•Plih kedelai yang bersih dan besar ukurannya, kemudian cuci sampai bersih.
•Rendam kedelai dalam air bersih selama 8 jam.
•Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci berkali kali. Usahakan kedelai ini sebersih mungkin
untuk menghindari kedelai cepat masam.
•Hancurkan kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit-demi sedikit
sehingga kedelainya berbentuk bubur.
PROSES PEMBUATAN TAHU
•Masak bubur kedelai dengan hati-hati pada suhu 70-80 derajat (biasanya ditandai dengan gelembung
kecil yang muncul pada kedelai yang dimasak). Ingat untuk menjaga agar kedelai jangan sampai
mengental.
•Saring bubur kedelai tersebut bersama batu tahu atau asam cukup, sambil diaduk secara perlahan.
Proses ini akan menghasilkan endapan tahu (gumpalan).
•Endapan itu kemudian siap untuk di press dan di cetak sesuai ukuran dan keinginan anda
•Taruh di dalam cetakan, kemudian taruh pemberat yang berfungsi untuk menekan ampas supaya
kandungan airnya benar-benar habis.
•Keluarkan tahu dari cetakan, potong sesuai selera, dan siap dikonsumsi
LIMBAH INDUSTRI TAHU
A. Limbah Padat
Limbah industri tahu pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) bentuk limbah, yaitu limbah
padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil
pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain yang menempel
pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah
padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai dan
umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3% dari bahan baku kedelai).
Sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur
kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya berkisar antara 25-35% dari produk tahu
yang dihasilkan.
LIMBAH INDUSTRI TAHU
Limbah Cair
Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai,
pencucian peralatan proses produksi tahu, penyaringan dan pengepresan/pencetakan tahu.
jumlah kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut
sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa industri
tahu, sebagian kecil dari limbah cair tersebut (khususnya air dadih) dimanfaatkan kembali
sebagai bahan penggumpal. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri
pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan
air dadih (whey). Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik kompleks yang
tinggi terutama protein dan asam-asam amino dalam bentuk padatan tersuspensi maupun
terlarut. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu
mengandung BOD, COD dan TSS yang tinggi. Limbah ini sering dibuang secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan.
DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TAHU
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk
tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu
sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya
menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit
pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur
maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai
maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan gangguan
kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya,
khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak baik.
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TAHU
Limbah Padat
a. Pupuk Organik
Bahkan di beberapa pengolahan, tahu dibuang sebagai sampah. Ampas tahu itu bisa
dimanfaatkan untuk fungsi lain, misalnya sebagai pupuk organik. Ampas tahu diketahui
memiliki unsur senyawa nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) yakni unsur hara yang dapat
menyuburkan tanaman. Dibandingkan bahan makanan lain, unsur hara amplas tahu juga
lebih tinggi. Tidak hanya ampas padat, limbah cair pun dapat dijadikan pupuk organik.
b. Tempe Gembus
Ampas tahu yang dihasilkan biasanya oleh pabrik tahu dijual untuk dimanfaatkan dalam
pembuatan tempe gembus. Selain itu ampas tahu oleh peternak digunakan untuk pakan
ternak sapi, kambing dan babi serta itik.
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TAHU
Limbah Cair
Air limbah tahu yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu biasanya oleh pabrik ditampung dibak penampungan air
limbah sebelum dibuang kelingkungan dan ada juga yang dibuang langsung ke saluran irigasi.
a. Gas bio.
Beberapa pabrik menggunakan bak penampungan dalam pengelolaan air limbah tahu. Bak-bak penampungan
tersebut ada yang dibuat sistem kedap udara atau rapat udara dan ada yang sistem terbuka. Bak sistem kedap udara
dengan proses anaerobik yang dapat menghasilkan gas alami (bio gas) yang kemudian ditampung dengan drum
kemudian gas tersebut disalurkan melalui selang ke dapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan memasak.
Air limbah yang ditampung di bak-bak terbuka dibiarkan mengalir dan tergenang secara terbuka lalu mengalir ke
saluran irigasi. Dalam hal ini bau busuk dari limbah tahu masih menyengat.
b. Pupuk Organik
Air limbah tahu yang mengandung zat organik oleh pabrik langsung dibuang ke saluran irigasi dapat dimanfaatkan
untuk kesuburan tanah pertanian. Air limbah tahu merupakan limbah organik mudah terurai dan baik untuk pertanian.
Biasanya para petani mencari air untuk mengairi sawahnya dan memanfaatkannya. Selain itu air limbah tahu juga
berguna untuk tambahan makanan ikan-ikan peliharaan disawah. Biasanya para petani yang mengelola ikan disawah
secara rutin dan terus menerus mengaliri sawahnya untuk makanan ikan dan hasilnya ikan cepat besar.