0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan4 halaman
Keluhan dan Gejala
Prenatal
Terdeteksi melalui USG pada minggu ke 16-20 minggu kehamilan
Displasia dan dilatasi ginjal
Diameter anteroposterior pelvis renalis fetus lebih dari 6 mm pada usia kehamilan 20 minggu, 8 mm pada usia 20-30 minggu, 10 mm pada usia kehamialn > 30 minggu
Pascanatal
Keluhan aliran kemih (mis: kurang lancar, frekuensinya, menetes dan malam hari banyak berkemih)
Sakit perut akut karena obstruksi ureter yang mendadak
Hematuria
Masa palpabel didaerah abdomen (khas hidronefrosis)
Lesi karena obstruksi infravesika
Gejala hipovolemia
Pada gagal ginjal berat : edema perifer, bendungan paru, dan hipertensi
Gagal ginjal kronik : pucat, pusing, iritabilitas neuromuskular meningkat, nafas berbau amoniak, perikarditis
Kolik ginjal akut : ileus paralitikus
Batu ginjal
Keluhan dan Gejala
Prenatal
Terdeteksi melalui USG pada minggu ke 16-20 minggu kehamilan
Displasia dan dilatasi ginjal
Diameter anteroposterior pelvis renalis fetus lebih dari 6 mm pada usia kehamilan 20 minggu, 8 mm pada usia 20-30 minggu, 10 mm pada usia kehamialn > 30 minggu
Pascanatal
Keluhan aliran kemih (mis: kurang lancar, frekuensinya, menetes dan malam hari banyak berkemih)
Sakit perut akut karena obstruksi ureter yang mendadak
Hematuria
Masa palpabel didaerah abdomen (khas hidronefrosis)
Lesi karena obstruksi infravesika
Gejala hipovolemia
Pada gagal ginjal berat : edema perifer, bendungan paru, dan hipertensi
Gagal ginjal kronik : pucat, pusing, iritabilitas neuromuskular meningkat, nafas berbau amoniak, perikarditis
Kolik ginjal akut : ileus paralitikus
Batu ginjal
Keluhan dan Gejala
Prenatal
Terdeteksi melalui USG pada minggu ke 16-20 minggu kehamilan
Displasia dan dilatasi ginjal
Diameter anteroposterior pelvis renalis fetus lebih dari 6 mm pada usia kehamilan 20 minggu, 8 mm pada usia 20-30 minggu, 10 mm pada usia kehamialn > 30 minggu
Pascanatal
Keluhan aliran kemih (mis: kurang lancar, frekuensinya, menetes dan malam hari banyak berkemih)
Sakit perut akut karena obstruksi ureter yang mendadak
Hematuria
Masa palpabel didaerah abdomen (khas hidronefrosis)
Lesi karena obstruksi infravesika
Gejala hipovolemia
Pada gagal ginjal berat : edema perifer, bendungan paru, dan hipertensi
Gagal ginjal kronik : pucat, pusing, iritabilitas neuromuskular meningkat, nafas berbau amoniak, perikarditis
Kolik ginjal akut : ileus paralitikus
Batu ginjal
frekuensi, nokturia, kolik ginjal, benjolan dalam perut 2. Gagal ginjal akut : sering dengan anuria Obstruksi bilateral total 3. Gagal ginjal kronik : sedikit keluhan/ Obstruksi bilateral parsial yang berat gejala obstruksi 4. Kelainan tubular gijal : poliuria, Obstruksi bilateral parsial kronik atau polidipsia (diabetes insipidus pascakoreksi obstruksi bilateral berat atau nefrogen); kehilangan banyak garam total dan air, asidosis tubular ginjal 5. Nyeri perut atau ginjal membesar dan Obstruksi unilateral parsial atau total lunak 6. Infeksi saluran kemih berulang atau Setiap obstruksi saluran kemih resistensi pengobatan 7. Penyulit lain : batu infeksi (struvit), hipertensi, polisitemia, asites neonatal DIAGNOSIS 1. Keluhan dan Gejala a. Prenatal Terdeteksi melalui USG pada minggu ke 16-20 minggu kehamilan Displasia dan dilatasi ginjal Diameter anteroposterior pelvis renalis fetus lebih dari 6 mm pada usia kehamilan 20 minggu, 8 mm pada usia 20-30 minggu, 10 mm pada usia kehamialn > 30 minggu b. Pascanatal Keluhan aliran kemih (mis: kurang lancar, frekuensinya, menetes dan malam hari banyak berkemih) Sakit perut akut karena obstruksi ureter yang mendadak Hematuria Masa palpabel didaerah abdomen (khas hidronefrosis) Lesi karena obstruksi infravesika Gejala hipovolemia Pada gagal ginjal berat : edema perifer, bendungan paru, dan hipertensi Gagal ginjal kronik : pucat, pusing, iritabilitas neuromuskular meningkat, nafas berbau amoniak, perikarditis Kolik ginjal akut : ileus paralitikus Batu ginjal DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan Laboratorium Ada eritrosit dan leukosit dalam urin Proteinurinaria ringan (<15g/24jam) Jika ada ISK ditemukan toraks granular, hialin, lilin atau leukosit Gagal ginjal akut : osmolalitas menurun, natrium urine meningkat, kreatinin urun plasma meningkat Obstruksi akut tanpa gagal ginjal berat : ntrium rendah, osmolalitas meningkat DIAGNOSIS 3. Pemeriksaan Penunjang a. USG : untuk menentukan ada tidaknya kaliks (menduga obstruksi urupati) b. Renal Resistive Index (RI) : menilai perubahan aliran darah internal (membedakan ginjal obstruksi dengan tidak obstruksi) c. Mictiocystourethrography (MCU) : untuk semua kasus dilatasi traktus urinarius (menyingkirkan refluks vesiko-ureter) d. Renografi Radioisotop : memberikan gambaran dinamik ekskresi di kemih e. Pielografi IV : jarang digunakan untuk anak, tetapi digunakan untuk kasus tertentu f. CT-Scan : pemeriksaan kedua dalam mencari etiologi diagnosis sebelumnya g. MRI : menentukan densitas jaringan untuk mencari kasus uropati obstruksi h. Ureteropyelography : memberikan keterangan rinci dan tepat lokasi dan kausa obstruksi saluran kemih yang diagnosanya sudah ditegakkan sebelumnya