Anda di halaman 1dari 33

Benign Prostatic

Hyperplasia
Oleh :
Hasyifa Dhalila
Kristina D. Imburi
Aldilo Talima

Pembimbing :
Dr. dr. Dahril,Sp.U

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BAGIAN/ SMF BEDAH RSUDZA
BANDA ACEH
2018
PENDAHULUAN

2
PENDAHULUAN

▰ Benign Prostatic Hyperplasia merupakan istilah


histopatologis, yaitu adalah hiperplasia sel stroma
dan sel epitel kelenjar prostat

▰ BPH terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60


tahun, dan 90% pada pria berusia di atas 80 tahun

▰ Hospital prevalence di Rumah Sakit Cipto


Mangunkusumo (RSCM) sejak tahun 1994-2013
ditemukan 3804 kasus dengan rata-rata umur
penderita berusia 66,61 tahun

3
TINJAUAN PUSTAKA

4
ANATOMI

5
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Benign prostatic hyperlasia 
hiperplasia sel stroma dan sel epitel
kelenjar prostat

Benign prostatic enlargement 


bertambahnya volume prostat akibat
adanya perubahan histopatologis
yang jinak pada prostat (BPH)

Benign prostatic obstruction 


BPE yang menimbulkan obstruksi
saluran kemih

6
PATOFISIOLOGI

a. Teori Dihidrotestosteron
b. Adanya
ketidakseimbangan
antara estrogen-
testosteron
c. Interaksi antara sel
stroma dan sel epitel
prostat
d. Berkurangnya kematian
sel (apoptosis)
e. Teori Stem sel
7
MANIFESTASI KLINIS

Obstruktif Iritatif

• Hesitancy; perlu waktu untuk • Frequency ; (miksi > 8


BAK kali/hari), karena
• Straining; miksi mengejan pengosongan VU yang tidak
• Weak stream; pancaran sempurna, pembesaran
miksi lemah prostat dan hipertrofi M.
• Prolonged micturition ; detrusor
miksi perlu waktu yang lama • Urgency; non koordinasi
• Emptying incomplete; miksi antara kontraksi m. detrusor
tidak puas dengan relaksasi m.spinchter
• Retensi urin • Nokturia ; miksi > 2 kali pada
malam hari
• Inkontinensia paradoks
• Urge incontinence; tidak
bisa menahan miksi
• Disuria
8
9
PEMERIKSAAN FISIK

Ginjal

• Evaluasi adanya obstruksi atau infeksi

Kandung Kemih

• Menilai isi kandung kemih

Pemeriksaan colok dubur

• Pembesaran prostat
• Simetris/asimetris
• Konsistensi
• Adakah nodul pada prostat
• Nyeri tekan (?)  prostatitits
10
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

1. Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran
kemih.

2. Kultur urin

3. Faal ginjal
Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas

4. Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat
menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik)

5. Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)


Jika curiga adanya keganasan prostat

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pencitraan pada Benign Prostat Hiperplasia:

1. Foto polos
Bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda suatu retensi urine

2. Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)


USG melalui rectum.

3. Sistoskopi
Dalam pemeriksaan ini, disisipkan sebuah tabung kecil melalui pembukaan urethra di dalam
penis. Tabung, disebut sebuah “cystoscope” , berisi lensa dan sistem cahaya yang
membantu melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih.

4. Ultrasonografi trans abdominal


Gambaran sonografi benigna hyperplasia prostat menunjukan pembesaran bagian dalam
glandula, yang relatif hipoechoic dibanding zona perifer. Zona transisi hipoekoik cenderung
menekan zona central dan perifer.
13
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran Sonografi Benigna Prostat Hiperplasia

Gambaran Sonografi Prostat Normal


14
PEMERIKSAAN LAIN

Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara mengukur:

A. Residual urin :
Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan kateterisasi/USG setelah
miksi

B. Pancaran urin/flow rate :


Menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik) atau
dengan alat uroflometri yang menyajikan gambaran grafik pancaran urin.
Aliran yang berkurang sering pada BPH.
PRV kurang dari 50 mL  normal
Pengukuran 100 sampai 200 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan..

15
16
LAPORAN KASUS

17
IDENTITAS PASIEN
Nama
Marzuki Musa
Umur
70 Tahun
Jenis kelamin
Laki-Laki
Alamat
Pidie
Agama
Islam
Suku
Aceh
Nomor CM
1-13-88-48
Tanggal masuk
05 Oktober 2018
Tanggal
Pemeriksaan 09 Oktober 2018 18
ANAMNESIS
Keluhan Utama

• BAK tertahan dan tidak lampias

Keluhan Tambahan

• Lemas dan demam

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan BAK


tertahan dan tidak lampias. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu saat pasien
menunaikan ibadah Haji. Pasien juga mengeluhkan
sering terbangun pada malam hari untuk BAK. Riwayat
BAK berpasir tidak ada. BAK berdarah tidak ada.
19
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu

• Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada keluarga yang mengeluhkan


keluhan yang sama seperti pasien

Riwayat Pemakaian Obat

• Tidak menggunaan obat minum apapun


20
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign Kesadaran : E4M6V5 Compos Mentis


Keadaan Umum: sedang

TD: 140/70 mmHg


Nadi: 69x/menit

Frekuensi napas: 20x/menit

Suhu Aksila : 37,6 °C


Pemeriksaan Fisik

▰ S/L ar Genitalia ▰ Rectal Toucher


L: MUE (+), terpasang TSA : Ketat
kateter (+), Produksi Mukosa: Licin, teraba
urin kekuningan massa prostat
F: Nyeri (+) kurang lebih 30cc
arah jam 12
Ampula Recti: Feses (-)
Handscoon: Feses (-),
darah (-) lendir (-)

22
LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

Hemoglobin 11,8 14-17 gr/dl

Leukosit 9300 /mm3 4,5-10,5 x103 /mm3

Trombosit 286 x103 /mm3 150 - 450 103 /mm3

Hematokrit 37 45-55 %

Eritrosit 34,1 x 106 /mm3 4,4 - 5,8 106 /mm3

Hitung Jenis

Eosinofil 1% 0-6%

Basofil 0% 0-2%

Neutrofil Batang 0% 2-6%

Neutrofil Segmen 54 % 50-70%

Limfosit 7% 20-40%

Monosit 4% 2-8%

Faal hemostasis

PT/APTT 39,2/32,1 11/32,5

GDS 111 <2000

Ur 47 13-43

Cr 1,10 0,67-1,17
23
Foto Thorax

Ekspertise radiologi: Cor dan Pulmo tidak tampak kelainan

24
USG

25
DIAGNOSIS

▰Diagnosa: Benign Prostatic


Hyperplasia + Hipertensi stage II

26
TATALAKSANA

27
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

28
ANALISA KASUS

29
Analisa Kasus

Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan BAK tertahan dan tidak
lampias. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu saat pasien
menunaikan ibadah Haji. Pasien juga mengeluhkan sering terbangun
pada malam hari untuk BAK.

Keluhan BAK tertahan (Hesitancy) dan tidak lampias (emptying incomplete)


merupakan beberapa gejala obstruktif sebagai manifestasi klinis BPH.
Pasien juga mengeluh sering terbangun malam hari untuk BAK (nokturia)
merupakan salah satu gejala iritatif. Gejala obstruktif dan iritatif merupakan
bagian dari lower urinary tract symptomp

30
Analisa Kasus

Dari hasil pemeriksaan rectal toucher didapatkan teraba massa prostat


kurang lebih 30cc arah jam 12

Pemeriksaan rectal toucher bertujuan untuk menilai konsistensi prostat,


permukaan, perkiraan ukuran prostat dan nyeri tekan pada prostat.

31
Analisa Kasus

Pada pasien dilakukan tindakan TURP

TURP merupakan tindakan baku emas pembedahan pada BPH dengan


volume prostat 30 – 80 cc.Dimana dengan menggunakan metode TUR-P
perdarahan bisa diminimalisir dan masa rawat inao lebih sedikit.

32
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai