Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama. Ekonomi negara yang kurang, pendidikan umum dan pendidikan gizi yang rendah, produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan, kondisi hygiene yang kurang baik dan jumlah anak-anak yang terlalu banyak. Sebab antara adalah pekerjaan yang rendah, penghasilan yang kurang, pasca panen, system perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidak merata. Juga penyakit infeksi dan infestasi cacing merupakan sebab antara yang cukup penting bagi timbulnya penyakit KKP. 1. Menurut baku antropometri WHO-NCHS dalam Depkes RI (2000), status gizi dibedakan menjadi: Buruk : < 60% BB/U Kurang : 60-69% BB/U Sedang : 70-79,9% BB/U Baik : 80-110% BB/U Lebih : > 110% BB/U 2. Penggolongan KKP berdasarkan baku antropometri WHO-NCHS Depkes RI (2002) adalah Gizi lebih : BB/U ≥ + 2 SD Gizi buruk : BB/U ≥ - 2 SD s/d + 2 SD Gizi kurang : BB/U ≤ - 2 SD s/d > - 3 SD Gizi buruk : BB/U ≤ - 3 SD 1. KKP ringan/sedang gambaran KKP ringan/sedang ialah penyusutan berat badan yang disertai dengan penipisan jaringan lemak bawah kulit. 2. KKP berat Pada prinsipnya, diagnosis KKP berat ditegakkan berdasarkan riwayat pangan serta gambaran klinis. Golongan Berat Badan Tinggi Energy Protein Umur (kg) Badan (kkal) (g) (bln) (cm) 0-6 5,5 60 560 12 7-12 8,5 71 800 15 13-36 12 90 1250 23 37-47 15 100 1500 28 48-72 18 110 1750 32 1. Marasmus Penderita marasmus dapat terwakili dalam istilah “tulang terbalut kulit”. Kulit kering, tipis, tidak lentur, serta mudah berkerut. Rambut tipis, jarang, kering, tanpa kilap normal, dan mudah dicabut tanpa menyisakan rasa sakit. 2. Kwasiorkor Rambut keriting, rapuh, tidak berkilap, dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, diare. Rambut yang sebelumnya berombak berubah menjadi lurus, sementara pigmen rambut berganti warna coklat, merah, atau bahkan putih kekuningan. Ekspresi wajah tampak seperti susah dan sedih, disamping apatis dan iritatif (cengeng). Penyakit infeksi saluran pernafasan, terutama bagian atas,. Penyakit infeksi saluran pencernaan, dengan gejala mencret-mencret, dan Berbagai penyakit anak secara umum juga meningkat, baik dalam mobiditas maupun dalam mortalitas. penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal, dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi. Yang pertama dimuali sejak pasien tiba dirumah sakit hingga kondisi anak stabil dan nafsu makan pulih. Yang pertama harus ditanggulangi ialah gejala-gejala penyakit infeksi yang akut terlebih dahulu, seperti kejang-kejang, dehidrasi, dan diarrhea. Bila gejala- gejala akut sudah mulai dikuasai, baru dilakukan terapi spesifik terhadap infeksinya, sambil menanggulangi kondisi KKP-nya. Kalau perlu karena mencret-mencret anak dipuasakan yang lamanya disesuaikan dengan keadaan mencretnya. Pada saat ini anak hanya diberi minum teh secara berangsur- angsur.