OLEH FATMAWATI DARLYS, S.Si, Apt Pengertian apotek Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat masyarakat.
Menurut peraturan pemerintah (PP) No. 25 Tahun 1965,
apotek adalah suatu tempat di mana dilakukan usaha- usaha dalam bidang farmasi dan pekerjaan kefarmasian.
Menurut PP No. 25 Tahun 1980 dan Permenkes No. 922 /
Menkes / Per / X / 1993. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pelayanan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat aktivitas penyaluran perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Apotek juga merupakan tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang dapat menjamin bahwa obat yang disediakan dan dikonsumsi berkualitas.
Didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1332/MenKes/SK/X/2002 disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Mereka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia. Asisten apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker. Tugas dan Fungsi Apotek Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi Apotek adalah penyedia obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Dari fungsi yang pertama ini, maka Apotek harus hadir dalam wadahnya yang sangat sosial, penuh nilai etika dan nilai moral. Sedangkan fungsinya yang kedua yaitu sebagai institusi bisnis, Apotek lebih mengutamakan keuntungan, dan ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada pendirian dan operasionalisme Apotek juga tidak sedikit. Apotek mempunyai tugas utama dalam pelayanan obat atas dasar resep dan yang berhubungan dengan itu, serta pelayanan obat tanpa resep. Dalam pelayanan obat ini apoteker harus berorientasi pada pasien / penderita, apakah obat yang diinginkan pasien tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya serta ada tidaknya efek samping yang merugikan. Tugas dan fungsi apotek menurut pasal 2 peraturan pemerintah No 25 tahun 1980 yaitu : 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. 2. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, perubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan Obat atau bahan obat. 3. Sarana Penyaluran perbekalan kefarmasian yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat , dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen apartus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat serta memulihkan kesehatan dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian diapotek. Pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) adalah Bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Medical record adalah catatan pengobatan setiap pasien. Landasan Hukum Apotek Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan 2. Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika 3. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika 4. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang tentang perubahan PP No. 26 tahun 1965 mengenai apotek 1. 5. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1990 tentang masa bakti dan izi kerja apoteker yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 184/MENKES/PER/II/1995 2. 6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 695/MENKES/PER/VI/2007 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 184 tahun 1995 tentang penyempurnaan masa bakti dan izin kerja apoteker 3. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas perubahan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang ketentuan dan 1. Tata cara pemberian izin apotek 2. 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar kefarmasian di apotek. Apoteker Apoteker Pendamping Apotek Asisten Apoteker Tenaga Administrasi Reseptur (membantu dalam peracikan) Kasir Syarat-syarat berdirinya apotek berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.32/MENKES/SK/X/2002 pasal 9 tentang permohonan izin apotek. Lampiran KepMenKes No. 32/MENKES/SK/X/2002 mencantumkan syarat-syarat administrasi yang harus dilampirkan dalam permohonan izin apotek 1. salinan/fc surat izin kerja 2. Salinan/fc KTP 3. Salinan/fc denah bangunan 4. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akta hak milik/sewa/kontrak 1. 5. daftar asisten apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor izin kerja 2. 6. asli dan fc daftar terperinci alat perlengkapan apotek 3. 7. surat penyataan apoteker (APA) bahwa tidak bekerja pada perusahaan farmasi 4. 8. asli dan salinan/ fc permohonan bagi pegawai negeri sipil, ABRI 5. 9. akta perjanjian kerjasama APA dan PSA 6. 10. surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran peraturan perundangan dibidang apotek. Manajemen Apotek Manajemen apotek adalah manajemen farmasi yang di terapkan diapotek, sekecil apapun suatu apotek, sistem manajemennya akan terdiri atas beberapa tipe manajemen yaitu 1. Manajemen keuangan 2. Manajemen pembelian 3. Manajemen penjualan 4. Manajemen ketesediaan barang 5. Manajemen pemasaran 6. Manajemen khusus