Anda di halaman 1dari 19

DEFINISI

• Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan


jaringan ikat yang menumpangnya
• Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul,
dan berasal dari otot polos jaringan fibrous
• Mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika
jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi
lunak jika otot rahimnya yang dominan.
EPIDEMIOLOGI
• merupakan tumor jinak yang paling sering
ditemukan yaitu satu dari empat wanita
selama masa reproduksi yang aktif
• Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada
masa reproduksi, karena diduga berhubungan
dengan aktivitas estrogen.
• mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke
dan akan mengalami regresi setelah
menopause
PATOLOGI ANATOMI
• Menurut tempat di uterus dan menurut arah
pertumbuhan, maka mioma uteri dibagi 4
jenis :
1. Mioma submukosa (6,1%)
2. Mioma intramural (54%)
3. Mioma subserosa (48%)
4. Mioma intraligamenter (4,4%)
MIOMA UTERI
PATOGENESIS
Mioma uteri terbukti merupakan suatu tumor uniseluler (monoclonal) yang dapat
tumbuh baik soliter maupun multiple, dan membesar akibat pengaruh hormone
estrogen dan progesterone.
Penelitian menunjukkan bahwa tumor ini berkembang akibat pengaruh hormone
estrogen, dimana diketahui bahwa mioma uteri mempunyai reseptor estrogen
lebih banyak sehingga kosnentrasi estradiol lebih tinggi 20% pada mioma uteri
dibandingkan pada uterus normal.
Hormone progesterone juga berpengaruh untuk terjadinya mioma uteri, dimana
akibat hormone progesterone terjadi overexpressed dari messenger dari asam
ribonukleat pada mioma uteri (connexin-43) yaitu suatu gap junction protein yang
dibentuk oleh 17 β- estradiol sehingga memicu pembentukan estrogen lebih
banyak dibandingkan uterus normal. Selain itu juga menunjukkan jumlah sel
mitotic yang lebih banyak pada kasus mioma uteri terutama pada fase proliferasi
dari siklus menstruasi. 2,4
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa growth factor termasuk didalamnya
insulin like growth factor (IGF-1) berpengaruh dengan menstimulasi respon dari
tumor ini terhadap hormone seks, tapi cara kerja yang pasti belum diketahui.2
Meyer mengemukaan asal dari mioma uteri adalah dari sel imatur bukan selaput
otot yang matur.
Diagnosis
Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan:
• Anamnesis
– Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam
waktu yang relatif lama.
– Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air
kecil atau buang air besar.
– Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
• Pemeriksaan fisik
– Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen
bagian bawah.
– Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan
bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu
dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.
– Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan
tumor umumnya rata.
• Pemeriksaan luar
– Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah
serta pergerakan tumor dapat terbatas atau
bebas.
• Pemeriksaan dalam
– Teraba tumor yang berasal dari rahim dan
pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan
ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan laboratorium
– USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma,
ketebalan endometrium dan keadaan adnexa dalam
rongga pelvis
– Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun
MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak
memvisualisasi uterus sebaik USG
– Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai
massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan
perjalanan ureter
– Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien
mioma submukosa disertai dengan infertilitas.
– Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis
GEJALA KLINIK
• Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya
terjadi 35-50%pasien
• Gejala dan tanda yang paling sering adalah :
– Perdarahan uterus yang abnormal
– Nyeri panggul
– Penekanan
– Disfungsi reproduksi
1. Perdarahan uterus yang abnormal

Mekanisme Perdarahan Abnormal pada Mioma Uteri


1. Peningkatan ukuran permukaan endometrium
2. peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus
3. Gangguan kontraktilitas uterus
4. ulserasi endometrium pada mioma submukosum
5. kompresi pada pleksus venosus didalam miometrium
2. Nyeri panggul
• disebabkan karena :
– degenerasi akibat oklusi vaskuler
– Infeksi
– torsi dari mioma yang bertangkai
– akibat kontraksi miometrium yang disebabkan mioma
subserosum
• Tumor yang besarmengisi rongga pelvik
menekan bagian tulang pelvikmenekan saraf
rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung
dan ekstremitas posterior
3. Penekanan
• mioma uteri yang besar dapat menimbulkan
penekanan terhadap organ sekitargangguan
berkemih, defekasi maupun dispareunia
• Dapat menekan pembuluh darah vena pada
pelvik  kongesti dan menimbulkan edema
pada ekstremitas posterior.
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas
masih belum jelas

Mekanisme Gangguan Fungsi Reproduksi dengan Mioma


Uteri
1. Gangguan transportasi gamet dan embrio
2. pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
3. perubahan aliran darah vaskuler
4. perubahan histologi endometrium

Anda mungkin juga menyukai