204 Pencegahan Penghindaran Pajak
204 Pencegahan Penghindaran Pajak
BERGANDA
KETENTUAN ANTI PENGHINDARAN PAJAK
Pasal 18 UU PPh
2
POKOK-POKOK BAHASAN
1. Thin Capitalization
2. Controlled Foreign Corporation
3. Transfer Pricing
4. Anti Stepping
5. Treaty Abuse
6. Associated Enterprises
(hubungan istimewa)
7. Special Purpose Company
8. Tax Haven Country
Praktek Perpajakan yang
dilarang
1. Tax Haven Country dan
Preferential Tax
Regime
2. Controlled Foreign Corporations
(CFC)
3. Transfer Pricing
4. Thin Capitalization
5. Treaty Shopping
6. Special Purpose Company
1.THIN CAPITALIZATION
Pengertian:
Suatu perusahaan disebut thinly capitalized apabila
terdapat perbandingan yang tinggi antara :
modal hutang (debt capital) dan modal ekuitas
(equity capital).
Kriteria yang umumnya diterapkan untuk menyebut
suatu perusahaan sebagai thinly capitalized adalah
rasio capital gear, leverage, atau DER.
5
THIN CAPITALIZATION
Pasal 18 ayat (1) UU PPh:
Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan mengenai
besarnya perbandingan antara utang dan modal perusahaan untuk
keperluan penghitungan pajak berdasarkan Undang‐undang ini.
Deposit Pinjaman
BANK
7
KASUS THIN CAP.
Investasi $ 1 juta
US –Parent Co.
PT ABC
Expected Return 10%
di Indonesia
Skenario 1:
Pembiayaan Ekuitas $ 1 juta
Skenario 2:
Pembiayaan Hutang $ 1 juta Asumsi:
@ 10% interest Withholding tax atas bunga dan
dividen : 20%
Diminta: Tarif PPh di Indonesia: 25%
Hitung beban pajak dan Return Laba sblm bunga & pajak: $ 150 rb
on investment msg2 skenario Dividen payout ratio: 100%
KASUS THIN CAP.
Beban Pajak:
Bunga (tarif 20%) $20.000 0 $20.000
Dividen (tarif 20%) $7.500 22.500 $7.500
PPh Perseroan $12.500 $ 37.500 $12.500
Fee Bank 0 0 $15.000
Total beban pajak/investasi $40.000 $ 60.000 $55.000
Hasil Investasi Bersih $110.000 $ 90.000 $95.000
Penghasilan Bersih (ROI) 11% 9% 9.5%
2.CONTROLLED FOREIGN COMPANY
Pengertian:
CFC Rules adalah ketentuan pencegahan atas
penghindaran pajak yang dilakukan oleh WP
dalam negeri yang melakukan pengalihan
penghasilan ke perusahaan terkendali yang
berada di negara‐negara yang mengenakan pajak
rendah atau tidak mengenakan pajak.
(Diterjemahkan dari IBFD International Tax Glossary, 2005)
10
CONTROLLED FOREIGN COMPANY
11
2. CONTROLLED FOREIGN COMPANY
Pasal 18 ayat (2) UU PPh:
Menteri Keuangan berwenang menetapkan saat diperolehnya
dividen oleh Wajib Pajak dalam negeri atas penyertaan modal
pada badan usaha di luar negeri selain badan usaha yang menjual
sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri tersebut
paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah saham
yang disetor; atau
b. secara bersama‐sama dengan Wajib Pajak dalam negeri lainnya
memiliki penyertaan modal paling rendah 50% (lima puluh
persen) dari jumlah saham yang disetor.
MAKA:
Saat pengakuan dividen ditetapkan pada bulan ke-4 setelah
batas waktu penyampaian SPT perusahaan di LN berakhir
atau pada bulan ke-7 setelah tahun pajak perusahan di LN
berakhir.
Besarnya dividen adalah laba bersih CFC dikalikan besarnya
kepemilikan pada CFC.
13
3. Anti Stepping
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Pasal 18 ayat (3b):
WP yang melakukan pembelian saham atau
aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan
yang dibentuk untuk maksud demikian (special
purpose company), dapat ditetapkan sebagai
pihak yang sebenarnya melakukan pembelian
tersebut sepanjang WP yang bersangkutan
mempunyai hubungan istimewa dengan pihak
lain atau badan tersebut dan terdapat
ketidakwajaran penetapan harga.
15
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Penjelasan Pasal 18 ayat (3b):
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah penghindaran pajak
oleh WP yang melakukan pembelian saham/penyertaan pada
suatu perusahaan WP dalam negeri melalui perusahaan luar
negeri yang didirikan khusus untuk tujuan tersebut (special
purpose company).
ABC ABC
Dapat
ditetapkan Saham/ SPC
SPC Aktiva $
menjadi
Saham/
Aktiva $
PQR PQR
16
Ketentuan Anti Stepping dalam UU PPh
Pasal 18 ayat (3c):
Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara
(conduit company atau special purpose company) yang
didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang
memberikan perlindungan pajak (tax haven country)
yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
atau BUT di Indonesia dapat ditetapkan sebagai
penjualan atau pengalihan saham badan yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau
BUT di Indonesia.
17
17
4.TRANSFER PRICING
Pengertian:
Adalah wilayah dalam hukum pajak dan ekonomi untuk
meyakinkan bahwa penentuan harga yang ditetapkan oleh
pihak‐pihak yang berhubungan istimewa atas pengalihan
barang, jasa, dan harta tak berwujud telah sesuai dengan
prinsip arm’s length.
(Diterjemahkan dari IBFD International Tax Glossary, 2005)
19
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
“None of the differences (if any) between the situations being compared could
materially effect the condition being examined, or that reasonably accurate
adjustments can be made to eliminate the effect of any such differences”
(Par. 1.33 OECD TP Guidelines 2010)
Konsep Kesebandingan
Dapat diperbandingkan (comparable) adalah :
ANALISIS FUNGSIONAL
(Pasal 7 PER-43/PJ/2010)
Yang harus dipertimbangkan dalam melakukan analisis
fungsional :
1. Fungsi utama yang dilakukan oleh perusahaan
(contoh : desain, pemasaran, penelitian,
pengembangan, manajemen, promosi, dll).
2. Aktiva yang digunakan (contoh : tanah, bangunan,
harta tidak berwujud).
3. Risiko yang ditanggung oleh perusahaan (contoh : risiko
pasar, risiko persediaan, dll).
PERSYARATAN KONTRAK
(Pasal 8 PER-43/PJ/2010)
Tingkat tanggung jawab.
Risiko.
Pembagian keuntungan.
KONDISI PEREKONOMIAN
(Pasal 9 PER-43/PJ/2010)
Keadaan geografis.
Luas pasar.
Tingkat persaingan .
Tingkat permintaan dan penawaran.
Tingkat ketersediaan barang atau jasa
pengganti.
80 ZIMBABWE
(Afiliasi)
Apakah kedua transaksi tersebut
sebanding?
STRATEGI BISNIS
(Pasal 10 PER-43/PJ/2010)
Inovasi dan pengembangan produk baru.
Tingkat penetrasi pasar.
Kebijakan usaha lainnya.
Internal :
Taxpayer (tested party) sells the same of
similar products or provides the same or
similar services under comparable
conditions to unrelated (independent)
parties.
External :
Unrelated/third parties perform similar
functions and sell the same or similar
products or provide the same or similar
services to unrelated parties under similar
conditions
Transfer Pricing Methods
DGTendorsed the use of 5 TP methods:
Traditional Transaction Methods:
1. Comparable Uncontrolled Price (CUP) Method;
2. Resale Price Method (RPM);
3. Cost Plus Method (CPM);
Transactional Profit Methods:
4. Profit Split Method (PSM); and
5. Transactional Net Margin Method (TNMM).
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Selection of the
“most appropriate TP
method
to the circumstances of the
case”
Manufacturer Distribut
or Hongkong
Produk A
Price $120
Third Third
Parties Parties
Distribut
or
Taiwan
Indonesia
Manufacturer Distribut
or
Coals
Third Third Third
Parties Price $120 Parties Parties
Manufacturer Distribut
or
Indonesia Singapura
Manufacturer Distribut
or
Tested
Party Gross Mark-Up
Gross = Gross Profit / COGS
Mark-
up
30%
Third Third
Third
Parties Parties
Parties
Manufacturer Distributo
r Singapura
Indonesia
Sub Direktorat Pemeriksaan Transaksi Khusus
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
No Uraian Rupiah
Manufacturer Distribut
or
Tested
Party
Gross Margin
= Gross Profit / Sales Gross
Margin
40%
Third Third Third
Parties Parties Parties
Manufacturer Distributo
Vietnam r Indonesia
No Uraian Rupiah
• Perbedaan produk kurang • Gross profit margins mungkin dipengaruhi • Marketing operations
signifikan, yaitu kurang oleh management efficiency dsb. yang (distributor not adding
berpengaruh material berpengaruh terhadap profitabilitas tapi significant value to the
terhadap profit margin tidak berpengaruh pada harga barang atau product)
daripada harga. jasa.
II. TRANSACTIONAL
PROFIT METHODS
What is a “profit
method”?
Uses net profitability to judge transfer
pricing
Must be transactional
Total profit comparisons can only be used
to select cases but not to examine them!
What is “net”?
“Net” profit is gross profit (sales minus cost of
goods sold/manufactured) less operating expenses
Operating expenses exclude
– Extraordinary expenses;
– Interest; and
– Taxes
EBIT = Earnings Before Interest and Taxes
(and Extraordinary Items)
Net/Operating Profit
Profit &Loss Account
Sales 100
TNMM compared to
cost plus / resale price method
Cost Plus/Resale Price methods use gross profit
margins computed after direct and indirect
production/selling costs
◦ no clear line, allowing for some variation in practice, but
generally excludes most operating expenses
◦ e.g. selling, general, and administrative expenses would
be excluded
TNMM uses net profit margins, i.e. net profit
margin computed after all operating expenses
(except interest, taxes and extraordinary items)
55 Pemeriksaan Transaksi Khusus
Sub Direktorat
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Combined Profits
Ordinary profit
Ordinary Profit of
of Parent Residual Profit
Subsidiary
Company
Ordinary profit
Residual Profit Residual Profit of Ordinary Profit of
of Parent
of Parent Co Subsidiary Co Subsidiary
Company
Pengertian:
Situasi dimana seseorang yang tidak berhak atas
manfaat tax treaty, namun menggunakan individu
lain atau badan hukum lain sehingga dapat
memperoleh manfaat tax treaty yang tidak
tersedia secara langsung.
(Diterjemahkan dari IBFD International Tax Glossary, 2005)
62
5.TREATY ABUSE /TREATY SHOPPING
Bunga
PPh: 0%/10%
Investasi Ekuitas
menurut
P3B RI-Belanda
Perusahaan
Belanda
BELANDA
INDONESIA
Pinjaman, sebesar
penghasilan bunga Pinjaman
63
5.ANTI TREATY ABUSE INDONESIA
Dasar Hukum:
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER‐62/PJ/2009 tentang
Pencegahan Penyalahgunaan P3B sebagaimana telah diubah dengan
PER‐24/PJ/2010.
Anti treaty abuse Indonesia memuat dua jenis safe harbor, yaitu:
4. Appointed persons, yaitu orang atau badan yang secara tegas
dianggap tidak melakukan penyalahgunaan P3B,
5. Qualified persons, yaitu orang atau badan di luar appointed persons,
namun memenuhi seluruh kriteria test.
1. De Jure Control:
shareholding/voting rights =ada
hak suara.
2. De Facto Control: power to
govern financial and operational
policies of enterprise to own
benefit
Associated enterprises - beberapa
negara
• Germany:
– Sunstantial participation (holding of at least 25%)
– Controlling influence
– Influence caused by non-business relationship
– Interest in income of other person
• Japan:
– Direct or indirect ownership of at least 50% of shares
– Special reltionship enabling to substantially determine
business policies of other enterprises
• USA:
– Parties owned or controlled directly or indirectly by
same
interests
7. Special Purpose Company
Pasal 18 (3c) UU PPh
Penjualanatau pengalihan saham
perusahaan antara (conduit company atau
special purpose company) yang didirikan
atau bertempat kedudukan di negara yang
memberikan perlindungan pajak (tax haven
country) yang mempunyai hubungan
istimewa dengan badan yang didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia atau
bentuk usaha tetap di Indonesia dapat
ditetapkan sebagai penjualan atau
pengalihan saham badan yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia
atau bentuk usaha tetap di Indonesia.
Pasal 18 ayat (3b) UU PPh
Wajib Pajak yang melakukan pembelian
saham atau aktiva perusahaan melalui
pihak lain atau badan yang dibentuk
untuk maksud demikian (Special Purpose
Company), dapat ditetapkan sebagai
pihak yang sebenarnya melakukan
pembelian tersebut sepanjang Wajib
Pajak yang bersangkutan mempunyai
hubungan istimewa dengan pihak lain
atau badan tersebut dan terdapat
ketidakwajaran penetapan harga.
Pasal 18 (3d) UU PPh
besarnya penghasilan yang diperoleh
Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri dari pemberi
kerja yang memiliki hubungan istimewa
dengan perusahaan lain yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia dapat ditentukan kembali,
dalam hal pemberi kerja mengalihkan
seluruh atau sebagian penghasilan Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri
tersebut ke dalam bentuk biaya atau
pengeluaran lainnya yang dibayarkan
8. Tax Haven Country
Adalah negara yang dianggap “surga pajak”, yaitu
Lampiran Khusus (3A, 3A-1 dan 3A-2, atau 3B, 3B-1 dan 3B-2) PER-
34/PJ/2010
• Negara yang mengenakan tarif pajak rendah atau negara yang
tidak mengenakan PPh; atau
• Negara yang menerapkan kebijakan kerahasiaan bank dan tidak
melakukan pertukaran informasi.
– Negara yang mengenakan tarif rendah adalah negara yang
mengenakan tarif pajak atas penghasilan lebih rendah 50% dari
tarif badan di Indonesia. (untuk tahun 2009 lebih rendah dari 14%
dan untuk tahun 2010 lebih rendah dari 12,5%)
– Negara yang menerapkan kebijakan kerahasiaan bank dan tidak
melakukan pertukaran informasi adalah negara atau jurisdiksi
yang berdasarkan perundang-undangannya melarang pemberian
informasi nasabahnya, termasuk untuk keperluan informasi yang
berkaitan dengan perpajakan