Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH IPM, JUMLAH

PENDUDUK, PENGGANGGURAN DAN


PDRB TERHADAP KEMISKINAN DI
PROVINSI JAWA TENGAH

Shafira Dinar Rizqi


Diyan Setiyo Aji
Reza Budianto
Masalah kemiskinan merupakan persoalan
mendasar yang menjadi pusat perhatian
pemerintah semua negara atau daerah,
karena saat ini kemiskinan membuat
banyak masyarakat Indonesia mengalami
kesusahan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Tingkat kemiskinan di enam Provinsi di
pulau Jawa, Jawa Tengah masih yang
tertinggi nomer dua dibanding dengan
Provinsi lain di pulau Jawa. Jumlah
masyarakat miskinnya pun terbesar kedua
setelah jawa timur, data tahun 2014 tercatat
ada sekitar 4.863.400 orang
Kabupaten Brebes mempunyai angka
kemiskinan tertinggi dengan angka
sebesar 364.900 disusul Kabupaten
Banyumas dengan jumlah 304.000 dan
ketiga yakni Kabupaten Cilacap dengan
jumlah 260.900
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana pengaruh PDRB,
pengangguran, jumlah penduduk, dan
IPM terhadap kemiskinan?
 Bagaimana Interpretasi hasil dari regresi
faktor-faktor kemiskinan tersebut ?
Variabel IPM, prob. t sebesar 0,0378 <
0,10. ditolak maka variabel IPM memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel KS.
Variabel JP, prob. t sebesar 0,0000 < 0,10.
ditolak maka variabel JP memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel KS

Artinya terdapat pengaruh antara jumlah penduduk


terhadap kemiskinan yang terjadi di Provinsi Jawa
Tengah.hal ini diketahui dari nilai probabilitas
X3(Populasi) yang lebih kecil dari tingkat eror (alpha =
10%). Dengan koefisien sebesar 1.39 dan mempunyai
pengaruh positif. Artinya apabila jumlah penduduk yang
jumlahnya bertambah maka akan menambah kemiskinan
pula.
Variabel pengangguran signifikan artinya
mempengaruhi terhadap kemiskinan. Artinya
terdapat pengaruh antara tingkat
pengangguran terhadap kemiskinan yang
terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Ini didapat
dari probabilitas X1(Pengangguran) lebih kecil
dari tingkat eror (alpha = 10%). Dengan
koefisien sebesar 0,1 yang mempunyai makna
bahwa apabila jumlah pengangguran naik
maka jumlah masyarakat yang miskin naik.
Dengan koefisien sebesar -0.01 dan
mempunyai pengaruh negatif kepada
kemiskinan. Hal ini sesuai dengan teori
apabila jumlah PDRB menurun maka
jumlah penduduk miskin sebaliknya
jumlahnya bertambah.
Uji F Dari hasil estimasi, nilai signifikansi
statistik F sebesar 0,0000<0,10. ditolak
maka model yang dipakai eksis. Artinya
secara serempak variabel IPM, JP, P dan
PDRB mempengaruhi jumlah penduduk
miskin di kabupaten/kota Jawa Tengah
tahun 2013.
Uji R2 Hasil output regresi didapatkan
nilai Adjusted R2 sebesar 0,9052 atau
90,52 persen Berarti variasi variabel
jumlah penduduk miskin dapat
dijelaskan oleh variabel IPM, jumlah
penduduk, penganguran dan PDRB
sebesar 90,52 persen, sisanya 9,48 persen
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil


kesimpulan bahwa variabel pengangguran, PDRB
dan populasi signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Artinya ketiga variabel mempengaruhi
kemiskinan di provinsi Jawa Tengah. Variabel PDRB
mempunyai pengaruh yang negatif. Artinya
kenaikkan PDRB akan diikuti dengan penurunan
kemiskinan. Lebih jauh lagi, kenaikkan output akan
menyebabkan terserapnya tenaga kerja dan besar
dari tingkat eror.

Anda mungkin juga menyukai