Anda di halaman 1dari 22

ATRITIS REUMATOID

 Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun


dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki)
secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
 Adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama polyarthritis progresif dan
melibatkan seluruh organ tubuh.
Etiologi
 Idiopatik
 Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody)
 Umur (kondroitin sulfat)
 Gangguan Metabolisme
 Infeksi
 Hormonal
 Heat Shock Protein
• Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan
psikososial)
Patofis
 Pada atritis rheumatoid, reaksi autoimun terutama
terjadi pada jaringan synovial. Proses fagositosis
menghasilkan enzim – enzim dalam sendi. Enzim –
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga
terjadi edema, proliferasi membrane synovial, dan
akhirnya membentuk panus. Panus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan
erosi tulang, akibatnya menghilangkan permukaan
sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
>>>>>>>
 Otot akan turut terkena karena serabut
otot akan mengalami perubahan generative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot.
Pemeriksaan Diagnostik
 Tes factor reumathoid positif
 Protein C-reaktif meningkat
 LED meningkat
 Leukosit normal/meninggi sedikit
 Anemia normositik hipokrom
 Trombosit meningkat
 Albumin turun globulin naik
 Hasil foto rongen menunjukkan adanya
inflamasi, erosi dan penyempitan ruang sendi
Kriteria Diagnostik
 Kekakuan pagi hari (1jam)
 Arthritis pada 3 atau lebih sendi
 Arthritis sendi2 jari tangan
 Arthritis yg simestris
 Nodula rheumatoid
 Faktor rheumatoid dalam serum
 Perubahan2 radiologic (erosi/ dekalsifikasi tulang)
 NB = diagnosis dikatakan posistif jika minimal 4
kriteria muncul
Penatalaksanaan
 Penkes, motivasi untuk taat berobat
 OAINS (obat anti inflamasi non steroid) :aspirin,
ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak dsb
 DMARD (Disease Modifying Antireumathoid
Drugs) : klorokuin fosfat, Sulfasalazin, D-
Penisilamin, Garam emas, Imunosupresif
/imunoregulator, Kortikosteroid
 Rehabilitasi : mengistirahatkan sendi yg terlibat,
latihan, pemanasan, dsb
 Pembedahan
ASKEP Atritis Reumatoid
 Pengkajian :
 Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan
Kesehatan
 Pola Eliminasi
 Pola Nutrisi Metabolik
 Pola Aktivitas dan Latihan
 Pola Istirahat dan Tidur
 Pola Persepsi dan Konsep Diri
Diagnosa keperawatan
 Nyeri b/d agen proses inflamasi, destruksi sendi.
 Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal, nyeri,
penurunan kekuatan otot.
 Gangguan Citra Tubuh b/d perubahan kemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugas umum.
 Defisit perawatan diri b/d kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan.
 Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan b/d kurangnya
daya ingat, kesalahan interpretasi informasi.
DX : Nyeri b/d agen proses inflamasi, destruksi
sendi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kep. Selama 2 x
24 jam nyeri hilang/ terkontrol
 KH: Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan
berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan,
Menggabungkan keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi
 Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas
(skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat
dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
 Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan
linen tempat tidur sesuai kebutuhan
 Tempatkan/ pantau penggunaan bantal, karung pasir,
bebat.
 Dorong untuk sering mengubah posisi,Bantu untuk
bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di
atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
Coutn…
 Anjurkan pasien untuk mandi air hangat pada
waktu bangun atau pada waktu tidur. Sediakan
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari.
 Berikan masase yang lembut
 Dorong penggunaan teknik manajemen stres,
misalnya relaksasi ,sentuhan terapeutik, visualisasi,
pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan
pengendalian napas. Libatkan dalam aktivitas
hiburan yang sesuai untuk situasi individu
 Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang
direncanakan sesuai petunjuk
 Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk
(mis:asetil salisilat)
 DX : Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas
skeletal, nyeri, penurunan kekuatan otot.
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kep. Selama
2x24 jam klien dapat melakukan mobilisasi
minimal
 KH : Mempertahankan fungsi posisi dengan
pembatasan kontraktur, Mempertahankan
ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
kompensasi bagian tubuh, mendemonstrasikan
tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan
aktivitas
Intervensi
 Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa
sakit pada sendi
 Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika
diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan
periode istirahat yang terus menerus dan tidur
malam hari yang tidak terganggu
 Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, jika
memungkinkan
 Ubah posisi dengan sering dengan jumlah
personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas,
 Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan
trokanter, bebat
 Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
 Dorong pasien mempertahankan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan
 Berikan lingkungan yang aman, misalnya
menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga
pada toilet, penggunaan kursi roda
 Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
 Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah
tekanan.
 Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi
(steroid).
 DX : Defisit perawatan diri b/d kerusakan
musculoskeletal, penurunan kekuatan.
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kep. Selama
2x24 jam klien mampu merawat diri
 KH :Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada
tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual, Mendemonstrasikan perubahan teknik/
gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri, Mengidentifikasi sumber-sumber
pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.

Intervensi
 Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum
timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang diantisipasi.
 Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan
program latihan.
 Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam
perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk
modifikasi lingkungan.
 Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
 Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah
sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.
 Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya,
mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.
 >>>TERIMAKASIH<<<

Anda mungkin juga menyukai