satu pihak atau kedua belah pihak merasa rugi bilamana hubungan kerja tersebut dilanjutkan yang di sebabkan oleh kemauan karyawan, kemauan perusahaan atau kemauan kedua belah pihak. Alasan-alasan terjadinya pemutusan hubungan kerja : ketidak jujuran, ketidak mampuan kerja, malas, ketidak patuhan, ketidak disiplinan, Usia Lanjut, Meninggal, Sakit-sakitan terus menerus, kemunduran perusahaan. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja Pengunduran Diri (Resignation) Pemberhetian Sementara (Lay-Off) Pemecatan (Discharge) Pemensiunan (Retirement) Persyaratan Pemutusan Hubungan Kerja
Tenggang waktu pemberhentian
Izin dan saat pemberhentian Alasan Pemberhentian Pemberian Pesangon, uang jasa / ganti Rugi PENJELASAN 1. TENGGANG WAKTU PEMBERHENTIAN Di atur dalam KUHP Pasal 1603i yang berbunyi : “…. Dalam menghentikan hubungan kerja harus paling sedikit di indahkan suatu tenggang waktu yang lamanya satubulan….” 2. IZIN DAN SAAT PEMBERHENTIAN Di atur dalam KUHP Pasal 1603h yang berbunyi : “…. Saat pelaksanaan pemberhentian hubungan kerja hanya boleh menjelang hari terakhir dari tiap-tiap bulan penanggalan….” Dan dimintakan izin kepada pihak pemerintah yang berwenang dengan cara tertulis. 3. ALASAN PEMBERHENTIAN Ada 3 sebab utama yang mengakibatkan timbulnya alasan pemberhentian karyawan dari hubungan kerja yaitu: a. Karena keinginan perusahaan Alasan mendesak. Kemangkiran Penahanan karyawan oleh alat negara Terkena hukuman oleh hakim Sakit yang berkepanjangan Usia lanjut Penentuan badan usaha atau pengurangan tenaga kerja b. Karena keinginan karyawan
Ketidak tepatan pemberian tugas
Alasan mendesak Menolak pimpinan baru Sebab-sebab lainnya c. Karena sebab-sebab Lainnya antara lain : Meninggal dunia Habis masa hubungan kerjanya / Perjanjian kerja Pensiun Pemutusan Hubungan Kerja Seperti ini disebut “Hubungan Kerja Putus Demi Hukum “ (diatur dalam KUHP Pasal 1603j dan e ) 4. Uang Pesangon, Uang Jasa Dan Uang Ganti Rugi. Uang Pesangon Misalnya : a. Masa Kerja sampai satu tahun, satu bulan upah bruto b. Masa Kerja sampai satu sampai dua tahun, dua bulan upah bruto c. Masa Kerja sampai dua sampai tiga tahun, tiga bulan upah bruto d. Masa Kerja sampai tiga sampai empat tahun, empat bulan upah bruto. Dst. Uang jasa misalnya: a. Masa kerja 5-10 th = Satu bulan upah bruto. b. Masa kerja 10-15th =Dua bulan upah bruto. c. Masa kerja 15-20 th =Tiga bulan upah bruto. d. Masa kerja 20-25 th = Empat bulan upah bruto. e. Masa kerja 25 th ke atas= Lima bulan upah bruto. Uang Ganti Rugi a. Istirahat tahunan yang belum diambil. b. Istirahat panjang yang belum diambil. c. Ongkos pulang karyawan dan keluarganya. d. Dan yang lainnya seperti kecelakaan,meninggal karena tugas. PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI Antara Lain: 1. Permintaan sendiri 2. Kondisi fisik dan mental 3. Hukuman jabatan 4. Keputusan pengadilan 5. Akibat penyelewengan 6. Perubahan susunan kantor 7. Rasionalisasi pegawai 8. Ketidakcakapan melakukan tugas 9. Mencapai usia pensiunan 10. Meninggalkan jabatan lima tahun berturut-turut 11. Lalai melaksanakan ketentuan-ketentuan penting. DANA PENSIUN Menurut UU No 11 tahun 1992 pasal 1. Dana pensiunan adalah merupakan suatu bentuk tabungan masyarakat ,yang mempunyai ciri sebagai tabungan jangka panjang,untuk dinikmati hasilnya setelah pekerja/karyawan yang bersangkutan purna tugas dan hak pensiun. JENIS DANA PENSIUN 1. Dana pensiun pemberi kerja: dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,selaku pendiri,untuk menyelenggarakan “Program Pensiun Manfaat Pasti” atau “Program Pensiun Iuran Pasti” bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan terhadap pemberi kerja. 2. Dana pensiun lembaga keuangan :dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan “Program Pensiun Iuran Pasti Bagi perorangan” baik bagi karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank atau perusaaan asuransi jiwa yang bersangkutan. ASAS-ASAS POKOK PENGELOLAAN DANA PENSIUNAN 1. Asas Keterpisahan kekayaan dana pensiun. 2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan. 3. Asas pembinaan dan pengawasan. 4. Asas penundaan manfaat. 5. Asas kebebasan.