Anda di halaman 1dari 33

Oleh:

Dr. Sanny Rindayanti


Dr. Gisana
23 juli 2011
Latar Belakang
• B-GELS (Pertolongan Pertama Pada Gawat
Darurat (PPGD)) adalah serangkaian usaha-usaha
pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan
pasien dari kematian.
• (Luar Negeri) sudah banyak diajarkan pada orang-
orang awam atau orang-orang awam khusus
Prinsip Utama
menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi
gawat darurat.
“Time Saving is Life Saving”,
haruslah benar- benar efektif dan efisien
pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit
saja
Langkah-Langkah Dasar
A-B-C-D
( Airway - Breathing – Circulation – Disability )
Algortima Dasar PPGD
1.Ada pasien tidak sadar
2.Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan
penolong
3.Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha
menolong
4.Cek kesadaran pasien
Lakukan dengan metode AVPU
A –> Alert
V –> Verbal
P –> Pain
U –> Unresponsive
5. Call for Help
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin
d.Tempat terjadi kegawatan
6.Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada
7.Posisikan diri di sebelah korban
8. Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di
tulang belakang bagian leher

9. Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda


kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical)
a. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah
Head Tilt and Chin Lift.
b.Jika ada tanda-tanda tersebut lakukanlah Jaw Thrust
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah
pemeriksaan kondisi Airway (jalan napas) dan
Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look,
Listen, and Feel
Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini
menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian
atas oleh benda padat
Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi
karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan
(eg: darah)
Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya
disebakan karena pembengkakan (edema) pada
trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan
maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan
total pada jalan napas, maka dapat dilakukan :
a.Back Blow sebanyak 5 kali
b.Heimlich Maneuver
c. Chest Thrust
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah
berapa frekuensi pernapasan pasien itu dalam 1 menit
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi
pasien dengan tetap melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan
nafas bantuan
15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas
buatan
16. Setelah diberikan nafas
buatan maka lakukanlah
pengecekan nadi carotis yang
terletak di leher, rasakanlah
denyut nadi carotis selama 10
detik.
17. Jika tidak ada denyut
nadi maka lakukanlah
Pijat Jantung diikuti
dengan nafas buatan,
ulang sampai 6 kali
siklus pijat jantung-
napas buatan, yang
diakhiri dengan pijat
jantung
18. Cek lagi nadi karotis selama 10 detik, jika teraba
lakukan Look Listen and Feel, jika tidak teraba ulangi
poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a.Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b.Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian
(kaku mayat)
c.Bantuan sudah datang
d.Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas
periksalah tanda-tanda shock pada pasien :
a.Denyut nadi >100 kali per menit
b.Telapak tangan basah dingin dan pucat
c.Capilarry Refill Time > 2 detik
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada
pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi
45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih
banyak ke jantung
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang
atau tanda-tanda shock menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan
perdarahan dengan cara menekan atau membebat
luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat
mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
24. Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu
kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena
pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-
tiba.
Nafas Bantuan
Nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan
frekuensi nafas pasien yang di bawah normal.

Prosedur:
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung,
tapi gunakan lah kain sebagai pembatas antara mulut anda
dan pasien untuk mencegah penularan penyakit2
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi
digunakan untuk head tilt untuk menutup hidung pasien
(agar udara yg diberikan tidak terbuang lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut
penolong
6.Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg
diberikan masuk adalah dada pasien mengembang)
7.Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat
untuk membiarkan pasien menghembuskan nafas
keluar (ekspirasi)
8.Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan
perhitungan agar nafas kembali normal
Nafas Buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas
bantuan, bedanya nafas buatan diberikan pada pasien
yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif
(dada mengembang )
Pijat Jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung
memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung
dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak
teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas
buatan (seperti dijelaskan pada algortima di atas)

Prosedur pijat jantung :


1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti
gambar di center of the chest
( tepat ditengah-tengah dada)
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
4.Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang
diperoleh dari sendi panggul (hip joint)
5.Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi
dada kembali normal (seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan,
untuk memudahkan menghitung dapat dihitung dengan
cara menghitung sebagai berikut :

Satu Dua Tiga Empat SATU


Satu Dua Tiga Empat DUA
Satu Dua Tiga Empat TIGA
Satu Dua Tiga Empat EMPAT
Satu Dua Tiga Empat LIMA
Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan
prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat,
penolong tetap harus senantiasa memastikan keselamatan
dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena
lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan
karena pemberian pertolongan.

Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :


1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan
membahayakan penolong dan pasien
2. Minimasi kontak langsung dengan pasien,
3. Selalu perhatikan kesehatan diri penolong,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai