanaman Modal

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


7
Keuntungan Bagi Perusahaan
PROSES JALUR MERAH JALUR HIJAU
Pemutakhiran profiling Perusahaan baru dikategorikan Dengan rekomendasi BKPM,
perusahaan sebagai jalur merah. Untuk meng- pemutakhiran profiling
update profiling perusahaan menjadi perusahaan menjadi jalur hijau
jalur hijau bea cukai biasanya akan berlangsung lebih cepat
melakukan penilaian pada
perusahaan berdasarkan skoring
aktivitas impor. Minimal dibutuhkan
9 bulan
Cek Fisik di lokasi Wajib pemeriksaan fisik dan Tidak dilakukan pemeriksaan
penelitian dokumen sebelum fisik, cukup penelitian dokumen
penerbitan (Surat Persetujuan setelah penerbitan Surat
Pengeluaran Barang) SPPB Persetujuan Pengeluaran Barang
(SPPB).
Lama waktu proses 3-5 hari setelah kesiapan barang Dalam beberapa menit proses
pengeluaran barang untuk diperiksa dapat selesai
impor

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


8
PENGENDALIAN DAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
KETENTUAN LAINNYA
IV. V.

PEMBATALAN PENUTUPAN
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PM DAN KPPA, KP3A,
(Perka BKPM No. 17 Tahun 2015) PENCABUTAN DAN KANTOR
PERIZINAN CABANG
(Pasal 24-25) (Pasal 26)

VI.

I. II. III.
SANKSI
(Pasal 28-35)

KEGIATAN PENGENDALIAN
PEMANTAUAN PEMBINAAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PM TH. 2015
VII.
PELAKSANAAN PM PELAKSANAAN PM PELAKSANAAN PM
(Pasal 11-17) (Pasal 18-20) (Pasal 21-23)
Ket: Klik gambar untuk menuju penjelasan terkait
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
9
PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Berdasarkan Peraturan Kepala BKPM Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 1, pengendalian adalah kegiatan
pemantauan, pembinaan, dan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan penanaman modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
PROGRAM KEGIATAN
OUTPUT • Memetakan proyek besar
PMA/PMDN dikabupaten/kota
Data perkembangan realisasi • Memetakan proyek - proyek
PEMANTAUAN penanaman modal dan mendapatkan fasilitas Pabean
(Masterlist)
informasi masalah dan • Membandingkan data IP 2013
hambatan yang dihadapi – 2017 (Stock Net) dengan data
perusahaan. yang telah melaporkan LKPM
• Memetakan perusahaan yang SASARAN
belum men dapatkan hak akses PENGENDALIAN:
Pemahaman ketentuan • Bimbingan sosialisasi Tercapainya
pelaksanaan penanaman ketentuan pelaksanaan PM realisasi
modal oleh investor dan • Konsultasi pelaksanaan PM penanaman
PENGENDALIAN PEMBINAAN aparatur daerah dan (konsultasi permonohonan modal sesuai
penyelesaian masalah dan hak akses dan tata cara dengan
hambatan yang dihadapi pengsian LKPM Online) ketentuan
• Fasilitasi penyelesaian
oleh perusahaan. peraturan
masalah/hambatan
perundang-
undangan.
Pelaksanaan penanaman • Melakukan pengawasan ke lokasi
modal dan penggunaan proyek :
oEvaluasi pelaksanaan PM
fasilitas penanaman modal
oIndikasi penyimpangan
sesuai dengan ketentuan
PENGAWASAN ketentuan PM
perundang-undangan oPenggunaan fasilitas (Importasi
Mesin) pembebasan bea masuk
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan
pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat Perizinan penanaman modal.

Kepala BKPM dapat melimpahkan pelaksanaan kegiatan pemantauan yang menjadi kewenangan
Pemerintah kepada Gubernur melalui Dekonsentrasi.
• Memetakan proyek PMA/PMDN
dikabupaten/kota
• Memetakan proyek - proyek
Data mendapatkan fasilitas Pabean
PENGUMPULAN
Investasi (Masterlist)
LKPM • Membandingkan data IP 2013 –
PERKEMBANGAN 2017 (Stock Net) dengan data
yang telah melaporkan LKPM
VERIFIKASI DAN REALISASI
EVALUASI • Memetakan perusahaan yang
INVESTASI belum men dapatkan hak akses
LKPM Serapan
Tenaga
KOMPILASI DATA Kerja - Tenaga Kerja Indonesia
- Tenaga Kerja Asing

INVESTOR BKPM DPM-PTSP PROV/KAB/KOTA

•Sarana komunikasi Untuk memperoleh data Untuk mengetahui Perkembangan


pemerintah & perusahaan Perkembangan Realisasi Realisasi Penanaman Modal per
•Fasilitasi apabila terdapat Penanaman Modal dan Provinsi/Kabupaten/Kota
kendala/hambatan yang informasi masalah/hambatan dan informasi masalah/hambatan
dihadapi perusahaan yang dihadapi perusahaan yang dihadapi perusahaan
11
TATA CARA PEMANTAUAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Pemantauan LKPM Online Atas Izin Prinsip/ tiap Triwulan


Atas Izin Usaha/ tiap Semester

Atas Persetujuan Masterlist/ 7


Laporan Realisasi Impor hari setelah PIB disahkan
Atas API-P/API-U/ tiap Triwulan

Laporan KPPA dan KP3A

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


12
Triwulan II dan Januari – Juni 2017: Dibanding Tahun 2016
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Triwulan II Tahun 2017
550
500
450
400
350
Rp Triliun

300
250
200
150
100
50
0
TW I 2016 TW II 2016 Jan - Jun 2016 TW I 2017 TW II 2017 Jan - Jun 2017 Target 2017*) Capaian**)
TOTAL 146.5 151.6 298.1 165.8 170.9 336.7 678.8 49.6%
PMA 96.1 99.4 195.5 97.0 109.9 206.9 429.0 48.2%
PMDN 50.4 52.2 102.6 68.8 61.0 129.8 249.8 52.0%

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri *) Target Penanaman Modal 2017 Renstra BKPM 2015 – 2019
PMA : Penanaman Modal Asing **) Terhadap target 2017

 Nilai investasi Triwulan II 2017 merupakan realisasi investasi langsung yang dilakukan Triwulan II 2017 y-o-y q-o-q
selama 3 bulan periode laporan (April-Juni 2017) berdasarkan Laporan Kegiatan
Penanaman Modal (LKPM) yang diterima BKPM dari perusahaan PMA dan PMDN. PMDN 16,9% -11,3%

 Di luar investasi Migas, Perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank, Asuransi, Sewa PMA 10,6% 13,3%
Guna Usaha, dan Industri Rumah Tangga. TOTAL 12,7% 3,1%
 Nilai investasi dalam Rp Triliun (T) dan kurs US$ 1 = Rp 13.300 sesuai dengan APBN
2017.
Jan - Jun 2017 y-o-y
 Realisasi investasi pada Triwulan II 2017: Rp 170,9 T meningkat 3,1% dari Triwulan I
2017 (Rp 165,8 T) atau meningkat 12,7% dari Triwulan II 2016 (Rp 151,6 T) PMDN 26,5%
 Realisasi Investasi pada Januari – Juni 2017 : Rp 336,7 T, meningkat 12,9% dari tahun PMA 5,8%
sebelumnya yaitu Januari – Juni 2016 (Rp 298,1 T)
TOTAL 12,9%
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
Triwulan II 2017: Sektor, Lokasi, Negara Asal, dan Wilayah
Realisasi Triwulan II 2017: Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
INVESTASI INVESTASI
NO LOKASI PROYEK NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar) (US$ Juta)
1 Jawa Timur 15.561,4 730 1 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1.098,8 4.644
2 Jawa Barat 11.797,4 478 2 Jawa Barat 977,2 2.273
3 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10.181,8 355 3 Sulawesi Tengah 709,8 89
4 Kalimantan Timur 3.292,8 109 4 Banten 708,8 1.157
5 Jawa Tengah 2.816,5 544 5 Sumatera Selatan 664,2 99
6 Banten 2.035,6 282 6 Bali 467,6 663
7 Lampung 1.800,4 25 7 Kalimantan Timur 447,7 170
8 Sumatera Selatan 1.734,7 83 8 Jawa Tengah 432,0 499
9 Kalimantan Tengah 1.462,9 57 9 Jawa Timur 431,7 830
10 Sumatera Utara 1.440,3 145 10 Sumatera Utara 397,3 313
11 Nusa Tenggara Barat 1.244,2 27 11 Sulawesi Selatan 289,1 109
12 Riau 1.227,1 117 12 Papua 274,1 65
13 Kalimantan Barat 1.124,2 111 13 Kepulauan Riau 217,4 311
14 Sulawesi Tenggara 1.063,1 38 14 Riau 192,6 173
15 Sulawesi Tengah 982,5 33 15 Kalimantan Barat 167,7 185
16 Sulawesi Selatan 805,1 91 16 Sulawesi Tenggara 167,4 50
17 Gorontalo 358,7 5 17 Kalimantan Tengah 128,2 110
18 Kalimantan Selatan 279,4 77 18 Maluku Utara 82,8 20
19 Sulawesi Barat 270,9 5 19 Kalimantan Selatan 71,1 60
20 Kepulauan Bangka Belitung 255,3 29 20 Bengkulu 62,9 15
21 Sumatera Barat 237,7 102 21 Kalimantan Utara 45,5 36
22 Jambi 226,9 29 22 Sulawesi Utara 39,6 52
23 Kepulauan Riau 183,2 53 23 Nusa Tenggara Timur 34,3 82
24 Nusa Tenggara Timur 168,5 17 24 Gorontalo 32,9 24
25 Daerah Istimewa Yogyakarta 131,2 47 25 Maluku 29,1 17
26 Kalimantan Utara 83,0 45 26 Papua Barat 25,2 30
27 Sulawesi Utara 61,5 26 27 Nusa Tenggara Barat 20,7 289
28 Aceh 61,1 11 28 Lampung 11,6 51
29 Bali 54,8 41 29 Daerah Istimewa Yogyakarta 10,8 113
30 Papua 31,8 12 30 Sumatera Barat 7,1 63
31 Bengkulu 22,7 10 31 Aceh 5,5 39
32 Maluku 8,6 2 32 Kepulauan Bangka Belitung 5,1 36
33 Maluku Utara 0,0 2 33 Jambi 3,9 33
34 Papua Barat 0,0 9 34 Sulawesi Barat 0,0 10
TOTAL 61.005,4 3.747 TOTAL 8.259,7 12.710
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
Januari – Juni 2017: Sektor, Lokasi, Negara Asal, dan Wilayah
Realisasi Januari – Juni 2017: Berdasarkan Lokasi
PMDN PMA
INVESTASI INVESTASI
NO LOKASI PROYEK NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar) (US$ Juta)
1 Jawa Timur 24.952,0 1.023 1 Jawa Barat 2.497,4 2924
2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 21.989,3 487 2 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2.033,6 6022
3 Jawa Barat 20.899,7 658 3 Banten 1.224,0 1525
4 Jawa Tengah 7.790,2 768 4 Sulawesi Tengah 979,1 146
5 Banten 7.524,1 393 5 Jawa Tengah 950,9 667
6 Kalimantan Timur 6.490,0 162 6 Sumatera Selatan 867,8 182
7 Sumatera Utara 5.751,8 209 7 Papua 863,8 122
8 Sumatera Selatan 4.366,2 158 8 Kalimantan Timur 747,8 275
9 Riau 4.228,7 191 9 Jawa Timur 674,1 1128
10 Kalimantan Barat 3.563,5 187 10 Bali 602,9 964
11 Nusa Tenggara Barat 3.444,2 48 11 Sumatera Utara 592,6 465
12 Lampung 3.390,3 34 12 Kepulauan Riau 493,1 470
13 Sulawesi Tenggara 2.469,3 63 13 Sulawesi Selatan 490,9 177
14 Kalimantan Selatan 2.130,0 105 14 Sulawesi Tenggara 439,6 88
15 Kalimantan Tengah 1.779,0 83 15 Kalimantan Barat 358,3 332
16 Kepulauan Bangka Belitung 1.514,0 44 16 Kalimantan Tengah 337,1 197
17 Sulawesi Tengah 1.239,7 60 17 Riau 306,7 244
18 Sulawesi Selatan 1.056,8 151 18 Sulawesi Utara 191,1 106
19 Sumatera Barat 808,3 169 19 Kalimantan Selatan 146,5 84
20 Jambi 612,1 61 20 Maluku 121,0 27
21 Aceh 564,5 54 21 Maluku Utara 115,0 35
22 Nusa Tenggara Timur 531,3 40 22 Bengkulu 76,6 30
23 Gorontalo 441,1 11 23 Kalimantan Utara 69,9 63
24 Papua 384,9 29 24 Nusa Tenggara Timur 63,2 136
25 Sulawesi Barat 375,8 8 25 Kepulauan Bangka Belitung 53,4 65
26 Maluku Utara 344,1 4 26 Nusa Tenggara Barat 51,2 486
27 Sulawesi Utara 319,1 46 27 Papua Barat 49,7 55
28 Kepulauan Riau 286,7 98 28 Lampung 46,6 85
29 Daerah Istimewa Yogyakarta 203,5 71 29 Gorontalo 35,0 38
30 Kalimantan Utara 145,0 55 30 Jambi 31,8 54
31 Bali 133,9 58 31 Daerah Istimewa Yogyakarta 14,6 139
32 Bengkulu 22,7 16 32 Sumatera Barat 12,7 98
33 Maluku 18,6 5 33 Sulawesi Barat 8,8 19
34 Papua Barat - 9 34 Aceh 6,5 62
TOTAL 129.770,2 5.558 TOTAL 15.553,4 17.510
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
Capaian Target Realisasi Investasi 2016 dan Target Investasi 2017
DIREKTORAT WILAYAH III
Capaian Hingga TW
Target 2016 Capaian 2016 Target 2017
II 2017
No Lokasi
Nilai %N Nilai %N Nilai %N Nilai % Capaian

1 Jawa Barat 91 15.3 105.3 17.2 104.0 15.3 54.1 52.0


2 Jawa Tengah 27.55 4.6 38.2 6.2 41.7 6.1 20.4 49.0

3 Banten 50 8.4 52.3 8.5 61.9 9.1 23.8 38.5

4 Sulawesi Utara 2.5 0.4 10.3 1.7 3.9 0.6 2.9 73.3

5 Sulawesi Tengah 14.5 2.5 22.9 3.8 21.0 3.1 14.3 67.9

6 Sulawesi Selatan 12 2.0 8.4 1.4 12.0 1.8 7.6 63.2

7 Sulawesi Tenggara 8 1.3 6.9 1.1 10.0 1.5 8.3 83.2


8 Gorontalo 1.08 0.2 2.4 0.4 1.6 0.2 0.9 56.6
9 Sulawesi Barat 1.55 0.3 0.4 0.1 1.8 0.3 0.5 27.4

Total 208.18 35 247.1 40.4 257.9 38 132,8 51.5


Nilai dalam
Triliun
%N porsi terhadap Nasional
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
16
PEMBINAAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL
Kepada Aparatur Provinsi, Kabupaten/Kota Dan Penanam Modal
Metodologi
Penyelenggaraan Sosialisasi Output
dengan mengundang Instansi
Teknis, Dunia Usaha dan Penigkatan pemahaman dan
Masyarakat kesadaran penanaman modal
dalam melaksanakan
Bimbingan sosialisasi
penanaman modal sesuai
ketentuan pelaksanaan
dengan ketentuan
penanaman modal kepada
aparatur provinsi, Metodologi
kabupaten/kota, dan Pelatihan yang diperuntukan Output
penanaman modal bagi aparatur BPMPTSP dan Peningkatan jumlah LKPM yang
• Dunia penanam modal yang belum diterima oleh BKPM dikarenakan
memiliki hak akses dan yang akses yang mudah dan cepat
usaha
telah memiliki hak akses dalam penyampaiannya.
• Instansi untuk melakukan kegiatan
teknis entry LKPM secara online
Objek • Masyarakat Workshop LKPM Online

Metodologi
Mengadakan pertemuan Output
dengan mengundang Terfasilitasinya permasalahan
perusahaan dan instansi yang dihadapi penanam modal
terkait untuk mendapatkan dalam merealisasikan rencana
Fasilitasi Penyelesaian Masalah penjelasan dan informasi
Penanaman Modal investasinya
lebih lanjut serta alternatif
penyelesaian permasalahan
Metodologi
Output
Melakukan evaluasi kepada
aparatur BPMPTSP yang Pemanfaatan sistem LKPM online
mengikuti kegiatan yang lebih maksimal agar output
Supervisi Pelaksanaan
workshop LKPM online kegiatan workhop LKPM online
Implementasi Pelaksanaan
LKPM Online di BPMPTSP dapat tercapai dikarenakan terkait
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia dengan realisasi investasi
17
PENGAWASAN PENANAMAN MODAL
• Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan PM, BKPM
dapat berkoordinasi dengan instansi lain.
• Pemberitahuan pengawasan ke lokasi proyek kepada
Pengawasan PM
perusahaan dilakukan paling lambat 5 hari kerja
sebelum pelaksanaan pengawasan.

Indikasi Penyimpangan
atas Ketentuan PM
Pelaksanaan Ketentuan Penggunaan Fasilitas
atau tidak dipenuhinya
PM Penanaman Modal
kewajiban dan
tanggung jawab

Contoh: Pengawasan Pengawasan atas


Ketentuan dalam IP, IU,
Ketentuan atas kewajiban fasilitas pembebasan
Izin KPPA, Izin KP3A, Ketentuan dalam
nonperizinan yang penyampaian LKPM, bea masuk dan non
dan perizinan PM perizinan teknis daerah
dimiliki kewajiban divestasi, fiskal
lainnya
kewajiban bermitra dll (ketenagakerjaan)

Berita Acara Pengawasan (BAP)

Tidak Ada Pengenaan Sanksi Pengenaan Sanksi


Pembatalan/Pencabutan Pembinaan
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
PENGENAAN SANKSI

Sanksi administratif bagi


perusahaan yang tidak memenuhi
kewajiban dan tanggung jawab
Surat Peringatan 1 Sanksi administratif berupa surat
(secara elektronik)
peringatan pertama dan terakhir,
1 Bulan dalam hal tertentu:
a. Tidak pernah pernah menyampaikan
Surat Peringatan 2
(secara elektronik) LKPM dan berakhirnya jangka waktu
penyelesaian proyek;
1 Bulan b. Adanya laporan dari instansi teknis
Surat Peringatan 3 pembina Mengenai terjadinya
(secara elektronik) pelanggaran perundang-undangan.
1 Bulan Surat Peringatan
Pertama dan
Pembatasan Terakhir
Kegiatan Usaha
1 Bulan
1 Bulan
Pelanggaran tertentu dan
Pembekuan Pembatalan/ mendesak (tanpa melalui
Kegiatan Usaha Pencabutan mekanisme peringatan
1 Bulan terlebih dahulu)

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


19
PEMBATALAN SP/IP YANG TELAH HABIS MASA BERLAKUNYA

• Selama tahun 2015, BKPM melakukan pembatalan terhadap 12.582 SP/IP


PMA dan 9 SP/IP PMDN (proyek lintas provinsi) yang diterbitkan antara
tahun 2000-2012 yang telah habis masa berlakunya dan tidak pernah
menyampaikan LKPM.
• Selain itu, 3.216 SP/IP PMDN yang diterbitkan antara tahun 2000-2012
yang telah habis masa berlakunya dan tidak pernah menyampaikan LKPM
dibatalkan oleh BPMPTSP Provinsi dan BPMPTSP Kabupaten/Kota termasuk
BP-KPBPB sesuai dengan kewenangannya.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


20
Izin Prinsip Penanaman Modal (biasa disebut IP)

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


21
JiJika Jadwal waktu penyelesaian proyek telah berakhir, dan proyek belum selesai pembangunannya/
konstruksinya, wajib mengajukan permohonan perpanjangan ATAU jika sudah selesai maka wajib
mengajukan permohonan Izin Usaha ke PTSP yang menerbitkan IP.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


22
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
23
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PROYEK (JWPP)

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor


14 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman
Modal maka mengenai Jangka Waktu Penyelesaian Proyek diatur sebagai
berikut:
Pasal 1 angka 10 Izin Prinsip Penanaman Modal adalah izin yang wajib
dimiliki dalam rangka memulai usaha;
Pasal 14 ayat (3) Bagi perusahaan yang Jangka Waktu Penyelesaian Proyek
yang ditetapkan dalam Izin Prinsip telah habis masa berlakunya, maka
perusahaan tidak dapat mengajukan permohonan Perizinan dan
Nonperizinan;
Pasal 24 ayat (4) Apabila perusahaan tetap melaksanakan kegiatan usaha
maka perusahaan harus mengajukan permohonan Izin Prinsip baru sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


24
Contoh Yang Tercantum Dalam Izin Prinsip  Tidak sama dengan LKPM

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


25
Izin Usaha adalah Izin yang diterbitkan bila
rencana di Izin Prinsip/Konstruksi telah selesai
dan siap BERPRODUKSI KOMERSIAL

Kapasitas produksi per Tahun

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


26
Kewajiban Kemitraan

Kewajiban Izin Prinsip Perluasan

Kewajiban Pengolaan Lingkungan

Kewajiban Atas Penyampaian LKPM

Nilai Investasi sesuai Total LKPM Triwulan terakhir


atas Izin Prinsip yang telah siap berproduksi
komersial The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
27
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
Kewajiban sesuai UU 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 15 butir c
Pendaftaran/Izin Prinsip/ Tahap Produksi
Kewajiban LKPM: Tahap Pembangunan
Persetujuan / Izin Usaha 6 bulanan
lkpmonline.bkpm.go.id 3 bulanan (Triwulan)
Penanaman Modal (Semester)

Tahap Pembangunan→ 3 bulanan (Triwulan) :


LKPM Triwulan I → paling lambat tanggal 10 April tahun yang
bersangkutan;
LKPM Triwulan II → paling lambat tanggal 10 Juli tahun yang
bersangkutan;
LKPM Triwulan III → paling lambat tanggal 10 Oktober
tahun yang bersangkutan;
LKPM Triwulan IV → paling lambat tanggal 10 Januari tahun
berikutnya.

Catatan :
Perusahaan yang mengajukan Izin Usaha sebelum periode
pelaporan, wajib menyampaikan LKPM dengan posisi realisasi
akhir penanaman modal sesuai tanggal pengajuan Izin Usaha.
Tahap Produksi/Telah ada Izin Usaha→ 6 bulanan (Semester) :
LKPM Semester I → paling lambat tanggal 10 bulan Juli tahun
yang bersangkutan;
LKPM Semester II → paling lambat tanggal 10 bulan Januari
tahun berikutnya.
Sesuai Perka 17 Tahun 2015, dalam aturan sebelumnya Perka 3
Tahun 2012, paling lambat tanggal 10 tersebut adalah tanggal 5

DAN PADA TANGGAL 1 (SATU) PADA BULAN PENYAMPAIAN LKPM AKAN DIEMAIL BLAST KE EMAIL SEMUA PMA/PMDN
PRINSIP DASAR

LKPM Tahap Pembangunan (atas IP)


Tiap Triwulan (3 bulan sekali)

Pendirian Konstruksi Produksi Produksi Produksi


Perusahaan (Persiapan) Percobaan Komersial Komersial

LKPM Tahap Produksi (atas IU)


Tiap Semester (6 bulan sekali)

Masa produksi percobaan (trial production) adalah tahapan produksi selama satu turn
over yang dilakukan oleh perusahaan sebelum produksi komersial untuk mengevaluasi
produk dan proses produksi secara keseluruhan.
Untuk bidang usaha industri, satu turn over umumnya berlangsung selama tiga bulan
produksi.

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


29
Proyek Selesai, Siap
Proyek baru dimulai atau baru
didirikan
LKPM Produksi/beroperasi Komersial

Sesuai Nilai Perolehan


(Seluruh biaya
operasional termasuk
gaji karyawan selama
tahap pembangunan)

Setelah produksi
komersial/mempunyai IU, tidak
ada lagi tambahan modal tetap
kecuali ada
Investasi penambahan/pergantian mesin
yang tidak mengakibatkan
tambahan kapasitas produksi atau
*) Modal Kerja pada tahap pembangunan
hanya diisi sekali pada LKPM periode terakhir
Pembukuan renovasi bangunan. Tambahan
pada saat siap berproduksi komersial /Accounting modal kerja cukup dicatat di
ketika perusahaan akan mengajukan IU pembukuan/accounting
Investasi → Pertumbuhan Ekonomi Modal Kerja→ Pergerakan Ekonomi
Uang ditanam Uang diputar
Jangka waktu bervariasi rata-rata antara 1 – 5 tahun Selama perusahaan beroperasi
Tiap Triwulan Tiap Semester
Tahap Pembangunan/Konstruksi Tahap Produksi
(Izin Prinsip, IMB, Izin Lokasi) (Telah Ada Izin Usaha/IUT)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
31
Tahap Produksi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


32
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
33
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
34
VII. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN

Contoh :
 Masih adanya peraturan yang belum terkoordinasi antar Kementerian/Lembaga di Pusat maupun
Daerah
 Pelayanan Proses Perizinan di Daerah dirasakan masih kurang transparan

Laporan ini disusun dengan sebenarnya.

Bogor, 04 Oktober 2017


Penanggung Jawab

Mister Jaya
Direktur

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL


REPUBLIK INDONESIA,

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


35
CARA PENYAMPAIAN LKPM

MANUAL Download Formulir LKPM


Tahap konstruksi http://bit.ly/LKPM-Triwulan
Tahap produksi http://bit.ly/LKPM-Semester

Formulir dikirim via pos atau fax kepada:


1) Badan Koordinasi Penanaman Modal
2) Instansi Penanaman Modal di Provinisi
3) Instansi Penanaman Modal di Kabupaten/Kota

atau
Email ke:
lkpm@bkpm.go.id
Tembusan ke email instansi penanaman modal daerah

Daftar alamat dan email instansi penanaman modal di daerah:


http://bit.ly/PTSP-Daerah

WAJIB ONLINE Kunjungi Website LKPM Online


https://lkpmonline.bkpm.go.id/
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
36
APLIKASI LKPM ONLINE

Aplikasi LKPM Online dapat diakses dengan menggunakan


komputer (laptop) spesifikasi standar yang dilengkapi dengan akses
ke jaringan internet
Akses ke sistem disarankan menggunakan browser:

Mozilla Firefox Google Chrome


https://www.mozilla.org https://www.google.com/chrome

Alamat Website LKPM Online

https://lkpmonline.bkpm.go.id/

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


37
Dokumen Pendukung yang Harus Disertakan
oleh Investor Untuk Permohonan Hak Akses
LKPM Online
• Akta Pendirian Perusahaan (atau yang sejenisnya)
serta Akta terakhir yang dilengkapi pengesahan
oleh Departemen Hukum dan HAM atau
Pengadilan atau Kementerian Koperasi dan UKM
• Surat Kuasa dari Direksi Perusahaan (Jika
dikuasakan) dengan memberikan surat kuasa asli
bermeterai cukup yang dilengkapi identitas diri
yang jelas dari penerima kuasa
• Tanda Pengenal Pemohon berupa KTP/Paspor
penanggung jawab yang mengajukan
permohonan Hak Akses

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


38
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
39
Tahap Konstruksi Tahap Produksi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


40
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
41
UNTUK TAHAP PRODUKSI
IZIN SUDAH LENGKAP

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


42
Tahap Konstruksi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


43
Tahap Konstruksi Tahap Produksi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


44
UNTUK TAHAP KONSTRUKSI
BELUM ADA REALISASI PRODUKSI

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


45
UNTUK TAHAP KONSTRUKSI
BELUM ADA KEWAJIBAN ATAS
KEMITRAAN, PELATIHAN TKI, CSR
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


46
Tahap Konstruksi dan Produksi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


47
Thank You
Terima Kasih

Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)

Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 5292 1334
f . +62 21 5264 211
e . info@bkpm.go.id

www.bkpm.go.id

Anda mungkin juga menyukai