Anda di halaman 1dari 37

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU

ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA INDIVIDU DAN


BEREGU DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PELAJAR JAWA TENGAH
(Studi Pada Cabang Olahraga Tinju dan Sepak Takraw)

Muhammad Syamil Imtiyazi


22010113120059

Penguji
Sumardi Widodo, M.Pd

Pembimbing I
Dra. Endang Kumaidah, M.Kes

Pembimbing II
dr. Yosef Purwoko, M.Kes., Sp.PD
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH

UMUM  Apakah parameter fungsi paru atlet putra


cabang olahraga sepak takraw lebih tinggi dibandingkan atlet tinju
di PPLP Jawa Tengah

KHUSUS
FEV
VC FVC PEF
1
TUJUAN

UMUM  Mengetahui perbandingan parameter fungsi paru


atlet putra cabang olanhraga sepak takraw dengan tinju di PPLP Jawa
Tengah

KHUSUS
VC FEV
VC PEF
1
MANFAAT PENELITIAN

KEILMUAN  Memberikan informasi kepada atlet PPLP Jawa


Tengah mengenai perbedaan nilai volume paru (VC, FVC, FEV1, dan
PEF) antara atlet individu dan beregu khususnya pada cabang
olahraga yang dijadikan sampel penelitian

KEMASYARAKATAN  Memberikan informasi untuk


masyarakat bahwa dengan olahraga kapasitas volume paru akan
meningkat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat
ORISINALITAS PENELITIAN
No. Orisinalitas Metode Hasil
1. Situmorang B, Penelitian ini merupakan penelitian Terdapat perbedaan yang
Lintang F, Supit analitik. Desain penelitian yaitu sangat bermakna pada nilai
W. 2014. cross sectional, dimana pengukuran FVC antara Atlet Renang dan
Perbandingan hanya dilakukan satu kali pada satu bukan Atlet Renang.
Forced Vital saat pada suatu populasi di wilayah
Capacity Paru tersebut. Sampel adalah Atlit
Pada Atlet renang di Tomohon (15 orang) dan
Renang bukan Atlit renang di Manado (15
Manado Dan orang) yang berjumlah total 30
Bukan Atlet responden. Fungsi paru yang dinilai
Renang Di adalah FVC
Sulawesi Utara.
No. Orisinalitas Metode Hasil
2. Atan T, Akyol P, Desain penelitian cross sectional. FVC dan FEV1 pada atlet lebih
Cebi M.. 2012. Variabel yang diteliti adalah nilai besar dari pada bukan atlet.
Comparison of FVC, FEV1 dan MVV. Sampel adalah FVC dan FEV1 pada pemain
respiratory atlet dan bukan atlet usia 15-16 Sepak Bola dan handball lebih
functions of tahun yang berpartisipasi dalam besar dibanding voli dan
athletes pertandingan sejumlah 250, 50 atlet basket.
engaged in dari masing-masing cabang
different sports olahraga (Sepak Bola, voli, baskel,
branches. handball) dan 50 bukan atlet.
 Penelitian ini menggunakan 4 variabel terikat parameter fungsi paru
berupa nilai VC, FVC, FEV1, dan PEF.

 Membandingkannya antara atlet cabang individu (tinju) dengan


atlet cabang beregu (sepak takraw) di PPLP Jawa Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
FISIOLOGI PERNAPASAN

FUNGSI RESPIRASI

PROSES BERNAPAS

MEKANISME
PERNAPASAN
FUNGSI RESPIRASI

FUNGSI UTAMA

 Memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan


CO2 yang diproduksi oleh sel.

FUNGSI SEKUNDER

 Regulasi pH

 Pengendalian suhu

 Fonasi
PROSES BERNAPAS

 Ventilasi Paru

 Difusi O2 dan CO2 antara

alveoli dan darah

 Distribusi O2 dan CO2

 Pengaturan Ventilasi
MEKANISME PERNAPASAN

Paru dapat dikembangkan dengan 2 cara :

 Gerakan naik turunnya

diafragma untuk memperbesar

dan memperkecil rongga dada

 Depresi dan elevasi tulang rusuk

untut memperbesar atau memperkecil

diameter antero-posterior rongga dada


VITAL CAPACITY (VC)

 Adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan paru setelah


inspirasi maksimal kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya

 Nilai normal biasanya 80% dari jumlah total volume paru


FORCED VITAL CAPACITY (FVC)

 Adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan paru dengan


cepat, kuat dan dalam setelah melakukan inspirasi maksimal

 Pada orang normal, nilai FVC lebih kecil dibandingkan nilai VC

 Tes ini sangat berguna untuk menentukan penyakit paru obstruktif atau
restriktif
FORCED EXPIRATORY VOLUME in
one second (FEV1)
 Forced Expiratory Volume atau volume ekspirasi paksa adalah volume
udara yang dapat dihembuskan keluar dari paru secara paksa dalam
satuan waktu tertentu setelah melakukan inspirasi maksimal

 FEV1 = volume ekspirasi paksa dalam 1 detik

 FEV2 = volume ekspirasi paksa dalam 2 detik

 FEV3 = volume ekspirasi paksa dalam 3 detik

Nilai normal FEV1 adalah 80% nilai FVC


PEAK EXPIRATORY FLOW (PEF)

 Adalah kecepatan ekspirasi maksimal yang bisa dicapai oleh seseorang

 Dinyatakan dalam liter per menit (L/menit) atau liter per detik (L/detik)

 Nilai normal Peak expiratory flow (PEF) untuk laki-laki adalah 500-700
L/menit, sedangkan untuk perempuan 380-500 L/menit
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Parameter
Fungsi Paru
Posisi Tubuh Penyakit Jantung
Infeksi Saluran
Usia
Napas
Jenis Kelamin Kadar Hemoglobin

Antropometri dan BMI Latihan Fisik

Riwayat Merokok dan Penyakit Lingkungan


Paru
SPIROMETRI

 Spirometri merupakan

metode untuk mengukur

volume dan kapasitas paru

 Alat yang digunakan

untuk tujuan ini adalah spirometer


CABANG OLAHRAGA

TINJ
U
SEPAK TAKRAW
PPLP (Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pelajar)
 Merupakan sekolah pembibitan olahraga nasional yang digunakan
untuk mencari dan membina bakat olahraga pada usia sekolah yang
mana tempat latihan dan tempat penginapannya terkonsentrasi
pada satu tempat
Metanil yellow

Pewarna sintetik berbentuk serbuk, berwarna


kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan
alkohol

Rumus C18H14N3O3SNa
Meniran

Genus Phyllanthus

mengandung senyawa antara lain flavonoid dan


terpenoid yang bersifat antioxidan
KERANGKA TEORI
Zat aktif
meniran

Antioksidan

Gambaran
Duodenum mikroskopis
mencit balb/c duodenum mencit
Balb/c

Metanil yellow
KERANGKA KONSEP

MetanIl yellow
peroral

Gambaran
mikroskopis
duodenum mencit
balb/c
Ekstrak
meniran dosis
bertingkat
HIPOTESIS MAYOR

Terdapat efek perubahan gambaran mikroskopis duodenum mencit balb/c


yang diinduksi metanil yellow pada pemberian ektrak meniran
HIPOTESIS MINOR

1. Terdapat perbedaan gambaran mikroskopis duodenum mencit


balb/c yang diinduksi metanil yellow pada pemberian ekstrak
meniran dan tanpa ektrak meniran.

2. Terdapat perbedaan gambaran mikroskopis duodenum mencit


balb/c yang diinduksi metanil yellow pada pemberian ekstrak
meniran dengan berbagai dosis.
Ruang Lingkup • Histologi
Penelitian • Patologi Anatomi
• Farmakologi

• Laboratorium Histologi dan


Tempat dan
Laboratorium Patologi
Waktu Penelitian
Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
• Desember 2015 hingga Mei
2016

Jenis dan • True Eksperimental


Rancangan dengan rancangan Post Test Only Control Group Design
Penelitian
POPULASI TARGET
Mencit balb/c jantan

POPULASI TERJANGKAU
Mencit balb/c jantan yang diperoleh dari Laboratorium Universitas
Airlangga.

SAMPEL PENELITIAN
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Mencit strain Balb/c Terdapat kelainan anatomi
Jantan
Berat badan 20 - 25 gram
Usia 2-3 bulan
Mencit dalam keadaan sehat dan aktif
Cara Sampling
simple random sampling

Besar Sampel
Besar sampel mengacu pada pedoman WHO mengenai penggunaan hewan coba
untuk eksperimental. Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan minimal 5 ekor, oleh
karena terdapat 5 kelompok maka diperlukan minimal 25 ekor mencit
VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL BEBAS
Dosis bertingkat esktrak meniran yang diberikan
peroral.

Variabel Tergantung
Gambaran histopatologis hepar mencit Balb/c.
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Bebas

Definisi operasional : Ekstrak meniran peroral dosis bertingkat yang diberikan


pada mencit Balb/c sesuai kelompoknya. Ekstrak meniran 0% sebanyak 0 ml/hari
pada kelompok control dan kelompok I, ekstrak meniran 0,14% sebanyak 1 ml/hari
pada kelompok II, ekstrak meniran 0,28% sebanyak 1 ml/hari pada kelompok III,
dan ekstrak meniran 0,56% sebanyak 1 ml/hari pada kelompok IV. Volume ekstrak
meniran dosis bertingkat diukur menggunakan gelas ukur dengan melarutkan
gram ekstrak meniran murni ke dalam 100 ml akuades. Setelah itu ekstrak meniran
diberikan per-sonde selama 30 hari.

Unit : Mililiter

Skala : Rasio
Variabel Tergantung

Definisi operasional : Gambaran histopatologis duodenum mencit


Balb/c dinilai setelah dilakukan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE)
dan diamati dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali
pada lima lapangan pandang.

Skala : Ordinal
30 ekor mencit
ALUR PENELITIAN Balb/c

Adaptasi selama 7
hari

K P1 P2 P3 P4
6 ekor 6 ekor 6 6 ekor 6 ekor
ekor

methanil methanil methanil methanil


yellow peroral yellow peroral yellow peroral
yellow 63mg/hari + 63mg/hari + 63mg/hari +
peroral Ekstrak Ekstrak Ekstrak
63mg/hari Phyllantus Phyllantus Phyllantus
niruru L dosis niruru L dosis niruru L dosis
0,14% 1 0,28 % 1 0,56 % 1
ml/hari selama ml/hari selama ml/hari selama
30 hari 30 hari 30 hari

Pengambilan jaringan duodenum dan pengecatan jaringan dengan metode baku


mikroskopis pemeriksaan jaringan

Pemeriksaan struktur mikroskopis duodenum mencit balb/c secara mikroskopis


ETIKA PENELITIAN
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro

Mencit Balb/c dipelihara di Laboratorium

Metanil yellow dosis bertingkat dicampur


dengan akuades hingga 1 ml kemudian
disondekan

Hewan diterminasi dengan cara dislokasi


leher (dekapitasi)

Pembuatan preparat sesuai dengan metode


baku histopatologis pemeriksaan jaringan

Biaya penelitian ditanggung peneliti

Anda mungkin juga menyukai