Anda di halaman 1dari 28

TATALAKSANA LUKA BAKAR

PADA ANAK
24 JAM PERTAMA

Surgery Department Faculty


of Medicine Hasanuddin
University 2018
PENDAHULUAN

• Kasus anak dengan luka bakar harus dinilai dengan pola


yang sama sebagaimana asesmen pada kasus dewasa.
• Pada survei primer, harus terdeteksi adanya kondisi
mengancam jiwa.
• Dilanjutkan dengan melakukan pengamanan jalan napas
dan kecukupan sirkulasi yang perlu dipantau secara
berkesinambungan berdasarkan produksi urine.
PENDAHULUAN

• Perbedaan bermakna antara anak–anak dengan dewasa


adalah:

Ukuran dan proporsi


Dinamika cairan Ketebalan kulit
tubuh pada anak

Perbedaan sosial dan


perkembangan
emosional
EPIDEMIOLOGI

• Insiden luka bakar Air panas


55%
pada anak jauh lebih
tinggi dibandingkan Lainnya Kontak
1% 21%
dewasa.
(ANZBA Bi-NBR Penyebab
Luka
Annual Report 2011) Bakar
Pada Api
Kimia 1% Anak
13%

Listrik
Friksi 8%
1%
Luka Bakar Pada Anak:
1. Riwayat

• Anamnesis  harus diperoleh informasi mengenai


modus dan waktu terjadinya cedera dan pertolongan
yang sudah diberikan.
• Bagaimana hubungan psikologik anak dengan
keluarganya.
• Pada kasus air panas, berapa suhu air, jenis pakaian saat
terjadi cedera  membantu memperkirakan kedalaman
luka bakar dan perlunya diberikan edukasi lebih lanjut.
Luka Bakar Pada Anak:
2. Ukuran dan Proporsi Tubuh
• Anak berbeda dengan dewasa dalam hal rasio luas
permukaan tubuh terhadap berat badan.
• Dengan besarnya rasio luas permukaan tubuh terhadap
berat badan maka:
1. Rasio metabolisme besar
2. Proses kehilangan panas lebih besar
3. Proses evaporasi tinggi
Rule of Nines

• Pada anak, kepala dan leher 


bagian lebih besar dan ukuran
tungkai lebih kecil.
• Dalam masa pertumbuhannya,
setiap tahun di atas usia 1
tahun, ukuran kepala berkurang
sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0. 5%.
Luka Bakar Pada Anak:
3. Kedalaman Luka Bakar

• Kulit anak lebih tipis  cedera termal menyebabkan


kerusakan deep–dermal / seluruh ketebalan kulit.
• Pada bayi, air dengan 60°C akan menyebabkan:
1. Luka bakar seluruh ketebalan kulit dalam waktu < 1 detik
2. Anak yang sudah besar mampu bertahan sampai 5 detik
pada suhu ini.
3. Dewasa hanya mendapat luka bakar yang dalam setelah
20 detik.
Luka Bakar Pada Anak:
4. Refleks Menghindar

• Adanya rangsang menyakitkan tidak


menimbulkan respon dalam waktu cepat
dan konsisten sebagaimana pada
dewasa.
• Seorang balita yang berdiri di air panas
atau api tidak akan berusaha menjauh,
hal ini menyebabkan luka bakar dalam.
Luka Bakar Pada Anak:
5. Asesmen Kedalaman Luka Bakar

• Pemeriksaan kedalaman luka bakar pada anak–anak lebih


sulit.
• Kulit anak–anak lebih tipis.
• Perubahan warna kulit terbakar pada anak tidak selalu
sama dengan dewasa.
• Warna merah tua dengan sedikit bintik merupakan
indikasi dari deep–dermal / seluruh ketebalan kulit.
• Beberapa hari berikutnya  berubah suram / kekuningan
menunjukkan kerusakan seluruh ketebalan kulit.
Pertolongan Pertama

• Hentikan kontak dengan sumber


panas.
• Hentikan proses pembakaran dan
gunakan air dingin.
• Risiko hipotermia lebih besar 
jaga agar tubuh anak tetap hangat.
• Anak usia < 1 tahun tidak memiliki
refleks mengigil.
Pertolongan Pertama

• Luka bakar ekstensif, waktu penggunaan air dingin


dibatasi  20 menit  menghindari hipotermia.
• Jangan menggunakan es.
• Selimut sangat berguna mencegah kehilangan panas
tubuh melalui evaporasi dan konveksi.
• Bagian tubuh terpapar harus ditutup, sebaiknya gunakan
lembaran yang menjaga kelembaban semacam plastik.
Jalan Napas

• Pembesaran kelenjar gondok, amandel dan laryngomalacia


mungkin ada sebelum cedera termal.
• Diameter saluran napas bagian bawah memiliki ukuran
lebih kecil pada anak.
• Pembengkakan di mukosa bronkus / akumulasi sekret di
bronkus  menganggu aliran udara.
• Teknik intubasi endotrakea sedikit berbeda pada anak 
laring lebih tinggi ke arah sefalad.
Jalan Napas

• Dengan pipa berdiameter kecil  frekuensi


suction harus ditingkatkan untuk
pembersihan sekret.
• Jika terjadi obstruksi jalan napas dan intubasi
endotrakea tidak dimungkinkan 
krikotiroidotomi.
• Cricothyroidotomy  merupakan solusi
sementara dan mungkin diperlukan
trakeostomi emergensi.
Manajemen Cairan:
Perbedaan antara Anak dan Dewasa

Asesmen Status Cairan

Produksi Urin

Kanula Intravena

Maintenance Cairan
Manajemen Cairan:
1. Perbedaan antara anak dan
dewasa
• Pada anak volume darah 80 mL/kg, pada dewasa 60–70mL/kg .
• Kapasitas konsentrasi tubulus renalis anak lebih kecil 
kehilangan cairan anak lebih besar, lebih cepat dan asupan
cairan berlebihan sulit ditangani.
• Risiko edema serebri lebih mungkin dijumpai pada anak 
dikurangi dengan elevasi kepala 24 jam pertama.
• Resusitasi cairan dimulai pada anak dengan luka bakar 10%,
dewasa 20%
• Anak–anak: 3–4 mL kristaloid (larutan Hartman atau
Plasmalyte) / berat badan / luas luka bakar (%) di tambah
maintenance glukosa 5% + 20 mmol Kcl dalam larutan
salin 0. 45%
1. Untuk 10 kg pertama 100 mL/kg
2. 10–20 kg 50 mL/kg
Luas
Berat
Rumus Luka
Baxter = 3-4 mL X Badan
(kg)
X Bakar
%

50% 50 %
8 Jam Pertama 16 Jam Kedua
Manajemen Cairan:
2. Asesmen Status Cairan
• Petanda yang memberikan informasi ketidakcukupan
sirkulasi merupakan indikator yang direkomendasikan
pada Advanced Paediatric Life Support (APLS):
1. Takikardia (sesuai usia)
2. Waktu pengisian ulang kapiler >2 detik
3. Suhu perifer (akral) dingin, pucat atau berbintik
4. Disfungsi organ, takipnu, perubahan status mental
Manajemen Cairan:
3. Produksi Urin
• Mengukur kecukupan resusitasi melalui produksi urin.
• Sulit pada anak  obstruksi mekanik pada kateter urin
sangat mudah terjadi.
• Upayakan produksi urin 1mL/kg/jam dalam rentang 0.
5–2mL/kg/jam.
• Saat penambahan cairan diperlukan, berikan 5 -10
mL/kg dengan cepat.
• Penilaianberulang tiap 15–30 menit  untuk
menentukan apakah perlu diberikan bolus cairan
kembali.
Manajemen Cairan:
4. Kanula Intravena
• Pilihan utama pemberian cairan adalah
kanulasi vena perkutan; di daerah yang
tidak terbakar.
• Di tangan yang ahli, insersi perkutan pada
vena utama  v. femoralis  sangat
bermanfaat
• Pemberian cairan intra–osseous relatif
lebih aman dan cepat; kini merupakan
teknik pilihan untuk akses vena darurat.
Manajemen Cairan:
5. Maintenance Cairan
• Perhitungan kebutuhan cairan maintenance:
1. 100mL/kg untuk 10kg pertama
2. 50mL/kg untuk berat badan 10 kg–20kg
3. 20mL/kg untuk berat badan di atas 20kg

• 5% glukosa dalam 0.45% saline (½ normal)


Manajemen Cairan:
5. Maintenance Cairan

• Cairan harus mengandung glukosa yang dapat


ditambahkan ke dalam volume cairan resusitasi pada
anak–anak dengan berat badannya sampai dengan 30 kg.
• Tambahan glukosa sangat diperlukan karena terjadi
penurunan glikogen dan hipoglikemia dengan cepat
khususnya berkaitan dengan hipotermia.
• Estimasi kadar glukosa darah secara reguler sangat
diperlukan.
Eskarotomi

• Eskarotomi ekstremitas pada anak sangat


diperlukan sebagaimana pada dewasa.
• Eskarotomi pada trunkus lebih sering
diperlukan pada anak dibandingkan
dewasa.
• Pada luka bakar di sekitar dada anterior,
lateral dan bagian atas abdomen,
eskarotomi harus dipertimbangkan.
Saluran Cerna

• Anak–anak rentan terhadap dilatasi


lambung dan cenderung menelan
udara saat menangis.
• Diperlukan insersi pipa nasogastrik
pada fase awal pemeriksaan dan
selama transportasi.
• Makanan utama yang dini harus
diberikan secepat mungkin saat tiba di
rumah sakit  mengurangi hilangnya
fungsi usus dan menjaga nutrisi.
KESIMPULAN
• Semua prinsip pelayanan luka bakar yang berlaku pada
dewasa juga berlaku pada kasus anak.
• Faktor - faktor yang membedakan fokus pelayanan pada
anak adalah:
Perbedaan proporsi Perbedaan dinamika
tubuh cairan

Perbedaan keperluan
Kulit yang tipis psikososial
KESIMPULAN

• Perbedaan fisik pada anak:

Tendensi hipotermia Kedalaman luka bakar

Tingginya kebutuhan
cairan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai