0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan45 halaman
1. Tuberkulosis kutis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis atau mikobakteria atipikal.
2. Bentuknya meliputi tuberkulosis kutis sejati seperti skrofuloderma dan lupus vulgaris, serta tuberkulid seperti eritema nodosum.
3. Gejala klinis bervariasi bergantung pada bentuknya namun umumnya berupa papul, nodul, atau ulkus yang dapat menyebabkan ker
1. Tuberkulosis kutis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis atau mikobakteria atipikal.
2. Bentuknya meliputi tuberkulosis kutis sejati seperti skrofuloderma dan lupus vulgaris, serta tuberkulid seperti eritema nodosum.
3. Gejala klinis bervariasi bergantung pada bentuknya namun umumnya berupa papul, nodul, atau ulkus yang dapat menyebabkan ker
1. Tuberkulosis kutis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis atau mikobakteria atipikal.
2. Bentuknya meliputi tuberkulosis kutis sejati seperti skrofuloderma dan lupus vulgaris, serta tuberkulid seperti eritema nodosum.
3. Gejala klinis bervariasi bergantung pada bentuknya namun umumnya berupa papul, nodul, atau ulkus yang dapat menyebabkan ker
Yohanes Jonathan (2016-061-124) Negara berkembang Pendahuluan Jarang ditemukan : Tuberkulosis kutis papulonekrotika, tuberculosis kutis gumosa, dan eritema nodosum Tuberkulosis pada kulit, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis atau Mikobakteria atipikal Definisi dan Epidemiologi Skrofuloderma adalah bentuk yang paling sering ditemukan, disusul tuberculosis kutis verukosa Banyak dijumpai pada anak–anak dan dewasa muda. Wanita > pria M. tuberculosis Etiologi Mikobakteria atipikal tipe II (M. scrofulaceum) atau tipe IV Batang, tahan asam, non motil, aerob obligat BTA (dengan pewarnaan Ziehl Neelsen) Kultur : Löwenstein-Jensen Patogenitas M. tuberculosis > Mikobakterium atipikal
Bakteri Mikobakterium atipikal
Gol. I = Fotokromogen (cahaya > pigmen) Gol. II = Skotokromogen Gol. III = Nonfotokromogen Gol. IV = rapid gowers (koloni tumbuh dalam beberapa hari) 1. Tuberkulosis kutis sejati a) Tuberkulosis kutis primer (tuberculosis chancre) b) Tuberkulosis kutis sekunder 1. Skrofuloderma 2. Tuberkulosis kutis miliaris 3. Tuberkulosis kutis verukosa 4. Tuberkulosis kutis gumosa 5. Tuberkulosis kutis orifisialis 6. Lupus vulgaris Klasifikasi 2. Tuberkulid a) Papul 1. Lupus miliaris diseminatus fasiei 2. Tuberkulid papulonekrotika 3. Liken skrofulo dosorum b) Granuloma / Ulseronodulus : 1. Eritema nodosum 2. Eritema induratum Cara infeksi ada 6 macam : 1. Penjalaran langsung dari organ bawah kulit ke kulit 2. Inokulasi langsung kulit sekitar orifisium alat dalam yang terinfeksi Patogenesis 3. Penjalaran hematogen 4. Penjalaran limfogen 5. Penjalaran langsung dari selaput lendir yang terinfeksi 6. Kuman langsung masuk ke kulit, akibat kerusakan kulit atau penurunan resistensi lokal Berkorelasi dengan bentuk tuberculosis kutis
Hiperergik = positif dengan tuberculin pengenceran tinggi
(1:100.000 atau kurang) Imunologi Normergik = positif dengan tuberculin pengenceran sedang (1:10.000) Hipoergik = tidak bereaksi / bereaksi lemah dengan tuberculin pengenceran rendah (1:1.000) Anergik = tidak bereaksi Tuberkulosis Kutis Sejati Afek primer = papul, pustul, atau ulkus indolen, berdinding bergaung dan sekitarnya livid. Inkubasi 2–3 minggu Limfangitis dan limfadenitis timbul setelah beberapa minggu Tuberculous hingga beberapa bulan setelah afek primer = kompleks primer. chancre Kompleks primer terbentuk > reaksi tuberculin (+) Makin muda > gejala makin berat Resistensi tinggi = involusi spontan + sikatriks Tuberculous chancre Penjalaran ke kulit dari focus di badan Tuberkulin biasanya (-) = anergic Tuberkulosis Lesi = eritema sirkumskripta, papul, vesikel, pustule, skuama, atau kutis miliaris purpura generalisata Prognosis : buruk Penjalaran ke kulit langsung dari organ bawah kulit yang terinfeksi TB (KGB) Predileksi : leher, ketiak, jarang di paha Port d entrée : tonsil, apeks pleura Skrofuloderma Biasanya dimulai sebagai limfadenitis TB (tumor), menyebar, berkonfluens Periadenitis KGB > perlekatan. Perlunakan tidak serentak > Abses dingin > pecah membentuk fistel > fistel meluas > ulkus. Ulkus : memanjang, tidak teratur, sekitarnya livid, bergaung, jaringan granulasi tertutup pus seropurulen > krusta kuning Ulkus sembuh > sikatriks memanjang dan tidak teratur Di atas sikatriks > skin bridge (seperti tali, kedua ujung melekat pada sikatriks, dapat dimasuki sonde) Skrofuloderma Gambaran klinis bervariasi (tergantung lamanya penyakit) Skrofuloderma ketiak > DD/ Hidraadenitis Supurativa Skrofuloderma lipat paha > DD/ LGV Skrofuloderma Skrofuloderma Skrofuloderma Infeksi eksogen Tuberkulosis Predileksi : tungkai bawah dan kaki (sering trauma) kutis verukosa Klinis : papul lentikuler, dasar eritematosa, serpiginosa. Dapat menjalar ke perifer, sikatriks di tengah Tuberkulosis kutis verukosa Tuberkulosis kutis verukosa Penjalaran hematogen dari paru Infiltrat subkutan, sirkumskipta, dapat melunak dan bersifat Tuberkulosis destruktif Kronis kutis gumosa DD/ Sifilis, frambusia, mikosis dalam Wajib : histopatologi Nama lain : tuberculosis kutis ulserosa Predileksi : sekitar orifisium TB paru > ulkus di mulut, bibir (akibat kontak dengan sputum) Tuberkulosis TB saluran cerna > ulkus di sekitar anus (feses) kutis orifisialis TB saluran kemih > ulkus OUE (urin) Terjadi pada penderita dengan kekebalan tubuh kurang Ulkus bergaung, sekitarnya livid Tuberkulosis kutis orifisialis Predileksi : wajah, badan, ekstremitas Endogen maupun Eksogen Nodus eritematosa, menjadi kuning dengan penekanan (apple jelly colour) > tidak selalu ditemukan Lupus vulgaris Nodus dapat konfluensi > plak > ulkus > involusi > sikatriks Wajah : tulang rawan hidung Sembuh spontan di satu lokasi, lokasi lain mengalami kerusakan Serpiginosa atau penjalaran ke perifer Lupus vulgaris Lupus Vulgaris Tuberkulid Tuberkulid merupakan reaksi id. Pada kelainan kulit tersebut tidak Tuberkulid ditemukan kuman penyebab tetapi kuman tersebut terdapat pada tempat lain dalam tubuh, misalnya di paru. Bentuk Papul Lupus Miliaris diseminatus fasiei Tuberkulid papulonekrotika Liken skrofulosorum Tuberkulid Bentuk granuloma dan ulseronodulus Eritema Nodosum Eritema Induratum Bazin Bentuk : Papul bulat berwarna kuning kecoklatan / merah Lupus Milliaris Tempat : Wajah Kelopak mata ikut terkena Diseminatus Ukuran : 1-5 mm Fasiei Diaskopi apple jelly colur Lupus Vulgaris Riwayat ≠ flushing, ≠ persistent eritema/telangiectasis, muncul pada kelopak mata, sembuh dengan meninggalkan scar. Lupus miliaris disemanata fasiei Erupsi papula nekrotik,simetris, muncul dalam kelompok sembuh meninggalkan scar. Anak-anak dan dewasa muda. Predileksi Anggota gerak bagian ekstensor terutama pada siku dan lutut, tangan dan kaki bagian Tuberkulid dorsal, pantat, muka dan telinga, glans penis. Papulonekrotika Papula eritematosa muncul bergelombang Pustul pecah dan menjadi krusta 8 minggu jaringan nekrotik Scar Dapat muncul bersamaan dengan kelainan TB kutis eritema induratum atau skrofuloderma Lama penyakit Bertahun-tahun Tuberkulid Papulonekrotika Biasanya terjadi pada anak-anak yang terkena tuberkulosis Kelainan Papul milliar 2-4mm, warna sama / kemerahan, follicular atau parafollicular, Asimptomatik. Liken Bentuk nummular atau discoid, terkadang dapat Skrofulosum ditemukan skuama halus Predileksi dada, perut, punggung, dan daerah sakrum Perjalanan penyakit lama sembuh ≠ scar Liken Skrofulosum Epidemiologi > wanita usia dekade 2 – 4 Etiologi Infeksi, medikasi, malginansi, autoimun. Infeksi streptococcal upper respiratory infections Anak-anak, TB Sudah jarang Hampir semua kasus idiopatik Manifestasi Klinis Acute onset tenderness, nyeri, Eritema eritematosa, nodul hangat Nodosum Predileksi Ekstremitas bagian ekstensor Gejala sistemik Sering demam, fatigue, malaise, arthralgia, arthritis, dan sakit kepala Jarang nyeri abdomen, muntah, dan diare. Durasi 3 - 6 minggu Eritema Nodosum Epidemiologi > wanita muda dan paruh baya Etiologi MTB, ≠MTB Nodular Vasculitis Eritema Predileksi Ekstremitas fleksor Terutama Induratum ekstremitas bawah Bazin Klinis Kronik tender, eritematosa / violaceous, nodul subkutan 1-2cm Terjadi suppurasi Ulkus Terjadi kelainan pada lemak subkutan. Eritema Induratum Bazin LED ↑ Kerusakan jaringan pengamatan hasil pengobatan Bakteriologi Gold Standard kurang bagus Pemeriksaan waktu lama Penunjang Tuberkulin < 5 tahun pernah atau sedang terkena Tuberkulin Human Kuat M. Tuberculosis Tuberkulin lemah Mikobakteria Atipikal PCR menentukan etiologi ≠ deteksi kuman hidup Non–medikamentosa : keadaan gizi, simptomatik Medikamentosa : sama dengan TB paru (teratur, tidak Tatalaksana terputus) Pilih setidaknya 2 obat dengan sifat bakterisidal Nama Obat Dosis (mg/kgBB) Efek samping H = INH Neuritis perifer 5–10 (Isoniazid) Gangguan hepar R = Rifampisin 10 Gangguan hepar Z = Pirazinamid 20–35 Gangguan hepar Bulan I/II = 25, Neurotoksik (N. E = Etambutol selanjutnya 15 II) Tatalaksana Neurotoksik (N. S = Streptomycin 25 VII)
Tahapan = intensif dan lanjutan
Dewasa = 2HRZE / 4HR3
Cek fungsi hepar (ALP, ALT, AST) = sebelum terapi, 2 dan
4 minggu setelahnya. Kriteria sembuh skrofuloderma : (1) Semua fistel dan ulkus telah menutup Tatalaksana (2) Seluruh KGB mengecil (< 1 cm DAN konsistensi keras) (3) Sikatriks menjadi non eritematosa LED menjadi normal Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed 7. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015 Daftar Pustaka James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews' diseases of the skin. 12th Ed. Philadelphia: Elsevier. 2016