AKIBAT KERJA
1. DIAGNOSIS KLINIS
Anamnesis
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. RPS
4. RPD
5. RSos
6. Riwayat pengobatan
Pemeriksaan Fisik
‣ Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum & Kesadaran
- Tekanan Darah
- Frekuensi Nafas
- Nadi
- Suhu
‣ Pemeriksaan Khusus
- Pemeriksaan telinga
RINNE WEBBER
SWABACH HASIL
POSITIF TIDAK ADA
SAMA NORMAL
LATERALIS
DENGAN
ASI
PEMERIKS
A
NEGATIF LATERALIS MEMANJAN TULI
ASI KE G KONDUKTIF
TELINGA
YANG
SAKIT
POSITIF LATERALIS TULI
ASI KE MEMENDEK SENSORINE
TELINGA URAL
YANG
SEHAT
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197511182005012-
RIKSMA_NURAHMI_RINALTI_A/TES__PENGUKURAN_PENDENGARANm.pdf
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Melnick W. Industrial hearing conservation. Dalam: Katz J, Ed. Handbook of clinical audiology.
4th ed. Baltimore: Williams & Wilkins, 2004.h. 534-51
7-LANGKAH DIAGNOSIS
2.PAJANAN YANG DIALAMI
1. DIAGNOSIS KlINIS
Anmanesis :
FISIK
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik :
Pembagian Bising :
4. PAJANAN CUKUP BESAR 1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi luas
3. Bising terputus-putus
Patofisiologi Penyakit Pemakaian APD
4. Bising impulsif
Bukti Epidemiologis Jumlah Pajanan
5. Bising impulsif berulang-ulang
7. DIAGNOSIS OKUPASI
Gejala Klinis :
PENATALAKSANAAN :
Pencegahan :
Engineering =
1. Pemeliharaan mesin (maintenance) yaitu mengganti, mengencangkan bagian mesin yang longgar, memberi pelumas secara teratur, dan lain-lain.
3. Mengurangi vibrasi atau getaran dengan cara mengurangi tenaga mesin, kecepatan putaran atau isolasi.
5. Mengurangi transmisi bising yang dihasilkan benda padat dengan menggunakan lantai berpegas, menyerap suara pada dinding dan langit-langit kerja.
Administratif =
1. Mengatur jadual produksi
5. Mengikuti peraturan
3. Evaluasi Audiometri :
4. Penggunaan APD :
1. Sumbat telinga (earplugs/insert device/aural insert protector) Pemilihan alat pelindung telinga :
2. Tutup telinga (earmuff/protective caps/circumaural 1. Earplug bila bising antara 85 - 200 dBA
7. Program Audit :
KESIMPULAN :
1. Bising dengan frekwensi dan intensitas tertentu dapat menyebabkan ketulian yang berupa tuli saraf dan
sifatnya permanen.
2. Pemeriksaan fisik dan pengujian audiometrik mutlak dibutuhkan untuk setiap pekerja yang dilakukan sebelum
mulai bekerja dan secara berkala selama bekerja dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan
pendengaran akibat bising terutama bising industri.
3. Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang sifatnya menetap dan tidak
dapat diobati secara medikamentosa ataupun pembedahan, maka yang terpenting dilakukan adalah pencegahan
terjadinya ketulian.