Anda di halaman 1dari 38

KEBUDAYAAN

DAN
MASYARAKAT
Definisi Kebudayaan
Krober dan Klukhon (1950) → terdiri atas berbagai
pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan
dan reaksi yang diperoleh dan diturunkan oleh
simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya
secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia.
Budaya → suatu keadaan akibat perilaku manusia
yang secara perorangan atau kelompok,
bermasyarakat dan bernegara yang dapat
mempengaruhi kehidupan yang damai dan
tenteram, sejahtera.
E.B. TYLOR
Secara substantif, E.B. Tylor
memberikan defenisi mengenai
kebudayaan sebagai suatu kompleks
yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan lain-lain kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
Jadi kebudayaan adalah semua apa yang dipelajari dan kebiasaan-
kebiasaan yang secara sosial diteruskan, pengetahuan, obyek-obyek
material dan tingkah laku, termasuk gagasan-gagasan, nilai-nilai dan hasil
karya kelompok masyarakat. Secara sosiologis, kebudayaan menyangkut
semua obyek material dan gagasan yang ada dalam masyarakt.
Wujud Kebudayaan
Kontjaraningrat mengkategori wujud kebudayaan berdasarkan lapisan
lapisannya.
 Lapisan pertama adalah lapisan yang paling luar yaitu
wujud budaya material seperti bangunan-bangunan,
peralatan tekonologi atau singkatnya semua wujud yang
dapat diinderai.
 Lapisan yang kedua adalah berupa tingkah laku seperti
menari, berbicara, dan lain sebagainya. Kebudayaan
dalam wujud seperti ini masih bersifat konkrit. Semua
gerak-gerik yang dilakukan dari saat ke saat dan dari hari
ke hari, dari masa ke masa merupakan pola-pola tingkah
laku yang dilakukan berdasarkan system. Oleh karena itu
pola-pola tingkah laku manusia disebut system sosial.
◦ Lapisan ketiga adalah system gagasan. System gagasan
ini berada dalam kepala tiap individu warga
kebudayaan yang bersangkutan, yang dibawanya
kemanapun ia pergi. Kebudayaan dalam konteks ini
bersifat abstrak dan hanya dapat diketahui serta
dipahami setelah ia mempelajarinya dengan
mendalam. Kebudayaan dalam wujud gagasan juga
berpola dan berdasarkan system-sistem tertentu yang
disebut system budaya. Menurut Koentjaraningrat
terminologi mengenai system budaya dalam bahasa
Indonesia lasim disebut dengan “adat-istiadat”
◦ Lapisan yang keempat adalah nilai-nilai budaya. Semua
produk material, tingkah laku, dan gagasan yang
dihasilkan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai.
3. Unsur-Unsur Kebudayaan
Antropolog C. Kluckhohn (Soekanto, 2006:154) mengemukakan bahwa ada tujuh
unsur universal kebudayaan yakni:
◦ Teknologi
◦ Organisasi
◦ System pengetahuan
◦ Bahasa
◦ Kesenian
◦ Ekonomi
◦ Religi
Artinya setiap kebudayaan apapun mengandung didalamnya tujuh unsur ini.
Sementara itu John J. Macionis (1989) mengemukakan bahwa kebudayaan terdiri
dari beberapa komponen seperti simbol, bahasa, nilai dan norma. Simbol adalah
segala sesuatu yang memiliki makna khusus yang diakui oleh anggota budaya itu.
Sedangkan bahasa adalah sistem simbol dengan makna standar yang
memungkinkan anggota suatu masyarakat berkomunikasi satu dengan yang
lainnya.
Dan nilai menurut Williams, (1970:27) sebagai mana yang dikutip oleh
Macionis (1989:68) adalah standar-standar yang mana anggota suatu
kebudayaan menentukan apa yang dapat diharapkan dan tidak diharapkan,
yang baik dan buruk dan yang indah dan jelek. Komponen yang terakhir
adalah norma yaitu aturan dan harapan-harapan yang mana masyarakat
mengatur tingkah laku dari anggotanya.

4. Fungsi Kebudayaan
◦ Mengatasi Tekanan Hidup
◦ Wahana dan wadah pegembangan diri
◦ Pedoman memenuhi kebutuhan hidup (primer, sosial dan integratif).
Hasil-hasil penemuan manusia itu sendiri memungkinkan manusia untuk
dapat mengatasi tekanan alam. Kalau sebelumnya manusia sangat
tergantung pada kemurahan alam, namun kemudian manusia menyadari
bahwa ia harus mengelolah alam itu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tetapi tidak hanya itu kebudayaan dapat juga sebagai wahana
ekspresi diri, media komunikasi dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Bahasa, norma misalnya memungkinkan manusia dapat bersosialisasi
dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Menurut Parsudi Suparlan (1998;26-27) kebutuhan manusia dapat
dikategorikan menjadi tiga golongan yakni kebutuhan biologis,
kebutuhan sosial dan kebutuhan adab.
Kebutuhan biologis meliputi kebutuhan makan, minum, buang air
besar/kecil, istirahat, tidur dan lain sebagainya. Sedangkan
kebutuhan sosial menyangkut kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan sesama manusia, kontrol sosial dan lain sebagainya. Dan
kebutuhan adab adalah kebutuhan yang mengintegrasikan
kebutuhan biologis dan sosial yang menampakan hakikat manusia
sebagai manusia, sebagai subyek yang berpikir, berperasaan, dan
bermoral. Kebutuhan-kebutuhan adab mencakup kebutuhan untuk
membedakan yang benar dari yang salah, adil dan tidak adil, sacral
dan secular, ungkapan-ungkapan estetika, etika dan moral,
rekreasi dan hiburan, rasa aman, tenteram dan keteraturan dan
lain sebagainya. Kebutuahan adab membedakan manusia dari
binatang lainnya.
5. Keanekaragaman Kebudayaan
Tantangan hidup, keadaan geografis, iklim dan berbagai kesulitan hidup
lainnya telah melahirkan cara pandang, sistem sosial, dan wujud
kebudyaan lainnya yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh berikut ini
fenomena keanekaragaman dapat kita jumpai dalam karya
Koenjaraningrat (2003; 165-195).
Menurut Koenjaraningrat keakaragaman kebudayaan dapat dilihat dari
berbagai macam perspektif seperti:
Suku bangsa. Misalnya suku bangsa Jawa, Sunda, Madura. Di Flores
dapat kita jumpai suku bangsa Manggarai, Ngada, Ende, Sika, Larantuka
dan lain sebagainya. Setiap suku bangsa memiliki karakteristiknya sendiri,
bahasa, kesenian, pandangan hidup dan lain sebagainya.
Berdasarkan mata pencaharian, seperti masyarakat pemburu dan
peramu, peternak, peladang, nelayan, pedesaan dan perkotaan yang
kompleks.
Keanekaragaman kebudayaan ini juga dapat diklasifikasi dalam kategori
yang lebih luas yaitu daerah kebudayaan.
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT
Masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Tak ada masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan. Demikian juga sebaliknya, tidak
akan ada budaya tanpa ada masyarakat.
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari kata budi atau akal. Kebudayaan
adalah semua hasil karya, rasa dan cita-cita
masyarakat.
Setiap kebudayaan mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia.
2. Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului
lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban tindakan-tindakan yang diterima dan
ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan
tindakan-tindakan yang diizinkan.
Pada umumnya generasi muda cepat menerima unsur
kebudayaan asing, sebaliknya generasi tua dianggap
sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur
baru. Hal ini disebabkan oleh karena norma-norma yang
tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai dalam
diri generasi tua, sebaliknya dalam generasi muda,
norma-norma tradisional belum meresap dalam jiwa
generasi muda tersebut.
Kebudayaan yang mudah diterima adalah kebudayaan
yang berkaitan dengan alat-alat baru yang mudah
dipakai dan bermanfaat bagi masyarakat. Sedangkan
kebudayaan yang sulit untuk dapat diterima adalah
kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
idiologi, falsafah hidup, dan agama.
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
manusia.
Manusia berkarya menghasilkan teknologi, kebendaan, dan
hal-hal yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai
alam sekitarnya.
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk
mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti
luas.
Cipta merupakan baik yang berwujud teori ataupun sesuatu
yang langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat.
Semua Karya, Rasa dan Cipta, dikuasai oleh Karsa orang-
orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat.
Di atas telah dikatakan bahwa tak ada
masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan sebaliknya, tidak akan ada
budaya tanpa ada masyarakat. Suatu
studi mengenai kebudayaan di sebuah
negara ternyata menunjukkan bahwa
ada korelasi yang sangat erat kaitannya
antara tingkat tingginya kebudayaan
masyarakat dengan tingginya
pembangunan dalam sebuah negara.
Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak
menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Contohnya
Jepang dan Swiss.
Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80%
berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan
pertanian & peternakan. Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa
ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara
“industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku
dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara
pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya
11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu
dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan
makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup
reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban – tetapi saat
ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.
Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi
dengan temannya dari negara terbelakang akan
sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam hal kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan
faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di
negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang
sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa
apa perbedaannya?
Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku
masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun
melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan
analisis atas perilaku masyarakat di negara maju,
ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya
mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan
sebagai berikut.
Di negara terbelakang/miskin/berkembang, hanya sebagian kecil
masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.
Negara-negara miskin/berkembang bukan miskin (terbelakang)
karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam
kepadanya. Negara-negara miskin/berkembang
terbelakang/lemah/miskin karena perilaku warganya yang
kurang/tidak baik. Masyarakat masih kekurang kemauan untuk
mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan
memungkinkan masyarakatnya pantas membangun masyarakat,
ekonomi, dan negara.
Budaya timur yang dikatakan lebih santun, lebih sopan, dan lebih
toleransi kini nampak hanya sebuah mitos saja. Karena budaya
barat pun tidak kalah santun, sopan dan bertoleransi tinggi.
Terlebih lagi dibuktikan dengan sebuah fakta bahwa di dunia ini
negara-negara modern di dominasi oleh negara-negara dengan
budaya barat.
Ada beberapa cara yang dilakukan
masyarakat ketika berhadapan dengan
imigran dan kebudayaan yang berbeda
dengan kebudayaan asli.
Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan
induk dengan kebudayaan minoritas,
seberapa banyak imigran yang datang, watak
dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan
tipe pemerintahan yang berkuasa.
Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan
terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga
masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi
satu dan saling bekerja sama.
Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang
dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman.
Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat
menjaga dan mengembangkan kebudayaannya
sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan
induk yang ada dalam masyarakat asli.
Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing
berbaur dan bergabung dengan
kebudayaan asli tanpa campur tangan
pemerintah.

Multikulturalisme: Sebuah kebijakan


yang mengharuskan imigran dan
kelompok minoritas untuk menjaga
kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai dengan
kebudayaan induk.
Prinsip Dasar Kehidupan
1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
2. Kejujuran dan integritas
3. Bertanggung jawab
4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
5. Hormat pada hak orang/warga lain
6. Cinta pada pekerjaan
7. Berusaha keras untuk menabung & investasi
8. Mau bekerja keras
9. Tepat waktu
SEJAHTERA
 Semua dapat hidup sehat diatas garis kemiskinan
 Tidak membedakan suku, etnik, ras dan jenis kelamin
 Tidak mencemari dan merusak lingkungan
 Tidak meracuni sumberdaya alam terbaharukan dan tidak
terbaharukan
 Secara demokratis menjunjung tinggi hak dan kewajiban
asasi manusia,
 Memberi kebebasan untuk beragama
 Kebebasan mengeluarkan pendapat
 Kebebasan dapat menikmati pendidikan sesuai bakat dan
keinginannya
DEFINISI KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia,
baik berupa benda ataupun hanya berupa buah
pikiran dan alam penghidupan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat Kebudayaan adalah
keseluruhan cara hidup (yang merangkumi cara
bertindak, berkelakuan dan berfikir) serta segala
hasil kegiatan dan penciptaan yang berupa
kebendaan atau kerohanian sesuatu masyarakat
Sambungan…
Kebudayaan ataupun yang disebut
peradaban, mengandung pengertian yang
luas, meliputi pemahaman perasaan suatu
bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari
anggota masyarakat (Taylor, 1897)
Teori Kebudayaan
Teori kebudayaan yaitu:
◦ kebudayaan dapat dipelajari
◦ kebudayaan berasal dari segi biologis, lingkungan,
psikologis, dan komponen sejarah eksistensi manusia
◦ kebudayaan mempunyai struktur
◦ kebudayaan dapat dipecah-pecah ke dalam berbagai aspek
◦ kebudayaan bersifat dinamis
◦ kebudayaan mempunyai variabel
◦ kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat
dianalisis dengan metode ilmiah
◦ kebudayaan merupakan alat bagi seseorang (individu) untuk
mengatur keadaan totalnya dan menambah arti kesan
kreatif
Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen
atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu:
 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
WUJUD DAN KOMPONEN
WUJUD
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
gagasan, aktivitas, dan artefak.
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan → kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, yang sifatnya abstrak (tidak dapat diraba atau
disentuh).
 Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat.
 Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam
bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Sambungan…
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas → wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial.
 Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
 Sifatnya konkret terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Sambungan…
Artefak (karya)
Artefak → wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
 Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
KOMPONEN
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti:
 Televisi
 pesawat terbang
 stadion olahraga
 Pakaian
 gedung pencakar langit.

Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
 berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-
cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari
pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga
sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
 alat-alat produktif
 senjata
 wadah
 alat-alat menyalakan api
 makanan
 pakaian
 tempat berlindung dan perumahan
 alat-alat transportasi
Sambungan…
Sistem mata pencaharian hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata
pencaharian ini terfokus pada masalah-
masalah mata pencaharian tradisional saja,
di antaranya:
 berburu dan meramu
 beternak
 bercocok tanam di ladang
 menangkap ikan
Sambungan…
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Meyer Fortes → sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan → unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan.
◦ Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Organisasi sosial → perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
BAHASA
Bahasa → alat atau perwujudan budaya yang digunakan
manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan,
baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat).
Tujuan → untuk menyampaikan maksud hati atau kemauan
kepada lawan bicaranya atau orang lain.
◦ Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara
umum adalah sebagai alat untuk berekspresi,
berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus
adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-
naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan
dan teknologi.
FUNGSI BAHASA
Secara umum sebagai secara khusus adalah
alat untuk untuk mengadakan
berekspresi, hubungan dalam
pergaulan sehari-
berkomunikasi, hari, mewujudkan
dan alat untuk seni (sastra),
mengadakan mempelajari naskah-
integrasi dan naskah kuno, dan
adaptasi sosial. untuk
mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan
teknologi.
KESENIAN
Kesenian mengacu pada nilai keindahan
(estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang
dinikmati dengan mata ataupun telinga
Sebagai makhluk yang mempunyai cita
rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang
sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
SISTEM KEPERCAYAAN
Agama
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi
dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar
dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah
sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat
manusia.
Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama)
mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa
berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket
doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus
diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam
agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam.
Agama juga mempengaruhi kesenian.
SISTEM ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan → segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.
Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia.
Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman,
intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
◦ pengetahuan tentang alam
◦ pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
◦ pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan
tingkah laku sesama manusia
◦ pengetahuan tentang ruang dan waktu

Anda mungkin juga menyukai