Edema Paru
Edema Paru
Edema Paru
Pendahuluan
Latar belakang
• Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke
ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran
cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik.
Stadium 3
Stadium 1
distensidan pembuluh darah kecil paru yang prominen
akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit
meningkatkan kapasitas difusi gas CO
Keluhan hanya berupa sesak napas saat bekerja
takhipnea
Stadium 3
Pada stadium ini terjadi edema alveolar
Pertukaran gas sangat terganggu , terjadi hipoksemia
dan hipokapnia
nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan
Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun
right-to-left intrapulmonary shunt
hipokapnia
Diagnosis
Anamesis
edema paru kardiogenik, memiliki gejala klinis gagal
jantung kiri
biasanya mengeluhkan sesak nafas yang tiba-tiba dan
berat, rasa cemas, dan perasaan seperti tenggelam
keluhan paling sering adalah sesak nafas dan
diaphoresis atau keringat berlebihan
Pasien biasanya mengeluhkan dispneu saat aktifitas,
ortopneu, dan paroksismal nocturnal dispneu
Batuk
Kardiomegali dan
edema paru
Cara membedakan Edema Paru Kardiak (EPK) dan Edema
Paru Non Kardiak (EPNK)
EPK EPNK
Anamnesis
Acute cardiac event + jarang
Penemuan Klinis
Perifer Dingin (low flow state) Hangat (high flow meter)
S3 gallop + -
JVP Meningkat Tidak meningkat
Ronkhi Basah Kering
EPK EPNK
Laboratorium
EKG Iskemia/infark Biasanya normal
Foto thoraks DIstribusi perihiler Distribusi perifer
Enzim kardiak Bisa meningkat Biasanya normal
PCWP > 18 mmHg < 18 mmHg
Shunt intra pulmoner Sedikit Hebat
Protein cairan edema < 0.5 < 0.5
Penatalaksanaan
Letakkan pasien dalam posisi duduk sehingga
meningkatkan volume dan kapasitas vital paru
Sungkup O2 dengan dosis 6-10 L/menit diberikan
bersamaan dengan pemasangan jalur IV dan
monitor EKG
Oksimetri
Positive end expiratory pressure diberikan untuk
mencegah kolaps alveoli dan memperbaiki
pertukaran gas.
Kantung nafas-sungkup muka menggantikan simple
mask bila terjadi hipoventilasi.
Continuous positive airway pressure bila pasien
bernafas spontan dengan sungkup muka atau pipa
endotrakea.
Bila TD 70-100 mmHg disertai gejala-gejala dan
tanda syok, berikan Dopamin 2-20mcg/kgBB/menit IV.
Bila tidak membaik dengan Dopamin dosis >20
mcg/kg/mnt segera tambahkan Norephinephrine 0,5-
30 mcg/menit IV. Bila tanpa gejala syok berikan
Dobutamine 2-20 mcg/kgBB/menit IV.
Bila TD > 100 mmHg, nitrogliserin paling efektif
mengurangi edema paru karena mengurangi preload
Furosemide adalah obat pokok pada Edema paru,
diberikan IV 0,5-1,0 mg/kg.
Morfin sulfate diencerkan dengan 9cc NaCl 0,9%,
berikan 2-4 mg IV bila TD >100mmHg.
Post Partum Heart Disease
Hipertensi postpartum dapat dikaitkan dengan
hipertensi gestasional persisten, preeklamsia, atau
hipertensi kronis yang sudah ada sebelumnya, atau
bisa mengembangkan penyebab lain dari
postpartum sekunder secara de novo
Gagal Jantung
suatu sindroma klinis yang kompleks yang
disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsional
jantung sehingga terjadi gangguan pada ejeksi
dan pengisian
jantung tidak lagi mampu memompa darah secara
cukup ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh
Etiologi
Penyebab dari gagal jantung dapat
diklasifikasikan berdasarkan gagal jantung kiri
atau gagal jantung kanan dan gagal low output
atau high output.
Jantung kiri primer Jantung kanan primer
Faktor sistemik
Klasifikasi
Klasifikasi Fungsional NYHA
(Klasifikasi berdasarkan Gejala dan Aktivitas Fisik)
Kelas I Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari – hari tidak
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Ortopnea
Mudah lelah
Kegelisahan
Disfungsi ventrikel kanan atau gagal jantung kanan
Edema ekstremitas bawah atau edema dependen.
Hepatomegali dan nyeri tekan
Anoreksia dan mual
Nokturna
Lemah
Bendungan pada vena perifer (jugularis)
Gangguan gastrointestinal dan asites.
Perasaan tidak enak pada epigastrium.
Gagal Jantung Kongestif
Dalam keadaan gagal jantung kongestif, curah jantung
menurun sedemikian rupa sehingga terjadi bendungan
sistemik bersama dengan bendungan paru
Tanda dan gejala Kumpulan gejala gagal jantung
kiri dan kanan
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan :
Anamnesis
pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
Anamnesis
KriteriaFramingham adalah kriteria epidemiologiyang
telah digunakan secara luas
Kriteria mayor
Paroksismal nokturnal dispnea, Distensi vena leher, Ronki paru,
Kardiomegali, Edema paru akut, Gallop S3, Peninggian tekanan
vena jugularis, Refluks hepatojugular
Kriteria minor
Edema ekstremitas, Batuk malam hari, Dispnea d’effort,
Hepatomegali, Efusi pleura, Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
normal, Takikardi (>120/menit)
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah dan Nadi
Jugular Vein Pressure
Ictus cordis
Suara jantung tambahan
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan hepar dan hepatojugular reflux
Edema tungkai
Cardiac Cachexia
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana
gagal jantung telah mengganggu fungsi-fungsi organ lain
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi/Rontgen.
Pemeriksaan EKG
Ekhokardiografi
Kardiomiopati Peripartum
Kardiomiopati peripartum adalah penyakit
miokardium idiopatik yang terjadi pertama kali
pada trimester III kehamilan atau 5 bulan setelah
melahirkan
Criteria kardiomiopati peripartum adalah :
terjadi pertama kali antara trimester III kehamilan
sampai 5 bulan pertama setelah melahirkan
etiologi tidak dapat ditemukan
Pemeriksaan radionuklide