Anda di halaman 1dari 47

SASARAN KESELAMATAN

PASIEN
dr.Susan Meuthia
Dede Sundara Amd.kep
SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS
International Patient Safety Goals
SASARAN KESELAMATAN
PASIEN 1
IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi Pasien

Suatu proses untuk menentukan


kesesuaian antara individu yang akan
menerima pelayanan atau
pengobatan dengan pelayanan atau
pengobatan yang akan diterimanya.
TUJUAN
Menurunkan resiko salah identifikasi pasien RSKIA Harapan Bunda
Bandung
Menurunkan resiko salah identifikasi pasien RSKIA Harapan Bunda
Bandung

Menurunkan kesalahan dalam pemberian obat atau tindakan lain

Mencegah kesalahan dalam pemberian tindakan kesehatan seperti


proses pembedahan maupun suatu prosedur invasif

Mencegah kesalahan ketika pemberian darah atau produk darah

Mencegah kesalahan dalam pengambilan darah atau spesimen lain


untuk pemeriksaan klinis
Nama, No Rekam Medis, Tgl Lahir
PROSEDUR YANG MEMBUTUHKAN
IDENTIFIKASI DENGAN BENAR
Pemberian obat-obatan

Prosedur pemeriksaan radiologi


(Rontgen, MRI, dan sebagainya)

Intervensi pembedahan dan prosedur


invasif lainnya

Transfusi darah

Pengambilan sample (misalnya darah,


tinja, urin, dan sebagainya

Transfer pasien
PROSEDUR PEMAKAIAN GELANG

Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuan kepada


pasien

Periksa ulang 3 detail data di gelang pengenal


sebelum dipakaikan ke pasien

Saat menanyakan identitas pasien, selalu


gunakan pertanyaan terbuka

Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan


pasien yang dominan
Identifikasi Pada Pasien dengan Keadaan Khusus

a. Pasien bayi baru lahir atau neonatus


b. Pasien dengan nama yang sama di ruang
rawat
c. Pasien yang identitasnya tidak diketahui
d. Pasien rawat jalan
e. Pasien yang meninggal
SASARAN KESELAMATAN PASIEN 2

KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi Efektif

Penyampaian pesan dari komunikator kepada


komunikan secara tepat waktu, akurat, jelas dan
mudah dipahami oleh komunikan, dan tidak ada
hambatan komunikasi, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien.
Ada 4 elemen dalam Komunikasi
Efektif

Perintah lisan, telepon atau hasil pemeriksaan, dituliskan secara


lengkap oleh penerima perintah.

Dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.

Dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan


hasil pemeriksaan

Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi


keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten
Contoh Cap
Tubakon
T : Tulis
Ba : Baca Ulang
Kon : Konfirmasi
Sasaran Keselamatan pasien 2.1

Pelaporan Hasil Pemeriksaan Kritis


Pelaporan Hasil Kritis

proses penyampaian nilai hasil


pemeriksaan yang memerlukan
penanganan segera dan harus dilaporkan
ke DPJP atau Dokter Jaga dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.
Untuk Pasien Rawat Inap

1. Hubungi perawat dan menginformasikan bahwa hasil


laboratorium termasuk dalam hasil kritis mohon dicatat di RM
pasien dan segera laporkan kepada DPJP.
2. Laporkan hasil tersebut ke dokter penanggung jawab pelayanan.
3. Laporkan hasil laboratorium tersebut melalui telepon dan
lakukan sesuai SPO “Komunikasi Efektif Via Telepon”). Hasil kritis
dicatat di lembaran integrasi rawat inap dan digaris bawahi warna
merah.
4. Informasikan hasil kritis ke unit terkait, dilaporkan ke dokter
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) dalam waktu
maksimal 15 menit.
5. PJ laboratorium melakukan monitoring dengan menanyakan
apakah sudah dilaporkan ke DPJP untuk ditindak lanjuti.
Pasien Rawat Jalan
1. Hubungi dokter jaga atau perawat jaga menginformasikan membawa hasil
pemeriksaan laboratorium ada nilai kritis dan sudah di cetak.
2. Laporkan hasil tersebut ke dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP )
oleh dokter IGD atau dokter jaga.
3. Tuliskan / dokumentasikan, pesan / hasil instruksi dokter catat pada catatan
terintegrasi rawat jalan(sesuai SPO “Komunikasi Efektif Via Telepon”). dan
digaris bawahi warna merah.
4. Informasikan nilai kritis ke unit terkait, dilaporkan ke dokter DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) dalam waktu maksimal 15 menit.
5. Informasikan kepada pasien sesuai dengan instruksi dari DPJP / jika DPJP
tidak/ belum bisa dihubungi, segera hubungi pasien untuk tatalaksana
selanjutnya.
6. Jika pasien/ keluarga belum dapat dihubungi lakukan kunjungan rumah jika
hasil pemeriksaan masuk dalam kriteria hasil kritis yang mengancam jiwa
pasien .
SASARAN KESELAMATAN
PASIEN 3
OBAT YANG HARUS
DIWASPADAI (HIGH ALERT
MEDICATIONS)
Pengertian

Obat yang persentasenya


tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan/error
dan atau/ kejadian sentinel
Obat Obat High (sentinel event ), obat yang
Alert beresiko tinggi yang
menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse
outcome).
Obat high-alert ini berupa obat-obat yang
mempunyai nama mirip/ucapan mirip/ dan
tampilan (rupa) mirip yang sering disebut
NORUM (Nama Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip
) atau Look-Alike Sound Alike/LASA), elektrolit
konsentrat tinggi, serta obat golongan narkotika
dan psikotropik.
Tujuan

Meningkatkan keamanan dalam


penggunaan obat-obat high-alert,
konsentrat tinggi serta narkotik dan
psikotropika serta golongan obat –obat
yang digunakan terhadap pasien
Menghindari terjadinya kesalahan
dapat dilakukan hal-hal berikut
• Disimpan di farmasi

• Disimpan terpisah dari obat-obat lain dan diberi label merah.

• Diletakkan secara berjauhan, untuk menghindari kesalahan


pengambilan obat, dan ditulis dengan jelas
• Diminta melalui resep

• Permintaan obat dengan kosentrasi tinggi dari unit perawatan


hanya untuk pemakaian satu hari
• Didistribusikan ke ruangan beserta resep aslinya untuk menghindari
terjadinya kesalahan pemberian obat
• Obat – obat high alert yang digunakan pasien harus disimpan di
box masing – masing pasien
Sasaran Keselamatan
Pasien 4
Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat
Pasien Sebelum menjalankan
Prosedur
Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Sebelum menjalankan Prosedur

suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan di rumah sakit untuk menjamin
pasien yang akan menjalani suatu tindakan
operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan
yang perlu ditindak, prosedur yang tepat
untuk melakukan tindakan dan diberikan
pada pasien yang benar membutuhkan
tindakan operasi.
Proses penandaan lokasi operasi

Melibatkan pasien dan keluarga

Tanda harus dilakukan ketika pasien masih dalam


keadaan sadar
Dilakukan dengan tanda yang mudah dan langsung
dikenali
Dapat dilakukan di ruang perawatan/IGD/poliklinik rawat
jalan
Harus dilakukan sebelum operasi

Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh dokter dengan


menggunakan spidol permanen atau spidol marker
dengan memberi tanda lingkaran ( 0 ).
1. Pada organ yang memiliki dua
Jenis Operasi yang sisi, kanan dan kiri (bilateral).
menggunakan 2. Multiple Structures (jari tangan,
Tanda jari kaki
3. Multiple level (operasi tulang
belakang, cervical, thoracal).
4. Multiple lesi yang
pengerjaannya bertahap.
5. Multiple organ.
Surgical Safety Checklist

Sebuah daftar periksa untuk memberikan


pembedahan yang aman dan berkualitas
pada pasien
Proses Verifikasi terdiri dari 3 Proses

Sign In Saat Penerimaan Pasien

Saat Sebelum Dilakukan


Time Out
Tindakan

Sign Out Saat Selesai Tindakan


Sasaran Keselamatan
Pasien 5
Mengurangi Resiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan
Kebersihan Tangan (hand Hygiene)

proses membersihkan kotoran dari


mikroorganisme pada tangan yang di dapat
melalui kontak dengan pasien petugas
kesehatan lain dan permukaan lingkungan
(flora transient) dengan menggunakan sabun
antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan handrub yang berbasis alkohol
Sasaran Keselamatan
Pasien 6
Mengurangi Resiko Cedera Pasien
Akibat Terjatuh
Penilaian Risiko Pasien Jatuh

Mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh


untuk menilai kemungkinan pasien yang
mempunyai risiko tinggi untuk jatuh dengan
formulir risiko jatuh yang sudah di tetapkan.
SKORING RISIKO JATUH PASIEN ANAK HUMPTY DUMPTY
Parameter Kriteria Skor
Standar Hasil
Umur Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13 tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, 3
dehydrasi, anemia, anoreksia, sinkop/sakit kepala dll)
Kelainan psikis / perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 3
Pasien menggunakan alat bantu atau box atau mebel 2
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasional/obat Dalam 48 jam 2
penenang/efek >48 jam 1
anestesi
Penggunaan obat Bermacam-macam obat yang digunakan : obat sedative ( 3
kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis)
Hipnotik, barbiture, fenotiazin, anti depresan,
laksan/deuretika, narkotik.
Salah satu dari pengobatan di atas 2
Pengobatan lain 1
TOTAL
NAMA PERAWAT / PETUGAS

Risiko rendah / tidak berisiko 0-6, Risiko sedang 7-11, Risiko tinggi ≥ 12
SKORING RISIKO JATUH DEWASA ( MORSE FALL)
NO RISIKO SKOR
Standar Hasil
1 Riwayat jatuh yang baru atau dalam 3 bulan terakhir 25
2 Diagnosis medis >1 15
3 Alat bantu jalan
 Bed-rest / dibantu perawat 0
 Penopang, tongkat / walker 15
 Furnitur 30
4 Memakai terapi heparin lock/IV 25
5 Cara berjalan / berpindah
 Normal / bed-rest / imolisasi 0
 Lemah 15
 Terganggu 30
6 Status mental
 Orientasi sesuai kemampuan diri 0
 Lupa keterbatasan diri 15
TOTAL SKOR

NAMA PERAWAT / PETUGAS

Skor 0-24 : Tidak Beresiko/ risiko rendah , Skor 25-50: Risiko sedang, Skor >
51:Risiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai