PENATALAKSANAAN VARISELA,
POLIOMYELITIS DAN MEASLES
VARISELA
Chickenpox, cacar air
Etiologi
Virus varicela zoster
Penularan
Kontak langsung, droplet atau aerosol dari lesi
vesikuler di kulit atau saluran nafas
Epidemiologi
• Menyerang semua golongan umur
• Viremia pada masa prodromal transmisi
virus dapat terjadi pada fetus intrauterin atau
melalui transfusi darah
• Pasien dapat menularkan: 24-48 jam sebelum
lesi kulit timbul – semua lesi timbul
krusta/keropeng (7-8 hari)
• Seumur hidup hanya 1 kali
Gejala klinis
• Stadium Prodromal
- 14-15 hari masa inkubasi
- Timbul ruam kulit, demam, malaise
• Stadium erupsi
- Ruam kulit menyebar ke badan dan ekstremitas
- Lesi : sentrifungal Perubahan cepat makula
kemerahan papula, vesikula, pustula, krusta
Penyulit
• Anak sehat penyakit ringan jarang
• Tersering: infeksi sekunder bakteri pada lesi
kulit oleh Stafilokokus aureus dan
Streptokokus beta hemolitikus grup A:
impetigo, furunkel, selulitis, erisipelas,
gangren (jarang)
• Komplikasi: pneumonia, arthritis,
osteomielitis, fascilitis, sepsis
• Kehamilan: infeksi kongenital
Diagnosis
• Lesi kulit yang khas
• Kontak (+) 2-3 minggu sebelumnya
• Serum antibody IgA dan IgM terdeteksi hari 1 dan
2 pasca ruam
• Pewarnaan imunohistokimiawi dari lesi kulit
• Pemeriksaan lab:
- isolasi virus, PCR, ELISA
- teknik imunofluoresensi Fluorosecent
Antibody to Membrane Antigen (FAMA) baku
emas
Vesikula pada kulit penderita
Pengobatan
• Anak sehat ringan sembuh sendiri,
pengobatan simptomatik
• Lesi kulit lokal: lotio calamine
• Mengurangi gatal: kompres dingin, mandi
teratur, antihistamin
• Asiklovir: 80 mg/kgBB/hari per oral terbagi
dalam 5 dosis selama 5 hari atau
500mg/m2,intravena tiap 8 jam selama 7 hari
dan vidarabin 10mg/kgBB selama 5 hari
Pencegahan
• Vaksin varisela
• Rekomendasi Advisory Committee on
Immunization Practices (ACIP):
- Pemberian vaksin varisela dua kali (0.5 ml)/
subcutan anak usia 12 bulan – 12 tahun, interval
minimum 3 bulan
- > 12 tahun : interval 4 minggu
• PP IDAI: vaksinasi pada anak usia > 5 tahun, 1x
pemberian
Profilaksis Pasca Pajanan
Varicella zoster Immunoglobulin (VZIG)
diindikasikan:
1. Kontraindikasi mendapatkan vaksin varisela
2. Neonatus yang ibunya mengalami gejala varisela
dalam 5 hari sebelum – 2 hari setelah pajanan
3. Pajanan pasca natal pada bayi prematur (usia
gestasi < 28 minggu atau BBL < 1000 gram)
4. Ibu hamil yang terpajan
5. Petugas rumah sakit yang rentan terinfeksi
6. Anak sehat yang berisiko sakit
• VZIG diberikan 72 jam pasca pajanan atau
dalam 96 jam pada pasien imunokompromais
• Dosis VZIG:
125 unit/10 kgBB (min 125 U dan maksimal
625 U)/IM
POLIOMYELITIS
• Penyakit kelumpuhan akut, menular
• Penyebab: virus polio sel kornu anterior
medula spinalis
Etiologi
• Virus poliomyeitis, 3 strain:
- tipe 1 (Brunhilde) epidemi yang luas
- tipe 2 (Lansing)
- tipe 3 (Leon)
• Penyebaran : fecal-oral
Gambaran klinis
Masa inkubasi: 9 – 12 hari (3 – 35 hari)
1. Infeksi tanpa gejala (asymptomatic, silent,
anapparent)
- >> daerah dengan higine jelek
- virus pada tinja atau meningginya titer
antibodi
2. Infeksi abortif
- gejala khas poliomyelitis (-)
- timbul mendadak, 1- 3hari, gejala “minor
illness”: demam, malaise, nyeri tenggorok,
anoreksia, muntah, nyeri otot
- sukar dibedakan dengan penyakit virus
lainnya
3. Poliomielitis non paralitik
- “dromedary chart”
- nyeri kepala, mual dan muntah, kekakuan
otot belakang leher, punggung dan tungkai
(tanda Kernig dan Brudzinsky positif)
- Tripod (berusaha duduk dari sikap tidur
menekuk kedua lutut keatas, kedua tangan
menunjang kebelakang pada tempat tidur)
- Head drop
- Refleks tendon normal
4. Poliomielitis paralitik
- Kelemahan 1 atau beberapa kumpulan otot
skelet atau kranial
- Kelumpuhan flaccid paralysis (unilateral,
simetris)
- Paling sering tungkai. Bisa disertai kelumpuhan
vesika urinaria, atonia usus, ileus paralitik,
kelumpuhan otot pernafasan
Dibagi 4 bentuk:
1. Spinal : kelemahan otot leher, perut, punggung,
diafragma, eksremitas
2. Bulbar : kerusakan motorneuron pada batang
otak insufisiensi pernafasan, kesulitan
menelan, tersedak, kesulitan makan,
kelumpuhan pita suara
3. Bulbospinal
4. Ensefalitik : penurunan kesadaran, tremor,
kejang
Laboratorium
• Virus polio di isolasi dan di biakkan dari hapusan
tenggorok dan tinja
• Pemeriksaan serologi
tes netralisasi : memakai serum ada fase
akut dan konvalesen spesifik
Positif bila ada kenaikan titer 4x atau lebih
Complement Fixation
• Cairan serebrospinal: peningkatan jumlah sel bervariasi
20-300 sel/µl. 72 jam pertama dominasi PMN
limfosit lebih dominan. Setelah 10 -14 hari jumlah sel
akan normal
• Darah tepi : Normal atau Leukositosis
Pengobatan
• Tidak ada pengobatan spesifik
• Simptomatis dan suportif
• Infeksi abortif: istirahat, analgetik, sedatif
• Non paralitik: pembalut hangat, fisioterapi
• Paralitik: Rawat dirumah sakit, paralisis
pernafasan pernafasan mekanis, paralisis
kandung kemih stimulan parasimpatetik:
bethanecol (urecholine) 5-10 mg oral atau 2.5
-5 mg/SK
Prognosis
• Bergantung beratnya penyakit
• Bentuk paralitik tergantung bagian yang
terkena
• Prognosis jelek: bentuk bulbar kegagalan
fungsi pernafasan atau infeksi sekunder pada
jalan nafas
• Deformitas: kontraktur pada sendi
pengobatan secara ortopedik
Pencegahan
• Imunisasi aktif
MEASLES
• Campak, Rubeola, Morbilli
• Akut, sangat menular
• Penyebab:
virus campak (golongan paramyxovirus)
Infektivitas
3. Masa erupsi
Panas naik saat rash timbul ( kadang 40-40,5 C)
Bila rash sampai di daerah kaki dalam 2 hari panas
( kasus tanpa komplikasi ) 24 jam suhu ( N )
Rash :
Bintik2 halus di bagian atas leher, belakang telinga,
sepanjang batas rambut & posterior pipi macu-
lopapular rash ( wajah, leher, lengan atas & bagian
atas dada ) dalam 24 jam punggung, perut,
lengan bawah, paha & kaki ( dalam 2 - 3 hari )
1. Gejala klinis
2. Laboratorium ( jarang dibutuhkan )
- Masa prodromal : Multinucleated giant cell dari
smear nasal mukosa
- Isolasi virus ( tissue cultur )
- Leukosit , relatif limfositosis
- Punksi lumbal pada Measles encephalitis :
protein , glukosa N, limfosit sedikit
- Titer Ab antara masa akut & konvalescen
Diagnosa Banding
Berdasarkan rash :
1. Exanthem Subitum ( Roseola infantum )
2. Rubella ( German measles )
3. Infeksi Echo, Coxsackie, Adenovirus
4. Infeksi mononucleosis
5. Toxoplasmosis
6. Meningococcemia
7. Scarlet fever
8. Rickettsial diseases
9. Serum sickness
10. Drug rash
Komplikasi
1. Encephalitis
2. Conjunctivitis
3. OMA
4. Stomatitis
5. Tracheitis
6. Bronchitis
7. Bronchopneumonia
8. Gastroenteritis
Pengobatan
Tanpa komplikasi :
- simptomatik & supportive
- perhatikan kebersihan anak, kebutuhan cairan,
elektrolit & kalori
Dengan komplikasi :
- AB atasi kuman penyebab komplikasi
Vitamin A atasi kerusakan epitel
Pencegahan