Anda di halaman 1dari 40

Kelompok III

NAMA KELOMPOK
 MAYA NOFIURLY
 MONALISA
 MUHAMMAD RAFI FARNO
 MULIANA LESTARI
 NADIA RUKMANA
 NINGRUM
 NONI DEWI ANGGRAINI ISMUN
 NURLAILA
 PEBBY FEBRIAN
 RIZKA ANNISA
Skenario
Ny.T berusia 31 tahun, G1A0P0 datang kepuskesmas untuk
kontrol kehamilan (K-3). Ia mengeluhkan kakinya sembab sejak
seminggu ini, terutama setelah banyak berdiri. Dokter segera
menanyakan apakah ia merasa sakit kepala atau gangguan
penglihatan. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
Tekanan darah 150/90 mmHg. Dokter meminta Ny.T untuk
melakukan pemeriksaan urin. Setelah hasil pemeriksaan
keluar, dokter menganjurkan Ny.T untuk dirawat untuk terapi
intensif. Menurut dokter, bila tidak dikontrol ia berisiko kejang
karena kehamilan dan harus melahirkan bayi premature.
Setelah kondisi Ny.T dirasa cukup aman, ia pun boleh pulang
dengan catatan ia akan segera ke dokter bila mengalami salah
satu dari sekian kondisi yang disampaikan dokter padanya dan
tetap meminum obat antihipertensinya.
Step I
1. Bayi Prematur  Janin yang keluar dari dalam rahim
sebelum perkembangan usia seharusnya < 37 minggu
di dalam rahim tanpa memperhatikan berat badan
lahir.
2. Terapi Intensif  penangan pasien secara sungguh-
sungguh dan terus menerus hingga mencapai hasil
maksimal
3. Anti Hipertensi  obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati Tekanan darah tinggi
4. Kontrol kehamilan (K-3)  Kunjungan ibu hamil yang
memeriksakan kandungannya pada trimester ke 3,
yaitu 28-36 minggu
Step II
1. Apakah yang menyebabkan kaki Ny.T sembab? Terutama setelah berdiri ?
2. Mengapa dokter menanyakan apakah ada keluhan sakit kepala & gangguan penglihatan?
3. Apakah ada hubungan usia dan tekanan darah pasien dengan kasus ?
4. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan vital sign pada kasus ?
5. Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan urin dan hasil yang akan di jumpai ?
6. Mengapa dokter menyarankan Ny. T dirawa untuk di terapi intensif?
7. Bagaimana mekanisme kejang pada kehamilan dengan TD 150/90?
8. Apa saja faktor yang dapat menyabab kelahiran bayi prematur?
9. Apa dampak yang ditimbulkan dari kejang pada kehamilan ?
10. Kondisi apa saja yang mengharuskan Ny.T kembali ke RS ?
11. Apa saja obat anti hipertensi yang aman digunakan untuk ibu hamil ?
12. Apa kemungkinan diagnosis pada kasus ?
13. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan HT pada kehamilan ?
14. Bagaimana penanganan awal pada kasus ?
15. Apa pemeriksaan lain yang di anjurkan untuk Ny.T selain pada kasus ?
16. Apa hal yang dibutuhkan apabila HT nya dibiarkan?
17. Apa saja tanda dan gejala HT pada kehamilan?
Spider Web
HIPERTENSI
DEFINISI
KEHAMILAN
DEFINISI
PRE-EKLAMPSIA EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
EKLAMPSIA FAKROR RISIKO
PATOGENESIS
HT GESTATIONAL PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
KRITERIA DIAGNOSIS
TATALAKSANA
KOMPLIKASI SINDROMA HELLP
PROGNOSIS

DEFINISI
PATOFISIOLOGI
Step V (Learning Objective)
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang :
1. Definisi hipertensi pada kehamilan
2. Definisi pre-eklamsia dan eklamsia
3. Epidemiologi pre-eklamsia dan eklamsia
4. Etiologi pre-eklamsia dan eklamsia
5. Faktor risiko pre-eklamsia dan eklamsia
6. Patogenesis dan patofisiologi pre-eklamsia dan eklamsia
7. Manifestasi klinis pre-eklamsia dan eklamsia
8. Kriteria diagnosis pre-eklamsia dan eklamsia
9. Tatalaksana pre-eklamsia dan eklamsia
10. Komplikasi pre-eklamsia dan eklamsia (Syndrome HELLP)
11. Prognosis pre-eklamsia dan eklamsia
Definisi Hipertensi Kehamilan
• Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan
diastolik kurang dari atau sama dengan 140/90
mmHg pada 2x pemeriksaan dengan selang waktu
15 menit menggunakan lengan yang sama
Klasifikasi

Pre-eklampsia Eklampsia
Definisi Hipertensi yang timbul setelah Pre-eklampsia yang disertai dengan
usia kehamilan 20 minggu kejang dan /koma
disertai dengan gangguan
sistem organ lainnya meskipun
tanpa disertai dengan
proteinuria.
EPIDEMIOLOGI
• WHO memperkirakan kasus preeklampsia 7x lebih tinggi di negara
berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia di
negara maju adalah 1,3-6% sedangkan di Negara berkembang adalah
1,8-18%. Insiden preeklampsia diindonesia sendiri adalah
128,276/tahun atau sekitar 5,3%.
• Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia, yang
disertai dengan kejang menyeluruh dan atau koma. Sama halnya
dengan pre-eklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, pra dan
postpartum. Eklmapsia postpartum umumnya hanya terjadi dalam
waktu 24 jam pertama setelah persalinan. 50-60% kejadian eklampsia
terjadi dalam keadaan hamil. 30-35% kejadian eklapmsia terjadi pada
saat inpartus. Sekitar 10% terjadi setelah persalinan. Pada negara
berkembang kejadian ini berkisar 0,3 – 0,7%
• Di indonesia preeklampsia dan eklampsia penyebab kemaian ibu
berkisar 15-25%, sedangkan 45-50% menjadi penyebb kematian bayi.
Etiologi
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan
disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
5. Teori defisiensi
6. Teori inflamasi
Faktor risiko
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis: misalnya mola hidatidosa,
kehamilan multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar
• Umur yang ekstrim
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia dan
eklampsia
• Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah
ada sebelum hamil
• obesitas
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
Kriteria• Diagnosis
Pre- Pusing dan nyeri Pre –Eklampsia Ringan: • Tes urin:
eklampsia kepala Tekanan darah > 140/90 Ringan : proteinuria +1 atau
• Nyeri ulu hati mmHg pada usia pemeriksaan protein kuantitatif
• Pandangan kehamilan > 20 minggu menunjukkan hasil > 300
kurang jelas Pre-Eklampsia Berat: mg/24 jam
• Mual hingga • Tekanan darah > Berat : menunjukkan
muntah 160/110 mmHg pada proteinuria +2 atau
usia kehamilan > 20 pemeriksaan protein kuantitatif
minggu menunjukkan hasil > 5 g/24 jam
• Pemeriksaan faal hepar
Peningkatan konsentrasi
transaminase 2 x normal dan
atau adanya nyeri di
epigastrik atau regio kanan
atas abdomen
• Tes Darah :
trombositopenia(trombosit
<100.000/mikroliter
• Gangguan ginjal : kreatinin
serum >1,1 mg/dL
• Edem paru
Eklampsia • Nyeri • Adanya • Tes urin
kepalahebat peningkatan Didapatkan
• Gangguan tekanan darah proteinuria > +2
penglihatan diastol > 110
• Muntah- mmHg
muntah • Tampaknya ada
• Nyeri ulu hati tanda-tanda
bagian atas edema paru
• Kenaikan • Skotoma
progresif penglihatan
tekanan darah • Timbulnya
kejang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
Hipertensi • Hipertensi • Tekanan darah • Tidak terdapat
Gestational timbul saat hamil >140/90mmHg proteinuria
• Hipertensi • Tidak ada riwayat
menghilang Hipertensi sebelum hamil
setelah 3 bulan • Tekanan darah normal
pasca persalinan, diusia kehamilan < 12
disertai tanda minggu
dan gejala
preeklamsia
(nyeri ulu hati)
Penatalaksanaan Preeklampsia
• Preeklampsia Ringan
 Rawat jalan/ambulatoir
 Rawat Inap
kriteria :
1. Bila tidak ada perbaikan : TD, Kadar proteinuria
selama 2 minggu
2. Adanya satu atau lebih gejala dan tanda
preeklampsia berat.

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
 Perawatan Obstetrik : sikap terhadap
kehamilannya.
a. Pada kehamilan preterm  TD mencapai
normotensif, selama perawatan, persalinan
ditunggu sampai aterm.
b. Pada kehamilan aterm  persalinan ditunggu
sampai onset persalinan atau dipertimbangkan
untuk induksi persalinan pada taksiran tanggal
persalinan.
• Preeklampsia Berat
Sikap terhadap penyakit
 Monitoring input cairan (oral atau infus) dan output
cairan melalui urin (kateter).
Dapat diberikan : 5% Ringer Dekstrose atau cairan garam
Faali jumlah tetesan <125 cc/jam.
ATAU
Infus Dekstrose 5% yang tiap satu liter diselingi dengan infus
Ringer Laktat (60-125 cc/jam) 500cc.

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
 Anti kejang
Diberikan MgSO4
Dosis awal: 4g MgSO4 IV atau 40% dalam 10cc selama 15 menit.
Sambil menunggu rujukan mulai diberikan dosis rumatan 6g MgSO4
dalam 6 jam sesuai prosedur.
Syarat pemberian MgSO4
• Tersedia kalsium glukonas 10%
• Refleks patella (+) kuat.
• Frekuensi pernafasan >16x/menit, tidak ada tanda tanda distress
nafas.
Magnesium sulfat dihentikan bila:
• Ada tanda intoksikasi
• Setelah 24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir.

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
 Pemberian Diuretikum ada edem paru, payah
jantung kongestif atau anasarka.
contoh : Furosemida
 Antihipertensi
Lini pertama  nifedipin : 10-20mg PO diulangi setelah 30
menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam.
Lini kedua 
Sodium nitroprusside : 0,25µg IV/kg/menit, ditingkatkan
0,25µg IV/kg/5menit.
Diazokside : 30-60 mgIV/5menit atau IV infus
10mg/menit/dititrasi

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
Sikap terhadap kehamilan
1. Perawatan aktif (agresif)
Indikasi:
• Bila didapatkan satu atau lebih keadaain dibawah ini:
Pada ibu
I. umur kehamilan ≥37 minggu
II. Adanya tanda dan gejala impending eclampsia
III. Kegagalan terapi pada perawatan konservatif yaitu keadaan klinik dan
laboratorik memburuk.
IV. Diduga terjadi solutio plasenta
V. Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
Pada janin
I. Adanya tanda-tanda fetal distress
II. Adanya tanda-tanda intra uterine growth
restriction (IUGR).
III. NST non reaktif dengan profil biofisik abnormal.
IV. Terjadinya oligohidramnion.

Pada laboratorik
I. Adanya tanda sindrom HELLP khususnya
menurunnya trombosit dengan cepat.
2. Perawatan Konservatif (ekspektatif)
• Indikasi: bila kehamilan preterm ≤37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik.
• Diberikan pengobatan yang sama dengan pengobatan medika
mentosa pada pengelolaan secara aktif.

Magnesium sulfat dihentikan : bila ibu sudah mencapai tanda-tanda


preeklampsia ringan , selambat lambatnya dalam waktu 24 jam.

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
Penatalaksanaan Eklampsia
 Terapi suportif untuk stabilisasi fungsi vital
dengan pemantauan ABC (Airway Breathing,
Circulation).
 Pengobatan medikamentosa:
Tujuan : mencegah dan menghentikan kejang,
mencegah dan mengatasi penyulit khususnya
hipertensi krisis, mencapai stabilisasi ibu seoptimal
mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat
dan dengan cara yang tepat
Ilmu kebidanan Sarwono
Prawirohardjo,2016 Ed:IV
• Obat Anti kejang Magnesium Sulfat (MgSO4).
• Perawatan pada waktu kejang
• Perawatan koma
Menjaga terbukanya jalan napas manuver head tilt-neck
lift atau head tilt-chain lift atau jaw-thrust. Kemudian
dilanjutkan pemasangan Orofaringeal Airway.
Drainase
monitoring kesadaran dengan GCS
pada koma yang lama dilakukan pemasangan NGT

Ilmu kebidanan Sarwono


Prawirohardjo,2016 Ed:IV
• Perawatan edema paru
bila terjadi edema paru sebaiknya penderita
dirawat di ICU karna membutuhkan perawatan
animasi dnegan respirator.
• Pengobatan obstetrik
semua kehamilan dengan eklamsi harus
diakhiri, tanpa memandang umur kehamilan dan
keadaan janin. Pasca persalinan dilakukan monitoring
tanda-tanda vital.
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia tanpa gejala berat
Preeklampsia

•Usia kehamilan ≥ 37 mgg atau


•Usia ≥34 mgg dengan : Ya
Persalinan atau ketuban pecah Lakukan
Perburukan kondisi ibu dan janin persalinan
Pertumbuhan janin terhambat
Didapatkan solusio plasenta
Tidak

•Usia kehamilan <37 mgg


•Perawatan poliklinis
Evaluasi ibu 2 kali dalam seminggu
Evaluasi kesejahteraan janin 2 kali dalam seminggu

• usia kehamilan ≥ 37 mgg Ya


•Perburukan kondisi ibu dan janin
•Persalinan atau ketuban pecah Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Himpunan Kedokteran Feto Maternal,2016
Manajemen Ekspektatif Preeklampsia Berat

Preeklampsia dengan gejala berat


•Evaluasi dikamar bersalin dalam 24-48 jam.
•Kortikosteroid untuk pematangan paru, magnesium sulfat
profilaksis,antihipertensi
•USG,evaluasi kesejahteraan janin, gejala dan pemeriksaan
laboratorium

Kontraindikasi perawatan ekspektatif:


• eklampsia
•Edema paru Ya
•DIC Lakukan
•HT berat, tidak terkontrol persalinan
•Gawat janin setelah stabil
•Solusio placenta
•IUFD
•Janin tidak viabel

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia


Himpunan Kedokteran Feto Maternal,2016
Komplikasi perawatan ekspektatif
• Gejala persisten Ya •Pemberian
• Sindrom HELLP kortisteroid
• pertumbuhan janin terhambat
• Severe olygohidramnion
pematangan paru
• Reverse end diastolic flow •Persalinan
• KPP atau inpartu setelah 48 jam
• Gangguan renal berat

Perawatan ekspektatif
•Tersedia fasilitas perawatan maternal dan neonatal
intensif
•Usia kehamilan: janin viabel-34 minggu
•Rawat inap
•Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
•Evaluasi ibu dan janin setiap hari

•Usia kehamilan ≥34 mgg


•KPP atau inpartu Ya
•Perburukan maternal-fetal
Lakukan
•Adanya salah satu gejala kontraindikasi perawatan
persalinan
ekspektatif
KOMPLIKASI
Pada Ibu
• Gagal ginjal akut
• Hematoma hepar
• Sindroma HELLP
• ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Pada Janin
• Solusio plasenta
• Prematuritas
• Intrauterine fetal growth restriction
• Sindroma distress napas
• Kematian janin intrauterin
Ilmu kebidanan Sarwono
Prawirohardjo,2016 Ed:IV
• Definisi
sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertai
timbulnya hemolisis, peningkatan enzim
hepar,disfungsi hepar,dan trombositopenia.
H= hemolysis
EL= Elevated Liver Enzyme
LP= Low Platelets Count
• Berdasarkan klasifikasi mississippi
Klas 1 : kadar trombosit : ≤50.000/ml
LDH ≥ 600 IU/L
AST dan / atau ALT ≥40 IU/L
Klas 2 : Kadar trombosit : > 50.000 ≤100.000/ml
LDH ≥ 600 IU/L
AST dan / atau ALT ≥40 IU/L
Klas 3 : Kadar trombosit : > 100.000 ≤150.000/ml
LDH ≥ 600 IU/L
AST dan / atau ALT ≥40 IU/L
Morbiditas dan mortalitas pada preeklamsia dan
eklamsia terkait dengan kondisi berikut :
• Disfungsi endotel sistemik
• Vasospasme dan trombosis pembuluh darah kecil
yang menyebabkan jaringan dan iskemia organ
• Gangguan yang menyebabkan ssp : kejang,stroke,
perdarahan
• Nekrosis tubular akut
• Koagulopati
• Pelepasan plasenta pada ibu
 Janin dengan paparan atau terpapar preeklamsia
cenderung mengalami autisme dan keterlambatan
perkembangan.
`

Anda mungkin juga menyukai