Anda di halaman 1dari 31

PERTEMUAN PERSIAPAN

PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI


ANAK SEKOLAH (BIAS)
TAHUN 2016

Pelaksana Program Imunisasi


UPTD PUSKESMAS MUSUSK I KAB. BOYOLALI
1 september 2016
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS):
CAMPAK : Semua murid kls 1 SD/MI sederajad:
DT; Semua siswa kls 1
Td; semua Siswa kls 2&3

Tempat pemberian imunisasi : Sekolahan SD/MI


sederajad yg ada di wilayah Kabupaten Boyolali

Waktu :
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (B I A S)

Keputusan Bupati No. 440 / 355 tahun 2014


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
(BIAS)

SASARAN
Semua murid SD/MI sederajat negeri/ swasta.

PELAKSANA
Lintas prog/ sektor terkait
-

WAKTU
a. BIAS Campak: tanggal 5 – 22 September 2016
b. BIAS DT dan Td: tanggal 1 – 20 Nopember 2016
Pengertian
• BIAS adalah kegiatan secara nasional meliputi pemberian im. pd anak SD/MI
sederajad dilakukan satu kali 1 th pd bln agts utk im. campak dan bln nop. utk im. DT
dan Td;

• Imunisasi: suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang scr


aktif terhadap suatu penyakit, shg bila suatu saat terpajan dng penyakit tsb tdk akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan;

• Penyelenggaraan Imunisasi: serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksn, monitorng


dn evls kegt imuns.
TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan Umum
Memberkn perlindngn jangk panjng bg anak thdp penykcampak,
Difteri, dan Tetanus;
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya perldngn Campak seumur hidup
bg anak thdp penykt: Difteri selama 10 thn
Tetanus selama 25 tahun
SASARAN DAN JADWAL
Sasaran kegiatan BIAS: seluruh siswa pada sekolah tkt dasar
atau sederajad negeri/swasta, dng waktu pemberian spt
jadwal berikut:

Jumlah
Jenis Vaksin Sasaran Waktu
Pemberian

Campak 1 kali Kelas 1 Agustus

Kelas 1
DT 1 kali November

Kelas 2 November
Td 1 kali

Kelas 3
Td 1 kali November
Tempat pelaksanaan

• Pemberian imunisasi di lakukan didalam gedung sekolah atau


diruang belajar lain, untuk kelancaran pelayanan sehingga
kualitas pelayanan dapat terjamin.
Langkah-Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi
. Pendataan
. Penjaringan status imunisasi
b. Sosialisasi
. Secara langsung: (sos dilakukan dlm bentk penyuluhan kpd
sekolah2 yg mempunyai ssr BIAS maupn kpd orng tua / wali).
. Secara tidak langsung: (sos dilakukan melalui
pemberitahuankpd toma, toga dan/pengumuman mll tempt2
ibadah, dan infr bisa disesuaikan dng bhs lokal/daerah setpt.
lanjutan
1. Persiapan logistik
a. Vaksin: (campak, DT dan Td) = jlh anak klas 1,2,3
IP vaks (8)
b. Alat suntik:
. Juml alat suntik 0,5ml unt imuns camp = jlm ank klas 1
. Juml alat suntik 5ml (pengoplos) = juml vial camp klas 1
. Juml alat suntk 0,5ml untk imuns DT dan Td = juml ank
klas 1, 2 dan 3.
c. Safety box
adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dng tujuan
untuk keamanan bg ptg., kebutuhan SB 5ml sbb:
SB = jlm alat suntk yg digunk dibagi 100
Pelaksanaan
1. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya
Untuk menjaga vaksn agar tetap poten, vaksin yg blm dipakai hrs
disimpan dlm lemari es dpusk/pustu dng suhu 2°- 8°C
2. Penyuntikan
. Penyiapan sasaran (duduk masing2 yg rapi),
. Pemberian imunisasi (pastikan bahwa vaksin masih
berkualitas / poten, VVM A/B, blm kadaluarsa, label kemasan
masih ada dn terbaca, vaks blm pernh mngalami pbekuan dan
blm melewati ketentuan massa pakai(sisa pyan statis))
. Gunakan alat suntik sekali pakai (Auto Disable Syringe/ADS)
(pastikan ADS blm kadaluarsa dn kemasan utuh dan tdk sobek)
lanjutan
3. Dosis dan cara pemberian imunisasi
. Dosis yg diperlkan untk vaksin camp, DT/Td maupn
TT/Td adalh 0,5ml,
. Tempt penyuntk adalh lengn atas
. Disuntkn csr intramuskular
4. Langkah Penyuntikan
. Bersihkn kulit dngkapas yg dbasahi dng air hangat
. Tunggu hingga kering
. Suntikan vaksin dilokasi dn cara yg sesuai ketentuan
5. Pencatatan
Monitoring Evaluasi
1. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan kegiatan BIAS dilakukan di tk pusk, Kec, Kab/kota,
Prop dan Pusat. Yg dipantau adalah persentase cakupn
camp/DT/Td ank kelas 1 sebg indikator jangkauan program, dn %
cakpn TT/Td ank kelas 3 sebg indikator perlindungn:
Jangkauan = jlm ank kls 1 yg mdpt 1 dosis DT Χ 100%
jlm ssr anak sekolah kls 1
= jlm sekolah yg dilayani Χ 100%
jlm sekolah seluruhnya

Perlindungan = jlm anak kls 3 yg mdpt 1 dosis Td Χ 100%


jlm ssr anak sekolah kls 3
2. Pelaporan
Sebelum meninggalkn sekolah, ptg imunsmembuat laporan dng
mngisi formulir lap. BIAS (lampiran 4), yg mliputi jlm sasaran, jlm
anak yg diimuns oer antigen, jlm vial vaksn, jlm alat suntk dan
jlm safety bok yg dipakai. Dibuat rangk 2 di TT Ka Sek dn ptg yg
mlayani.
Setelah seluruh kegatan BIAS dlm wiy kerja pusk selesai
dilaksanakan, pengiriman laporan segera dilakukan secara
berjenjang dari tk pusk. s/d pusat dng menggnk form Lap BIAS
(lampiran 5,6,7) masing2 dng tembusan ke Tim Pembina UKS
pada masing2 tingkat.
JUMLAH MURID SD DLM KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
PUSKESMAS MUSUK I KABUPATEN BOYOLALI 2016

T A H U N 2016
SASARAN Keb vaksin
NO NAMA SD/MI 2016 2016
l 2 3 campak DT Td

1 PUSPORENGGO 1 7 16 18 1 1 4
2 PUSPORENGGO 2 12 14 16 2 2 4
3 SUKORAME 1 20 31 25 2 2 6
4 SUKORAME 2 22 37 22 3 3 7
5 MUSUK I 47 39 40 5 5 9
6 MUSUK 2 21 21 24 3 3 5
7 MUSUK 3 11 19 21 2 2 5
8 MI NURUL HUDA 15 13 16 2 2 4
9 KEMBANGSARI 1 27 15 18 3 3 4
10 KEMBANGSARI 2 6 7 6 1 1 2
11 KEMBANGSARI 3 10 9 17 2 2 3
12 KEBON GULO 29 24 26 3 3 6
13 SUKOREJO 1 17 22 22 2 2 5
14 SUKOREJO 2 2 4 4 1 1 2
15 SUKOREJO 3 18 18 15 2 2 4
16 MI BADRI SALAM 37 17 24 4 4 4
17 RINGIN LARIK 1 12 13 11 2 2 3
18 RINGIN LARIK 2 19 11 13 2 2 3
19 MI MIFTAKHUL ULUM 26 23 14 4 4 4
20 KARANG KENDAL 1 14 8 20 2 2 3
21 KARANG KENDAL 2 14 16 6 2 2 3
22 DRAJIDAN 38 41 33 4 4 9
23 SRUNI 1 21 20 25 3 3 6
24 SRUNI 2 10 8 16 2 2 3
25 LANJARAN 1 11 5 16 2 2 3
26 LANJARAN 2 6 7 8 1 1 2
27 MRIYAN 1 30 27 23 3 3 6
28 MRIYAN 2 14 9 10 2 2 3
29 CLUNTANG 1 25 22 12 3 3 4
30 CLUNTANG 2 22 14 14 3 3 3

JUMLAH 581 508 535 72 72 129


500,000 bayi lahir
Cakupan campak = 80%

400,000 di imunisasi 100,000 tak diimunisasi

plus
vaccine efficacy = 85%

60,000 diimunisasi
340,000 kebal
tetapi tak kebal

340,000 kebal 160,000 rentan

Population immunity = 68%


Source: de Quadros, C.A., et al. (JAMA-January 17, 1996)

PAHO
Efek kesempatan kedua dari imunisasi
campak pada anak >12 bulan
Sesudah dosis pertama pada usia 9 bulan dengan
cakupan 80% Vaksin
evikasi

500 bayi X 0.80 X 0.85 = 340 bayi kebal


pada bayi

Sesudah mendapatkan kesempatan kedua dengan Vaksin


cakupan 95%
evikasi
pada anak
> 1 thn

160 bayi X 0.95 X 0.95 = 145bayi kebal


Dosis Pertama + kedua
340bayi + 145bayi/500bayi= 0.97 kebal (>95% immunity)
Ambang Herd immunity tercapai
Permasalahan
• Masih ada masyarakat yang menolak di imunisasi (kelompok
agama tertentu beranggapan bahwa imunisasi dapat diperoleh
melalui pengobatan herbal, vaksin haram).
• Masih adanya disparitas cakupan antara daerah satu dengan
yang lain (cakupan belum merata).
 Keterbatasan dan Ketersediaan tenaga profesional di
Kab/Kota(mutasi, perpindahan petugas, dan masih kurangnya
pelatihan bagi petugas).
 Imunisasi masih merupakan tanggung jawab penuh bidang
kesehatan (Belum maksimalnya peran lintas sektor terkait
dalam kegiatan imunisasi, termasuk organisasi masyarakat dan
swasta).
 Keterbatasan dana imunisasi (dana belum sesuai dengan
kebutuhan)
IMUNISASI
• Imunisasi merangsang pembentukan antibodi
dan kekebalan seluler yang spesifik terhadap
kuman-kuman atau racun kuman tertentu
• sehingga bekerja lebih cepat, efektif, dan
efisien untuk mencegah penularan penyakit
yang berbahaya.
http://www.antaranews.com/berita/292632/
tanya-jawab-kehalalan-dan-keamanan-vaksin)

dr. SOEDJATMIKO, SPA(K), MSI*


Sekretaris Satgas Imunisasi
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI)
CARA MENCEGAH WABAH, SAKIT BERAT, CACAT DAN
KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR
PADA BAYI DAN BALITA
• Pencegahan umum: berikan ASI eksklusif, makanan
pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang ,
kebersihan badan, makanan, minuman, pakaian,
mainan, dan lingkungan.

• Pencegahan khusus: berikan imunisasi lengkap,


karena dalam waktu 4 – 6 minggu setelah imunisasi
akan timbul antibodi spesifik yang efektif mencegah
penularan penyakit,
• sehingga tidak mudah tertular,
• tidak sakit berat,
• tidak menularkan kepada bayi dan anak lain,
• tidak terjadi wabah dan
• tidak terjadi banyak kematian.
IMUNISASI AMAN
UNTUK BAYI DAN BALITA
• Saat ini 194 negara terus melakukan vaksinasi
untuk bayi dan balita.
• Badan resmi yang meneliti dan mengawasi vaksin
di negara tersebut umumnya terdiri atas para
dokter ahli penyakit infeksi, imunologi,
mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi, dan
biostatistika.
• Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang
vaksinasi, justru semua negara berusaha
meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90% .
VAKSIN YANG DIPAKAI DI INDONESIA BUATAN AMERIKA

• Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di


Indonesia adalah buatan PT Bio Farma Bandung,
yang merupakan BUMN, dengan 98,6% karyawannya
adalah Muslim.
• Proses penelitian dan pembuatannya mendapat
pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin di BPOM dan
WHO.
• Vaksin-vaksin tersebut juga diekspor ke 120 negara,
termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas
beragama Islam, seperti Iran dan Mesir.
DEMAM, BENGKAK, MERAH SETELAH IMUNISASI
MEMBUKTIKAN BAHWA VAKSIN BERBAHAYA

• Tidak berbahaya.
• Demam, merah, bengkak, gatal di bekas suntikan
adalah reaksi wajar setelah vaksin masuk ke dalam
tubuh. Seperti rasa pedas dan berkeringat setelah
makan sambal adalah reaksi normal tubuh kita.
• Umumnya keluhan tersebut akan hilang dalam
beberapa hari.
• Boleh diberi obat penurun panas, dikompres. Bila
perlu bisa konsul ke petugas kesehatan terdekat.
PROGRAM IMUNISASI GAGAL, KARENA SETELAH DIIMUNISASI
BAYI BALITA MASIH BISA TERTULAR PENYAKIT TERSEBUT

• Tidak benar program imunisasi gagal.


• Perlindungan vaksin memang tidak 100%. Bayi
dan balita yang telah diimunisasi masih bisa
tertular penyakit, tetapi jauh lebih ringan dan
tidak berbahaya.
• Bayi balita yang belum diimunisasi lengkap
bila tertular penyakit tersebut bisa sakit berat,
cacat atau meninggal.
ASI, GIZI, DAN SUPLEMEN HERBAL
MENGGANTIKAN IMUNISASI

• Tidak ada satupun badan penelitian di dunia


yang menyatakan bisa, karena kekebalan yang
dibentuk sangatlah berbeda.
• ASI, gizi, suplemen herbal, kebersihan, hanya
memperkuat pertahanan tubuh secara umum,
karena tidak membentuk kekebalan spesifik
terhadap kuman tertentu.
• Kalau jumlah kuman banyak dan ganas,
perlindungan umum tidak mampu melindungi
bayi, sehingga masih bisa sakit berat, cacat
atau bahkan mati.
• Imunisasi merangsang pembentukan antibodi
dan kekebalan seluler yang spesifik terhadap
kuman-kuman atau racun kuman tertentu,
sehingga bekerja lebih cepat, efektif, dan
efisien untuk mencegah penularan penyakit
yang berbahaya.
Benarkah vaksin mengandung lemak babi ?

Tidak benar. Hanya sebagian kecil dari vaksin yang


pernah bersinggungan dengan tripsin pada proses
pengembangan maupun pembuatannya seperti
vaksin polio dan meningitis.
Pada vaksin meningitis, pada proses penyemaian induk
bibit vaksin tertentu 15 – 20 tahun lalu, ketika
panen bibit vaksin tersebut bersinggungan dengan
tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin
dari persemaiannya.
lanjutan
Tetapi kemudian induk bibit vaksin tersebut dicuci dan
dibersihkan total, sehingga pada vaksin yang
disuntikkan tidak mengandung tripsin babi.
Atas dasar itu maka Majelis Ulama Indonesia
berpendapat vaksin itu boleh dipakai, selama belum
ada penggantinya.
Contohnya vaksin meningokokus (meningitis) haji
diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji
untuk mencegah radang otak karena meningokokus.
ORANGTUA HARUS BERSIKAP
TERHADAP ISU-ISU TERSEBUT
• Sebaiknya semua bayi dan balita diimunisasi secara
lengkap.
• Saat ini 194 negara di seluruh dunia yakin bahwa
imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah,
sakit berat, cacat, dan kematian pada bayi dan
balita. Terbukti 194 negara tersebut terus menerus
melaksanakan program imunisasi, termasuk negara
dengan sosial ekonomi tinggi dan negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan
cakupan umumnya lebih dari 85 %.
• Badan penelitian di berbagai negara
membuktikan kalau semakin banyak bayi balita
tidak diimunisasi akan terjadi wabah, sakit
berat, cacat atau mati.
• Hal ini telah terbukti di Indonesia,
• wabah polio merebak pada tahun 2005-2006
(305 anak lumpuh permanen),
• wabah campak 2009 – 2010 (5.818 anak dirawat
di RS, meninggal 16),
• wabah difteri 2010-2011 (816 anak di rawat di
RS, 56 meninggal).

Anda mungkin juga menyukai