Garam empedu
Bilirubin
Kolesterol
Asam lemak
Lesitin
Na+
K+
Ca ++
Cl-
HCO3-
PENGOSONGAN KANDUNG
EMPEDU
Ketika makanan mulai dicerna di dalam upper GIT,
kandung empedu mulai dikosongkan, terutama waktu
makan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit
setelah makan.
o/ 12α-hidroksilasi
Asam taurokolat
(as. Empedu primer) Taurin
Kolil- KoA Kenodeoksikolil-
Bakteri Usus
KoA
Asam Glikokolat Glisin
(as. Empedu primer)
Asam Taurokenodeoksikolat
Asam Deoksikolat & Glikokenodeoksikolat
(as. Empedu sekunder) (as. Empedu primer)
Bakteri Usus
Asam Likokolat
(as. Empedu sekunder
PEMBENTUKAN HEME
Substrat utama pembentukan heme adalah suksinil –
KoA dari siklus asam sitrat dalam mitokondria, dan asam
amino glisin. Piridoksal fosfat (vit. B6) juga diperlukan
dalam reaksi ini umtuk mengaktifkan glisin dan sebagai
bagian dari enzim ALA sintase.
Biosintesis heme terjdi dalam 7 tahapan yang masing-
masing tahap dikatalisa oleh enzim yang berbeda-beda.
Tahap Lokasi Enzim Prekursor Hasil
ACALCULOUS CHOLECYSTOPATHY
EMPHYSEMATOUS CHOLECYSTITIS
Chronic
KOLESISTITIS KALKULOSA AKUT
Definisi: Peradangan akut kandung empedu yang
mengandung batu dan dipicu oleh obstruksi leher
kandung empedu atau duktus sistikus.
Etiologi: pada awalnya adalah akibat iritasi kimiawi dan
peradangan dinding kandung empedu dalam kaitannya
dengan hambatan aliran keluar empedu
Penyebab tersering dari kolesistitis akut adalah
obstruksi terus menerus dari duktus sistikus oleh batu
empedu yang mengakibatkan peradangan akut dari
kandung empedu. Pada hampir 90% kasus diserati
dengan kolelithiasis. Respon inflamasi ditimbulkan tiga
faktor yakni mekanik, kimiawi, dan bakterial.
CHOLELITHIASIS
• Epidemiologi: Di Barat = 10% orang dewasa. Orang dewasa Latin>Asia
Klasifikasi: Batu kolesterol dan Emped
Etiologi:
Batu kolesterol: tiga faktor utama menentukan terbentuknya batu kolesterol
supersaturasi kolesterol, nukleasi kristal kolesterol monohidrat, dan disfungsi
kandung empedu.
Batu pigmen: Ca-bilirubinat dalam jumlah besar dan mengandung , < 50%
kolesterol.
CHOLELITHIASIS
Faktor Resiko
1. Demographic/Faktor Genetik
2. Obese 1. Terapi Clofibrate
3. Penurunan BB 2. Penurunan sekresi as.empedu
4. Hormon Sex Wanita 3. Penurunan sekresi fosfolipid
5. Peningkatan Usia 4. Miscellaneous
6. Hipomotilitas V.Fellea
PATOGENESIS
Batu empedu
obstruksi
Naussea
Vomitus
Fever
Nyeri + + + +
hipokondrium
kanan&epigastrium
Menyebar ke bahu +
kanan
Kolesistitis Kolelitiasis Koledokoliti Pankreatitis
asis(L)/Kola
ngitis(i)
Menyebar ke +
punggung
Nyeri tekan + + +
RUQ
Febris,nausea,vo + Demam(i) +
mit
Murphy sign +
Leukositosis + +
Lipase&amilase
pankreas
Tampak batu pd +/- + +(L) +/-
USG
Anamnesis:
Analgesic.
IV antibiotics.
• Piperacillin/tazobactam (Zosyn, 3.375 g IV q6h or 4.5 g IV
q8h), ampicillin/sulbactam (Unasyn, 3 g IV q6h), atau
meropenem (Merrem, 1 g IV q8h). Untuk kasus yang
berat, bisa dipakai imipenem (500 mg IV q6h).
• Pilihan alternatif lainnya adalah cephalosporin generasi ke
3 plus Fagyl (1 g IV loading dose followed by 500 mg IV
q6h).
• Bacteria that are commonly associated with cholecystitis
include E coli and Bacteroides fragilis and Klebsiella,
Enterococcus, and Pseudomonas species. Bakteri yang
biasanya berhubungan dengan cholecystitis antara lain E
coli dan Bacteroides fragilis dan Klebsiella, Enterococcus,
dan Pseudomonas species.
• Emesis bisa diatasi dengan antiemetics dan nasogastric
suction.
• Oleh karena progresi yang cepat dari acute acalculous
cholecystitis menjadi gangrene dan perforasi, pengenalan
lebih awal dan intervensi sangat dibutuhkan.
• Supportive medical care harus termasuk restorasi dari
stabilitas hemodinamik dan antibiotic untuk bakteri gram
negative dan anaerob jika ada infeksi pada traktus
biliaris.
SURGICAL CARE
• Laparoscopy cholecystectomy
Kontraindikasi untuk laparoscopy adalah :
• High risk for general anasthesia.
• Morbid obesity.
Prochlorperazine (Compazine)
Obat ini memblok postsinaps mesolimbic dopamine receptors
melalui efek antikolinergik dan mendepresi aktivitas sistem
retikular.
5-10 mg PO/IM tid/qid; not to exceed 40 mg/d
2.5-10 mg IV q3-4h prn; not to exceed 10 mg/dose or 40 mg/d
25 mg PR bid
Analgesic
Meperidine (Demerol)
DOC. Suatu analgesik dengan aksi multipel seperti morphin.
50-150 mg PO/IV/IM/SC q3-4h prn
Meropenem (Merrem)
Menghambat sintesis dinding sel bakteri. Efektif terhadap
bakteri gram positif dan gram negatif.
1 g IV q8h
Metronidazole (Flagyl)
Efektif terhadap bakteri anaerob dan protozoa. Digunakan dalam kombinasi
dengan antimikrobial lainnya (kecuali Clostridium difficile enterocolitis).
Loading dose: 15 mg/kg or 1 g for 70-kg adult IV over 1 h
Maintenance dose: 6 h following loading dose, infuse 7.5 mg/kg or 500 mg for
70-kg adult over 1 h q6-8h; not to exceed 4 g/d
BATU EMPEDU
• Non bedah dan bedah
• Non bedah : lisis batu dan pengambilan dengan
endoskopi.
• Bedah : untuk batu simptomatik.
• Indikasi
• kolelitiasis asimptomatik pada penderita DM
• kandung empedu yang tidak terlihat pada kolesistografi
oral
• kandung empedu dengan batu besar, berdiameter lebih
dari 2 cm
PENCEGAHAN
DIET
• Fats.
• Fiber
• Nuts.
• Fruit and Vegetables.
• Vegetable Protein.
• Lecithin.
• Sugar.
• Alcohol.
• Vitamin C.
• Coffee.
PREVENTING GALLSTONES DURING WEIGHT LOSS
Peradangan hebat
Peritonitis