Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko

Perilaku Kekerasan

Liyanovitasari, S.Kep.,Ns.,M. Kep


Pengertian
Perilaku kekerasan adalah hasil dari marah yang ekstrim (kemarahan)
atau ketakutan (panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam,
baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri (Stuart & Laraia.
2013).
Perilaku kekerasan adalah salah satu respon marah yang diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, dan atau
merusak lingkungan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012)
Hierarki Agresif
RENDAH 1. Memperlihatkan permusuhan yang rendah

2. Keras dan menuntut

3. Mendekati orang lain dengan ancaman

4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai

5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan

6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai

7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan perawatan

medis

8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan


TINGGI
medis
Faktor predisposisi
Teori Biologi
Neurologic faktor, komponen sistem saraf
seperti synap, neurotransmitter, dendrit,
axon terminalis. Sistem limbik menstimulasi
agresif

Genetic faktor, dalam gen manusia terdapat


dormant (potensi) agresif yang sedang tidur
dan akan bangun jika terstimulasi oleh faktor
eksternal

Cyrcardian Rhytm (irama sirkardian tubuh),


jam-jam tertentu dapat menghambat
peningkatan kortisol yang dapat
menstimulasi perilaku agresif
Biochemistry faktor seperti neurotransmiter di otak (epinephrin,
norepinephrin, dopamin, asetikolin, dan serotonin)
Informasi dihantar melalui implus neurotransmitter ke otak dan
meresponnya melalui serabut efferent.
Peningkatan hormon androgen dan norephinephrin serta penurunan
serotonin dan GABA pada cairan cerebospinal vertebra dapat
menjadi faktor predisposisi terjadinya perilaku agresif.

Brain Area dirsorder, gangguan pada


sistem imbik dan lobus temporal, sindrom
otak organik, tumor otak, trauma otak,
penyakit ensepalitis, epilesi ditemukan
sangat berpengaruh terhadap perilaku
agresif dan tindak kekerasan.
Faktor psikologis
Imitation, modeling, and
information Learning Theory
Teori Psikoanalisa
processing theory
- Ketidakpuasan fase oral (0-2
thn)
Perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan bisa merupakan hasil
- Tidak mdpt kasih sayang dan berkembang dalam belajar individu
pemenuhan ASI cenderung lingkungan yang terhadap lingkungan
agresif menolelir kekerasan terdekatnya
- Sbg kompensasi ketidakpercayaan
-Mengakibatkan tidak
berkembangnya ego dan
konsep diri yg rendah
- Berpotensi untuk perilaku
kekerasan
Faktor presipitasi

-Kesulitan dalam
mengkomunikasikan
- Terganggunya ekspresi diri
sesuatu
- Masalah Ekonomi
- Ketidaksiapan orangtua dalam
merawat anak

- Keputusasaan,
ketidakberdayaan
- Adanya riwayat anti sosial
- Penghinaan, kekerasan
- Kematian anggota keluarga
- Lingkungan : panas, padat,
bising
Tanda gejala fisik PK
•Muka merah dan tegang
•Mata melotot/pandangan tajam
•Tangan mengepal
•Rahang mengatup
•Wajah memerah dan tegang
•Postur tubuh kaku
•Pandangan tajam
•Mengatup rahang dengan kuat
•Jalan mondar-mandir
Tanda gejala Verbal

Bicara kasar, ketus

Nada suara tinggi, membentak, berteriak

Mengancam secara verbal/fisik

Mengumpat dengan kata-kata kotor

Suara keras
Tanda gejala PK

Emosi
• Melempar/memukul
benda/orang lain • Mendominasi
• Cerewet
• Menyerang orang lain • Tidak adekuat • Kasar
• Melukai diri sendiri/orang lain • Merasa tidak aman • Berdebat
• Merusak lingkungan • Rasa terganggu • meremehkan
• Amuk/agresif • Dendam dan jengkel
• Bermusuhan
• Mengamuk
• Ingin berkelahi, menuntut
Perilaku Verbal
Peran perawat
1. STRATEGI PREVENTIF
1. Kesadaran Diri
2. Pendidikan Klien
3. Latihan Asertif
2. STRATEGI ANTISIPASIF
1. Komunikasi
2. Perubahan lingkungan
3. Tindakan perilaku
4. Tindakan Psikofarmakologi
3. STRATEGI PENGURUNGAN
1. Manajemen krisis
2. Seclusion
3. Restrain
PERAN PERAWAT
1. KESADARAN DIRI : perawat harus meningkatkan kesadaran
diri, memisahkan masalah pribadi dan masalah klien
2. PENDIDIKAN KLIEN : mengajarkan cara komunikasi, cara
mengekspresikan marah dengan tepat, respon adaptif dan
maladaptif
3. LATIHAN ASERTIF : Berkomunikasi langsung pada orang
lain, mengatakan tidak untuk hal yang tidak beralasan, mampu
mengungkapkan keluhan, mengungkapkan penghargaan/pujian.
PERAN PERAWAT
KOMUNIKASI : Strategi komunikasi terapeutik (Bicara lembut,
nada rendah, gunakan kalimat pendek dan simpel, hindarkan
tertawa dan senyum tdk pada tempatnya, katakan siap membantu
dll)

PERUBAHAN LINGKUNGAN : menyediakan berbagai


aktivitas untuk meminimalkan perilaku yang tidak sesuai

TINDAKAN PERILAKU: Adanya kesepakatan perilaku yang


diijinkan dan tidak diijinkan

PSIKOFARMAKA : Buspirone
Anti depresant (Amitriptyline dan Trazodone)
Antipsychotic (Haloperidol, Chlorpromazine/CPZ, Trihexypenidile/THD)
Naltrexone (antagonis opiat)
Betablocker (Propanolol)  pada anak dan GMO
MANAJEMEN KRISIS

Ada 5 kriteria menurut The American Psychiatric Assosiation yaitu :


• Mencegah segera bahaya yang bisa dialami oleh klien maupun orang
lain ketika terapi yang lain tidak efektif lagi.
• Untuk menghindarkan gangguan serius program penanganan atau
kerusakan lingkungan yang bermakna
• Untuk mempertahankan penanganan sebagai bagian dari terapi
perilaku
• Untuk menurunkan jumlah stimulasi yang dapat dijangkau oleh klien
• Untuk menuruti pesanan klien sendiri
INDIKASI
• Mengendalikan perilaku kekerasan klien yang potensial
membahayakan diri klien dan orang lain yang sudah tidak
mampu lagi dikendalikan dengan pengobatan atau teknik
psikososial lainnya.
• Ancaman terhadap integritas fisik yang berhubungan dengan
penolakan klien untuk istirahat, makan, minum
• Reduksi stimulasi lingkungan, terutama jika diminta oleh klien
(pastikan tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik)
Manajemen Krisis
• Identifikasi leader tim krisis
• Susun dan kumpulkan tim krisis
• Beri tahu petugas keamanan jika perlu
• Pindahkan semua klien dari area tersebut
• Siapkan/ dapatkan alat pengekang (restrain)
• Susun strategi dan beritahu anggota tim
• Jelaskan setiap tindakan pada klien
• Ikat/ kekang klien sesuai instruksi leader (posisi yang nyaman)
• Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
• Jaga tetap kalem dan konsisten
• Evaluasi tindakan dengan tim
• Jelaskan kejadian pada klien lain dan staf seperlunya
• Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan
Seclusi
• Seklusi merupakan pengurungan pasien sendirian didalam
sebuah ruangan dengan atau tanpa izin dari pasien yang
bertujuan untuk keperluan perawatan dan pengobatan pasien.
Restrain
Suatu bentuk tindakan menggunakan tali untuk
mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas individu
yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan
memberikan keamanan fisik dan psikologis individu (Riyadi
dan Purwanto, 2009).
Restrain fisik, mekanik, kimia, teknologi, dan psikologi
Restrain
Pengkajian
Pengumpulan data
• Aspek biologis
• Aspek emosional
• Aspek intelektual
• Aspek social
• Aspek spiritual
Analisa data
• Data subyektif
• Data obyektif
• Data primer
• Data sekunder
Tindakan Keperawatan PK
SP 1
Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan
serta latihan fisik

1. Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku


kekerasan
2. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik
1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
3. Melatih klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul kasur/bantal
4. Melatih klien memasukkan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur/bantal ke dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan PK
SP 2
Menjelaskan dan melatih minum obat

1. Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis,


dosis, frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum
obat).
2. Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak
minum obat dengan klien
3. Melatih klien cara minum obat secara teratur
4. Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara
teratur ke dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan PK
SP 3
Melatih cara verbal/ bicara baik-baik

1. Menjelaskan cara menontrol perilaku kekerasan dengan


verbal/bicara baik-baik
2. Melatih klien cara verbal/bicara baik-baik
3. Melatih klien memasukkan kegiatan verbal /bicara baik-baik
minum obat ke dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan PK
SP 4
Melatih cara verbal/ bicara baik-baik

1. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan


spiritual
2. Melatih klien cara spiritual
3. Melatih klien memasukkan kegiatan spiritual ke dalam
jadwal kegiatan harian.
Evaluasi
 Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat,
 Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja
 Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain
 Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal
S  Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang
 Klien mengatakan barang menjadi rusak semua
 Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda
 Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam
 Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat
 Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah
O  Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan
 Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah
 Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam
 Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif,
bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat
A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah
dengan nafas dalam
Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat
Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas
dalam

SP 1 Pasien tercapai
Perawat :
Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00
P Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00
dan 15.00

Anda mungkin juga menyukai