Anda di halaman 1dari 57

Nama kelompok :

Monalisa
Monika Zikra Ilahi
Nadia Rukmana
Ningrum
Novindo Denni Daminja
Nurjamilah
Nurlaila
Rizka Annisa
Roudoh Lubis
Siti Halimah Hidayat

PLENO KASUS 1
Kasus 1
“ Anin Yang Pemurung ”

Anin merupakan gadis remaja berusia 16 tahun dan masih bersekolah di salah satu SMA Negeri di Riau.
Anin merupakan siswa yang pemalu dan pendiam, serta hanya memiliki sedikit teman di sekolahnya.
Anin datang ke Poli kesehatan jiwa diantarkan ibunya dengan keluhan kurang tidur. Ibunya bercerita
kalau Anin suka terbangun ditengah malam, karena merasa ada yang berbisik di telinganya menyuruh
bangun untuk belajar supaya bisa tetap berprestasi dan disukai oleh teman-teman sekelasnya. Keluhan
tersebut diketahui oleh ibunya sejak 6 minggu yang lalu, kemudian sekitar 4 minggu yang lalu Anin suka
mengurung diri di kamar setelah putus dari pacarnya. Sekarang Anin jadi suka berbicara kepada
temannya di kelas selama proses belajar-mengajar. Anin juga suka bernyanyi dan menari ketika di rumah
serta berbicara yang tidak jelas kepada ibunya saat di rumah. Informasi yang di dapat dari guru di
sekolah, bahwa Anin selalu dibully oleh teman-temannya karena badannya yang gendut. Anin juga
mengeluh nyeri kepala dan nyeri perut sejak 4 minggu yang lalu dan sudah dibawa berobat oleh ibunya,
namun dokter tidak menemukan penyakit apapun. Anin merasa suka dijelek-jelekkan oleh teman-teman
sekolahnya, karena merasa iri atas prestasi Anin di sekolah.
Step 1

1. Bully
- Penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau
mengintimidsai orang lain.
- Sikap agresi seseorang atau kelopok dengan tujuan menyakiti orang lain secara
fisik atau mental.
Step 2

1. Apakah bully dapat mengganggu psikologi seseorang?


2. Apakah nyeri kepala dan perut berhubungan dengan kondisi anin sekarang?
3. Apa yang menyebabkan perubahan sikap anin dari pendiam dan pemalu menjadi suka berbicara di kelas?
4. Apa yang menyebabkan anin sulit tidur selama 6 bulan ini?
5. Apakah ada hubungan sikap pemalu dan pendiam anin dengan gangguan sekarang?
6. Apa diagnosis dari kasus?
7. Apa tatalaksana yang diberikan pada kasus?
8. Bagaimana penatalaksanaan awal pada kasus?
9. Bagaimana prognosis penyakit yang diderita anin?
10. Mengapa anin mengeluhkan sakit kepala dan perut namun dokter tidak menemukan penyakit apapun?
Step 3

Learning Objectiv
Step 4
Gangguan afektif Gangguan
Gangguan psikis
bipolar somatoform

Defenisi Defenisi

Defens
Klasifikasi mecanism Etiologi dan F. Risiko

Etiologi dan f. risiko patogenesis

Patogenesis Matur Kriteria diagnosis

Kriteria diagnosis Imatur Penatalaksaan

Penatalaksanaan Patogenesis Hub. Gangguan jiwa


dan fisik
Diagnosis banding Cara mendeteksi defens
mechanism seseorang prognosis
Step 5

Menjelaskan defens mechanism : Menjelaskan tentang gangguan somatoform


 Membedakan dm matur dan imatur  Defenisi somatoform
 Menjelaskan pathogenesis dm  Etiologi dan factor risiko somatoform
 Menjelaskan cara mendeteksi dm seseorang  Patogenesis somatoform
Menjelaskan tentang gangguan afektif bipolar ( gab )  Kriteria diagnosis somatoform
 Defenisi gab  Tatalaksana somatoform
 Klasifikasi gab  Hubungan antara gangguan jiwa dan fisik
 Etiologi dan factor risiko gab  Prognosis
 Patofiologi gab
 Kriteria diagnosis gab
 Tatalaksana gab
 Dd gab
Defens
Mechanism
Teori struktural pikiran

– Id
id adalah dorongan instingtual yang Prosesnya dibawah kesadaran. Id sendiri berisi hal-hal
yang dibawah sejak lahir dan kapasitasnya kurang untuk menunda dan memodulasi insting
yang dibawah sejak lahir.
. Ego
mencakup semua 3 topografi yaitu sadar, pra sadar, dan tidak sadar. Berpikir dan ekspresi
verbal dikaitkan dengan kesadaran dan fungsi ego yang tidak sadar. Mekanime peerahanan
berada di alam bawa sadar ego. Ego merupakan organ inti jiwa yang mengendalikan
motilitas, pesepsi dan kontak dengam realitas eksternal melalui mekanisme pertahanan
yaitu menuda/ memodulasi dorongan instink
– Sumber: kaplan and sadock”s
– Super ego
Super ego mendorong infdividu untuk tetap mempertahankan nurani, mo ya l individu atas
dasar cita-cita dan nilai-nilai yang dibawah dari lingkungan keluarga

– Sumber: kaplan and sadocks


Imatur

Mekanisme pembelaan diri yang belum matang.Umumnya terjadi pada awal-awal


menginjak remaja hingga dewasa yang memiliki gangguan kepribadian.

1. Acting out -> ungkapan langsung dari keinginan bawah sadar atau impuls yang
bertindak dalam menghindari pengaruh yang menyertainya. Contoh : Seorang anak
kecil marah-marah ketika menginginkan sesuatu tapi tidak mendapatkannya.
2. Bloking -> inhibisi, biasanya bersifat sementara terutama afek dan impuls mungkin
juga terlibat. Contoh : Seseorang sedang marah kepada orang lain namun kemarahan
nya tersebut diredam di dalam hati sehingga terlihat seperti tidak marah.
3. Hipokondriasis -> celan terhadap orang lain yang timbul dari rasa kehilangan,
kesepian atau impuls agresif yang tidak dapat diterima di ubah menjadi celaan
terhadap diri sendiri berupa keluhan nyeri , rasa sakit dan sebagainya. Contoh :
Seseorang melakukan pembelaan dengan mengalihkan pada keluhan-keluhan fisik
(somasi).
4. Introyeksi -> Mengambil alih suatu ciri kepribadian yang ditemukan pada orang lain.
Contoh : Senior sering memberikan tekanan psikis yang sangat berat kepada juniornya.
Dalam konsisi stress berat, junior tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan sindakan
senior tersebut . Untuk perlindungan diri, junior tersebut mengubah salah satu bentuk
kepribadian nya serupa dengan senior yang menyiksanya.
5. Passive Agresif -> Agresi kepada orang lain diekspresikan secara tidak langsung dan tidak
efektif melalui pasivitas, masokisme, dan berbalik menentang diri sendiri.
Contoh : Melakukan pemusuhan dengan cara diam-diam atau secara pasif menyerang orang
lain.
6. Regresi-> kembali ketahap perkembangan atau fungsi sebelumnya untuk menghindari
kecemasan atau permusuhan yang terlibat dalam tahap selanjutnya.
Contoh : Seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang semakin
tua,kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan dan seductiveness.
7. Proyeksi -> Berupa sifat berburuk sangka terhadap sikap, prilaku , perasaan dan niat
orang lain.
Contoh: Seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak dalam dirinya
akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku porno.
8. Schizoid fantasi -> Kecendrungan menggunakan khyalan/fantasi dan menikmati musik
akuistik untuk tujuan pemecahan masalah dan kepuasan.
Contoh : Seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang
pelajar.
9. Somatisasi -> konversi defensif psikis menurun hingga menimbulkan gejala pada
tubuh, lebih cendrung bereaksi dengan gejala somatik dari pada psikis.
Contoh : Sama seperti hipokondriasin namun pada somatisasi keluhan lebih
menyeluruh.
– Sumber: kaplan and sadocks
Matur

Mekanisme pertahan diri yang sudah matang.


1. Altruisme -> Mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan orang lain tetapi tanpa
merugikan diri sendiri.
2. Antisipasi -> Atisipasi yang realistis atau perencanaan untuk kekhawatiran di masa yang
akan datang.
Contoh : Membuat perencanaan untuk akan sesuatu
3. Aksetisme -> Mampu mengendalikan diri bila mendapatkan musibah atau kegembiraan.
Contoh : Ikhlas
4. Humor -> Ekspresi perasaan terbuka terhadap orang lain dengan tidak menyakiti perasaan
orang lain.
Contoh : Menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.

- Sumber: kaplan and sadocks


5. Sublimasi -> Mengganti dorongan intrinsik yang tidak baik dengan kegiatan-kegiatan
lain yang bermanfaat.
Contoh : Dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya
seni; dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
6. Supresi -> Melupakan kekecewaan atau kegagalan yang dihadapi dengan penuh
kesadaran
Cntoh: Salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan
dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak agresi
secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi saya
dengannya. Kemudian, Anto memilih untuk mengungkapkan perasaan secara asertif
diwaktu yang lebih tepat.
Gangguan afektif
bipolar ( GAB )
Definisi

Merupakan gangguan yang memiliki episode berulang (sekurang-kurangnya 2


episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu
tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas
(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

Sumber: ppdgj III


Klasifikasi

Menurut PPDGJ III

F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomania


F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar YTT
DSM-5

Gangguan bipolar I: Episode manik dengan atau tanpa episode depresi

Gangguan bipolar II: episode hipomanik dan episode depresif mayor


Episode mania

– PENINGKATAN MOOD YANG SIFATNYA EKSPANSIF DAN PERSISTEN


– DARI RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT DIDAPATKAN
– Perilaku yang tak menentu dan tak terkontrol seperti belanja atau judi berlebihan,
impulsive travel, hiperseksualitas, promiskuitas
– Aktivitas dan tanggungjawab yang berlebihan
– - Toleransi yang rendah terhadap stres (iritabel, murka yang hebat)
– - Peningkatan libido, anoreksia, BB turun, insomnia, energi yg berlebihan
Lanj...

STATUS MENTAL
– PENAMPILAN : Agitasi psikomotor, seduktif, colorful clothing, makeup yg
berlebihan, inatensi pada penampilan , intrusif, mengancam, ketertarikan yg
berlebihan akan sesuatu hal, entertaining.
– AFEK: Labil
– MOOD: euforia, iritabel, menuntut, ekspansif
– PEMBICARAAN : keras,dramatik, berlebihan, kadang bisa terjadi inkoherensi
Lanjt..

-ISI PIKIR : rasa PD yg berlebihan, grandiositas, egosentris yg ekstrim, delusi,


halusinasi
-PROSES PIKIR : Flight of idea , kdg bisa terjadi inkoherensi, racing
thought,sirkumstasial, tangensial
SENSORIUM :Distraktibilitas yg tinggi, kesulitan konsentrasi
TILIKAN DAN PENILAIAN : terganggu
Lanjt..

1. SUASANA PERASAAN YANG MENINGKAT


2. PENINGKATAN DALAM JUMLAH DAN KECEPATAN AKTIVITAS FISIK DAN MENTAL
3.EPISODE SEKURANG-KURANGNYA 1 MINGGU DAN CUKUP BERAT SEHINGGA
MENGACAUKAN SELURUH ATAU HAMPIR PEKERJAAN BIASA DAN AKTIVITAS
SOSIAL
Hipomanik

Mood yang elevasi yang dihubungkan dengan kurangnya kebutuhan akan tidur,
hipoaktivitas
Tidak ada gambaran psikotik
Gangguan Afektif Bipolar

KRITERIA DIAGNOSTIK BIPOLAR


1. EPISODE YANG SEKARANG HARUS MEMENUHI KRITERIA UNTUK MANIA
2. HARUS ADA SEKURANG-KURANGNYA SATU EPISODE AFEKTIF LAIN
(HIPOMANIK,MANIK,DEPRESIF, ATAU CAMPURAN) DI MASA LAMPAU
3. EPISODE INI TELAH BERLANGSUNG SEKURANGNYA 2 MINGGU
Etiologi dan faktor risiko

 Faktor genetik
Pada beberapa penelitian menemukan gangguan bipolar 1 terkait dengan kromosom 5,
11, 18, dan X.
– Gen 5 reseptor D2 terletak pada kromosom 5
– Gen untuk tiroksin hidroksilase yaitu enzim yang membatasi laju sintesis
ketakolamin terletak pada kromosom 11
– Menurut beebrapa studi pada kelainan kromosom 18 ditemukan 28 keluarga inti
dengan gangguan bipolar
– Kromosom X yang berisi gen buta warna dan defesiensi glukosa 6-fosfat
dehydrogenase.
 Faktor biologis
Banyak penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin biogenic seperti 5-
HIAA,HVA dan 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol di dalam darah, urine, dan cairan
serebrospinal pasien dengan gangguan mood.
 Faktor psikososial
• Peristiwa hidup dan stress lingkungan
• Faktor kepribadian
• Faktor psikodinamik depresi
• Faktor psikodinamik mania
Patofisiologi
F30 episode manik

 Karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam


jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat
keparahan.

 Karakteristik ini hanya u/ satu episode manik tunggal (yang pertama),


termasuk gg afektif bipolar, episode manik tunggal. Jika ada episode afektif
(depresif, manik, atau hipomanik) sebelumnya sesudahnya, termasuk
gangguan afektif bipolar (F31-).
F30.0 Hipomanik

Pedoman diagnosis :
• Gangguan yang ringan dari mania (F30.1), afek yang meninggi atau berubah disertai
peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-
turut, pada suatu derajat intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarkan
bagi siklotimia (F34.0), dan tidak disertai halusinasi atau waham.

• Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan
diagnosis hipomania, akan tetapi bila kekacauan itu berat atau menyeluruh, maka
diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik

Pedoman diagnosis :
 Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai
mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.

 Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas
berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide
perihal kebesaran/”grandiose ideas” dan terlalu optimistik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik

Pedoman diagnosis:
 Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1 (mania tanpa
gejala psikotik).

 Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi
waham kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar. Waham dan
halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut.
F32 EPISODE DEPRESIF

GEJALA UTAMA GEJALA LAINNYA

• Pada derajat ringan, sedang, dan berat : (a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Afek depresif (b) Harga diri dan kepercayaan diri
 Kehilangan minat dan kegembiraan, berkurang
dan (c) Gagasan tentang rasa bersalah dan
 Berkurangnya energi yang menuju tidak berguna
meningkatnya keadaan mudah lelah (d) Pandangan masa depan yang suram dan
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja pesimistis
sedikit saja) dan menurunnya (e) Gagasan atau perbuatan
aktivitas. membahayakan diri atau bunuh diri
(f) Tidur terganggu
(g) Nafsu makan berkurang.
F32.0 Episode Depresif Ringan

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama


• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya (a sampai g)
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
• Lamanya harus sekurang-kurangnya 2 minggu
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
F32.1 Episode Depresif sedang

• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresif seperti depresi ringan
(F30.0)
• Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya
• Lamanya harus sekurang-kurangnya min 2 minggu
• Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

• Semua 3 gejala utama depresi harus ada


• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau redartasi psikomotor) yang mencolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci
• Harus sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset
sangat cepat bisa terjadi kurang dari 2 minggu
• Pasien tidak mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau rumah tangga, kecuali
pada taraf yang sangat terbatas.
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik

 Memenuhi kriteria menurut F32.2


 Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif
 Waham tentang kemiskinan, dosa, malapetaka/rasa bertanggung
jawab
 Halusinasi berupa audotorik (menuduh atau menghina) atau olfatorik
(bau kotoran atau daging bau busuk)
Kriteria diagnosis menurut
PPDGJ III
Klasifikasi Kriteria diagnosis

F31.0 GAB, episode Untuk menegakkan diagnosis pasti :


kini Hipomanik (a) Ep yang sekarang harus memenuhi kriteria u/
hipomania (F30.0); dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di
masa lampau.
F31.1 GAB,episode u/menegakkan diagnosis pasti :
kini manik tanpa (a) Ep yang skrg harus memenuhi kriteria untuk
gejala Psikotik mania tanpa gejala psikotik (F31.0); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya 1 episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran)
di masa lampau
F31.2 GAB, episode u/menegakkan diagnosis pasti :
kini manik dg gejala
(a) Ep yang sekarang harus memenuhi
psikotik
kriteria u/ mania dengan gejala psikotik
(F30.2); dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode
afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa
lampau

F31.3 GAB, episode kini u/menegakkan diagnosis pasti :


depresif ringan atau
(a) Ep yang sekarang harus memenuhi
sedang
kriteria u/ ep depresif ringan (F32.0)
ataupun sedang (F32.1) dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode
afektif hipomanik, manik atau campuran
di masa lampau
F31.4 GAB, episode u/menegakkan diagnosis pasti :
kini depresif berat
(a) Ep yang sekarang harus memenuhi
tanpa gejala psikotik
kriteria u/ ep depresif berat tanpa
gejala psikotik (F32.2), dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode
afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau

F31.5 GAB, episode u/menegakkan diagnosis pasti :


kini depresif berat dg
(a) Ep yang sekarang harus memenuhi
gejala psikotik
kriteria u/ ep depresif berat dengan
gejala psikotik (F32.3); dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode
afektif hipomanik, manik atau campuran
di masa lampau
F31.6 GAB,Episode u/ menegakkan diagnosis pasti :
kini campuran (a) Ep yang sekarang harus menunjukkan
gejala-gejala manik, hipomanik, dan
depresif yang tercampur atau bergantian
dengan cepat (gejala mania/hipomania dan
depresi sama-sama mencolok selama masa
terbesar dari ep penyakit sekarang, dan
telah berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu); dan
(b) Harus ada sekurang-kurang 1 episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa
lampau

F31.7 GAB, kini Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata
dalan remisi selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah
mengalami sekurang-kurangnya episode afektif hipomanik,
manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah
sekurang-kurangnya 1 episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran).
F31.8 GAB LAINNYA

F31.9 GAB YTT


Penatalaksanaan

– Lithium (Mood stabilizer),Divalproat (DEPAKOTE) 250-750mg/hari,Antipsikotik


– Carbamazephine 200-600 mg/hari (ef.samping bisa menyebabkan steven
johnson syndrome), gabapenthine,Lamotrigine
– Adjuvant therapy pada ep.manik akut : Lorazepam (ativan 2minggu),antipsikotik
Lanjt...

PSIKOTERAPI
-Setelah fase manik teratasi
-CBT
-Berorientasi tilikan
-Suportif
-Grup terapi
-Terapi keluarga
Diagnosis banding

Gangguan depresi Gangguan psikotik


 Onset : 2 minggu  Onset : harus akut ( non psikotik sampai
 Suasana perasaan ( mood ) yang depresif psikotik yang jelas dalam 2 minggu atau
 Kehilangan minat dan kesenangan / kurang )
anhedonia  Adanya gejala halusinasi atau waham
 Mudah merasa lelah atau keduanya atau perilaku yang tak
 Gejala lazim lainnya : perhatian dan terorganisasi
konsentrasi, harga diri dan kepercayaan  Bukan disebabkan factor organic
diri yang berkurang, perasaan bersalah  Tanpa atau dengan penyerta stress akut
dan tak berguna, tidur dan nafsu makan
terganggu, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri
Gangguan
Somatoform
Defenisi

 Istilah somatoform berasal dari bahasa yunani “soma” –tubuh


 Gangguan somatoform adalah kelompok penyakit yg luas dan memiliki tanda
serta gejala yang berkaitan dg tubuh sebagai komponen utama

KAPLAN DAN SHADOCK


Patofisiologi
Merangsang Merangsang kortks
kelenjer hipofisis Sekresi hormon adrenal melepas
anterior acth kortisol dan
anxietas kortikosteron
Merangsang Mengaktifkan
hipotalamus saraf otonom
(simpatis) Metabolisme
tubuh
Mempengaruhi Epinefrin &
Hcl meningkat GI tract norepinefrin Suhu tubuh >>
berkeringat

Iritasi lambung Dinding tubulus Frek denyut


kontraksi jantungmeningkat
Kontriksi Kebutuhan O2
sal.pernapa
san
Kelenjar keringat
Nyeri epigastrik apokrin
mengeluarkan dispnea
keringat>> palpitasi
kriteria diagnosis ( PPDGJ III )

Klasifikasi Kriteria diagnosis


F45.0 Gangguan Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :
Somatisasi (a) Adanya bnyk keluhan-keluhan fisik yang bermacam-
macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya
kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2
tahun;
(b) Tidak mau menerima nasehat/penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat
menjelaskan keluhan-keluhannya
(c) Terdapat disabilitas yang berkaitan dengan sifat
keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya.
F45.1 Gangguan Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan
Somatoform tak menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap
terinci dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi.
Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis
belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari
keluhan-keluhannya.

F45.2 Gangguan u/ diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada:


Hipokondrik (a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-
kurangnya 1 penyakit fisik yang serius yang
melandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang
adanya alasan fisik yang menetap kemungkinan
deformitas atau perubahan bentuk penampakan
fisiknya (tidak sampai waham);
(b) Tidak mau menerima nasehat/dukungan penjelasan
penyakit/abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-
keluhannya.
F45.3 Disfungsi Otonomik Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:
Somatoform (a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti
palpitasi, berkeringat, tremor, muka
panas/”flushing”, yang menetap dan menggangu
(b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem
atau organ tertentu
(c) Preokupasi dengan dan penderitaan (distress)
mengenai kemungkinan adanya gangguan yang
serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau
organ tertentu, yang tidak terpengaruh oleh hasil
pemeriksaan berulang, maupun penjelasan-
penjelasan dari para dokter
(d) Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti
pada struktur/fungsi dari sistem atau organ yang
dimaksud.

Karakter ke5 :
F45.30 = jantung dan sistem kardiovaskuler
F45.31 = saluran cerna bagian atas
F45.32 = saluran cerna bagian bawah
F45.33 = sistem pernapasan
F45.34 = sistem genito-urinaria
F45.38 = sistem atau organ lainnya
F45.4 Gangguan nyeri • Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan
somatoform menetap menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas
dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan fisik
• Nyeri timbul dalam hubungan adanya konflik emosional
atau problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat
dijadikan alasan dalam mempengaruhi terjadinya
gangguan tersebut.
• Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan
dukungan, baik personal maupun medis, untuk yang
bersangkutan.

F45.8 Gangguan • Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui


somatoform lainnya sistem saraf otonom, dan terbatas secara spesifik pada
bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini sangat berbeda
dengan gangguan somatisasi (F45.0) dan gangguan
somatoform tak terinci (F45.1) yang menunjukkan
bahwa keluhan yang banyak berganti-ganti.
• Tidak ada kaitannya dengan adanya kerusakan jaringan.
Gangguan-gangguan (a) “globus hystericus” (perasaan ada benjolan
berikut juga dimasukkan di kerongkongan yang menyebabkan
dalam kelompok ini disfagia) dan bentuk disfagia lainnya
(b) Tortikolis psikogenik, dan gangguan gerakan
spasmodik lainnya (kecuali sindrom
Tourette)
(c) Pruritus psikogenik
(d) Dismenore psikogenik
(e) “teeth grinding”.

F45.9 Gangguan
Somatoform YTT
• Prinsip penatalaksana: meyakinkan
TATAKLAKSANA GANGGUAN bahwa setiap sakit yang di derita bukan
SOMATOFORM
dari gangguan fisik. Bukan untuk
mengobati gejala.

Penanganansebaiknyadg
1dokterutama, Psikofarmakologi-
Psikoterapibaikindividumaupunkelompok dianjurkanapabilaadagangguanlain
visitregulerygterjadwal,biasany (komorbid)tapiharusdgpengawasanketat
a1bulansekali

1.AntidepresanSSRI(lini
pertama), imipramin, fluoxetine
2. Psikotropik

Kaplan dan shadock


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai