Anda di halaman 1dari 104

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

(PLC)

Roni Heru Triyanto

1
Control

2
Simple Relay Layouts and Schematics

3
A Simple Relay Controller

4
Simple Level Alarm System
(Electromechanic)

LSH HORN

Rangkaian
Electromechanic
LSL

5
Simple Level Alarm System
(Electromechanic)
110 V AC Neural

LSH HORN

LSL

6
Simple Level Alarm System
(Electromechanic)
Kondisi Level: > LSH
110 V AC Neural

LSH HORN

LSL

7
Simple Level Alarm System
(Electromechanic)
Kondisi Level: < LSL

110 V AC Neural

LSH HORN

LSL

8
Definisi PLC
Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical
Manufacturer's Association) adalah:

Peralatan elektronik yang bekerja secara digital


yang menggunakan memory yang bisa
diprogram untuk menyimpan instruksi internal
guna menerapkan fungsi-fungsi khusus, seperti
logic, sequencing, pengukuran waktu,
penghitungan, dan aritmatik, untuk mengontrol
modul-modul input/ output secara analog atau
digital, berbagai jenis mesin atau proses.
9
PLC
• Programmable Logic Controller (PLC) pertama muncul di
General Motors Holden pada tahun 1968
• Pada dasarnya dirancang untuk menggantikan sistem
logika yang menggunakan relay  pengetahuan tentang
rangkaian sistem logika dan relay tetap merupakan
dasar yang sangat penting serta diperlukan untuk
pemrograman dengan PLC
• Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika
konvensional terutama adalah mudah/ dapat diprogram,
fleksibel, dan dapat dihandalkan.

10
PLCs VERSUS RELAY CONTROL
When deciding whether to use a PLC-based system or a
hardwired relay system, the designer must ask several
questions. Some of these questions are:
• Is there a need for flexibility in control logic changes?
• Is there a need for high reliability?
• Are space requirements important?
• Are increased capability and output required?
• Are there data collection requirements?
• Will there be frequent control logic changes?
• Will there be a need for rapid modification?
• Must similar control logic be used on different machines?
• Is there a need for future growth?
• What are the overall costs?
11
Skematis Cara Kerja Sistem PLC

12
Cara Kerja Sistem PLC dengan
scan time-nya

13
A simple circuit connected to a PLC &
Instructions to represent the control program

14
PLC Scanning

15
Skematis Sistem PLC
OUTPUTS I/O SYSTEM POWER
& HOUSING SUPPLY
INPUTS

PROCESSOR

PROGRAMMING MEMORY
DEVICE UNIT

16
Block diagram of major CPU
components

17
Blok Diagram Mikroprocessor

INPUT BUS
SYSTEM
CLOCK

I/O DATA PROGRAM


CPU OUPUT BUS
PORT MEMORY MEMORY

ADDRESS BUS

18
CPU block diagram

19
Functional interaction of a PLC
system

20
Perangkat utama dalam PLC
• Processor
• Memory
• Input/ Output (Interface)
• Power Supply
• Baterai Backup

21
Ukuran PLC
• PLC berskala kecil (PLC mikro), bagian-
bagian dari PLC dikonstruksikan pada
sebuah papan rangkaian elektronik yang
tidak terlalu luas,
• PLC yang berskala sedang dan besar,
sistem PLC dikonstruksikan dalam bentuk
modular. Cara ini sangat memudahkan
dalam pengembangan, instalasi,
perawatan, serta trouble shooting-nya.

22
PLC Mikro

23
Small PLC with built-in I/O and handheld
programming unit.

24
PLC Modular (GE Fanuc)

25
PLC Modular (VersaMax)

26
27
Allen-Bradley’s programmable controller
family concept with several PLCs

28
programming device

(a) Personal computer used as a programming device


29
(b) a mini programmer unit
Processor
• Processor  Central Processing Unit
(CPU) (mikroprocessor)
• Bertugas melakukan kontrol serta
pengawasan terhadap seluruh operasional
kerja dari PLC

30
Memory
• Untuk menyimpan program & Data
• Power  Volatile & Non-Volatile
• Volatile  Power hilang data hilang, tetapi
mudah untuk modifikasi data, butuh power
backup, contoh: RAM (Random Access Memory)
• Non-Volatile  Power hilang data tetap, tetapi
sulit dalam modifikasi data, contoh: ROM
(Read Only Memory), EPROM, EEROM

31
Units of PLC memory: bits, bytes, and words

32
Peta Memory (Memory Map)
EXECUTIVE

SYSTEM MEMORY

PROCESSOR WORK AREA

DATA TABLE

APPLICATION USER PROGRAM


MEMORY

INPUT/ OUTPUT
IMAGE TABLE

33
Memory Aplikasi
DATA STORAGE REGISTERS

INPUT IMAGE TABLE


DATA
TABLE
OUTPUT IMAGE TABLE

INTERNAL STORAGE BITS

CONTROL PROGRAM
INSTRUCTIONS
USER PROGRAM

34
A simplified memory map

35
memory map
• Executive Area. The executive is a permanently stored
collection of programs that are considered part of the system
itself.
• Scratch Pad Area. This is a temporary storage area used by
the CPU to store a relatively small amount of data for interim
calculations and control. The CPU stores data that is needed
quickly in this memory area to avoid the longer access time
involved with retrieving data from the main memory.
• Data Table Area. This area stores all data associated with the
control program, such as timer/counter preset values and
other stored constants and variables used by the control
program or CPU.
• User Program Area. This area provides storage for
programmed instructions entered by the user. The user
program area also stores the control program.

36
Application memory map.

37
Field input connected to a bit in the input table.

38
Field output connected to a bit in the output table.

39
Storage Area
• The storage area consists of two parts: an
internal bit storage area and a register/word
storage area
• The internal bit storage area: internal outputs,
internal coils, internal (control) relays, or
internals.
• The register/word storage area is used to store
groups of bits (bytes and words). If decimal
quantities are stored, the binary pattern of the
register represents an equivalent decimal
number.
40
Storage area section of the data table.

41
Example: I/O table and user memory
boundaries

42
Input/ Output
• PLC bekerja dengan informasi data dan
keluarannya yang dinyatakan dalam bentuk
tegangan listrik, arus listrik, dan saklar (switch)
• signal (isyarat) yang digunakan dapat berbentuk
signal disket dan analog
• tegangan dan arus listrik yang digunakan pada
PLC cukup bervariasi tergantung keperluan dari
user
• Bagian Input/ Output dimaksudkan bekerja
sebagai ‘interface’

43
Input/output interface

44
Modul Diskret Input
(120 Volt AC Isolated Input Module)

45
Modul Diskret Input
(24 Volt AC/DC Pos/Neg Logic)

46
Modul Diskret Output
(120/240 Volt AC Output, 2 Amp)

47
Modul Diskret Output (4 amp Relay)

48
Analog Input

49
Analog to Digital Converter

50
Analog Output

51
Modul Analog Input
(16-Channel Analog Current)

52
Modul Analog Output
(8-Channel Analog Current/Voltage)

53
Power Supply
• Tipe power supply dari suatu produk PLC
biasanya tidak hanya satu tipe saja, yaitu
ada yang untuk tegangan 120, 240 V AC
dan ada juga yang digunakan untuk
tegangan 24, 48 V DC.
• Power supply pada PLC digunakan untuk
men-supply tegangan ke semua sistem
PLC pada satu unit yang sama

54
Baterai backup
• Digunakan untuk memberikan supply
tegangan ke memory (RAM) apabila
power gagal mensupply tegangan ke PLC.
• Baterai backup ini sangat besar
peranannya, yaitu untuk menjaga supaya
data yang berada pada memory (RAM)
tidak hilang saat power gagal
• Baterai backup yang digunakan biasanya
bertipe rechargeable
55
Bahasa Pemrograman PLC
• Bahasa pemrograman PLC digunakan untuk dapat
mengkomunikasikan antara user/ pemakai dengan peralatan PLC
• Hasil program pengendalian yang telah dibuat dengan bahasa
pemrograman PLC akan menjadi dasar untuk pengoperasian dari
PLC tersebut
• Pemrograman dengan menggunakan PC (Personal Computer)
dengan menggunakan software yang dibuat oleh pabrik PLC yang
bersangkutan
• Komunikasi informasi antara PLC dan programmer dilakukan
menggunakan kabel
• Program yang telah di-load ke PLC akan disimpan dalam memory
PLC, yang biasanya berupa RAM
• Bahasa pemrograman yang sering digunakan dalam perancangan
sistem pengendalian pada PLC adalah menggunakan Ladder
Diagram

56
Sistem PLC yang terhubung dengan
Programmer
Input Output
Input Processor Output
Module Module

Programmer 57
Sistem PLC dalam hubungannya antara
Program dan Peralatan Eksternal

Input Processor Output

Memory

Power Supply

58
Failures in a PLC-based system

59
Ladder Diagram
• Bahasa Pemrograman PLC yang paling sering digunakan
adalah Ladder Diagram, hal ini karena ladder diagram
bentuknya relatif sederhana
• Bentuk lain dalam pemrogramannya, seperti boolean
mnemonic, gerbang Logika, dan sequential function chart
• Pada Ladder konvensional ada dua pemikiran dasar, pertama
adalah sumber daya dalam bentuk sisi-sisi ladder (rail) dan
yang kedua adalah arus yang melewati variasi rangkaian
peralatan logika yang dalam bentuk rung dari ladder, Ladder
diagram pada PLC tidak ada arus real yang mengalir
• Ladder diagram, sisi sebelah kiri, merupakan bagian input,
yaitu berupa kondisi dari input dan sisi sebelah kanan,
merupakan bagian output, yaitu berupa aksi yang akan
diberikan ke keluaran berdasarkan kondisi dari inputnya.

60
Ladder Diagram Rangkaian Elektrik &
Program Ladder Diagram

TANK LEVEL OUTPUT


START NOT HIGH COIL

SEAL

61
A PLC Illustrated With Relays

62
63
Ladder Diagram
• Instruksi/ Fungsi ladder diagram yang
digunakan pada PLC modern cukup
banyak, hal ini karena semua kelebihan-
kelebihan yang ada pada PLC sangat
dipengaruhi oleh banyaknya macam
instruksi/ fungsi pada PLC tersebut
• Contoh Instruksi/ Fungsi ladder diagram:
contact, coil, Timer, counter, PID

64
Instruksi - Instruksi pada PLC
• Secara umum instruksi-instruksi dari
produk PLC banyak kesamaan
• Instruksi-Instruksi tersebut dinyatakan
dalam fungsi-fungsi/ blok fungsi

65
Peta memory PLC GE Fanuc

66
Peta memory PLC GE Fanuc

67
Relay Functions

• Normally Open Contact


A

 Normally Open Contact A akan mengalirkan “power” apabila


harga A=1 atau saklar A pada posisi tertutup (ON)

Output
Contoh: Input

Input

Output
68
Normally Open Contact

69
normally open contact (examine ON)

70
Normally Closed Contact
Normally Closed Contact A akan mengalirkan power apabila harga
A=0 atau saklar A pada posisi terbuka (OFF).(kebalikan dari
Normally open contact)
A

Output
Contoh: Input

Input

Output
71
Normally Closed Contact

72
PLC Implementation

73
normally closed contact (examine OFF)

74
Coil
Coil akan energize/ bernilai 1 (ON) apabila padanya
menerima aliran power. Jadi coil ini akan menjadi output
dari keadaan inputnya. Dan coil bersifat non-retentive.

Output
Contoh: Input

Input

Output

75
OUTPUT COIL

76
Negated Coil
Negated Coil akan energize/ bernilai 1 (ON) apabila
padanya tidak menerima aliran power (kebalikan dari
coil). Dan Negated coil bersifat non-retentive

Output
Contoh: Input

Input

Output
77
Set Coil S

Set Coil akan tetap energize/ bernilai 1 (ON) apabila


padanya pernah menerima power atau input berharga 1
(ON). Dan set coil ini bersifat non-retentive

Output
Contoh: Input
S

Input

Output

78
Reset Coil R

Reset Coil akan tetap de-energize/ bernilai 0 (OFF) apabila padanya


pernah menerima power atau input yang berharga 1 (ON). Dan Reset
Coil bersifat non-retentive

Output
Contoh: Input
R

Input

Output

79
Simple electrical ladder diagram

80
PLC implementation

81
Possible configurations of inputs and
corresponding outputs.

82
Possible configurations of inputs and
corresponding outputs (continued)

83
Possible configurations of inputs and
corresponding outputs (continued)

84
Hardwired logic circuit and its
Boolean representation

85
An Instruction List Example

86
Instruction List (IL) Equivalents for
Ladder Logic

87
Instruction List (IL) Equivalents for
Ladder Logic

88
An Example of a Mnemonic Program and
Equivalent Ladder Logic

89
Timer dan Counter
• Operasi timer dan counter sebenarnya hampir sama,
mereka semua bekerja berdasarkan counternya.
• Pada Timer melakukan counter berdasarkan base time
(0,1, 0,01, atau 0,001 detik) yang digunakannya.
• Counter akan melakukan counting berdasarkan
terjadinya kejadian.

• Timer dan counter membutuhkan :


* Current Value (CV) untuk menyimpan data hasil
hitungannya,
* Preset Value (PV) untuk menyimpan nilai preset yang
merupakan jangkauan countingnya,
* Control word yang digunakan untuk melihat keadaan
dari timer atau counter tersebut.
90
Retentive On Delay Timer (ONDTR)

%I0001 %Q0001
ONDTR
0.1s
%I0002
R

const
PV
+00005

%R0001

Current Value (CV) = word1


Preset Value (PV) = word2
Control word = word3
91
Retentive On Delay Timer (ONDTR)

% I0001

% I0002
7
6
5
4
3
2
1
% R0001 0

% Q0001

92
Simple On Delay Timer (TMR)
%I0001 %Q0001
TMR
0.1s

const
PV
+00005

%R0001

%I0001
6
5
4
3
2
1
%R0001 0

%Q0001
93
Off Delay Timer (OFDT)
%I0001 %Q0001
OFDT
0.1s

const
PV
+00005

%R0001

%I0001
5
4
3
2
1
%R0001 0

%Q0001
94
Up Counter (UPCTR)
% I0001 % Q0001
UPCT R

% I0002
R

const
PV
+00005

% R0001

% I0001

% I0002
7
6
5
4
% R0001
3
2
1
0

% Q0001 95
Down Counter (DNCTR)
%I0001 %Q0001
DNCTR

%I0002
R

const
PV
+00005

%R0001

%I0001

%I0002
5 5
4
3
2
%R0001
1
0
-1
-2
96
%Q0001
Math Functions
• ADD didefinisikan sbb:
Keluaran dari ADD (yaitu Q) akan sama dengan penjumlahan I1
dan I2 (I1+I2) apabila input enable sama dengan On (=1)

ADD
Enable
INT

Input I1 I1 Q

Input I2 I2

97
Math Functions
• MUL didefinisikan sbb:
Keluaran dari MUL (yaitu Q) akan sama dengan perkalian I1 dan
I2 (I1*I2) apabila input enable sama dengan On (=1)

MUL
Enable
INT

Input I1 I1 Q

Input I2 I2

98
Relational Functions
• EQ didefinisikan sbb:
Keluaran dari EQ (yaitu Q) akan sama dengan On
(=1) apabila I1 sama dengan I2 dan input enable
sama dengan On (=1)

EQ
Enable
INT

Input I1 I1 Q

Input I2 I2
99
Relational Functions
• GT didefinisikan sbb:
Keluaran dari GT (yaitu Q) akan sama dengan On (=1) apabila I1
lebih besar dari I2 dan input enable sama dengan On (=1)

Enable GT
INT

Input I1 I1 Q

Input I2 I2

100
PID Controller
• Terdapat dua buah fungsi PID controller (yaitu
PID IND  Independent dan PID ISA)
• Berfungsi melakukan pengendalian umpanbalik
(feedback) yang akan membandingkan process
variabel (PV) dengan nilai proses yang
diinginkan yaitu berupa set point (SP) dan
perbedaan kedua nilai tersebut merupakan
kesalahan (error) yang akan menjadi dasar
fungsi tersebut untuk menghasilkan keluaran
berupa control variable (CV)
• Pada fungsi PID terdapat 40 data integer (16 bit)
yang akan membentuk sistem PID controller
101
Blok Fungsi PID

102
Parameter-Parameter dari blok
fungsi PID
• Address: (????), merupakan lokasi alamat dari fungsi PID, alamat
ini meupakan alamat awal dari 40 data integer yang digunakan pada
fungsi PID ini.
• SP (Set Point), merupakan nilai setting yang diinginkan pada
pengendali PID ini.
• PV (Process Variable), merupakan input dari fungsi ini yaitu
merupakan proses yang akan dikendalikan. Biasanya input ini
diambil dari variable %AI.
• MAN (Manual), merupakan nilai yang akan menentukan mode
operasi dari fungsi pengendali PID. MAN = 1 pengendali PID
ditentukan mode Manual. MAN = 0 pengendali PID ditentukan mode
otomatis
• UP  menaikkan nilai dari Control Variable (CV)
• DN menurunkan nilai dari Control Variable (CV)
• CV (Control Variable), merupakan keluaran dari pengendali PID
yang dikirimkan ke bagian actuator yang akan dapat mengubah
proses, biasanya keluaran ini dihubungkan ke variable %AQ.
103
Terima Kasih

104

Anda mungkin juga menyukai