Anda di halaman 1dari 11

Kajian penemuan manusia

purba trinil

Oleh :
Kelompok 3
Pengertian Manusia Purba
Manusia purba adalah manusia penghuni bumi yang
hidup pada zaman prasejarah (zaman ketika manusia
belum mengenal tulisan)
Kita mengetahui adanya manusia purba, yaitu dengan
ditemukannya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa
organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah
membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang
sangat lama. Sedangkan artefak adalah perkakas atau alat-
alat yang dipergunakan manusia purba ketika masih
hidupnya. Fosil dan artefak itu ditemukan oleh para arkeolog
(ahli purbakala) melalui kegiatan penggalian tanah. Hasil
penggalian yang berupa fosil dan artefak ini kemudian diteliti.
Tujuannya untuk mengetahui kehidupan manusia yang hidup
pada masa lampau. Sebab manusia purba tidak meninggalkan
sumber-sumber sejarah yang berupa tulisan.
PENEMU MANUSIA
PURBA DI TRINIL
Dubois dan kulinya di Trinil pada tahun
1890-an
Marie Eugène François Thomas
Dubois (28 Januari 1858 – 16
Desember 1940) adalah ahli
anatomi berkebangsaan Belanda.
Lahir di Eijsden, ia menjadi
terkenal saat menemukan sisa-sisa
spesimen hominid yang berada di
luar Eropa. Penemuan tersebut
adalah di Pulau Jawa tahun 1891,
yang kemudian dinamai
Pithecanthropus erectus.
Sejarah
ditemukan
nya
manusia
purba
trinil
Ratusan tahun silam di Tanah Jawa, tepatnya di sepanjang
aliran Sungai Bengawan Solo, sebuah sejarah besar tentang
manusia purba terkuak. Asal-usul manusia memang sudah lama
dipertanyakan, mungkin sejak manusia itu sendiri ada. Namun,
bagi arkeologi, pertanyaan tentang asal usul manusia sebenarnya
baru menjadi fokus kajian setelah Charles Darwin menerbitkan
bukunya The Descent of Man (1871), menyusul terbitan bukunya
yang terkenal The Origin of Species (1858). Di bukunya itulah
Darwin menyebut adanya “the missing link”, mata rantai yang
hilang dari proses evolusi primata menuju manusia sejati. Sejak
itu, para ahli paleoantropologi dan arkeologi seakan berlomba
untuk mendapatkan bukti-bukti “the missing link”. Dorongan itu
pula yang membawa Eugene Dubois untuk
meninggalkan kehidupan yang mapan di Belanda
untuk berburu fosil di Indonesia pada tahun
1887Tahun 1891, Dubois mengaku telah
menemukan fosil “the missing link” dalam
penggalian di tepian Bengawan Solo, di desa kecil
Trinil, tidak jauh dari Ngawi, Jawa Timur
(Shipman, 2001).
Upaya Dubois tidak bisa dibilang asal-asalan. Dirinya waktu itu, tertantang
dengan teori Human Origin, yang dikemukakan Charles Robert Darwin (1809-
1882). Dalam teori itu menyatakan bahwa manusia ini berasal dari evolusi
kera.Selain itu ada dua alasan yang dijadikan acuannya kali ini. Pertama,
berdasarkan buku The Descent of Man, menceritakan bahwa nenek moyang
manusia seharusnya hidup di daerah tropis. Karena manusia purba sudah
kehilangan bulu selama perkembangannya.
Alasan kedua, di Hindia-Belanda (Indonesia) banyak gua-gua, jadi tak mustahil
akan ditemui fosil-fosil atau bekas kehidupan manusia purba.
Beberapa teori dan alasan itulah Eugene Dubois, bertekad untuk
membuktikan penelitiannya dengan menggali di beberapa daerah. Khususnya
yang ada di Pulau Jawa di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Namun,
sebelumnya Dubois meneliti di Payah Kumbuh, Sumatera, tahun 1887.
Dari penggalian yang dilakukan Eugene Dubois, ditemukan
beberapa pecahan batu. Mulai dari gigi geraham, tulang paha,
tengkorak manusia purba dan binatang. Ketika itu, Eugène
Dubois tidak berhasil
mengumpulkan fosil Pithecanthropussecara utuh melainkan
hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan tiga giginya
saja. Dan sampai saat ini, belum ditemukan bukti yang jelas
bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama
Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di
desa Sangiran, Jawa Tengah, sekitar 18km ke Utara dari
kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini
ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang
ahlipaleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil,
banyak pula penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini.[2].
Sampai temuan manusia yang lebih tua lainnya ditemukan
di Great Rift Valley, Kenya, temuan Dubois dan von Koenigswald
merupakan manusia tertua yang diketahui. Temuan ini juga
dijadikan rujukan untuk mendukung teori evolusiCharles
Darwin dan Alfred Russel Wallace. Banyak ilmuwan
pada saat itu yang juga mengajukan teori bahwa
Manusia Jawa mungkin merupakan mata rantai
yang hilang antara manusia kera dengan manusia
modern saat ini. Saat ini, antropolog
bersepakat bahwa leluhur manusia saat
ini adalah Homo erectus yang
hidup di Afrika.
Untuk
Hingga
mempelajari
kini museumfosil-fosil
itu dikenal
manusia
dengan
purba,
Museum
dari semua
Trinil,penelitian
berlokasi di
dan
Indro Waluyo menjelaskan kembali, jika semua fosil yang ada di dalam
penggalian
Dukuh Pilang,
yangDesa
dilakukan
Kawu,Dubois.
Kecamatan
Maka,
Kedunggalar,
dibuatlah replika
Kabupaten
fosil manusia
Ngawi,
museum adalah replika belaka. Yang mana terbuat dari bahan fiberglass
Propinsi
purba yang
Jawakini
Timur.
disimpan
Atau di
kurang
dalamlebih
sebuah
13 kilometer
museum.arah Sedangkan
barat pusat
fosil
(atom) dengan patokan ukuran dan bentuknya menyerupai asli.
yang asli dibawakota
danNgawi.
disimpan di Belanda.
PENYUSUN
1. Andrew Gultom
2. Aditya Tampubolon
3. Bunga Simangunsong
4. Aulia
5. Dila Amanda
6. Amsal Pandiangan
7. Muhammad Abdilah

Anda mungkin juga menyukai