ELEKTROKIMIA

Listrik (Kelistrikan) dan Perubahan Kimia

Reaksi reduksi – oksidasi terjadi pada beberapa sistem kimia.

Misalnya pada pengkaratan besi, pemutihan pada zat warna dan
reaksi fotosintesis. Semua reaksi spontan yang menyebabkan
elektron mengalir pada sebuah kawat, reaksi redoks terjadi,
proses tersebut disebut Perubahan Elektrokimia. Ilmu yang
mempelajarinya disebut Elektrokimia
 ELEKTROKIMIA
 Reaksi kimia menghasilkan listrik
 Energi listrik mendorong reaksi kimia

Reaksi Redoks :
 Oksidasi-reduksi adalah serah terima elektron
 Oksidasi adalah proses melepaskan elektron
 Reduksi adalah proses menerima elektron
 A. Elektrolisis

Elektrolisis : perubahan energi listrik menjadi kimia

 Sel Elektrolisis : alat-alat untuk elektrolisis
 Elektroda : penghantar listrik masuk ke dalam dan
keluar dari zat yang bereaksi

Perpindahan elektron diantara elektroda dan zat-zat

dalam sel menghasilkan reaksi, terjadi pada permukaan
elektroda.
Zat yang dapat dielektrolisis adalah leburan ion dan larutan
yang mengandung ion terlarut.

Anoda  elektroda positif  Oksidasi

Katoda  elektroda negatif  Reduksi
Anion membawa muatan ke anoda, kation ke katoda
Elektron bergerak dari anoda ke katoda

2 Cl-(l)  Cl2 (g)  2e  Anoda


2Na (l)  2e   2Na (l) Katoda
Reaksi Sel :

2 Na ( l )  2e   2 Na( l ) Katoda

2 Cl ( l )  Cl2( l )  2e  Anoda
2 Na ( l )  2 Cl ( l )  2e   2 Na( l )  Cl2 ( g )  2e

Atau : 2 Na  (l )  2 Cl (l ) elektrolis

  is
 2 Na (l )  Cl2 ( g )
 Elektrolisis dalam Pelarut Air

Jika elektrolisis dalam larutan berair, reaksi elektroda sukar terjadi

karena redoks pada air juga dapat terjadi.
Contoh : Elektrolisis larutan KNO3
 K+ = ke katoda
NO3- = ke anoda

KNO3  K  NO3-


Anoda 2H2O  O2 4H 4e
 
 

Katoda: 2H2O 2e
 
 H 2 2OH
 -
/x2
6H2O  2H2 4H 4OH  O2 (g)
 
 -

4H2O
elektolisis

2H2O  2H2(g)  O2(g)

 Jika kation : ion logam IA, IIA, AI3+ dan Mn2+
maka yang tereduksi H2O
Jika anion : NO3- , SO42-, ClO4-, BrO3-
maka yang teroksidasi H2O
Jika kation : Cu2+, Cu2+ akan tereduksi
Jika anion : Br-, Br- akan teroksidasi

Contoh : Elektrolisis larutan CuBr2

2 
Cu ( aq )  2e  Cu( s ) Katoda
 
2 Br ( aq )  Br2 ( aq )  2e Anoda

Cu2 ( aq )  2Br  ( aq) elektrolis

  is
 Cu( l )  Br2 ( aq )
 Contoh : Elektrolisis larutan Cu(NO3)2
Larutan Cu(NO3)2 mengandung ion-ion Cu2+ dan NO3-
Cu2+ tereduksi di katoda, pada anoda H2O lebih mudah
dioksidasi
Reaksi :
Cu2 ( aq )  2e   Cu( s ) Katoda
2 H2O( l )  O2 ( g )  4H ( aq )  4e  Anoda

2 Cu2 ( aq)  2 H2O( l )  2 Cu( s )  O2 ( g )  4H ( aq)

 Stoikiometri dalam Elektrolisis
1 mol e- = 1 Faraday = 96.500 Coulomb
1 C = 1 Amper x 1 detik

e.i .t W = massa logam yang mengendap (g)

W  e = BE atau MR/valensi
96.500 i = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)
Contoh :
Berapa gram Cu yang diendapkan di katoda, jika kuat arus
yang mengalir 2A dalam 20 menit. Ar Cu = 63,5 g/mol
Jawab :
t = 20 menit = 20 x 60 = 1200 detik
Cu2+ + 2e-  Cu
63,5
g x 2A x 1200 detik
e.i .t W  2  0,7896 gram Cu
W 
96.500 96.500A detik
Contoh Soal :

Larutan Sn(NO3)2 dielektrolis menggunakan elektroda Pt selama 1,5

jam dengan arus 5 A. Diketahui Ar Sn = 119 gr/mol.

Tentukanlah :
a. Reaksi elektrolisis pada katoda dan anoda !
b. Massa logam Sn yang mengendap pada katoda !
Aplikasi pada Industri dari Elektrolisis
a. Elektroplating
 b. Produksi Aluminium

Reaksi

Al 3  3e   Al (l ) Katoda
2 O 2  O 2 ( g )  4e  Anoda

4 Al 3  6 O2  4 Al ( l )  3 O2 ( g )
 c. Produksi Magnesium
Reaksi : Mg (OH)2  2HCl  MgCl2  2H2O
Mg Cl2 ( l )   Mg( l )  Cl2 ( g )
elektrolisis

d. Elektrolisis Air Asin (Larutan NaCl)

Reaksi :
 
2 H2O( l )  2e  H2 ( g )  2OH ( aq ) katoda
2 Cl ( aq )  Cl2 ( g )  2e Anoda

2 Cl ( aq)  2H2O( l )  H2 ( g )  Cl2 ( g )  2OH ( aq)

2 Na ( aq)  2 Cl ( aq )  2 H2O elektrolis
  is
 H2 ( g )  Cl2 ( g )  2 Na ( aq)  2 OH ( aq)

2 NaCl(aq ) 2 NaOH(aq )
 B. Sel Galvani / Volta

Sel Galvani/Volta : perubahan energi kimia menjadi listrik

Terdiri dari 2 elektroda dan larutan elektrolit
Katoda  elektroda positif  Reduksi
Anoda  elektroda negatif  Oksidasi

-
2 Cu  Cu 2  2e  Anoda
+
2 Ag   2e  2 Ag ( s ) Katoda

2 Cu  2 Ag   Cu2  2 Ag
Notasi Sel
Anoda Jembatan garam Katoda

Cu( s ) | Cu2 ( aq) || Ag  ( aq) | Ag ( s )

Anoda Elektrolit Elektrolit Elektroda

elektroda Anoda Katoda Katoda
 padatAquaAquapadat
Anoda di kiriKatoda di kanan

 Garis tunggal menunjukkan beda fasa

 Garis ganda menunjukkan jembatan garam atau
kaca berpori
 Bila pada salah satu sisi hanya larutan, berarti
elektrodanya platina
Latihan !
Selesaikan penulisan sel Galvani dari pasangan berikut :

MnO4- + 8 H+ +5 e- → Mn+2 + 4 H2O

Eo = 1,51V
Fe+3 + 3 e- → Fe(s) Eo = 0,036 V

Pt|MnO4-,Mn2+||Fe3+|Fe
 Potensial Sel dan Potensial Reduksi

 Volt = electro motive force (emf) = ggl = gaya gerak listrik

1V = 1 J/C
 Potensial sel (Esel) pada suhu 25C, 1 atm, 1,00 M  Potensial
Standar Sel (Esel)
 Potensial Reduksi pada suhu 25C, 1 atm  Potensial
Standar Reduksi

 Pot. Stand. reduksi   Pot. Stand. reduksi 

E o
sel      
 Zat reduksi   Zat oksidasi 
 Nilai potensial reduksi dilihat dalam tabel
 Salah satu reaksi harus dibalik, hingga tandanya berubah
2H (ag)  2e   H2(g) Katoda

Zn (5)  Zn 2 (ag)  2e Anoda

2H (ag)  Zn (5)  H2(g)  Zn 2 (ag)
E0 sel  E0H  E0 Zn 2
0,76V  0,0V  E0 Zn 2
E0 Zn 2  0,76V
Latihan !
Tentukan potensial sel Gavani berdasarkan redoks berikut,
Cu(s) + Fe+3(aq) → Cu+2(aq) + Fe+2(aq)
Fe+3(aq) + e- → Fe+2(aq) Eº = 0.77 V
Cu+2(aq)+ 2e- → Cu(s) Eº = 0.34 V
Cu(s) → Cu+2(aq)+2e- Eº = -0.34 V
2Fe+3(aq) + 2e- → 2Fe+2(aq) Eº = -0.77 V
Contoh Soal :
Suatu Sel Galvani dirancang mengunakan Fe sebagai elektroda
yang dimasukkan ke dalam 0,1 M Fe(NO3)2 dan Ni sebagai
elektroda lain yang dimasukkan ke dalam 0,1 M Ni(NO3)2

Tentukanlah :
a. Notasi sel !
b. Eosel
 Menggunakan Potensial Standar Reduksi

 Menentukan sebuah reaksi spontan dari perhitungan

potensial sel.
Dalam sel Galvani perhitungan potensial sel untuk reaksi
spontan selalu bernilai positif

Empat hal dalam penulisan sel

 Potensial Elektroda
 Arah reaksi
 Penentuan anoda dan katoda
 Wujud semua komponen elektroda dan ion
 Potensial sel dan Termodinamika
-G = Kerja Maximum
1. Menentukan Perubahan Energi Bebas (∆G) dari Potensial Sel

n = mol e-  G = - n F Esel
Kerja max = -n F Esel (STP) G = - n F Esel

Contoh :
Hitung G untuk reaksi dibawah ini dengan Esel = +1,10 V
Reaksi : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Jawab : G O   n F E sel
96.500 C 1,10 J

  2 mol e x 
x
mol e C
G O   212.000 J
2. Menentukan Konstanta kesetimbangan
G = - R T ln Kc = - 2,303 RT log Kc
G = - n F Esel

Jika pada suhu 25 dan 1atm

0,0592
E o
sel  log K c
n
Contoh :
Hitung Kc untuk reaksi Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Esel = +1,10 V
Jawab :

E o sel  1,10 V
n 2
0,0592
E sel 
o
log K c
n
0,0592
1,10 V  logK c  K c  1,44x10 37
2
3. Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel
2,303
E sel  E sel -
o
RT log Qc
nF

Pada suhu 25oC

2,303
E sel  E sel -
o
RT log Qc
nF
aA  bB  cC  dD

Q
C . D
c d

A a . Bb
Contoh :
Berapa harga E sel jika [ Zn2+] = 0,40 M, [Cu2+] = 0,020 M
E0sel = 1,10 V
Zn(s)│Zn2+││Cu2+│Cu
Reaksi pada suhu 250C : Zn(s) + Cu2+(aq) → Cu(s) + Zn2+(aq)

Jawab : n  2
Qc 
Zn 
2

Cu 2 2

Esel  E 0sel 
0,0592 Zn 2

n
log
Cu 2 
 1,10 
0,0592
log
0,40
2 0,020
 1,10  0,0296 log 20
 1,06V
4. Menentukan Konsentrasi dari Percobaan Potensial Sel
Contoh :
Seorang ahli kimia ingin mengukur konsentrasi Cd2+. Ia
memasukan elektroda Ag ke dalam larutan AgNO3 I M.
Kemudian di wadah yang lain dia masukan elektroda Cd ke
dalam sampel.
Esel = 1,2871 V dan Eosel = 1,2022 V.
Berapa konstrasi Cu2+ dari sampel ?
Reaksi
Cd(s) + 2 Ag+ (ag) Cd2+ (ag) + 2Ag(s)
Jawab :
Esel  E0 sel 
0,0592
log
 
Cd 2

n  
Ag  2

1,2871  1,2022 
0,0592
log
Cu  2

2 Ag   2

log
Cd 2
 2,87
Ag  2

Cd   1,2x10
2
-3

Ag 
 2

 2
[Ag ]  1,00M  [Cd ]  1,2x10 M -3
 Aplikasi dan Sel Galvani
1. Akumulator (Aki)
2
Katoda : PbO 2(s) 4H (ag) SO 4 (ag)  2e   PbSO 4(s)  2H2O
 


Anoda : Pb (s)  SO 4 2 (ag)  PbSO 4(s)  2e 

PbO 2(s)  Pb (s)  4H  2SO 4 2  2PbSO 4(s)  2H2O
2. Batrai Merkuri
Anoda Zn(s) + 2OH-(aq) ZnO(s) + H2O + 2e
Katoda HgO(s) + H2O + 2e Hg(l) + 2OH-
3. Batrai Kering (Zn – C)
Anoda : Zn(s)+2OH-(ag) ZnO(s)+H2O + 2e-
Katoda : 2 MnO2(s + H2O + 2e MnO3(s) + 2OH- (ag)
4. Batrai Tembaga Oksida
5. Batrai Lithium
 Korosi terjadi karena logam teroksidasi
 Syarat terjadinya korosi adalah logam bersentuhan dengan air,
udara, atau asam
Korosi Besi
1. Pengecatan
2. Galvanisasi – Pelapisan dengan seng, yang mempunyai
potensial reduksi lebih rendah hingga lebih mudah teroksidasi
3. Pembentukan aliasi dengan logam yang membentuk lapisan
oksida sehingga lebih tahan karat
4. Proteksi Katoda – Menempelkan batangan logam aktif seperti
magnesium yang lebih mudah teroksidasi
Galvanisasi Zn