Anda di halaman 1dari 11

KULIAH AGAMA ISLAM (Dr. Ir. H. Muh.

Yusuf, MSi)
= ISLAM =
A. Pengertian Islam
Menurut asal kata, Islam itu berasal dari kata-kata antara lain :
1. Aslama = menyerah; artinya menyerah kepada sang Khaliq, Allah SWT dan
bersedia tunduk kepada segala yang datang dari Allah, dan bersedia
berkorban sebagai tanda pengabdian terhadap Allah sebagai Khaliqnya.
Hal ini sesuai dengan kata-kata yang senantiasa diucapkan oleh seorang
muslim di awal shalatnya :
“Innassholati, wanusuki, wamakhyaya, wamamati, lillahi robbil
‘alamin”
Artinya : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanhyalah
untuk Allah semata, Tuhan semesta alam.
Mengucapkan kata-kata tersebut berdasarkan perintah langsung dari Allah
yang terdapat dalam Al-Qur’an, surat al-An’aam, ayat 162.

2. Sullamun = Tangga; artinya bahwa Islam itu merupakan tangga untuk


mencapai kebahagiaan Dunia dan Akhirat dan meraih Ridha Illahi. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT :
“Warodhitu lakumul islaamadiinaa”
Artinya : dan telah kuridhoi Islam menjadi agamamu (QS. Al-Maidah : 3)
3. Salima = Selamat; artinya bahwa Islam itu membawa pemeluknya ke arah
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT:
“Waman yyabtaghi ghoirol islaami diinaan falan yyukbal minhu.
Wahuwa fill aakhirati minal khoosiriin”.

Artinya : Barangsiapa memeluk agama selain agama Islam, maka sekali-kali


tidaklah diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-
orang yang merugi (Q.S. Ali Imran : 85).

Jadi, dengan jalan menggabungkan pengertian-pengertian tersebut,


dapatlah diambil suatu kesimpulan, bahwa Islam merupakan jalan untuk
mencapai ridho Allah dan keselamatan dunia dan akhirat dengan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada kemauan Allah SWT.

Adapun menurut istilah, Islam adalah agama Allah yang diwahyukan


kepada nabi Muhammad SAW. Beliau ditugaskan oleh Allah untuk
menyampaikan pokok-pokok ajaran serta peraturan-peraturan agama Islam
kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.
Agama Islam adalah satu-satunya agama yang masih sehat dan murni,
belum ternodai oleh tangan-tangan jahil manusia dan yang dapat
menyelamatkan umat manusia dari keruntuhan peradabannya.
Ahli pikir dan sejarah terbesar pada abad yang lalu yaitu A. Joseph
Toynbee (asal Inggris, yang lahir 14 April 1889, wafat 22 Oktober 1975)
mengarang banyak buku, dan karangannya yang terakhir dan paling populer
adalah “A Study of History” yang terdiri atas 12 jilid, jilid pertama terbit pada
tahun 1934 dan terakhir terbit pada tahun 1961. Jadi dapat dikatakan bahwa
beliau mempelajari sejarah selama 6.000 tahun, sedjarah 21 peradaban.
Beliau menulis bahwa Islam adalah satu-satunya harapan yang dapat
menyelamatkan peradaban umat manusia dari kehancuran.
Lebih lanjut beliau berkata : “Sekarang ini pengharapan kita untuk
menolong peradaban Dunia, hanhyalah kepada Islam yang memang masih
sehat dan kuat, kebenarannya belum terlumuri oleh perbbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan prinsipp-prinsip yang dibawanya sebagai modal
untuk menolong seluruh umat manusia”.
Pernyataan Toynbee ini sejalan dengan ramalan pujangga Inggris yang
termashur yaitu George Bernand Shaw, yqang mengatakan bahwa agama
masa depan bagi orang yang berpendidikan, berbudaya dan berilmu adalah
Islam (the future religion for the educated, cultured enlightened people will
be Islam).
Di dalam Ilmu Pengetahuan ini, Islam berkembang ke negara-negara yang
telah maju Ilmu Pengetahuan dan Teknologinya. Hal ini menakjubkan seluruh
ahli pikir dqan ahli sejarah, tetapi tidak menakjubkan bagi orang Islam, karena
memang Allah SWT sudah memberikan jaminan bahwa Islam akan
berkembang pesat dan mengalahkan agama lain.
Allah SWT telah berfirman :
“Huwalladhii arsala rasuulahuu bilhudaa wadiinil haqqi
liyudhirahuu ‘aladdiini kullihii wakafaa billahi syahidaan”.
Artinya : Dia (Allah)-lah yang telah mengutus rasul-Nya (Muhammad)
membawa petunjuk dan agama yang benar, yang akan mengalahkan seluruh
agama, dan (tentang ini) cukuyp Allah saja yang menjadi saksi. (Q.S. al-Fath :
28).
Ayat seperti tersebut di atas diungkapkan Allah dalam Al-Qur’an sebanyak
3 kali selain dalam surat al-Fath tadi. Juga terdapat di dalam surat at-Taubah :
33, dan surat Ash-Shaff : 9, dengan sedikit perbedaan di ujungnya, yaitu pada
ujung ke dua ayat terakhir ini berbunyi :
“Walau Karihal musyrikuuna”, artinya : Walaupun orang-orang musyriki
tidak menyukainya”.
Keistimewaan agama Islam terdapat dalam sebuah hadist yang berbunyi :
“Al-islaamu ya’luu walaa yu’laa ‘alaihi”, artinya : Agama Islam itu tinggi,
dan tidak ada yang mengalahkannya (H.R. Daruquthni dan Baihaqi, dari ‘Aidz
bin ‘Amr).
B. Karakteristik Ajaran Islam
Karakteristik (ciri-ciri) yang dimiliki ajaran Islam diantaranya sebagai berikut :

1. Komprehensif
Salah satu ciri ajaran Islam adalah komprehensif, yaitu lengkap mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Kelengkapan itu terlihat dari bagian-bagian
pokok yaitu meliputi aspek hubungan manusia dengan Tuhannya
(Hablumminallaah) dan aspek human relation yaitu hubungan dengan sesama
manusia (Hablumminannaas) serta hubungan dengan alam sekitarnya.
Selanjutnya, penjabarannya dapat ditelusuri dimulai dari aspek kehidupan
pribadi, kehidupan rumah berumah tangga, sampai kepada kehidupan
bersosial ekonomi, befrmasyarakat dan bernegara serta pergaulan yang
bersifat Internasional.
Dalam kehidupan pribadi, Islam mengajarkan cara-cara yang perlu
dilakukan oleh setiap individu dalam pembinaan dirinya yang terdiri dari dua
aspek, yaitu aspek fisik material dan mental spiritual. Pembinaan pribadi
dimaksudkan supaya beriman, bertaqwa, sehat rohani dan jasmani, cerdas dan
mampu mengatasi problem-problem dirinya. Dalam hubungan ini, Islam
menuntun manusia supaya memelihara kesucian diri lahir dan batin,
memelihara kerapian diri dengan memakai pakaian yang sopan, bersikap
tenang, mengenalkan diri, mencerdaskan diri dengan belajar, dan membina
disiplin pribadi, dan disiplin waktu.
Dalam kehidupan berumah tangga, Islam membefrikan tuntunan yang
lengkap yang menyangkut hubungan timbal balik suami-istri dan hubungan
timbal balik orang tua dengan anak. Tuntunan itu bertujuan untuk mewujudkan
keharm onisan dan kesejahteraan rumah tangga.
Dalam hubungan antar tetangga, Islam menggariskan pedoman ber-
tetangga, guna terjalinnya hubungan harmonis diantara orang-orang yang
bertetangga.
Dalam bidang ekonomi, Islam memberikan hukum dan etikka ekonomi atau
bisnis yang mencakup seluruh aspek hubungan kebendaan dalam lapangan
perekonomian.
Dalam hubungan bermasyarakat, umat Islam dib ekali dengan al-Ahkam
dan Al-Akhlaq untuk mewujudkan human relation yang mulus dan akrab.
Tuntunan dan pedoman itu menyangkut persekutuan hidup yang paling kecil
sampai kepada hubungan yang paling besar (Internasional).
Hubungan dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuhan dan benda-
benda mati (jumud) juga telah diatur dengan kode etiknya sendiri.

Kelengkapan nilai-nilai Islam itu tidak hanya terbatas dalam masalah


masalah kehidupan duniawi (sekuler), tapi juga tuntunan untuk mencapai
kebahagiaan di alam akhirat kelak.
Pada intinya, tidak satu pun aspek kehidupan yang tidak tercakup dalam
ajaran Islam. Dan itulah yang menunjukkan salah satu cirinya, yaitu
Komprehensif.

Kesempurnaan ajaran Islam dinyatakan Allah SWT dalam ayat-ayat al-


Quran seperti di bawah ini :
“Alyauma akmaltu lakum diinakum waatmamtu ‘alaikum ni’matii
warodiitu lakumul islaama diinaan”.
Artinya : Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah
kucukupkan nikmat-Ku kepadamu dan telah kuridhoi Islam itu menjadi
agamamu. (Q.S. al-Maidah : 3).

“Wanajjalnaa ‘alaikal kitaaba tibyaanaal likulli syai in wahudaw


warhmah wabusyroo lil muslimin”.
Artinya : Dan kami telah turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu, ptunjuk, rahmat dan khabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri”. (Q.S. an-Nahl : 89).

“Maa farrotnaa fil kitaabi min syai in tsumma ilaa robbihim


yukhsyaruun”.
Artinya : Tidaklah kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab (al-Qur’an),
kemudian kepada Tuhanlah mereka diampunkan (QA.S. al-An’aam : 38).
2. Universal
Tuntunan Islam dalam berakidah dan bersyariah ditujukan kepada
segenap umat manusia tanpa membedakan bangsa, suku, ras, status
keturunan maupun ekonomi sosial. Rasulullah SAW telah mengemban
misi ini sebagai rahmatan lil ‘alamin kasih sayang Allah untuk seluruh
Dunia. Dengan demikian misi Rasulullah SAW bersifat universal,
sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an :

“ Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamiin”.

Artinya : Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) melainkan


sebagai rahmat bagi semesta alam. (Q.S. al-Anbiya : 107).

Dengan demikian, maka doktrin yang diantarkannya bersifat


universal untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini. Berdasarkan
nilai universalnya ajaran Islam, maka setiap bangsa dapat menyerap
ajaran Islam ini, sebagai penuntun hidupnya dan menjadikannya
sebagai hukum positif.
Kenyataan menunjukkan bahwa rata-rata bangsa di Dunia ini warganya
memeluk Islam, baik dalam bentuk mayoritas maupun minoritas. Al-Qur’an
sendiri memang telah menginformasikan bahwa ajaran Islam akan tersebar ke
seluruh penjuru Dunia.
“Sanuriihim aayaatinaa fil aafaaqi wafii anfusihim khatta yatabayyana
lahum annahul khaqqu”.
Artinya : Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di sekitar jagat raya dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa dia (Islam) itu adalah benar. (Q.S. Fushshilat : 53).

Ayat tersebut diturunkan di Mekkah, ketika umat Islam masih lemah,


sehingga pernyataan tersebut merupakan penghibur yang membesarkan hati
mereka dalam berjuang. Lambat laun Islam dapat diterima pula oleh bangsa-
bangsa non Arab (‘Jam) yang mencerminkan bahwa nilai-nilainya mengandung
keuniversalan ajarannya. Dengan kata lain, seandainya agama Islam tidak
universal, maka ajarannya itu tidak akan meluas dan menerobos demikian jauh
melewati perbatasan negara Arab. Islam telah menjadi milik org Timur & Barat.

Agama Islam dewasa ini telah menunjukkan perkembangan yang amat


pesat di Dunia ini. Pada tahun 1930 umat Islam di Dunia berjumlah 250 juta
(nomor 7), lalu pada tahun 1964 naik menjadi 642 juta (nomor 4), dan pada
tahun 1975 naik menjadi 907 juta (nomor 2), dan sekarang diperkirakan jauh
melebihi dari 1 Milyard (menjadi nomor 1).
Salah satu faktor yang menyebabkan Islam dapat diterima dengan luwes
oleh bangsa-bangsa di Dunia, baik bangsa yang telah memiliki peradaban yang
tinggi maupun bangsa yang masih terbelakang, karena ajaran ini tidak
membeda bedakan manusia atas dasar keturunan, bangsa atau warna kulit.

Islam mengajarkan prinsip persamaan dan persaudaraan umat manusia


sebagai hamba Allah yang lahir dari satu Bapak dan satu Ibu. Kemuliaan setiap
manusia berdasarkan tingkat ketaqwaannya masing-masing.

Allah SWT telah berfirman :


“Ya ayyuhannasu inna kholaqnaakum min dhakarin wauntsaa
waja’ngalnaakum syu’uuban waqobaaila lita’ngarofuu, Inna akromakum
‘indallohi atqookum”.

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertgaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Q.S. al-Hujuraat : 13).
Rasulullah SAW telah bersabda :

Artinya : Wahai manusia, ingatlah sesungguhnya Tuhanmu satu, ingatlah


sesungguhnya bapakmu satu. Ingatlah tidak ada orang Arab yang lebih unggul
daripada yang bukan Arab, demikian pula sebaliknya, dan tidak ada yang
hitgam lebih baik daripada yang merah (putih), dan sebaliknya tidak ada yang
merah (putih) lebih baik daripada yang hitam, kecuali taqwa. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertaqwa. (H.R. Baihaqi dan Ibnu Mardawaih dari Jabir bin Abdullah).

Maka tidaklah mengherankan jika dari awal pembentukan masyarakat


Islam, kemajemukan dalam persaudaraan Islam telah tampak. Sahabat-
sahabat nabi berasal dari berbagai macam bangsa, ras, dan suku diantaranya
Habsyi dan Persia di samping Arab, semua bersaudara di bawah naungan
bendera Universal Islam.

Anda mungkin juga menyukai