Pelaksanaan
Manusia/Pekerja
Lingkungan
Identifikasi Industri
Nama Industri : Usaha Kue Telur
Gabus Salwa
Lokasi : Jln. Setia Luhur
Jumlah Pekerja : 26 orang
Waktu Bekerja : 08.00-17.00 wib
INPUT
A. Bahan Baku
Adapun bahan baku yang diperlukan usaha
ini adalah :
Garam
Minyak Goreng
Selanjutnya hal 5...
3. Kemudian aduk
keju dengan tepung
4. Tambahkan garam
menjadi satu adonan
secukupnya
Selanjutnya hal 9...
5. Pindahkan adonan
telur yang telah 6. Kemudian masukan
mengembang kedalam mesin adonan
kemudian tambahkan yang berfungsi untuk
tepung dan keju yang menyatukan semua
telah diaduk tadinnya bahan tersebut.
Selanjutnya hal 10...
7. Setelah adonan
tercampur rata . 8. Kemudian ambil
Bentuklah adonan sedikit adonan lalu
menjadi beberapa bagian dibentuk memanjang
atau bentuk bulatan dengan ukuran sesuai
seperti gambar di atas
selera
Selanjutnya hal 11...
2. Ruangan Penggoreng
Di dalam ruangan ini terjadi
proses penggorengan kue telur
gabus. Dari proses
penggorengan ini dihasilkan
bahan toksik fisik seperti panas,
asap, dan debu. Ruangan ini
dilengkapi dengan ventilasi
tetapi kurang untuk pertukaran
udara yang cukup, sehingga
debu dan asap terperangkap dan
pekerja terpapar secara terus
menerus.
Selanjutnya hal 17...
3. Ruang Penggiling
Untuk ruang penggilingan
berada di ruangan tersendiri
dan mesin penggilingan
digerakkan dengan tenaga
listrik. Bahan toksik yang
membahayakan berasal dari
tepung yang dapat terbang
dan tidak sengaja ikut
terhirup oleh pekerja dan
akan masuk ke dalam saluran
pernafasan.
Selanjutnya hal 18...
Limbah
Limbah yang dihasilkan dari
pembuatan kue telur gabus yaitu limbah
minyak bekas penggoreng, limbah bekas
pencucian peralatan.
Selanjutnya hal 20...
Selanjutnya hal 21...
1) Data kuantitatif
Dari suhu yang terdapat di lingkungan kerja
usaha kue telur gabus diperkirakan 35ºC.
Menurut KepMen Tenaga Kerja No Kep-
51/Men/1999 tentang NAB Faktor Fisik di
Tempat Kerja, NAB Iklim Kerja Indeks Suhu
Basah dan Bola (ISBB) pada pekerja dengan
pekerjaan sedang yang bekerja selama 8 jam
adalah 28ºC.
Dengan demikian suhu lingkungan kerja
usaha kue telur gabus melebihi NAB yang
ditetapkan.
Selanjutnya hal 24...
2. Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh berupa
panas, asap dan debu dimana terdapat
keluhan-keluhan pekerja berupa sakit
pinggang, mata perih, pegal pada
tangan dan air mata keluar.
Selanjutnya hal 25...
Panas
Hazards temperature tinggi (heat
stress) dapat ditemukan pada operasi
perusahaan yang menggunakan
peralatan yang memerlukan panas
tinggi, misalnya dari mesin
pembuatan kue dan dari panas pada
saat penggorengan
Selanjutnya hal 26...
Debu
Debu adalah partikel padat yang dihasilkan
dari tepung dan lingkungan sekitar.
Debu yang mempunyai ukuran 5 – 10 μm akan
tertahan pada saluran pernapasan bagian atas.
Partikel atau debu berukuran 3 – 5 μm akan
tertahan pada saluran pernapasan bagian
tengah, sedangkan debu yang berukuran 1 – 3
μm akan tertinggal pada pemukaan alveoli
paru – paru. Debu yang berukuran kurang dari
0, 1 μm akan bergerak keluar masuk alveoli.
Selanjutnya hal 27...
Asap
Seperti pada saat penggorengan.
Smoke atau asap terdiri dari unsur karbon
atau partikel jelaga yang ukurannya
kurang dari 0, 1 μm.
Asap umumnya mengandung titik – titik
(droplets) partikel kering.
Selanjutnya hal 28...
Panas
Adapun yang mempunyai resiko paling besar untuk tepapar
panas adalah pekerja terutama pada saat penggorengan
Debu
Lingkungan menjadi tercemar akibat debu yang dihasilkan
oleh tepung. Pekerja juga mempunyai resiko tepapar debu.
Asap/uap pada saat penggorengan
Pekerja mempunyai resiko untuk tepapar asap /uap pada saat
penggorengan. Lingkungan sekitar usaha kue telur gabus juga
tercemar oleh asap/uap yang berasal dari proses
penggorengan.
Selanjutnya hal 29...
1. Panas
Teknik pengendalian terhadap pemaparan
tekanan panas dapat dijelaskan sebagai berikut
:
a) Mengurangi jarak pada saat penggorengan.
b) Mengurangi temperatur dan kelembaban.
Dengan cara melalui ventilasi pengenceran
(dilution ventilation) atau pendinginan secara
mekanis (mechanical cooling), karena dapat
menghemat biaya dan meningkatkan
pergerakan kenyamanan
Selanjutnya hal 30...
Alternatif pengendalian:
a. Menggunakan cerobong asap yang dibuat
tinggi,sehingga asap terkumpul dan disebarkan
ke atas oleh udara.
b. Menggunakan APD bagi pekerja seperti :
masker atau penutup mulut untuk mengurangi
resiko terpapar asap.
c. Membatasi jam kerja. Pekerja berada di ruang
penggorengan sehingga mengurangi waktu
pemaparan asap.
Selanjutnya hal 32...