Anda di halaman 1dari 51

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI

BEHAVIORISTIK, KOGNITIF, DAN KONSTRUKTIVISTIK


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
DOSEN PENGAMPU : Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd.Kons
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK – 9

NAMA ANGGOTA (NIM)


POIBE RENATHA YUDHIHANA (4151111073)
NUZIRMA CHANIA SIREGAR (4151111070)
SHEILLA ZAKIA NST (4151111090)
SYAFRIDA YANTI NASUTION (4152111037)
KELAS : MATEMATIKA DIK D 2015

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
Konsep Pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik, pendidik, dan bahan ajar/
sumber belajar yang pada akhirnya menciptakan suatu kegiatan belajar antara
peserta didik dan guru/ pengajar (Rahyubi,2012:06).

Pembelajaran menaruh konsep pada interaksi antara guru dan murid yang kemudian
menimbulkan suatu hasil belajar, sedangkan pengajaran memberikan konsep hanya
sebagai pekerjaan satu pihak yaitu guru. Namun tujuan dan fokus dari pengajaran
dan pembelajaran adalah sama yaitu membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan,
ketidakjujuran, ketidakberdayaan, ketidakbenaran,dan keburukan hati nurani serta
kepribadian yang buruk.
Dalam pembelajaran terdapat ketiga aspek yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu :
1) Perkembangan kognitif yang mumpni meliputi pencapaian pemahaman sumber belajar
secara komprehensif,
2) Perkembangan afektif yang mencakup perubahan sikap yang menuju manusia yang kaffah
yaitu manusia yang mimilki kualitas akhlak, logika, dan keimanan diri yang menyeluruh dan
seimbang sehingga islam bukan hanya urusan shalat dan saum (puasa) saja melainkan
memaknai islam sebagai pembentuk kepribadian yang menyeimbangkan antara ilmu dan
kehidupan nyata kelak (mulyasana,2015: 67) ;
3) Perkembangan psikomotorik yang mencakup ketrampilan peserta didik yang didasarkan
pada pemahaman aspek koginitif sehingga terciptanya kemampuan psikomotorik yang
kompeten.
Ragam Model Pembelajaran yang Didasarkan dari
Teori Behavioristik, Kognitif dan Konstruktivistik

MODEL
PEMBELAJARAN Pembelajaran Model Model
BERORIENTASI Langsung (Direct Pembelajaran Pembelajaran
TEORI Instruction) Ekspositoris Konvensional
BEHAVIOURISTIK
Ragam Model Pembelajaran yang Didasarkan dari
Teori Behavioristik, Kognitif dan Konstruktivistik

MODEL
Model Model
PEMBELAJARAN Model Model
Pembelajaran Pembelajaran
BERORIENTASI Pembelajaran Pembelajaran
Discovery Learning Cycle 5
TEORI Kolaboratif Inkuiri
Learning Face (LC 5 E)
KOGNITIF
Ragam Model Pembelajaran yang Didasarkan dari
Teori Behavioristik, Kognitif dan Konstruktivistik

MODEL
PEMBELAJARAN Model pembelajaran Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
BERORIENTASI Reasoning and Problem Based
Terpadu
TEORI Problem solving Learning
KONTRUKTIVISTIK
MODEL PEMBELAJARAN
BERORIENTASI TEORI
BEHAVIOURISTIK

 Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


 Model Pembelajaran Ekspositoris
 Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Menitik beratkan pada perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang dapat
diobservasi.

Prinsip penggunaan teori perilaku ini dalam belajar adalah pemberian penguatan yang
akan meningkatkan perilaku yang diharapkan

Istilah directive digunakan untuk menekankan pembelajaran dalam mencapai tujuan,


bahwa siswa dapat meniru perilaku-perilaku atau keterampilan yang dimodelkan atau
diperagakan atau diinstruksikan oleh guru.

Guru memiliki tugas sebagai pengawas, pengorganisir, dan menstruktur kegiatan


pembelajaran.
SINTAKS

No Guru Siswa
Memperhatikan dengan seksama
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
penjelasan dari guru
1 Menanyakan setiap poin-poin alokasi
Guru menjelaskan alokasi waktu yang akan diperlukan dalam
Tahap yang belum dimengerti dalam
mencapai tujuan pembelajaran
Orientasi penjelasan guru
Guru memotivasi siswa untuk mempersiapkan fisik maupun Siswa mendengarkan dan memahami
psikis siswa penyampaian guru
Guru mempersentasikan pelajaran yang akan dipelajari Siswa mencatat, mendengarkan,
dengan memperkenalkan bahan ajar menggunakan media memahami dan bertanya kepada guru
proyektor ataupun langsung pada bahan ajar tentang materi yang dipaparkan.
2
Siswa memperhatikan setiap
Tahap
penjelasan tentang langkah kerja
Presentasi Guru menyampaikan langkah-langkah kerja kepada siswa
yang dijelaskan guru dan bertanya
jika mengalami kesulitan.
Mencatat hal-hal yang dijelaskan
Menjelaskan kembali setelah langkah-langkah yang
kembali oleh guru untuk meningkatkan
dipraktekkan guna menghindari kesalahan pemahaman siswa
pemahaman
Siswa melakukan tugas dengan
Guru memberikan tugas kepada siswa sesuai dengan
langkah-langkah yang telah
langkah-langkah yang telah diberikan oleh guru
3 diberikan oleh guru
Latihan Siswa membenarkan konsep
Terstruktur Memberikan pengarahan atas respon siswa dalam setiap langkah yang salah dalam
memahami tugas yang diberikan dan memberikan
pengerjaan setelah guru
penguatan
memberikan penguatan
Siswa melatih keterampilan
Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencoba
mereka sesuai dengan penjelasan
bahan ajar yang telah dijelaskan
4 guru sebelumnya
Latihan Siswa memperhatikan setiap
Terbimbing Guru mengawasi setiap pengerjaan siswa dan kesalahan yang dilakukan dan
membenarkan kinerja siswa melakukan pembenaran dari
penguatan yang diberikan guru
5 Siswa mampu mengerjakan
Latihan Guru memonitor perkembangan dari siswa dengan teliti setiap langkah-
mandiri langkah yang diberikan oleh guru
Model Pembelajaran Ekspositoris

Model pembelajaran yang menekankan penyampaian materi secara


verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa yang dimaksudkan
agar siswa mampu menguasai materi ajar secara optimal

Guru dalam model pembelajaran ini menjadi sangat dominan dan siswa
menjadikan guru menjadi pusat dari ilmu pengetahuan yang satu-satunya
SINTAKS

No Guru Siswa

Guru memberikan motivasi kepada para siswa dalam Mendengarkan penguatan yang
belajar diberikan oleh guru
1
Persiapan Siswa aktif berkomunikasi
Guru menciptakan iklim kelas dengan komunikasi
dengan guru sehingga jarak guru
dengan siswa yang terbuka
dan siswa bagaikan sebuah teman

Siswa menyimak penjelasan guru


2 Guru menyajikan materi-materi ajar yang sesuai
dan menyakan materi yang kurang
Penyajian dengan tujuan yang ingin dicapai guru
jelas
3 Guru menjelaskan materi dengan mengajak Siswa aktif dalam berdiskusi dengan

Korelasi siswa menyambungkan materi dengan guru maupun dengan teman sekelas
kehidupan nyata/ lingkungan sekitar siswa tentang materi ajar

4. Guru menyimpulkan kegiatan pelajaran di Siswa memasukkan pemahaman

Menyimpulkan kelas dengan manfaat yang didapat materi pelajaran dengan kesimpulan
siswa di kehidupan nyata yang diberikan guru

5 Guru memberikan tugas kepada siswa yang Siswa mengerjakan setiap tugas

Mengaplikasikan berkaitan dengan materi ajar yang yang diberikan berdasarkan


telah disampaikan pemahaman yang dimiliki siswa
setelah materi ajar diberikan
Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hafalan


yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, dan
menekankan pada informasi konsep, latihan soal dalam tes.
SINTAKS

No Guru Siswa
Guru menyampaikan semua tujuan Siswa menyimak tujuan
1 pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran yang disampaikan
Menyampaikan tujuan pelajaran tersebut guru

Guru menyajikan informasi kepada Siswa memerhatikan informasi


2 siswa secara tahap demi tahap dengan yang disampaikan guru
Menyajikan informasi metode ceramah

3 Guru mengecek keberhasilan siswa dan Siswa merespon setiap


Mengecek pemahaman memberikan umpan balik. pertanyaan yang diberikan oleh
dan memberikan umpan guru
balik
4 Guru memberikan tugas tambahan Siswa mengerjakan tugas yang
Memberikan kesempatan untuk dikerjakan di rumah diberikan guru
latihan lanjutan
MODEL
PEMBELAJARAN
BERORIENTASI
TEORI KOGNITIF

 Model Pembelajaran Discovery Learning


 Model Pembelajaran Kolaboratif
 Model Pembelajaran Inkuiri
 Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Face (LC 5 E)
Model Pembelajaran Discovery Learning

Salah satu model kognitif yang sangat berpengaruh adalah model dari Jerome Bruner
(1966) yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning).

Konsep Pembelajaran Discovery Learning pada dasarnya adalah sebuah model


pembelajaran yang digunakan untuk memahami konsep, arti, dan hubungan melalui
intuitif untuk akhirnya sampai pada proses penyimpulan materi ajar.

Proses pembelajaran ini berpusat pada kognitif siswa dalam menemukan sebuah
makna dari materi ajar. Pembelajaran Discovery Learning menitik beratkan pada
siswa yang aktif dalam memecahkan masalah yang dibuat oleh guru yang bertujuan
agar terciptanya konsep belajar mandiri dari siswa.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning

Simulation

Problem statement

Secara garis besar Data collection

Data processing

Verification atau
pembuktian
No Guru Siswa
Siswa memperhatikan setiap penjelasan
Guru memberikan stimulus yang berupa
dari guru dan bertanya jika mengalami
1. penjelasan konsep materia ajar
ketidak jelasan
Simulation Siswa aktif berpikir dan berdiskusi
Guru memberikan sebuah pertanyaan yang
dengan teman sekelas terhadap
mendasari materi ajar
pertanyaan yang diberikan guru
2. Siswa menyusun setiap poin yang relevan
Guru membimbing siswa dalam merumuskan
terhadap permasalahan yang diberikan
Problem statement poin-poin masalah yang relevan
guru
Siswa mencari sumber
3. Guru memberikan dasar teori
informasi dari berbagai sumber belajar
yang membimbing siswa dalam
Data collection seperti narasumber,
mengumpulkan data
perpustakaan, jurnal, dan lainlain
4. Guru berperan sebagai
Siswa mulai menyusun data
fasilitator dan pemonitor hasil
Data processing dari sumber-sumber informasi
kerja siswa
5. Guru memberikan bimbingan
Siswa membandingkan data
kepada siswa dalam proses
Verification atau yang diambil dengan peristiwa
pembuktian agar hasil yang
pembuktian nyata dikehidupan sehari-hari
didapat benar
6. Guru mengamati dan Memberikan kesimpulan dari
membenarkan hasil simpulan hasil pengamatan dan
Generalization yang didapat siswa pengolahan data
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning

Kelebihan
1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus
dalam penemuan terpimpin.
2) Belajar penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih
payah penyelidikannya, menemuk an keberhasilan dan kadang–kadang kegagalan.
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya
sendiri.
4) Menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa
terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit dapa suatu proyek
penemuan khusus.
5) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri
sendiri melalui proses–proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi
kondisi yang mengecewakan.
6) Model ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan guru
berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar,
terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
Kekurangan

1) Diperlukan persiapan mental untuk belajar cara ini. Siswa yang lamban, akan kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang lebih pandai akan cepat menguasai
proses pembelajaran.
2) Model ini kurang berhasil mengajar kelas besar, karena diperlukan banyak waktu untuk
membimbing siswa dalam mengolah informasi yang diperoleh.
3) Model ini sulit diterapkan oleh pendidik dan peserta didik yang sudah biasa dengan
pembelajaran tradisional.
4) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide
mungkin tidak ada.
Model Pembelajaran Kolaboratif

Di dalam teori ini menekankan pada pembangunan makna dari siswa dan
proses sosial (kerja sama dan hubungan antara siswa) guna
terbentuknya kolaborasi antara persepsi siswa satu dengan yang lain
(Thobroni, 2015: 252).

Sehingga di dalam pembelajaran ini struktur kognitif siswa akan lebih


terbentuk yang kemudian dipadukan dengan proses kolaboratif
(perpaduan) dengan hubungan antara siswa satu dengan yang lain.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kolaboratif

Orientasi Pembelajaran

Pembagian Tugas
Terstruktur/Kelompok

Identifikasi dan
Sintak Umum
Menganalisis

Penyimpulan dan
Presentasi Karya

Refleksi, Penilaian, dan


Penguatan Tiap Topik
No Tahapan Guru Murid
Sintak Memberikan siswa penjelasan mengenai Mendengarkan dan memahami
Khusus 1.
Orientasi apa yang dipelajari penjelasan dari guru
pembelajaran Menjelaskan siswa tentang tujuan akhir Mencatat hal penting dari penjelasan
pembelajaran guru terkait dengan materi ajar
Pembagian tugas
Guru membagi topik yang harus Siswa membagi kelompok sesuai dengan
2. terstruktur/kelomp
dipelajari dan didiskusikan oleh siswa topic yang ada
ok
Siswa mencari referensi, baik buku,
Guru memberi pengarahan terhadap
koran, majalah, jurnal secara kelompok
Tahap identifikasi sumber-sumber informasi dari bahan
guna dijadikan bahan diskusi sesuai
3. dan diskusi
dengan topik yang didapat
menganalisis
Siswa mendiskusikan topik dengan
Guru mengawasi kerja kelompok
dasar dari sumber bacaan yang relevan
Siswa mulai menyusun karya ke dalam
Tahap Penyimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
bentuk laporan, makalah, maupun
4. dan presentasi karya (jika siswa kesulitan)
tayangan slide(power point)
karya
Memperahatikan siswa saat berdiskusi Mendiskusikan topik yang dibahas
Guru pada akhir sesi diskusi
mengomenatri kesalahan hasil diskusi, Siswa memperhatikan, memahami dan
bentuk karya, dan teknik penyusunan mencatat setiap penjelasan guru
Tahap refleksi,
karya
5. penialaian, dan
Guru memberikan penguatan pada hasil Siswa memperhatikan dan
penguatan tiap topik
diskusi dan menghantarkan siswa mencatat apa yang penting untuk
pada refleksi kritis tentang makna dijadikan bahan pembelajaran secara
materi topik individu
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kolaboratif

Kelebihan
1) Memudahkan para siswa bekerjasama,
2) Dapat saling bertukar pengalaman
3) Saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar
secara kelompok maupun individu.
4) Dapat saling belajar dan berubah bersama serta maju bersama pula
5) Dapat saling membina

Kekurangan
1) Proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama
2) Berpotensi menimbulkan perselisihan kecil
3) Arah pembicaraan atau arah diskusi tidak merujuk pada suatu permasalahan saja.
4) Bila para siswa di dalam suatu kelompok tidak saling menyumbangkan pikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu,
kelompok itu tak dapat digolongkan sebagai kelompok pembelajaran kolaboratif
Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang berarti pernyataan, pemeriksaan,
atau penyelidikan.

Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Inkuri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri.

Inkuiri dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain,
inkuiri adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara
lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inkuiri
mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya.
Model Pembelajaran Inkuri efektif apabila :
1) Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
ingin dipecahkan.
2) Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan
tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3) Proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4) Akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan dan kemampuan
berpikir.
5) Siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6) Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

Menurut Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu:
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan kemampuan berfikir)
2) Prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara
siswa dengan lingkungan)
3) Prinsip bertanya (guru sebagai penanya)
4) Prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think)
5) Prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukan).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Orientasi

Merumuskan masalah

Mengajukan hipotesis
Sintak Umum
Mengumpulkan data

Menguji hipotesis

Merumuskan kesimpulan
Berikut ini akan diberikan contoh implementasi model Inkuiri dalam pembelajaran IPA.
Fase/Tahap Kegiatan
 Memicu rasa ingin tahu peserta didik dengan pertanyaan yang membutuhkan jawaban: : Air dan
Larutan gula (air+gula) kalau dididihkan mana yang lebih tinggi titik didihnya?
 Minta peserta didik untuk menebak jawabannya berdasarkan pikirannya.
 Ajukan pertanyaan, apakah peserta ingin jawabannya? Kalau ingin jawabannya, minta peserta didik
untuk membuktikan sendiri melalui sebuah percobaan.
Orientasi
 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar
 Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Latihan Inkuiri.
 Bentuk kelompok untuk melakukan eksperimen
 Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan (di Laboratorium kimia)
 Menjelaskan bagaimana cara merumuskan masalah
 Setiap kelompok merumuskan masalah, misalnya: (1) Apakah semakin besar berat benda semakin ? (2)
Merumuskan
Berapakah perubahan titik didih air sebelum ditambah zat terlarut dengan air yang sudah ditambah
Masalah
zat terlarut?
 Minta setiap kelompok mencari informasi tentang sifat koligatif larutan dari referensi yang ada
Merumuskan  Berdasarkan pada kajian referensi yang dilakukan setiap kelompok, minta setiap kelompok
Hipotesis merumuskan hipotesisnya
 Setiap kelompok melakukan eksperimen (percobaan)
Mengumpulkan
 Membimbing setiap kelompok untuk melakukan kegiatan eksperimen
Data
 Membimbing setiap kelompok untuk melakukan pengamatan untuk memperoleh data yang mendukung
 Membimbing setiap kelompok untuk merumuskan kesimpulan
Merumuskan
 Meminta setiap kelompok untuk menulis laporan hasil eksperimen
Kesimpulan
 Mepresentasikan laporan
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri

Kelebihan

1) Dapat membentuk dan mengembangkan konsepsi pada diri siswa,sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep atau ide-ide yang lebih baik.
2) Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap obyektif,
jujur dan terbuka.
4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesis.
5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
7) Siswa dapat menghindari cara-cara yang tradisional.
8) Memberi kebebasan siswa untuk berpikir sendiri.
9) Situasi proses belajar lebih terangsang.
10) Memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi.
Kekurangan

1) Jika model ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Face (LC 5 E)

Learning cycle merupakan model pembelajaran yang berpusat pada


siswa (student centered), berupa rangkaian tahap-tahap kegiatan
(fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran menempatkan guru


sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut
mulai dari perencanaan (terutama perangkat pembelajaran),
pelaksanaan (terutama pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan dan
proses pembimbingan), dan evaluasi (Fajaroh dan Dasna, 2007).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Learning Cycle
1) Fase pendahuluan (engagement)
Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian siswa, mendorong
kemampuan berfikirnya, dan membantu mereka mengakses pengetahuan awal yang
dimilikinya.

2) Fase Eksplorasi (Exploration)


Pada fase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk bekerja baik secara mandiri
maupun bekerja secara berkelompok tanpa instruksi atau pengarahan secara langsung
dari guru.

3) Fase penjelasan (Exsplaination)


Kegiatan belajar pada fase penjelasan ini bertujuan untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru mendorong
siswa untuk menjelaskan konsep yang dipahaminya dengan kata-katanya sendiri,
menunjukan contoh yang berhubungan dengan konsep untuk melengkapi penjelasanya.
4) Fase penerapan konsep (Extend)
Kegiatan belajar pada fase ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang
telah dipahami dan keterampilan yang dimilikinya pada situasi baru.

5) Fase Evaluasi (Evaluation)


Kegiatan belajar pada fase evaluasi , guru ingin mengamati perubahan pada siswa
sebagai akibat dari proses belajar pada fase ini guru dapat mengajukan pertanyaan
terbuka yang dapat dijawab menggunakan lembar observasi, fakta atau data dari
penjelasan sebelumnya yang dapat diterima.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Learning Cycle

Kelebihan

1) Memperluas wawasan dan meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran


2) Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran
3) Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa
4) Pembelajaran menjadi lebih bermakna

Kekurangan
1) efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah
pembelajaran
2) menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran
3) memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
4) memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
MODEL PEMBELAJARAN
BERORIENTASI TEORI
KONSTRUKTIVISTIK

 Model pembelajaran Reasoning and Problem


solving
 Model Pembelajaran Terpadu
 Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Reasoning And
Problem Solving

Dampak utama dari pembelajaran ini adalah pemahaman, ketrampilan,


berpikir kritis dan kreatif, ketrampilan menggunakan pengetahuan bermakna, dan
kemampuan untuk berkomunikasi yang baik.
Sedangkan dampak pengiringnya adalah keterampilan proses keilmuan,
otonomi dan kebebasan siswa dalam belajar, toleransi terhadap ketidakpastian,
dan masalah-masalah yang tidak rutin. (sintaks)
Sintaks Model pembelajaran Reasoning and Problem solving
Model Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu memilih satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa,
dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Di dalam pembelajaran terpadu,
materi ajar merupakan materi yang saling berkaitan satu sama lain yang
bertujuan agar siswa dapat membangun makna dibalik materi ajar yang
dipelajari. (sintaks)
Sintaks Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Problem Based
Learning

Pada pembelajaran ini setiap pemecahan masalah yang diberikan kepada


siswa sangat erat hubungannya dengan kejadian-kejadian pada kehidupan siswa,
sehingga siswa lebih responsif dan aktif di dalam melakukan pemecahan masalah
dan di dalam pemahaman yang komprehensif. (sintaks)
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

Anda mungkin juga menyukai