Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tekanan
Tekanan
Obat Parsial
Anestesi
Parsial
Darah
Perfusi CO2dan
Vena (PaCO
Karbon
Oksigen
Otak 2)
Dioksida
Autoregulasi
Tekanan
PaCO2
PaO2
TD vena Parsial
<50
Autoregulasi
Anestesi
↓↑ CBF,
mmHg
vasodilator;
↑ = O=
=gradien
CBF, (PaO
kemampuan
2 contoh: )otak
vasodilatasi
tekanan
ICP 2↑ (dimediasi
arteri-vena
otak volatil
anestesi
menjagapHCBF
↓ CSF)
CBF CBV,
dengan
tetap
↑
ICP
konstan
PaCO2↑
Di atas ↑ CPP↓
konsentrasi
meski
50 >1.0
1 mmHg,
mmHg =kompensasi
MAC,
terjadi CBF
pengaruhnitrous
perubahan
↑ 1-2 (autoregulasi)
oxide,
CPP
mL/100
tekanan dengan
grketamin
otak/min
parsial
oksigen
CBF,
CPP CBVCBF
peningkatan
terhadap
↑ danMAP.
ICP ↑
kontriksi
tidak Kompensasi
arteri; CPP gagal
signifikan perubahan
↓ dilatasi arteri;
Tekanan darah vena
CBF.
Anestesi
batas autoregulasi
vasokonstriktor;
CPP 50 contoh:
– 150propofol,
mmHg; barbiturat,
di luar itu
opioid
TD Vena CBF,
kompensasi CBV
gagal dan
dipengaruhi ICPoleh
perubahan ↓ CBF posisi (pronasi >
head up), otot
Obat anestesi
Hipertensi
Pelemas kompresi
kronis jugularis
batas dan
nondepolarizing
bawahsinusdan
dapat venosus
atas
mencegah
(fleksi/rotasi
peningkatan ICP
autoregulasi kepala),
menjadi
selama serta
lebih aktivitas
laringoskopi
tinggi (kurva (batuk)
direkbergeser ke
kanan).
Nitrous oxide meningkatkan resiko pneumosefalus
Tekanan perfusi otak dan autoregulasi
Suksinilkolin dapat meningkatkan ICP
PENINGKATAN ICP
Vol intrakranial dibentuk oleh jaringan saraf, darah,
danand
Sign CSF, dibatasi oleh duramater dan tulang.
Symptom
Vol normal = 1200 – 1500 mL
ICP normal
Sakit
kepala = 5 – 15 mm Hg meningkat bila salah
satu komponen vol. ↑
Mual
Peningkatan ICP dikompensasi dengan peningkatan
Muntah
MAP untuk menjaga CPP gagal iskemia otak
Papiledema
Peningkatan ICP pada salah satu regio otak dapat
Penurunan kesadaran
mengakibatkan herniasi
Koma
Elevasi kepala
Hiperventilasi tidak efektif >6 jam
Diuretik
Stenosis aquaduktal
Ventrikulostomi
Kateter subarahnoid lumbar
Tujuan utama :
Oligodendroglioma
Ependymoma
Menjaga perfusi dan oksigenasi otak
Tumor Neuroektodermal Primitif
Optimalisasi kondisi operasi
Meningioma
Memastikan pemulihan cepat pasca anestesi
Tumor Pituitari
untuk asesmen neurologis segera
Neuroma Akustik
Mengakomodasi
Limfoma SSP
pemantauan elektrofisiologi
intraoperatif bila diperlukan
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
Tumor
Pasien Neuroektodermal
lebih Primitifopioid dan sedatif
sensitif terhadap
Meningioma
Sedasi preoperatif dapat memperjelas defisit
Tumor Pituitari
neurologis
Neuroma Akustik
Limfoma SSP
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
Ependymoma
Reversi anestesi sesegera mungkin evaluasi
Tumor Neuroektodermal Primitif
neurologis
Meningioma
Ekstubasi saat refleks napas telah kembali
Tumor Pituitari
Defisit neurologis paska operasi sering tampak
Neuroma Akustik
lebih berat. Bila defisit tidak membaik, investigasi
Limfoma SSP
lebiih lanjut.
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
Oligodendroglioma
Induksi dengan propofol atau barbiturat onset
Ependymoma
cepat, tidak meningkatkan ICP
Tumor Neuroektodermal Primitif
Hiperventilasi mekanis dapat menurunkan ICP
Meningioma
Paralisa otot harus dicapai sebelum laringoskopi
Tumor Pituitari
direk dilakukan menghindari peningkatan ICP
Neuroma Akustik
Hindari
Limfomahipertensi
SSP (mengakibatkan edema otak)
dan hipotensi (mengakibatkan iskemi otak)
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
vena sentral
Tumor Pituitari
Neuroma Akustik
Ekokardiografi transesofagus bila dicurigai emboli
Limfoma SSP
udara
EKG
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
pada kasusAkustik
Neuroma iskemi otak
Limfoma SSP
Kehilangan darah dapat diganti dengan produk
darah
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
TUMOR INTRAKRANIAL
Tumor glukosa
Hindari Pituitari memperberat kerusakan sel
Neuroma
pada kasus Akustik
iskemi otak
Limfoma SSP
Kehilangan darah dapat diganti dengan produk
darah
Tumor Metastase
Paling sering dari ca paru atau ca mammae
EMBOLI UDARA VENA
Resiko operasi dalam posisi duduk, penggunaan NO.
Fatal pada pasien dengan shunt jantung.
Sign and symptom:
Timbul usaha nafas spontan (gasp reflex) tanda dini
Hipotensi dan takikardi atau disritmia jantung
Sianosis
Mill wheel murmur
Tx
Tutup lap. operasi dgn cairan, identifikasi sumber udara
Hentikan penggunaan NO ganti oksigen murni
Kompresi vena jugularis, atau pindahkan ke supinasi
Aspirasi udara via atrium kanan
Terapi hiperbarik
PENYAKIT TERKAIT FUNGSI VEGETATIF OTAK
Koma
Disebabkan lesi struktural (tumor, stroke, abses) atau
kelainan difus (hipoglikemi hipotermi, ensefalopati)
Diukur dengan GCS
Manajemen umum:
Airway, Breathing, Circulation
Evaluasi penyebab koma (riwayat medis, pemeriksan fisik, dan
Manajemen anestesi:
Kebutuhan manajemen jalan napas dan anestesi general
meningkat
STROKE PERIOPERATIF
Sebagian besar merupakan stroke iskemik
Resiko : bedah jantung, neurologis atau pembuluh
darah besar.
Dicurigai pada pasien yang tidak mengalami
perbaikan status mental paska operasi atau defisit
neurologis fokal baru
Penunjang : CT scan
Pendarahan
Pendarahan
Hematom Intraparenkim
Epidural
Subdural
Intraparenkim
Intraventrikuler
subarahnoid
Pendarahan
Akibat
Primer
Sering ruptur
terjadi
(AVM)
ruptur,Intraventrikuler
vena
aneurismasakit
pendarahan
bersama
vs Sekunder
biasanya
pendarahan
(pecahkepala
akibatlambathebat arteri
aneurisma)
intraparenkim
trauma,
meningens.
Tx: Pasien
Perburukan
CT scan
drainase stabil konservatif
menunjukkan
ventrikel
klinis 24-48
gambaran
jam setelah
darah dengan
pendarahan
baik
Lucid
akibat
Tx:
Sedasi period
perluasan
tergantung
Evakuasi
Hematom
disertai
dengan hematom
hematom penurunan
penyebab;
atau
Epidural
atauterdapat
bila
tanpa edema
kesadaran
paralisa otakprogresif
aneurisma
otot dapat
Evakuasi
clipping
membantu
Tx: evakuasi
Evakuasi hematom
aneurisma dini
mempermudah
hematom
hematom prognosis
intubasi
dilakukan di lebih
bawah baikanestesi
Dapat
Manajemen
Prognosis
general terjadi
: sangat
TD : cegah
baik
vasospasme
pendarahan 3-15
kembali
hari danpaska
jaga
Hematom otakSubdural
pendarahan
perfusi
Normokapnia tx: hipertensi,
setelah hipervolemi,
evakuasi hematomhemodilusi
dapat
meningkatkan volume otak efek tampon
Pendarahan Subarahnoid
STROKE HEMORAGIK AKUT
Pendarahan
Pendarahan
Hematom Intraparenkim
Epidural
Subdural
Intraparenkim
Intraventrikuler
Manajemen anestesi:
Turunkan resiko pecah aneurisma kendalikan hipertensi
Pendarahan
Akibat
Primer
Sering ruptur
terjadi
(AVM)
ruptur,
(esmolol, Intraventrikuler
vena
bersama
lidokain, pendarahan
vs Sekunder
biasanya
pendarahan
propofol, (pecah
akibat lambat
aneurisma)
intraparenkim
barbiturat trauma, arteri
saat laringoskopi
meningens.
Tx:direk)
Pasien
Perburukan
drainase stabil konservatif
ventrikel
klinis 24-48 jam setelah pendarahan
Cegah iskemi otak
Lucid
akibat
Sedasi period
perluasan
Evakuasi
Hematom dengan disertai
hematom
hematom
Epiduralataupenurunan
tanpaatau paralisa
edema
kesadaran
otak progresif
otot dapat
Rumatan anestesi dengan senyawa volatil, NO, opioid
Evakuasi
membantu
Tx:
Evakuasi
hematom
evakuasi mempermudah
hematom
hematom dini prognosis
intubasi
dilakukan di lebih
bawah baikanestesi
intermiten atau kontinu, propofol atau barbiturat dapat
general
Manajemen
Prognosis
digunakan : sangat
TD : cegah
baik pendarahan kembali dan jaga
Hematom otakSubdural
perfusi
Normokapnia
Persiapan darahsetelah
dan cairanevakuasi hematom
bila terjadi ruptur dapat
intraoperatif
meningkatkan volume
Hindari hipertermi otak efek tampon
dan hiperglikemi
Penyadaran pasien segera untuk evaluasi neurologis
Pendarahan Subarahnoid
MALFORMASI ARTERI VENA (AVM)
Hubungan langsung arteri-vena abnormal beraliran
tinggi, bertekanan rendah.
Diagnosis : MRI atau angiografi
Tx:
Vasodilator dan antikoagulan
Bypass ekstrakranial-intrakranial
Revaskularisasi indirek
PENYAKIT MOYAMOYA
Manajemen anestesi:
Preoperatif: Evaluasi defisit neurologis, riwayat pendarahan,
kemungkinan aneurisma
Intraoperatif : jaga stabilitas hemodinamis, hindari
vasokonstriksi (hipokapnia, fenilefrin)
Kateter intraarteri sebelum induksi untuk memantau TD
Agen induksi intravena relatif aman. Senyawa volatil lebih
disukai karena efek vasodilatasi otak
Lemahkan respon hemodinamis terhadap rangsangan
Tatalaksana hipovelemia dengan kristaloid; atasi hipotensi
dengan dopamin atau efedrin.
Hindari hiperventilasi berlebihan
TRAUMATIC BRAIN INJURY
Penyebab utama kematian dan disabilitas pada
dewasa muda di AS
Sering disertai cedera pada bagian tubuh lain
Manajemen awal:
ABC, immobilisasi leher
Evaluasi GCS
CT scan kepala bila terdapat indikasi
ANOMALI KONGENITAL OTAK
Malformasi Chiari
Penyakit Alzheimer
Penyakit Parkinson
Penyakit Hallervorden-Spatz
Penyakit Huntington
Tortikolis
Ensefalopati Spongiformis
Multiple Sclerosis
PENYAKIT ALZHEIMER
Neurodegeneratif kronis, terdiri atas onset dini atau
onset lambat.
Diagnosis dengan pemeriksaan postmortem
Manajemen anastesi
Berikan levodopa dosis pagi sebelum operasi
Kemungknan hipotensi dan disritmia; harus tersedia gol
butyrophenone untuk melawan efek dopamin
Alfentanil dapat menimbulkan distonia akut.
Ketamin masih kontroversial
Pelemas otot tidak dipengaruhi penyakit ini
PENYAKIT HALLERVORDEN-SPATZ
Kelainan pada ganglia basalis.
Gejala : Demensia, distonia, skoliosis
Manajemen anestesi:
Skoliosis dapat mengganggu intubasi
Anestesi general dan pemberian pelemas otot
nondepolarizing dapat dilakukan.
PENYAKIT HUNTINGTON
Akibat atrofi nukleus kaudatus defisiensi
asetilkolin dan GABA pada ganglia basalis
demensia progresif disertai koreathetosis
Manajemen anestesi:
Tidak terdapat rekomendasi khusus
Haloperidol, droperidol dapat memberikan sedasi dan
mengendalikan gerakan koreiformis
TORTIKOLIS
Distonia leher akibat gangguan fungsi ganglia basalis
Tx:
Toksin botulinum
Denervasi perifer selektif pada otot leher
Manajemen anestesi:
Terdapat kesulitan airway
Tidak terdapat masalah dalam pemilihan obat anestesi
Dapat terjadi tortikolis tiba-tiba setelah pemberian
anestesi reversal dengan difenhidramin IV 25-50mg
ENSEFALOPATI SPONGIFORMIS YANG
DITURUNKAN
Disebabkan prion, paling sering berupa CJD
(Creutzfeldt-Jakob disease)
Ditransmisikan melalui CSF
Manajemen Anestesi:
Perlakukan sebagai pasien infeksius
Gunakan alat disposable
Gunakan alat pelindung ganda
Operasi dilakukan paling terakhi r untuk memungkinkan
pembersihan ruang sebelum digunakan lagi
MULTIPLE SCLEROSIS
Penyakit autoimun menyerang SSP demielinisasi
Progresif, dapat mengalami remisi dan eksaserbasi
Tx:
Menekan inflamasi kortikosteroid, interferon beta,
mitoxantrone, azathioprine, natalizumab, fingolimod.
Manajemen anestesi
Kemungkinan eksaserbasi paska operasi, hindari demam
Anestesi spinal meningkatkan resiko eksaserbasi
Anestesi general relatif aman, efek pelemas otot
nondepolarizing akan memanjang
Hindari suksinilkolin
SINDROM PASKA POLIO
Virus polio mask ke dalam SSP dan menyerang motor
neuron pada batang otak dan cornu anterior
Manajemen anestesi:
Sensitivitas terhadap agen anestesi meningkat lebih
sulit bangun dari anestesi
Menggigil paska operasi akibat sensitivitas terhadap
dingin meningkat
Persepsi nyeri pasca operasi dapat terganggu karena
kerusakan sel pensekresi opioid
Resiko komplikasi meningkat
KEJANG
Akibat bangkitan sementara, tiba-tiba dan
tersinkronisasi sekelompok neuron di otak
Berdasarkan kesadaran : kejang sederhana vs kejang
kompleks;
Berdasarkan anggota tubuh yang terlihat : kejang
parsial vs kejang umum
Penunjang : MRI, EEG, elektrokortikografi.
Tx :
Antiepilepsi
Bedah reseksi fokus kejang
Retinitis pigmentosa
Retinopati herediter dengan gambaran pigmentasi perifer
Sindrom Kearns-Sayre
Miopati mitokondria ditandai dengan retinitis pigmentosa
terkait oftalmoplegi eksternal progresif
Sering disertai gangguan konduksi jantung
NEUROPATI OPTIKUS ISKEMIK
Oklusi arteri
Sign : kebutaan monokuler tidak nyeri, retina
edematosa yang pucat.
Risk : emboli, vasospasme, trombosis
Oklusi vena
Etiologi obstruksi drainase vena dari mata karena
tekanan eksternal pada orbita.
Pemeriksaan oftalmoskopik : pembesaran vena dan
edema makula.
POIN PENTING