2. M. Azhari (1610536023) 3. Hamda Khairani (1610536043) 4. Zawidni Redla (1610536044) A. POPULASI dan SAMPEL Sebelum melakukan pengujian, baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantive, auditor harus mengumpulkan bukti. Bukti yang dapat digunakan sebagai pendukung laporan audit adalah seluruh data akuntansi dan informasi penguat yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Seluruh bukti ini merupakan populasi bukti audit. Pengujian dengan menggunakan seluruh anggota populasi dapat menghasilkan hasil yang akurat, karena dikumpulkan dari semua bukti. Tetapi penggunaan populasi memakan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk menghemat waktu sekaligus menghemat biaya, dan mendapatkan informasi yang dapat digeneralisir dengan data populasi, auditor dapat menggunakan sampel. B. Pengertian Sampling Audit Standar audit (SA 530) mendefinisikan sampling audit sebagai penerapan standar audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan. Sampling audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian maupun pengujian substantif. C.Pendekatan yang dapat digunakan dalam Audit Sampling 1) Sampling Statistik a) Attribute Sampling Models, ada 3 model : 1. Fixed-sample-size attribute sampling Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut : Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Penentuan besarnya sampel. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian intern. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel 2. Stop or Go Sampling Prosedur yang harus ditempuh: Tentukan desired upper precision limit dan tingkat keandalan. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil Buat tabel stop or go decision Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel 3. Discovery Sampling Prosedur pengambilan sampel : Tentukan attribute yang akan diperiksa Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya Tentukan tingkat keandalan Tentukan desired upper precision limit Tentukan besarnya sampel Periksa attribute sampel Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel b) Variabel Sampling Variabel sampling adalah teknik statistik yang digunakan oleh auditor untuk menguji kewajaran suatu jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas yang lain Variabel sampling untuk memperkirakan saldo suatu akun digunakan oleh auditor dalam kondisi : • Jika klien tidak menyajikan suatu jumlah yang dapat dianggap benar. • Jika suatu akun ditentukan dengan statistical sampling. Variabel Sampling Untuk Uji Hipotesis tahap berikut ini : Penentuan tujuan pengambilan sampel Penentuan populasi Penentuan sampling audit Penentuan besarnya sampel Penentuan metode pemilihan sampel Pemeriksaan sampel Evaluasi hasil sampel 2) Sampling Non-Statistik Ada beberapa metode pemilihan sampel yang dikategorikan dalam sampling non statistik,sebagai berikut : a. Haphazard Sampling b. Block Sampling c. Systematic Sampling d. Direct sampling Kategori Statistik dan Non Statistik serupa karena keduanya melibatkan tiga tahap: 1. Perencanaan sampel 2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian 3. Pengevaluasian hasil D. METODE PEMILIHAN SAMPEL NON-PROBABILISTIK Metode pemilihan sampel non-probabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis untuk pemilihan sampel probabilistik. Karena metode ini tidak berdasarkan pada probabilitas matematis, sehingga keterwakilan sampel tersebut mungkin sulit untuk ditentukan. 1. Pemilihan Sampel Terarah (Directed Sample Selection) Pendekatan yang umum digunakan termasuk : – Pos yang paling mngkin berisi salah saji. – Pos yang berisi karakteristik populasi yang dipilih – Cakupan nilai rupiah yang besar 2. Pemilihan Sampel Blok (Block Sample Selection) 3. Pemilihan Sampel Sembarangan (Haphazard Sample Selection) E. METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK Pengambilan sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampel. Untuk sampel probabilistik,auditor tidak menggunakan pertimbangan mengenai item atau pos sampel mana yang harus dipilih, kecuali dalam memilih yang mana dari metode pemilihan yang akan digunakan sebagai berikut: 1. Sampel Acak (Random Sample) Sederhana a. Tabel Nomor Acak b. Nomor Acak yang dihasilkan Komputer 2. Pemilihan Sampel Sistematik (Sistematic Sample Selection) F. Alasan Menggunakan Sampel Ada beberapa alasan yang mendorong pengambilan sampel. Alasan pertama menggunakan sampel adalah biaya yang lebih rendah dari pada menggunakan populasi, alasan lain adalah akurasi hasil yang lebih besar. Karena jumlah bukti yang lebih sedikit, maka kecepatan pengumpulan data lebih tinggi, dan tersedianya elemen populasi. G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sampling Audit
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penggunaan sampling audit :
Keahlian menggunakan metode audit sampling
Persepsi auditor terhadap metode sampling statistik
dan persepsi auditor terhadap risiko audit. H. SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data akuntansi: Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien Salah saji moneter dalam populasi data transaksi Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun I. Ketidakpastian dalam Sampling Audit
Ketidakpastian yang melekat dalam penerapan
prosedur-prosedur audit disebut risiko audit. Risiko audit terdiri dari : (a) Risiko bawaan dan risiko pengendalian, (b) Risiko deteksi Aspek-Aspek Risiko Audit adalah Risiko Sampling dan Risiko Non-Sampling: Risiko Sampling auditor memperhatikan dua aspek dari risiko sampling : – Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance) – Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection), Auditor juga memperhatikan dua aspek risiko sampling dalam menyelenggarakan pengujian pengendalian jika ia menggunakan sampling : – Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too low), – Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high), • Risiko Non-Sampling merupakan resiko bahwa suatu pengujian audit tidak dapat mengungkapkan adanya penyimpangan dalam sampel. penyebab risiko non-sampling adalah: auditor gagal untuk mengetahui adanya penyimpangan tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur audit -SELESAI-