Anda di halaman 1dari 10

Improving access to

tuberculosis preventive
therapy and treatment
for children
RAKA KRISTYANDI PRABA A 42170121
RIBKA ROSITA 42170122
Ringkasan
Anak – anak pada negara – negara endemik TB menderita beban penyakit, karena
sebagian besar program pengendalian TB terfokus pada orang dewasa yang sangat terlihat khas
tidak seperti anak – anak.
Adanya hambatan dalam pencegahan dan pengobatan TB:
Ketidakmampuan dalam menyingkirkan penyakit
Takut membuat resistensi obat
Tidak adanya pemantauan yang memadahi
Tidak patuhnya dalam pengobatan
Kesulitan dalam mendiagnosis
Pendahuluan
WHO memperkirakan 10,4 juta orang terkena TB pada 2014, dan 580 ribu orang didalamnya
mengalami MDR (multidrug-resistant) atau rifampicin-monoresistant.
Sudah lama anak – anak dalam bayang – bayang TB, banyak anak dengan TB meninggal sebelum
bisa didiagnosis dan diobati.
WHO memperkirakan 1 juta anak terkena TB pada 2015, dan kemaitian 210 ribu anak.
Sedikirnya 5ribu anak kemungkinan meninggal karena MDR TB dan sekitar 4ribu karena koinfeksi
dengan HIV.
Dengan tidak adanya uji kepekaan terhadap obat rutin TB maka dapat diperkirakan MDR-TB
sangat bervariasi dan anak yang terkena dampak seperti kurang dihargai dan diremehkan.
Anak-anak yang meninggal akibat TB, termasuk penyakit yang resistan terhadap obat, sering
diklasifikasikan sebagai salah satu jenis pneumonia, meningitis, HIV / AIDS, atau kematian
kurang gizi.
Kematian anak dibawah 5 tahun karena TB sangat penting untuk dicegah, jika anak – anak dapat
merespon pengobatan dan perawatan dengan baik.
Kesimpulan
Perlunya kolaborasi yang lebih baik antara dokter anak, Program TB Nasional, dan
inisiatif KIA di negara – negara endemik TB untuk memperbaiki pendeteksian dan penanganan TB
anak.
1. Memberdayakan anak – anak, keluarga dan masyarakat untuk melakukan advokasi untuk
meningkatkan akses terhadap pencegahan, diagnosis dan perawatan TB.
2. Meningkatlan upaya terprogram untuk mengidentifikasi anak – anak dan remaja paling
beresiko TB dan mencegah, mendiagnosis dan memperlakukan mereka dengan alat
diagnostik dan obat – obatan terbaik yang tersedia.
3. memperkuat sistem kesehatan di semua tingkatan dan mengintegrasikan aktivitas program
TB yang berfokus pada KIA, HIV/AIDS dan gizi.
4. Menyertakan anak – anak dan remaja dalam kegiatan penelitian untuk mempercepat
pengembangan diagnosa dan perawatan yang tepat.
5. Meningkatkan investasi dalam pengembangan diagnosa, pengobatan dan vaksin TB pada
anak – anak, sebaik mungkin sesuai sistem kesehatan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai